Anda di halaman 1dari 34

TEORI

PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
PERTEMUAN KE-3
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Teori Merkantilisme
2. Teori Keunggulan Mutlak (Adam Smith)
3. Teori Keunggulan Komparatif (JS Mill & Ricardo)
4. Teori Keunggulan Kompetitif (Michael E Porter)
5. Teori Perdagangan Modern
TEORI MERKANTILISME

Merkantilisme (diperkenalkan oleh Victor de Riqueti


dan pertama kali disebut istilah tersebut oleh Adam
Smith)
adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh
banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh
negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya
volum perdagangan global teramat sangat penting.
TEORI PRAKLASIK MERKANTILISME

IDE POKOK MERKANTILISME :


1. Suatu negara/Raja akan kaya/makmur dan kuat bila ekspor lebih
besar daripada impor ( x > m )
2. Surplus yang diperoleh dari selisih ( x – m ) atau ekspor neto yang
positif diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (LM); emas dan
perak dari luar negeri.
3. Pada waktu itu emas dan perak digunakan sebagai alat
pembayaran, sehingga negara atau raja yang memiliki LM yang
banyak akan kaya, makmur dan kuat.
4. LM yang banyak tersebut digunakan untuk membiayai armada
perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama
5. Penggunaan armada perang untuk memperluas perdagangan luar
negeri diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia
pada abad XVI - XVIII
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan
di seluruh sekolah Eropa pada awal periode
modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era
dimana kesadaran bernegara sudah mulai
timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama
kalinya, intervensi suatu negara dalam
mengatur perekonomiannya yang akhirnya
pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai
lahir.
Kebutuhan akan pasar yang
diajarkan oleh teori merkantilisme
akhirnya mendorong terjadinya
banyak peperangan dikalangan
negara Eropa dan era imperialisme
Eropa akhirnya dimulai.
Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang
pada akhir abad ke-18, seiring dengan
munculnya teori ekonomi baru yang diajukan
oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of
Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi
oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah
negara industri terbesar di dunia.
Pandangan Aliran Merkantilisme tentang
Perdagangan Internasional

Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu


paham yang menganggap bahwa penimbunan
uang, atau logam mulia yang akan ditempa
menjadi uang emas ataupun perak haruslah
dijadikan tujuan utama kebijakan nasional.
Pada saat merkantilisme lahir, sistem
masyarakat pada saat itu berdasarkan
feodalisme.
Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem
feodalisme yang usang sedikit demi sedikit mulai
terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh
para tuan tanah dan para bangsawan mulai
dihapus, lapisan-lapisan sosial yang melekat
pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara
produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai
ditinggalkan.
Teori Keunggulan Mutlak Adam Smith
(Absolute Advantage / Absolute Cost)

Adam Smith mengajukan teori perdagangan


internasional yang dikenal dengan TEORI
KEUNGGULAN ABSOLUT. Ia berpendapat
bahwa jika suatu negara menghendaki adanya
persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi
di dalam negeri, maka hal yang sama juga
dikehendaki dalam hubungan antar bangsa.
Oleh sebab itu ia mengusulkan bahwa
sebaiknya semua negara lebih baik
berspesialisasi dalam komoditi-komoditi
di mana ia mempunyai keunggulan yang
absolut dan mengimpor saja komoditi-
komoditi lainnya.
Teori Keunggulan komparatif JS Mill dan
David Ricardo (Comparative Cost)

Teorinya dikenal dengan nama TEORI KEUNGGULAN


KOMPARATIF. Berbeda dengan teori keunggulan
absolut yang mengutamakan keunggulan absolut dalam
produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu negara
dibandingkan dengan negara lain, teori ini berpendapat
bahwa perdagangan internasional dapat terjadi
walaupun
satu negara tidak mempunyai keunggulan absolut,
asalkan harga komparatif di kedua negara berbeda.
Teori ini menekankan bahwa perdagangan
internasional dapat saling menguntungkan jika
salah satu negara tidak usah memiliki
keunggulan absolut atas suatu komoditi seperti
yang diungkapkan oleh Adam Smith, namun
cukup memiliki keunggulan komparatif di mana
harga untuk suatu komoditi di negara yang satu
dengan yang lainnya relatif berbeda.
Teori Keunggulan Kompetitif secara umum
(model daya saing internasional ME Porter
dan Model 9 Faktor Dong Sung Cho)

Teori Porter tentang DAYA SAING berangkat


dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik
yang menjelaskan tentang keunggulan
komparative tidak mencukupi, atau bahkan
tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara
memperoleh keunggulan daya saing jika
perusahaan (yang ada di negara tersebut)
kompetitif.
Daya saing suatu negara ditentukan oleh
kemampuan industri melakukan inovasi dan
meningkatkan kemampuannya. Porter
menawarkan Diamond Model sebagai tool of
analysis sekaligus kerangka dalam membangun
resep memperkuat daya saing.
•Intermediate suppliers Konteks lokalitas; pemberdayaan
•Capital good suppliers investasi dan peningkatan yang
Sektor •Producer services
Perdagangan •Consultants
terus menerus
•Contract R&D
Strategi, struktur
Sektor Terkait •Similar technologies Perusahaan dan
•Share pool of labor Pesaing
•Similar strategies

•Education (univ, colleges)


•Training (cc’s)
Institusi
•R&D (univ, fed labs)
Pendukung •Development agencies
•Regulatory agencies

Industri-industri Kondisi
pendukung dan terkait Permintaan
Berupa Klaster Pelanggan lokal
(bukan industri) yang istimewa
dan sangat
menuntut

Kondisi Faktor
Kuantitas dan
kualitas faktor serta
biaya
DOUBLE DIAMOND CONCEPT
(DIGENERALISIR)
Strategi perusahaan,
struktur, dan persaingan

Diamond Global: Diamond Domestik:


tergantung dari kondisi ukurannya bervariasi menurut
yang diukur dalam ukuran negara ybs dan
satuperiode tertentu kemampuan bersaingnya

Kondisi faktor Kondisi permintaan

Diamond Internasional:
mewakili kemampuan Adanya perbedaan antara
bersaing negara yang Diamond Internasional dan
ditentukan oleh parameter Domestik menunjukkan
domestik maupun intensitas aktifitas
internasional Perusahaan Multi-nasional
Industri terkait dan
Sumber: Cho, 2000 pendukung
Politisi dan Pekerja
birokrat

Lingkungan
bisnis

Sumberdaya Daya Saing Permintaan


dianugerahkan Internasional Domestik

Industri terkait
dan
pendukung Manajer dan
insinyur yang
Para
profesional
wirausahawan

Peristiwa
Peluang
Sumber: Cho, 2000
Model Diamond: Model Sembilan Faktor:

1. Kondisi Faktor 1. Sumberdaya yang


2. Strategi dianugerahkan
perusahaan,
2. Lingkungan Bisnis
struktur, dan
Faktor fisik
persaingan 3. Industri terkait dan
pendukung
3. Industri terkait
Faktor
dan 4. Permintaan domestik
internal
pendukung
5. Pekerja
4. Kondisi
6. Politisi dan birokrat
permintaan Faktor manusia
7. Wirausahawan
5. Pemerintahan
8. Manajer dan insinyur yang
6. Peluang
profesional
Faktor
9. Peluang, peristiwa eksternal
Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya
Porter tak urung menuai kritik dari berbagai
kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa
aspek yang tidak termasuk dalam persamaan
Porter ini, salah satunya adalah bahwa model
diamond dibangun dari studi kasus di sepuluh
negara maju, sehingga tidak terlalu tepat jika
digunakan untuk menganalisis negara – negara
sedang membangun
Selain itu, meningkatnya kompleksitas akibat
globalisasi, serta perubahan sistem
perekonomian mengikuti perubahan rezim
politik, menjadikan model diamond Porter
hanya layak sebagai pioner dan acuan pertama
dalam kancah studi membangun daya saing
negara
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

Perdagangan antar negara maju pesat sejak


pertengahan abad 19 sampai dengan permulaan
abad 20. Keamanan serta kedamaian dunia
(sebelum perang dunia 1 ) memberikan saham
yang besar bagi perkembangan perdagangan
internasional yang pesat.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

Negara-negara / daerah- daerah tropik berusaha


untuk menspesialisasikan diri mereka dalam
produksi serta ekspor barang-barang yang
berasal dari pertanian, perkebunan, dan
pertambangan, sedangkan Negara-negara /
daerah-daerah sedang, yang relatif kaya akan
modal, berusaha untuk menspesialisasikan diri
mereka dalam produksi serta ekspor barang-
barang industri.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

Heckscher-Ohlin mengemukakan konsepsinya


yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Bahwa perdagangan internasional / antar
negara tidaklah banyak berbeda dan hanya
merupakan kelanjutan saja dari perdagangan
antar daerah. Perbedaan pokoknya terletak
pada masalah jarak. Atas dasar inilah maka
Ohlin melepaskan anggapan ( yang berasal dari
teori klasik ) bahwa dalam perdagangan
internasional ongkos transport dapat diabaikan.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan


antar negara tidaklah didasarkan atas
keuntungan alamiah atau keuntungan yang
diperkembangkan ( natural and acquired
advantages dari Adam Smith ) akan tetapi atas
dasar proporsi serta intensitas faktor-
faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang-barang itu.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

Masing-masing negara memiliki faktor-


faktor produksi neo-klasik ( tanah, tenaga
kerja, modal ) dalam perbandingan yang
berbeda-beda, sedang untuk
menghasilkan sesuatu barang tertentu
diperlukan kombinasi faktor-faktor
produksi yang tertentu pula.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

Jadi teori Heckscher-Ohlin dalam batas-batas definisinya


menyatakan bahwa :
a. Sesuatu negara akan menghasilkan barang-barang
yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak
( dalam arti bahwa harga relatif faktor produksi itu
murah ), sehingga harga barang-barang itu relatif
murah karena ongkos produksinya relatif murah.
Karena itu Indonesia yang memiliki relatif banyak
tenaga kerja sedang modal relatif sedikit sebaiknya
menghasilkan dan mengekspor barang-barang yang
relatif padat karya
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

b. Dengan mengutamakan produksi dan ekspornya


pada barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif banyak, maka harga
faktor produksi yang relatif banyak akan naik.
Dalam hal ini “relatif banyak”menunjuk kepada
jumlah phisiknya, bukan harga relatifnya.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

Harga barang yang sama dapat berlainan di


negara yang berlainan karena harga
dicerminkan oleh ongkos produksi (apabila
permintaan dianggap sama), sehingga
perbedaan harga timbul karena perbedaan
ongkos produksi. Menurut Ricardo & Mill,
Ongkos produksi ditentukan oleh banyaknya
jam kerja yang dicurahkan untuk membuat
barang itu. Jadi apabila untuk membuat barang
yang sama diperlukan banyak jam yang
berlainan bagi negar yang berlainan tersebut,
maka ongkos produksinya juga akan berlainan.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MODERN

Perbedaan dalam banyak jam kerja menurut teori


Ricardian (klasik) disebabkan karena
perbedaan dalam teknik produksi (atau tingkat
teknologi), perbedaan dalam ketrampilan kerja
(produktivitas tenaga kerja), perbedaan dalam
penggunaan faktor produksi atau kombinasi
antar mereka
Pada tahun 1920-an para ahli ekonomi mulai
mempertimbangkan fakta bahwa kebanyakan
industri memperoleh keuntungan dari skala
ekonomi (economies of scale) yaitu dengan
semakin besarnya pabrik dan meningkatnya
keluaran, biaya produksi per unit menurun. Ini
terjadi karena peralatan yang lebih besar dan
lebih efisien dapat digunakan, sehingga
perusahaan dapat memperoleh potongan harga
atas pembelian-
Perdagangan internasional timbul utamanya karena
perbedaan-perbedaan harga relatif diantara negara.
Perbedaan- perbedaan ini berasal dari perbedaan dalam
biaya produksi, yang diakibatkan oleh : 1. Perbedaan-
perbedaan dalam perolehan atas faktor produksi. 2.
Perbedaan-perbedaan dalam tingkat teknologi yang
menentukan intensitas faktor yang digunakan. 3.
Perbedaan-perbedaan dalam efisiensi pemanfaatan
faktor-faktor. 4. Kurs valuta asing. Meskipun demikian
perbedaan selera dan variabel pemintaan dapat
membalikkan arah perdagangan.
Teori perdagangan internasional jelas
menunjukan bahwa bangsa-bangsa akan
memperoleh suatu tingkat kehidupan yang lebih
tinggi dengan melakukan spesialisasi dalam
barang-barang dimana mereka memiliki
keunggulan komparatif dan mengimpor barang-
barang yang mempunyai kerugian secara
komparatif
. Pada umumnya hambatan-hambatan
perdagangan yang memberhentikan
mengalirnya barang-barang dengan bebas akan
membahayakan kesejahteraan suatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai