Anda di halaman 1dari 73

Standar Pelayanan

Kefarmasian

Profesi Farmasi, topik minggu ke-12


Lisa Aditama
Topik

 Perubahan Paradigma Praktik Kefarmasian


 Pentingnya Standar dan Standar Prosedur

Operasional
 Total Quality Management
 Good Pharmacy Practices
Perubahan Paradigma
Praktik Kefarmasian
Berawal dari fokus pada
produk menuju fokus pada
pasien
Pharmacists are unique

Sumber : National Diabetes Education Program (NDEP)


Apa yang dipikirkan seseorang ketika membeli obat
di…
Apa yang dipikirkan seseorang ketika
membutuhkan obat ?
Saya butuh obat..
gimana ya?

Obat saya mau habis. Belum


ingin ke dokter dulu.. gimana
ya?
Perubahan Peran Apoteker :
Pharmaceutical Care

Pharmaceutical Care

Dispensing Products
Pentingnya Standar dan
Standar Prosedur Operasional (SPO)

Menjamin mutu produk untuk


mengoptimalkan hasil terapi di
sepanjang rantai pengobatan pasien
Pilar Pendukung Pelayanan Kesehatan

System approach to improve outcomes


Hubungan antara Sistem dan Proses

Sistem adalah keterkaitan di antara elemen- Proses adalah unit kerja terkecil yang secara
elemen pembentuknya dalam pola tertentu individu memiliki sumber daya dan
untuk mencapai tujuan tertentu  butuh dirancang menggunakan sistem operasi
standar
Peran Apoteker dalam Pelayanan Kesehatan
Regulasi yang mengatur tentang diperlukannya
Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi dan
Standar Prosedur Operasional
Kewenangan Tenaga Kesehatan
Standar dalam Pelayanan Kesehatan
Standar dalam Pelayanan Kesehatan
Tujuan Pengaturan Pekerjaan Kefarmasian

memberikan perlindungan kepada mempertahankan dan meningkatkan


pasien dan masyarakat dalam mutu penyelenggaraan Pekerjaan
memperoleh dan/atau menetapkan Kefarmasian sesuai dg perkembangan
sediaan farmasi dan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kefarmasian peraturan perundangan-undangan;

memberikan kepastian hukum bagi


pasien, masyarakat dan Tenaga
Kefarmasian
Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian

Pengadaan Sediaan Produksi Sediaan


Farmasi Farmasi

CPOB
Standar
CDOB

Distribusi atau Pelayanan Sediaan


Penyaluran Sediaan Farmasi Farmasi
Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian
Pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (PP 51/2009)
Standar Pelayanan Kefarmasian
Standar Pelayanan Kefarmasian
Tujuan Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian
di Fasilitas Kesehatan

menjamin kepastian
meningkatkan mutu
hukum bagi tenaga
pelayanan kefarmasian
kefarmasian

melindungi pasien dan masyarakat dari


penggunaan Obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety)
Standar dan Petunjuk Teknis
Pelayanan Kefarmasian

Petunjuk teknis adalah rincian pelayanan


kefarmasian yang mencakup
pengelolaan obat dan pelayanan farmasi klinik
yang meliputi tujuan, manfaat, pihak yang
terlibat, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, tahapan pelaksanaan serta
evaluasi dalam pelayanan kefarmasian

Definite outcome to improve QoL

Patient safety
Standar Pelayanan Kefarmasian dalam Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP di Klinik
Standar Pelayanan Kefarmasian dalam Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP di Apotek
dan Rumah Sakit
APOTEK RUMAH SAKIT
Standar Pelayanan Kefarmasian dalam Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP di
Puskesmas
Standar Pelayanan Farmasi Klinis di Klinik
Standar Pelayanan Farmasi Klinis di Apotek dan
Rumah Sakit
APOTEK RUMAH SAKIT
Standar Pelayanan Farmasi Klinis di Puskesmas
Total Quality Management
Manajemen Kualitas Total
PENGERTIAN DAN DIMENSI MANAJEMEN
KUALITAS TOTAL
Kualitas adalah ukuran seberapa dekat suatu barang atau jasa
sesuai dengan standar tertentu.
Standar dapat berkaitan dengan waktu, bahan, kinerja, keandalan,
atau karakteristik (objektif dan dapat diukur) yang dapat
dikuantifikasikan.
Dewasa ini orang selalu mendasarkan diri pada sistem yang
menjamin kualitas, yaitu sistem yang terdiri atas kebijaksanaan,
prosedur dan pedoman yang membentuk dan memelihara
standar tertentu kualitas produk.
30
Total Quality Management merupakan sistem manajemen yang
mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dalam menerapkan
konsep dan teknik kendali mutu untuk mendapatkan kepuasan
pelanggan dan orang yang mengerjakannya.
Dari pengertian tersebut, dapat dijabarkan bahwa TQM memiliki ciri
sebagai berikut :
 Melibatkan seluruh karyawan dari semua tingkatan yang dikenal
dengan manajemen partisipatif.
 Menerapkan konsep pengendalian mutu, dengan memutar daur
PDCA (plan, do, check, action) yang dikenal kemudian sebagai
langkah pemecahan masalah.
 Menerapkan metoda statistik, sebagai salah satu alat pemecahan
masalah.
31
Sasaran yang ingin dicapai TQM adalah kepuasan pelanggan,
memastikan mutu kepada pelanggan, menumbuhkan kerjasama
yang baik dari seluruh karyawan dari semua tingkatan serta
kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan.
Konsep TQM memformulasikan hubungan antara manajemen
perusahaan, sistem, karyawan, serta konsumen sebagai
sasaran akhir produk, yaitu dengan menciptakan iklim perbaikan
secara terus menerus melalui pemanfaatan teknik statistik guna
mengambil keputusan.
32
WHAT IS QUALITY MANAGEMENT?

ISO 9000 : 2005(E)


Manajemen Mutu adalah kegiatan terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan
dengan kualitas.
Pengarahan dan pengendalian terhadap mutu; kebijakan
mutu, sasaran mutu, perencanaan mutu, pengendalian
mutu, penjaminan mutu, peningkatan mutu.

ISO : International Organization for Standardization


34
Ref. : Wayan Redja
QUALITY MANAGEMENT PRINCIPLES*
● Customer focus
● Mutually beneficial supplier relationship
● Leadership
● System approach to management
● Involvement of people
● Process approach
● Factual approach to decision making
● Continual improvement
* These principles may form a basis for establishment of a quality policy
35
Ref. : Wayan Redja
WHAT IS QUALITY MANAGEMENT SYSTEM?

● Quality Management System (QMS) : prosedur tertulis yang


terdokumentasi dan praktik standar untuk memenuhi persyaratan
● Semua kegiatan untuk memberikan keyakinan bahwa QMS
diterapkan secara konsisten disebut Quality Assurance.
● “Lakukan apa yang tertulis dan tulis apa yang dilakukan”
● Prosedur dan Standar Terdokumentasi terdiri dari : Manual Mutu,
Spesifikasi, Prosedur (SOP), Instruksi Kerja, Formulir
● Manual mutu adalah Pedoman Manajemen Mutu yang terdiri dari :
Visi dan Misi, Kebijakan Mutu, Struktur Organisasi, Uraian Tugas,
Persyaratan Manajemen, dan Persyaratan Teknis.
36
Ref. : Wayan Redja
THE ELEMENTS OF QMS
● Customer
● Supplier
● Input
● Resources
● Process
● Output
● Measurements
● Analysis
● Audit and Review 37
Ref. : Wayan Redja
QUALITY ELEMENTS OF QMS ISO 9001
● Tanggung jawab manajemen; Komitmen Manajemen, Fokus
pada pelanggan, Kebijakan mutu, Perencanaan mutu,
Administrasi, Tinjauan manajemen
● Manajemen Sumber Daya : Penyediaan Sumber Daya, Sumber
Daya Manusia, Fasilitas, Lingkungan Kerja
● Realisasi Produk (Barang dan/atau Jasa) : Perencanaan
proses realisasi, Proses terkait pelanggan, Desain dan
pengembangan, Pembelian, Operasi produksi dan layanan,
Pengendalian alat ukur.
● Pengukuran, Analisis dan Peningkatan : Perencanaan,
Pengukuran/monitoring, Pengendalian ketidaksesuaian,
Analisis data, Peningkatan.
38
Ref. : Wayan Redja
QMS CONTINUAL IMPROVEMENT ISO 9001
CONTINUAL IMPROVEMENT

Manajement
Responsbility
CUSTOMER Resource Measurement, CUSTOMER
REQUIREMENT Manajement Analysis, SATISFACTION
Improvement
Product
Realization
INPUT PROCESS OUTPUT

Information flow
Value-adding activities
39
Ref. : Wayan Redja
QUALITY ASSURANCE
● What is Quality Assurance?
● Why Quality Assurance?
● What is benefit of QA?
● How to implement QA in your organization?

40
Ref. : Wayan Redja
What is Quality Assurance?
1. A WIDE-RANGING CONCEPT
- ISO 9000:2005(E)
Bagian dari manajemen mutu yang berfokus pada penyediaan
keyakinan bahwa persyaratan kualitas akan dipenuhi.
- Totalitas tindakan terencana dan sistematis yang diperlukan yang
diterapkan dan terbukti memberikan keyakinan yang memadai bahwa
suatu produk akan memenuhi persyaratan kualitas (WHO, 2007)
2. A BROAD-BASED DEPARTMENT
Departemen yang berkaitan dengan penjaminan mutu dari banyak
kegiatan yang berhubungan dengan mutu, seperti: pengembangan sistem
mutu, perencanaan mutu, realisasi produk, pengendalian mutu, audit
mutu, dan peningkatan mutu berkelanjutan (J.M. Juran, 1988)
41
Ref. : Wayan Redja
Quality Assurance of
Pharmaceutical Products
Principle
- Quality Assurance adalah konsep yang luas, mencakup semua hal yang
secara individu atau kolektif mempengaruhi kualitas suatu produk.
- Merupakan totalitas pengaturan terorganisir yang dibuat dengan tujuan
untuk memastikan bahwa produk farmasi memiliki kualitas yang diperlukan
untuk tujuan penggunaannya.
- Menggabungkan GMP dan faktor lainnya, termasuk desain dan
pengembangan produk.
- Konsep yang luas ini mencakup kegiatan terpadu antara pemangku
kepentingan pemerintah, industri, profesional kesehatan dan masyarakat.

42
Ref. : Wayan Redja
Quality Assurance of
Pharmaceutical Care

“Penjaminan Mutu adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan untuk memantau dan meningkatkan kinerja
sehingga pelayanan kesehatan dapat dilakukan
seefektif dan seaman mungkin.”.
“semua kegiatan yang berkontribusi untuk
mendefinisikan, merancang, menilai, memantau, dan
meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian”

43
Ref. : Wayan Redja
Core Principles of Quality Assurance In
Health Care
● Focus on the client/patient
● Focus on system and processes
● Focus on measurement
● Focus on teamwork

44
Ref. : Wayan Redja
Good Pharmacy Practice
Melindungi masyarakat/ pasien
dari penggunaan obat yang
tidak rasional
Tujuan
Do you need
an good pharmacy
online
practices
doctor now? Mengidentifikasi kebutuhan praktik kefarmasian
Dunia kefarmasian sedang berkembang pesat, tantangan teknologi dan
sistem informasi makin menanti peran apoteker

Menerapkan model pelayanan berfokus pada pasien


Pemantauan efektivitas dan keamanan terapi obat serta memastikan
akses obat berkelanjutan

Mengelola catatan pengobatan pasien


Pendokumentasian pengobatan pasien merupakan akses informasi
dalam continuity of care dan media berkolaborasi antar profesi
kesehatan

Memberdayakan pasien dalam pengobatan jangka


panjang
Peningkatan layanan komunikasi terapetik menggunakan media
elektronik : telefarmasi/ telekonsultasi
1998
Filosofi & Konsep
GPP
Filosofi
•GPP is a Quality of
Pharmacy Services
Outcome
(Patients)
•GPP is a New Paradigm
of Pharmacy Practice
GPP Main Contents
Regulation Professional
C-GMP. GDP. GPP
License Prove and renew
Pharmacist’s Act
•PP No. 51 tahun 2009 • Sertifikasi,
Practice STRA, SIPA, SIA
• Pendidikan Pharmaceutical Care
• Standar Mutu
Berkelanjutan SOP
Education
Drug information databank
Quality
Teaching material and content Indicator
Education model
What is GPP?
• Suatu pedoman yang dipakai untuk menjamin
bahwa layanan yang diberikan farmasis kepada setiap
pasien telah memenuhi kualitas yang tepat. Pedoman GPP
dibuat berdasarkan layanan kefarmasian yang diberikan
oleh Apoteker.
• Dapat dikatakan bahwa GPP merupakan media
untuk menerapkan asuhan kefarmasian
(Pharmaceutical Care) 55
Good Pharmacy Practice
 Rekomendasi terhadap standar yang
dibutuhkan dalam menjamin kualitas/ mutu
pelayanan kefarmasian
 Why GPP?
◦ Kompetensi, legal, ethical practices
◦ Regulatory control
◦ Access to medicines
◦ Rational use of medicines
◦ Quality, safety, cost-effectiveness of medicines
◦ Optimise patient outcomes
 Sistem dan Dukungan Infrastruktur 56
The Definition of GPP
Praktik kefarmasian yang menjawab kebutuhan
masyarakat yang menggunakan jasa apoteker untuk
memberikan pelayanan berbasis bukti yang optimal.

Untuk mendukung praktik ini, diperlukan adanya


pedoman dan standar mutu yang ditetapkan sebagai
kerangka kerja/konsep nasional.

57
5 standards of GPP
(FIP approach)
Standard 1 Standard 2
Facility equipment and auxiliary Quality Management
services

Standard 3
Good Pharmacy Practice

Standard 4 Standard 5
Law, Regulations and Social and community
Ethics participation
Ruang Lingkup GPP
◦ Fasilitas Layanan ◦ Penyimpanan
◦ Personalia ◦ Pelayanan Resep
◦ Dispensing
◦ Kebijakan Kualitas
◦ Informasi kepada Pasien
◦ Strategi Pelayanan
◦ Konseling
◦ Pelatihan ◦ PMR dan Follow Up
◦ Komplain dan Retur ◦ Self Care
◦ Sistem Pencatatan ◦ Promosi Kesehatan
◦ Manajemen ◦ Pengembangan Peran Profesi
◦ Pharmacovigilance
◦ Audit
Good Pharmacy Practice/
Cara Pelayanan Farmasi yang Baik
Sistem Cara Pelayanan Farmasi yang Baik ( CPFB)
Adalah proses dari rangkaian sub sistem dari
• Sistem fasilitas atau sarana pelayanan

• Sistem penempatan obat termasuk penyimpanan

• Sistem pelayanan profesi oleh apoteker

• Sistem akses informasi obat • Pasien terjamin atas


PELETAKAAN
OBAT DAN kebenaran pelayanan
AKSES
INFORMASI

• Harapan kesembuhan yang


LAYANAN optimal
APOTEKER

• Kepuasan pasien
FASILITAS/
SARANA
• Berkembangnya kepercayaan
Sumber : IAI
CPFB adalah Bauran dari Dosage Form, Storage, Sarana Pelayanan, Komunikasi Apoteker
dengan Pasien di dalam Ruang Lingkup Pelayanan sesuai Standar

sediaan jadi obat terkelompokkan sesuai dengan


kelas farmakoterapi dan kategori obat (obat
resep, bebas dll)

tempat berkomunikasi dengan pasien Pelayanan profesi


baik secara bersama maupun bersendiri apoteker sesuai
dengan SOP profesi

tempat penyimpanan obat yang menjamin mutu


dan stabilitas serta dokumentasi nya termasuk data
pasien dan akses sumber informasi obat

•SARANA PELAYANAN YANG MEMENUHI SYARAT STANDAR KEFARMASIAN


Sumber : IAI
4 Pilar Good Pharmacy Practice menurut WHO:
1. Farmasis peduli thd kesejahteraan pasien
2. Kegiatan inti farmasi adalah menyediakan obat, produk
pelayanan kesehatan lain, menjamin kualitas, informasi
dan saran yang memadai kepada pasien dan memonitor
penggunaan obat yang digunakan oleh pasien
3. Bagian integral farmasis adalah memberikan kontribusi
dalam peningkatan peresepan yang rasional dan
ekonomis serta penggunaan obat secara tepat
4. Tujuan pelayanan kefarmasian disesuaikan untuk tiap
individu
4 Elemen Good Pharmacy Practice menurut WHO:

1. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit


2. Penyediaan dan penggunaan obat resep
dokter dan produk pelayanan kesehatan lain
3. Pengobatan mandiri
4. Mempengaruhi peresepan dan penggunaan
obat
4 Elemen tambahan:
1. Farmasis bekerja sama dengan tenaga kesehatan
masyarakat
2. Menilai produk obat dan produk pelayanan
kesehatan lain secara profesional
3. Penyebarluasan informasi obat dan berbagai
aspek pelayanan kesehatan yang telah dievaluasi
4. Terlibat dalam semua tahap-tahap pelaksanaan
uji klinis
The pharmacist playing a key role in assuring a safe and effective
supply of medicines and pertinent information directly to the patient
Standard Operating Procedures (SOP)
 Tujuan :
◦ Untuk memastikan kualitas layanan
◦ Untuk memastikan praktek yang baik telah tercapai secara
konsisten
◦ Memungkinkan Farmasis untuk mendelegasikan tugasnya,
namun tetap di bawah pemantauan
◦ Memastikan job desk masing-masing
◦ Menyediakan pedoman bagi part-timer dan magang
◦ Menyediakan pedoman pelatihan bagi staf baru
◦ Berkontribusi pada proses audit
Prinsip umum SOP
Anatomi SOP
SOP, lanjutan..
Procedure (SOP)
Written Procedure
Documents that provide information to perform process
(interacted or interrelated activities among organization
functions), e.g. SOP of Provision of Medicines by Prescription
Start Preparation/
compounding

Submission of
Result N
prescription
Ok?
Validity N
Ok?
Dispensing

N Stock Y Finish
Ok?
71
Ref. : Wayan Redja
Work Instruction (WI)
Work Instruction
Documents that derived from a procedure to provide information about how to
carry out a particular activity, e.g. WI of Dispensing.

Dispensing
1. Check the accuracy of medicines and label
2. Give information about the indications of the medicines.
3. Explain how to use the medicines.
4. Explain what the patient should do in case the occurrence of side effects.
5. Explain how to keep the medicines and away from the children reach.
6. Let the customer repeat the given explanation.
7. Repeat the information if the customer is not sure about it.
8. Dispense the medicines to the customer, and if the customer is not the
patient, tell him/her to give the same information to the patient.
9. Monitor to make sure that the patient has received the correct
information.
72
Ref. : Wayan Redja
Tips

Anda mungkin juga menyukai