Anda di halaman 1dari 16

SADUMUK BATHUK

SANYARI BUMI

Wisnu Aji
(191231021)
Sadumuk Bathuk Sanyari Bumi
Latar Belakang

Gagasan Pokok

Tujuan Karya

Garis Besar Lakon

Landasan Teori

Metode Kekaryaan

Pembahasan
Latar Belakang
Tanggung jawab dalam mengemban amanat adalah hal
yang sangat penting di dalam kehidupan. Seseorang yang tidak bisa
menyelesaikan tugasnya dengan baik, keputusan yang dibuat tanpa
disadari akan menjadi suatu bumerang yang akan berakibat pada diri
sendiri dan orang lain.

Pada masa kini banyak fenomena yang terjadi akibat


kurangnya tanggung jawab, seperti kasus seorang orang tua yang
salah dalam mendidik anak; kasus seseorang yang semena-mena
karena memiliki kekuasaan; kasus bullying; kasus korupsi; dan
juga banyak kasus lainnya yang terjadi di masyarakat. Hal ini
terjadi karena kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki pada
setiap individu.
Gagasan Pokok
Seseorang yang bertanggung jawab pasti akan berusaha melaksanakan
tugasnya dengan sebaik mungkin. Melaksanakan amanat dengan
sepenuh hati, rela berkorban, serta siap menghadapi segala tantangan
dan rintangan adalah konsekuensi yang harus diterimanya.
Tujuan Karya
1. Sebagai sarana memecahkan permasalahan ide gagasan pokok yang telah
disusun.
2. Sebagai karya tugas akhir guna menyelesaikan studi strata satu jurusan
pedalangan ISI Surakarta.
3. Sebagai upaya untuk membangun kesadaran akan tanggung jawab
melalui nilai-nilai yang terkandung dalam lakon “Sadumuk Bathuk
Sanyari Bumi”
Garis Besar Lakon

Sadumuk Bathuk Sanyari Bumi. Dengan mengangkat tokoh


Antyagopa yang merupakan demang di Widarakandhang,
karena atas jasanya dalam menyelesaikan permasalahan di
Widarakandhang, serta sifatnya yang setia dan patuh pada
perintah pimpinannya. Tidak salah jika akhirnya dia menjadi
orang kepercayaan Prabu Basudewa. Antyagopa sangat
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dibebankan
kepadanya, seperti ; merawat dan mendidik para putra
Mandura, serta menjaga bumi Widarakandhang dengan sebaik
mungkin sampai dia rela mengorbankan nyawanya demi
mengemban tanggung jawab yang dia terima.
Landasan Teori
Mungguh dalam konsep estetika pedalangan “baru” juga memiliki ciri
aktual dan selaras dengan ciri kemanusiaan yang universal. Sifat aktual
menunjukkan bahwa dimensi rasa estetik yang dihadirkan dapat
kekinian dan mengikuti perkembangan zaman. Dalam hal ini rasa
mungguh berhubungan erat dengan isu-isu aktual yang terjadi dalam
kehidupan manusia. (Sunardi, 2013:158).

Konsep “padat” khusus untuk pakeliran dapat diartikan bernas, wos,


berisi dan yang sejenis dengan istilah itu. Sesuatu yang mentes, wos,
berisi dan mampat biasanya tidak terlihat terlalu besar, tetapi singset,
serta tidak memerlukan waktu dan tempat terlalu luas dan Panjang
(Murtiyoso dalam Sudarko, 2003:42)
Metode Kekaryaan

Orientasi Observasi Eksplorasi


Orientasi

Orientasi merupakan tahapan awal yang sangat penting bagi pengkarya.


Pada tahap ini pengkarya akan melakukan pendalaman atas ide kekaryaan.
Untuk menghasilkan karya yang orisinil, berkarakter serta memenuhi
kualifikasi, pengkarya berusaha menjangkau pemahaman atas lakon yang
berkaitan. Pemahaman didapatkan berdasarkan pada pencarian atas segala
hal tentang Sagopa baik teks, verbal maupun visual. Hasil pengkajian akan
disandingkan dengan gagasan pengkarya sehingga dapat menciptakan karya
yang maksimal.
Observasi

Observasi dilakukan oleh pengkarya sebagai kebutuhan data baik terhadap


gagasan maupun hasil karya. Tahapan ini merupakan upaya pengkarya
untuk mendapatkan data faktual, Adapun beberapa sumber data yang
digunakan adalah wawancara, pustaka dan visual. Wawancara akan
dilakukan kepada tokoh-tokoh yang dirasa memiliki kapasitas. Pada sumber
data pustaka, pengkarya akan melakukan pembacaan atas fenomena maupun
kisah berkaitan yang berasal dari buku, jurnal, sanggit dan sebagainya. Visual
adalah salah satu sumber bagi pengkarya untuk mendapatkan sumber data
yang digunakan pada proses penggarapan berkaitan dengan pertunjukan.
Eksplorasi

Berdasarkan hasil data yang didapatkan pengkarya akan melakukan


eksplorasi. Eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,
serta objektif yang berarti karya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Pada
tahap ini pengkarya berfokus pada ruang pertunjukan seperti naskah,
sabetan, iringan dan sebagainya. Eksplorasi berupa pemenuhan aspek-aspek
pertunjukan guna mencapai harmonisasi pertunjukan.
Pembahasan

“Sadumuk Bathuk Sanyari Bumi” ini berangkat dari ide gagasan tentang
tanggung jawab dalam mengemban amanat yang digarap dengan konsep
pakeliran padat.

Dalam hal ini bisa juga dikatakan penggarapan yang berfokus pada
garapan pertunjukan wayang yang singkat, jelas, berisi, dan juga intens.
Melalui adegan yang mentes, pengkarya berusaha memperkuat setiap momen-
momen yang terjadi pada setiap adegan.
Dalam lakon ini, pengkarya membawa ide gagasan
tanggung jawab dalam mengemban amanat ke dalam fokus
cerita. Dengan menggunakan struktur adegan pakeliran
padat, pengkarya dapat menggambarkan perjalanan
Antyagopa yang mengabdikan dirinya kepada seorang raja,
sehingga dia dipercaya menjadi orang keperayaan seorang
raja dan diberi kepercayaan untuk menjaga dan mengelola
Widarakandhang. Melalui adegan-adegan yang digarap,
pengkarya menghadirkan momen pengabdian yang
diharapkan dapat menyadarkan penonton akan pentingnya
nilai tanggung jawab di dalam kehidupan.
Cerita ini adalah karya lakon dengan sanggit baru yang
didasarkan pada hasil penelitian dan pencarian data primer,
sekunder. Pengkarya menggunakan penelitian dan kajian
yang mendalam terhadap cerita asli dan mengacu pada
sumber-sumber yang ada untuk menonjolkan seorang tokoh
pinggiran yang tidak terlalu menonjol keberadaannya.
Selain hal itu, pengkarya menghadirkan adegan-adegan
yang lebih fokus pada ide gagasan yang diangkat dan
disesuaikan dengan relevansi di jaman sekarang. Berangkat
dari sebuah tanggung jawab dalam mengemban amanat,
tokoh Antyagopa inilah yang kemudian menjadi wadah ide
gagasan penyaji untuk dijadikan karya tugas akhir,
sebagaimana yang sudah terjadi dan sudah terangkum
dengan lakon deskripsi sajian lakon “Sadumuk Bathuk
Sanyari Bumi”. Diharapkan karya ini dapat memberikan
refleksi kepada penonton serta memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya nilai tanggung jawab dalam
mengemban amanat yang tertuang melalui tokoh Antyagopa.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai