Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR

KELUARGA
Ajep Tohajudin
ISI PEMBELAJARAN
• DEFINISI KELUARGA
• TUJUAN DASAR KELUARGA
• MENGAPA BEKERJA DENGAN KELUARGA
• INTERAKSI SEHAT/SAKIT DAN KELUARGA
• KESEHATAN KELUARGA
• KARAKTERISTIK KELUARGA SEHAT
• BERBAGAI BENTUK KELUARGA
• IMPLIKASI KEPERAWATAN KELUARGA
DEFINISI KELUARGA
• US Breau of the Census (1993) mendefinisikan keluarga sebagai
individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau
adopsi dan tinggal di dalam suatu rumah tangga yang sama.
• Whall (1986) mendefinisikan keluarga sebagai sebuah kelompok
yang mengidentifikasi diri dan terdiri dariatas individu atau lebih yang
memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan
darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian
rupa sehingga menganggap dirinya sebagai keluarga.
• Bozzet (1987) memasukan definisi tersendiri dengan menyebut
keluarga sebagai “siapa yang disebut oleh pasien sebagai keluarga,
itulah keluarga”.
Lanjutan …
• Family Service America (1981) mendefinisikan keluarga dalam satu cara yang
komprehensif ̶ sebagai “dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan keitiman.
• Dengan menggabungkan pernyataan
pokok pada definisi di atas, keluarga
adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta
mengidentifikasi dirinya sebagai bagian
dari keluarga.
Tujuan Dasar Keluarga
Unit keluarga menempati sebuah posisi di antara individu dan
Masyarakat (Bronfenbrenner, 1979).

Memenuhi kebutuhan
Memenuhi kebutuhan individu,
masyarakat, yang meliputi yang menjadi bagian dari keluarga.
keluarga sebagai bagiannya.
Mengapa Bekerja dengan Keluarga?
Alasan paling menyakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi fokus perawatan (Gilliss &
Davis, 1993):
1. Keluarga merupakan sumber daya penting dalam pemberian layanan kesehatan, baik bagi
individu maupun keluarga.
2. Dalam sebuah unit keluarga, setiap gangguan (penyakit, cedera, perpisahan) yang
memengaruhi satu anggota keluarga atau lebih.
3. Terdapat sebuah keterikatan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya,
sehingga peran keluarga amat penting dalam aspek pelayanan kesehatan individu
anggota keluarganya.
4. Penemuan kasus merupakan alasan yang baik lainnya untuk memberikan pelayanan
kesehatan keluarga.
5. Seseorang dapat memperoleh pemahanan yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai
seorang individu dan fungsinya jika dipandang dalam konteks keluarganya.
Interaksi Sehat/Sakit dan Keluarga
Enam tahap sehat/sakit dan interaksi keluarga:
• Tahap 1 • Tahap 4
• Upaya keluarga dalam promosi • Merujuk dan mendapatkan
kesehatan perawatan

• Tahap 2 • Tahap 5
• Penilaian keluarga terhadap • Respon akut klien dan keluarga
gejala terhadap penyakit

• Tahap 3 • Tahap 6
• Mencari perawatan • Adaptasi terhdap penyakit dan
pemulihan
Diambil Sebagian dari Doherty (1992); Suchman (1965); dan Campbell (2000).
Kesehatan Keluarga
WHO menyatakan bahwa kesehatan keluarga mengandung arti fungsi
keluarga sebagai lembaga sosial primer dalam promosi kesehatan
dan kesejahteraan.
Terdapat peningkatan minat dalam menggunakan teori keperawatan
dalam keperawatan keluarga guna membahas Kesehatan keluarga.
Tadych (1985) memberikan satu contoh teori keperawatan dalam
bekerja dengan keluarga. Dengan menggunakan teori self-care
(perawatan diri) Orem, Kesehatan keluarga merujuk pada sejauh
mana keluarga membantu anggotanya untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
Karakteristik Keluarga Sehat
Beavers & Hampson (1993) menggambarkan keluarga sehat sebagai keluarga
yang “berfungsi secara optimal”, ditandai dengan:
1. Menunjukkan Tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang tinggi dalam
mengahadapi masalahnya secara terus menerus.
2. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan mereka
dengan jelas, terbuka, dan spontan.
3. Menghargai perasaan anggotanya.
4. Memotivasi otonomi anggotnya.
5. Mengaharapkan anggota keluarga untuk memikul tanggung jawab pribadi
terhadap Tindakan yang mereka lakukan.
6. Menunjukan perilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama lain.
Diambil Sebagian dari Sussman (1974) dan Macklin (1998)

Berbagai Bentuk Keluarga


1. Keluarga inti
2. Keluarga adopsi
3. Keluarga asuh
4. Keluarga tanpa anak
5. Extended family
6. Keluarga orang tua Tunggal
7. Dewasa lajang yang tinggal sendiri
8. Keluarga orang tua tiri
9. Keluarga binuclear
10. Cohabiting (Family heteroseksual)
11. Keluarga homoseksual
Tidak ada bentuk keluarga yang ‘benar” atau “salah” “sesuai” atau “tidak sesuai”
Implikasi Keperawatan Keluarga
Sebagai sebuah masyarakat, dan melalui
kebijakan publik dan program pelayanan
kesehatan, kita mempromosikan dan
memperkuat keluarga mencari cara guna
membuat masyarakat menjadi lebih suportif.

Ringkasnya, dalam peran kita sebagai perawat


keluarga dan warga negara yang telah mendapat
informasi, kita harus membuat program dan
komunitas menjadi “sahabat keluarga”.
Daftar Pustaka
U.S. Breau of the Cencus. (1992). Household and family characteristisc. Current population reports, Series p-20, No. 458. Washington DC:
U.S Government Printing Office.
Whall, A. L. (1986). Family therapy for nursing. Norwalk, CT: Appleton & lange.
Bozzet, F. W. (1987). Family nursing and life-threatening illness. In M. Leahey & L. M. Wright (eds), Family and life-threatening illness.
Springhouse, PA: Springhouse Corporation.
Bronfenbrenner, U. (1979). The ecology of human development: experiments by nature and designI. Cambridge, MA: Hardvard University
Press.
Family Service America. (1981). The state of family, 1984-1955. New York: Family Service of America.
Gilliss, C.L & Davis, L.L. (1993) Does family intervention make a difference? An integrative review and meta analysis. In S. L. Feetham, S. B.
Mesiter, J. M. Bell, & C. L. Gilliss (Eds.), The nursing families: Theory, research, education, and practice (pp.259-265). Newbury Park, CA:
Sage.
Doherty, W. J. (1992). Linkages between family theories and primary health care. In K. Sawn (Ed.), family healthcare (pp.30-39). Newbury
Park, GAL: Sage.
Suchman, E. A. (1965). Stages of illness and medical care. Journal of health and Human behavior 6, 114-128.
Campbell, T. L. (2000). Physical illness: Challenges to families. In P.C. McKenry & s.J. Price (Eds). Families and change (pp. 151-182).
Thousand Oaks, CA: Sage.
Beavers, W.R & Hampson, R. B. (1993). Measuring family competence. In F. Walsh (Ed.), Normal family process (2nd ed.) (pp. 73-95). New
York: Guilford Press.
Macklin, E. (1988). Nontraditional family forms. In M. B. Sussman & S. K. Stcinmentz (eds.). Handbook of Marriage and the family (pp.
371-353). New York: Plenum Press.
Sussman. M. B. (1974). Family system in the 1970s: Analysis, policies, and programs. In a Skolnick & J. H. Skolnick (Eds.) Intimacy family
and society (pp. 579-598). Boston: Little, Brown.

Anda mungkin juga menyukai