Anda di halaman 1dari 40

PPN DAN PPN BM

Rosyid Arifin, SE, MSA., Ak., CA., CPA., BKP

1
F
A. PERBEDAAN PPH DENGAN PPN

B. SYARAT PEMUNGUTAN PPN

❶ Penyerahan di dalam Daerah Pabean

❷ Sehubungan dengan kegiatan usaha

❸ Yang menyerahkan BKP / JKP adalah PKP

Non-PKP Subyek PPN

Pemungut PPN

❹ BKP dan JKP non-BKP dan non-JKP

C. MEKANISME PEMUNGUTAN PPN


2
D. OBYEK PPN : ❶ Penyerahan BKP

❷ Impor BKP

❸ Penyerahan JKP

❹ Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar DP

❺ Pemanfaatan JKP dari luar DP

❻ Ekspor BKP Tidak Berwujud

❼ Ekspor JKP

❽ Penyerahan Aktiva Pasal 16D

● Ekspor BKP Berwujud 3


❾ Kegiatan Membangun Sendiri (KMS)

❿ Pajak Penjualan atas Barang Mewah

● Selain Kendaraan Bermotor

● Kendaraan Bermotor

E. PENERBITAN FAKTUR PAJAK (DOKUMEN YANG DISAMAKAN DENGAN FAKTUR PAJAK)


ATAU FAKTUR PENJUALAN ?
atas penyerahan :

❶ BKP dan JKP yang tidak mendapatkan fasilitas

❷ BKP dan JKP yang mendapatkan fasilitas PPN Dibebaskan

4
❸ BKP dan JKP yang mendapatkan fasilitas PPN Tidak Dipungut

❹ BKP yang sudah tidak terutang PPN lagi

F. TATACARA PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN DENGAN PAJAK KELUARAN

G. METODE PENGKREDITAN (PENGHITUNGAN PPN YANG HARUS DISETOR SETIAP MASA PAJAK)

H. PENGHITUNGAN KEMBALI PM YANG SEBELUMNYA TELAH DIKREDITKAN SELURUHNYA

5
I. FAKTUR PAJAK

❶ saat penerbitan

❷ persyaratan formal dan material

❸ FP tidak lengkap

❹ Kode dan Nomor Seri FP

❺ Pengembalian BKP dan JKP

❻ Pembatalan transaksi

6
❼ Jenis Faktur Pajak

a. FP sesuai Pasal 13 ayat (5) UU PPN

b. FP Pedagang Eceran

c. dokumen dipersamakan dengan FP

d. FP khusus pembeli WP Luar Negeri

❽ FP Elektonik

❾ Sertifikat Elektronik

7
I. PENGEMBALIAN PPN

❶ Pasal 17B UU KUP

❷ Pasal 17C

❸ Pasal 17D

❹ Pajak yang seharusnya tidak terutang

8
Perbedaan PPh dengan PPN

perikatan yang timbul karena UU mewajibkan,


Pajak jika telah memenuhi persyaratan tertentu,
maka harus membayarkan sejumlah uang ke Kas Negara

merupakan Pajak subyektif


persyaratan pertama dikenakan PPh,
PPh adalah keadaan subyeknya,
karena memperoleh penghasilan

jual-beli, penjual dikenakan PPh


sewa-menyewa, yang menyewakan dikenakan PPh

9
merupakan Pajak obyektif
persyaratan pertama dikenakan PPN,
adanya faktor obyektif,
yakni kejadian/peristiwa/perbuatan :
jual-beli, pembeli dikenakan PPN
sewa-menyewa, penyewa dikenakan PPN
PPN

Keadaan pembeli dan penyewa


(keadaan subyeknya) kaya atau miskin,
bukan merupakan halangan untuk dikenakan PPN

10
PT Upaya Makmur dalam bulan Maret 2013 melakukan pembelian bahan baku dari CV Agromina (supplier komoditi
pertanian)
untuk keperluan industri & ekspor, sebesar Rp 110.000.000,00 termasuk PPN.
Atas pembayaran ini, PT Upaya Makmur memungut PPh Ps.22
sebesar 0,25%

Rp
Dasar Pengenaan Pajak
100/110 X Rp 110.000.000,- 100.000.000,00

PPh Ps.22
0,25% X Rp 100.000.000,- 250.000,00
PPN
= 10% X Rp 100.000.000,- 10.000000,00
Jumlah yang harus dibayar oleh PT Upaya Makmur 110.000.000,00

PPh Ps.22 yang harus dipungut 250.000,00


oleh PT Upaya Makmur
11
PT Upaya Makmur (Pembeli)

D K
● Pembelian 100.000.000,00
● PPN Masukan 10.000.000,00
110.000.000,00

● Kas 109.750.000,00
● Hutang PPh Ps.22 250.000,00
110.000.000,00

12
CV Agromina (Penjual)

D K
● Kas 109.750.000,00
● Uang Muka PPh Ps.22 250.000,00
110.000.000,00

● Pendapatan 100.000.000,00
● PPN Keluaran 10.000.000,00
110.000.000,00

13
Awal April 2013 PT Banjarmasin Multi Usaha
melakukan kontrak sewa gudang dari PT Putra Barito.
Untuk ini dilakukan pembayaran sebesar Rp 120.000.000,00
tidak termasuk PPN.

14
PT Banjarmasin Multi Usaha (Penyewa)

D K
● Beban sewa 120.000.000,00
● PPN Masukan 12.000.000,00
132.000.000,00

● Kas 120.000.000,00
● Hutang PPh Ps.4(2) 12.000.000,00
132.000.000,00

15
PT Putra Barito (yang menyewakan)

D K
● Kas 122.000.000,00
● Beban PPh Ps.4(2) 10.000.000,00
132.000.000,0

● Pendapatan 122.000.000,00
● PPN Keluaran 10.000.000,00
132.000.000,00

16
PT Borneo melakukan pembelian BBM untuk armada angkutannya
ke PT Pertamina dengan harga jual Rp 40.000.000,00
tidak termasuk PPN 10% dan PBBKB sebesar 5%.

17
PT Borneo SPBU (Pembeli)

D K
● Pembelian 40.000.000,00
● Beban (PPh Ps.22 Final) 100.000,00
● Beban (PBBKP) 2.000.000,00
● PPN Masukan 4.000.000,00
46.100.000,00

● Kas 46.100.000,00

18
PT Pertamina (Penjual)

D K
● Bank 46.100.000,00

● Pendapatan 40.000.000,00
● Hutang PPh Ps.22 100.000,00
● Hutang PBBKB 2.000.000,00
● PPN Keluaran 4.000.000,00
46.100.000,00

19
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DAN
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

( PPN dan PPn BM )

20
Ketentuan yang mengatur :

UU Nomor 8 Tahun 1983


sebagaimana telah diubah terakhir dengan
UU Nomor 42 Tahun 2009

berikut aturan pelaksanaannya


21
TEMPAT PAJAK TERUTANG

22
Pasal 2 ayat (2) KUP

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak


berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,

wajib melaporkan usahanya


pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan

untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak


23
Pengusaha orang pribadi
berkewajiban melaporkan usahanya
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan

24
Pasal 2 ayat (2) KUP

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak


berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,

wajib melaporkan usahanya


pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan

untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak


25
Sedangkan bagi Pengusaha badan
berkewajiban melaporkan usahanya tersebut
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan

26
Pasal 2 ayat (3) UU KUP

Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan :

a.
tempat pendaftaran dan/atau tempat pelaporan usaha
selain yang ditetapkan pada ayat (1) dan ayat (2); dan/atau

b.
tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan,
bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu
27
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER - 19/PJ/2010

Pasal 2 ayat (1) :

Pengusaha Kena Pajak


yang memiliki lebih dari satu tempat
Pajak Pertambahan Nilai terutang

dapat memilih 1 (satu) tempat atau lebih


sebagai
Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang

28
❶ Harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat Pajak Pertambahan Nilai
terutang yang akan dipusatkan

❷ Memuat nama, alamat, dan NPWP tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dipilih sebagai
Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang

❸ Memuat nama, alamat, dan NPWP tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang akan dipusatkan

❹ Dilampiri surat pernyataan bahwa administrasi penjualan diselenggarakan secara terpusat pada tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang yang dipilih sebagai Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang

29
Subyek PPN :

1. Pengusaha

a. Pengusaha Kena Pajak (PKP)

b. Pengusaha Kecil

68/PMK.03/2010 jo. 197/PMK.03/2013

30
2.
Pemungut PPN

a. Bendahara Pemerintah dan


Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

563/KMK.03/2003

b. BUMN
85/PMK.03/2012 jo. 136/PMK. 03/2012

31
c. Badan usaha tertentu

1) Badan usaha milik negara


yang dilakukan restrukturisasi oleh Pemerintah
setelah berlakunya Peraturan Menteri ini,
dan restrukturisasi tersebut
dilakukan melalui pengalihan saham milik negara
kepada badan usaha milik negara lainnya

2) Badan usaha yang bergerak di bidang pupuk,


yang telah dilakukan restrukturisasi oleh Pemerintah
yaitu PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Petrokimia Gresik,
PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan
PT Pupuk Iskandar Muda

32
3) badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung
oleh badan usaha milik negara
yaitu PT Telekomunikasi Selular, PT Indonesia Power,
PT Pembangkitan Jawa-Bali, PT Semen Padang,
PT Semen Tonasa, PT Elnusa Tbk, PT Krakatau Wajatama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya Karya Beton Tbk,
PT Kimia Farma Apotek,
PT Badak Natural Gas Liquefaction,
PT Kimia Farma Trading & Distribution, PT Tambang Timah, PT Terminal Petikemas Surabaya,
PT Indonesia Comnets Plus, Bank Syariah Mandiri,
Bank BRI Syariah, dan Bank BNI Syariah

37/PMK.03/2015
33
d. Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dan
Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin
Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi

73/PMK.03/2010

34
Pengusaha

Orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun


yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud
dari luar Daerah Pabean,
melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean

[ Pasal 1 angka 14 UU PPN ]

35
Pengusaha

Menghasilkan :
kegiatan mengolah melalui proses mengubah bentuk dan/atau sifat suatu barang
dari bentuk aslinya menjadi barang baru atau
Sebagai pihak mempunyai dayaguna baru
atau kegiatan mengolah sumber daya alam,
termasuk menyuruh orang pribadi atau badan lain
melakukan kegiatan tersebut

Perdagangan :
Sebagai pihak kegiatan usaha membeli dan menjual,
yang melakukan termasuk kegiatan tukar menukar barang,
tanpa mengubah bentuk atau sifatnya
36
Pengusaha

Pembeli :
orang pribadi atau badan yang menerima atau seharusnya menerima penyerahan Barang Kena Pajak
dan
yang membayar atau seharusnya membayar
harga Barang Kena Pajak tersebut

Sebagai pihak Penerima jasa :


orang pribadi atau badan yang menerima atau
seharusnya menerima penyerahan Jasa Kena Pajak dan
yang membayar atau seharusnya membayar Penggantian
atas Jasa Kena Pajak tersebut

37
PENGUSAHA,
PENGUSAHA KECIL,
DAN
PENGUSAHA KENA PAJAK

38
Pengusaha Kecil :

Pengusaha yang selama 1 tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan
atau Jasa Kena Pajak
dengan jumlah peredaran bruto dan atau
penerimaan bruto
tidak lebih dari Rp 4.800.000.000,00

[ 68/PMK.03/2010 jo. 197/PMK.03/2013]

39
Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan


penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN

[ Pasal 1 angka 15 UU PPN ]

40

Anda mungkin juga menyukai