Anda di halaman 1dari 54

BIMBINGAN BELAJAR PPPK PRANATA

LAB ORATORIUM KESEHATAN

URINALISA DAN
CAIRAN TUBUH
COACH : FITRIA SUKMA, S.Tr.Kes

SENIN, 18 SEPTEMBER 2023


PEMERIKSAAN URIN
01 Bakteri dalam urin belum berkembang biak

02 urin belum keruh karena pengendapan garam dan


belum peragian

03 warna urin belumberubah


URINALISA 04 Ph belum berubah
FAKTA MENGENAI GINJAL DAN
SALURAN URIN TERMASUK HATI, 05 Urobilinogen belum berubah menjadi urobilin
SALURAN EMPEDU, PANCREAS
DLL.
06 benda benda keton belum berubahh

07 Mudah untukmelakukan percobaan konsentrasi


fishbreg
08 Jika terdapat glukosa, bakteri akan menggunakan
sebagai sumber energi ini yang dapat memberikan
hasil pemeriksaan negatif palsu pada glukosuria
FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
MACAM MACAM SAMPEL URIN

Post Prandial

Urin Pagi Urin Sewaktu Urin 24 Jam


untuk px glukosuria, merupakan
urin yang pertama kali dilepaskan
urin lebih pekat, baik baik untuk px urin rutin Untuk penetapan
setelah makan.
untuk px sedimen, BJ, yang menyertai px badan kuantitatif
urin pagi tidak baik digunakan
protein dan kadar HCG tanpa pendapat khusus. untuk px penyaring glukosuria.

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
01. TOLUENA

PENGAWET Mendekati sifT ‘all round’. Perombakan urin oleh kuman


dapat dihambat, baik digunakan untuk mengawetkan glukosa

URIN
dalam urin, aseton dan aseto asetat.
2-5 mL toluena untuk mengawetkan urin 24 jam.

02. Thymol
Satu butir thymol sebagai pengawet mempuny daya seperti
toluena. jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
positif palsu pada reaksi proteinuria dengan cara pemanasan
dengan asam asetat.

03. Formaldehide
Khusus dipakai untuk mengawetkan sedimen. pakailah
sebanyak 1-2 mL larutan formaldehide 40% untuk
pengawet urin 24 jam.

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
04. Asam Sulfat Pekat
Digunakan untuk pemeriksaan kuantitatif calsium, nitrogen

PENGAWET
dan zat anorganik lainnya.. Reaksi asam mencegah
terlepasnya N dalam bentuk amoniak dan menvegah
terjadinyaendapan calsium fosfat

URIN 05. Natrium Karbonat


Digunakan jika menentukan ekskresi urobilinogen per 24
jam. 5 g Natrium karbonat dicampur dengan beberapa mL
toluena.

06. Cloroform
Menghambat pertumbuhan bakteri, merubah karakteristik
sel pada sedimen.

07. Natrium Floride


Untuk pengawet glukosa, karena dapat menghambat
glukolisis

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
FITRIA SUKMA,

PEMERIKSAAN URIN DIBAGI


S.TR.KES

MENJADI DUA MACAM :


PEMERIKSAAN URIN RUTIN
A. MAKROSKOPIS
1. Volume
2. Warna
3. Kekeruhan
4. Berat Jenis
5. Keasaman
6. Bau
B. MIKROSKOPIS
Pemeriksaan sedimen
C. PEMERIKSAAN KIMIAWI URIN
1. Pemeriksaan Protein
2. Pemeriksaan Glukosa
PENINGKATAN JUMLAH URIN 9POLIURI)
Diabetes melitus, Diabetes insipidus, Nefritis Kronis, pada masa
odema kasus febris akut

Volume Urin Normal PENGURANGAN JUMLAH URIN ( OLIGURI)


800-1600 mL/24 Jam Nefritis akut, eklamsi, diare berat, muntah muntah
berat, terlalu banyak keluar keringat, demam,
dekompensasio kordis.

ANURI
wTidak terbentuk urin, terjadi pada kolaps dengan tekanan
darah sistolik < 70 mmHg, nefritis akut, yang berat dn
FITRIA SUKMA,
S.TR.KES keracunan HgCl2
WARNA
URIN

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
BERAT JENIS

HASIL PEMERIKSAAN BERAT JENIS DI KOREKSI TERHADAP B. Albumin


A. Suhu Tiap terdapat 15% albumin - 0,003
Tiap 3 oC diatas suhu tera (suhu yg tercantum pd urinometer) + 0,001.
Tiap 3 oC dibawah suhu tera - 0,001. C. Glukosa
Tiap terdapat 1% glukosa - 0,004
FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
Keasaman
(pH)

Alkali pada peradangan saluran kencing menunjukan adanya infeksi oleh “urea
spliting organisme” yang sangat resisten terhadap antibiotik

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
MIKROSKOPIS
URIN
UNSUR UNSUR SEDIMEN URIN ORGANIK

SEL EPITEL ERITROSIT


LEUKOSIT

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
MIKROSKOPIS
URIN
UNSUR UNSUR SEDIMEN URIN ORGANIK

SILINDER HIALIN SILINDER LEMAK


SILINDER BERBUTIR

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
MIKROSKOPIS
URIN
UNSUR UNSUR SEDIMEN URIN NON ORGANIK

KRISTAL KALSIUM OKSALAT KRISTL ASAM URAT KRISTAL TRIPLE FOSFAT

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
MIKROSKOPIS
URIN
UNSUR UNSUR SEDIMEN URIN NON ORGANIK

KRISTAL CYSTINE KRISTL TYROCINE KRISTAL TRIPLE FOSFAT


FITRIA SUKMA,
S.TR.KES

PEMERIKSAN
KIMIAWI
• PEMERIKSAAN PROTEIN URIN

METODE ASAM
ASETAT

Reagen asam asetat 10%


METODE EXTON tabung di isi urin 3/4, panaskan 1-2 menit METODE BANG
+ 3tetes asam asetat 10%
Urin disentrifuge dan supernatan dipakai. 5 Ml URIN +0,5 Ml reagen bang+
campurkan dengan reagen exton sama interpretasi hasil : panaskan didalam air mendidih selama 5
banyak. (-) Tdk ada kekeruhan menit.
interpretasi hasil : (+) Keruh sedikit sekali <10mg%
+ Bila ada kekeruhan (+) Keruh tanpa butir butir 10-50mg% interpretasi hasil :
• Bila tetap jernih (++) Keruh jelas 50-200 mg% bila timbul kekeruhan + terdpat protein
(+++)keruh berkeping-keping 200-500 mg interpretasi hasil sama dengan metode
bila keruh panaskan jangan sampai % asam asetat.
mendidih, jika kekeruhan semakin jelas (++++) Keruh menggumpal >500mg%
maka + albumin
FITRIA SUKMA,
S.TR.KES

PEMERIKSAN
KIMIAWI
2. PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

METODE BENEDICT

5 mL reagen benedict + 8 tetes urin +


panaskan
METODE FEHLING METODE TABLET
interpretasi hasil: CLINITEST
Campurkan lar. fehling 1 dan lar. fehling 2 (-) Biru hijau tak ada endapan
dalam tabung reaksi dengan volume sama. (+) Hijau dengan endapan kuning Masukan tablet clinitest kedalam tabung
encerkan dgn aq 2-3 kali dan didihkan. (++) Kuning reaksi+5 tetes air/aq + 5 tetes urin. tunggu
bilalar jernih berarti dapat digunakan+ (+++) Oranye 15 detik/sampai gelembung gelembung
campurkan tetes demi ttes urin yang akan (++++) Merah bata yang terbentuk berhenti.
diperiksa. interpretasi hasil :
+ lemah 1/4 %
interpretasi hasil: ++ 3/4%
endapan berwarna kuning +++ 1%
++++ 2%
bila berubah menjadi warna coklat >2%
UROBILIN
PERCOBAAN SCHLESINGER

UROBILINOGEN
PERCOBAAN WALLACE DIAMOND

URIN ATAS BILIRUBIN


HARRISON & HAWKINSON

INDIKASI
BENDA KETON
ROTHERA & GERHARD

DARAH SAMAR
BENZIDIN

KUANTITATIF PROTEIN
A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
ESBACH & TSUCHIYA
PRINSIP:
Urobilinogen dioksidasi oleh I2 menjadi urobilin.
urobilin dengan Zn akan emberikan fluoresensi
berwarna hijau

CARA KERJA :
UROBILIN 5 cc urin + 2 tetes lugol + 7.5 cc reagen schlesinger
PERCOBAAN SCHLESINGER kemudian kocok .
saring sampai diperoleh filtrat yang jernih
filtrat diperiksa dengan latar belakang hitam

INTERPRETASI HASIL :
+ bila terdapat fluoresnsi hijau pada filtrat

A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
PRINSIP:
Urobilinogen + paradimetil amino benzaldehid akan
membentuk komplek warna merah anggur.

UROBILINOGEN CARA KERJA :


reagen : Ehrlich
WALLACE DIAMOND
5cc urin+10cc reagen Ehrlich
lihat perubahan warna yang terjadi

INTERPRETASI HASIL :
+ bila timbul warna merah anggur

A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
PRINSIP:
BaCl2 bereaksi dengan sulfat dalam urin
membentuk endapan BaSO4 dan bilirubin akan
menempel pada molekul ini. feriklorida
mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin.

BILIRUBIN CARA KERJA :


reagen : Fouchet
HARRISON & HAWKINSON
5cc urin kedalam tabung reaksi + 5cc BaCl2 10% campur
kemudian saring.
presipitat pada kertas saring biarkan kering + 1 tetes reagen
fouchet pd presipitat.

INTERPRETASI HASIL :
+ bila timbul warna hijau atau biru kehijauan.
sensitivitas 0,05-0,1 mg bilirubin/dl urin.

A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
PRINSIP:
Natrium nitroprusid akan bereaksi dengan asam
amino asetat dan aseton dalam suasana basa akan
membentuk senyawa berwarna ungu.

CARA KERJA : GERHARD


BENDA KETON CARA KERJA : reagen : FeCl3 10%
ROTHERA & GERHARD reagen : Rothera 5cc urin kedalam tabung reaksi +
5cc urin kedalam tabung reaksi + 1 g reagen rothera beberapa tetes FeCl3 10%
kemudian kocok
miringkan tabung+ 1-2 cc ammonium hidroksida pekat
INTERPRETASI HASIL :
18% melalui dinding. letakan tabung dengan tegak
+ bila terjadi warna merah anggur
tunggu5 mnt.

INTERPRETASI HASIL :
+ bila timbul cincin ungu kemerah merahan pada batas
kedua lapisan.

A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
PRINSIP:
Hemoglobin sebagai peroksidse yang berfungsi
menguraikan H2O2 menjadi H2O akan
mengoksidasi benzidin.

CARA KERJA :
DARAH SAMAR rsejumlah urin pd tabung reaksi dipanaskan kemudian
dinginkan
BENZIDIN
seujung spatula + 3cc asam asetat glasial kemudian kocok
hingga homogen + 2cc urin yang telah dipanaskan tadi + 1
cc Hb2O2 lalu campur baik baik. bacahasil dalam 5 menit

INTERPRETASI HASIL :
+ bila timbul warna hijau biru.

A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
PRINSIP:
Protein akan mengendap dalam suasana asam

CARA KERJA :
KUANTITATIF urin yang akan digunakan harus jernih
urin diasamkan dengan beberapa tetes asam asetat glasial. pemeriksaan cara Esbach da tsuchiya
PROTEIN tabung dari Esbach diisi dengan urin sampai garis U menggunakan urin 24 jam.
ESBACH & TSUCHIYA tambahkan reagen sampai garis R pemeriksaan dilakukan apabila pada
tutup tabung dan homogenkan 10x jangan ada px metode bang menunjukan hasil
gelembung.
+3/+4
biarkan selama 24 jam

INTERPRETASI HASIL :
tinggi endapan dibaca setelah 24 jam

A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
TEST CARIK
CELUPDIP-ANDREAD TEST STRIP

• Spesimen harus homogen


• celupkan hanya sekejap saja kedalam urin
• hilangkan kelebihan urin pada carik
• jangan pegang bagian carik celup mengandung reagen
dengan jari
• keluarkan carik yang akan dipakai dari botolnya secara
segera.
• botol carik harus selalu tertutup rapat
• jangan simpan botol carik yang tersorot langsung sinar
matahari

FITRIA SUKMA, S.TR.KES


STABILITAS SPESIMEN
FAECES
P re s e n t a t i o n Te m p l a t e

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Donec quis erat et quam
iaculis faucibus at sit amet nibh. Vestibulum dignissim lectus in ligula rhoncus, et
bibendum risus dictum.
SYARAT WADAH SPESIMEN YANG BAIK DAN BENAR

• terbuat dari gelas atau plastik


• tidak bocor atau tidak rembes
• harus dapat tertutup rapat dengan tutup ulir
• besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
• bersih
• kering
• tidak memengaruhi sifat zat dalam spesimen
• tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
• gunakan botol warna coklat untuk spesimen yang dapat
terurai bilaterkena sinar matahari.
• untuk pemeriksaan biakan wadah harus steril.
Pilihlah bagian dari tinja yang
FAECES memungkinkan memenuhi
kelainan : bagian yang
bercampur darah atau lendir

TINJA UNTUK PEMERIKSAAN SEBAIKNYA


YANG BERASAL DARI DEFEKSI SPONTAN,
FAECES

Pilihlah bagian dari tinja yang memungkinkan memenuhi


kelainan : bagian yang bercampur darah atau lendir.

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap feses ada 3 macam :


• Makroskopis : warna, bau, konsistensi,lendir, darah parasit,
sisa makanan.
• Mikroskopis : Telur cacing, sel darah (eritrosit & leukosit),
sisa pencernaan ( protein, karbohidrat, lemak), amoeba.
• Kimiawi : darah samar
Telur Cacing
a. dengan preparat basah/kering
b. dengan metode konsentrasi
Reagen : NaCl Jenuh
Cara kerja :
• 5gr faeces + NaCl jenuh terjadi suspensi
• masukan suspensi kedalam beker gelas kecil
• diatas permukaan faeces letakan deck glass sampai terapung
• diamkan selama 1/2 - 1 jam, lalu angkat deck glass menggunakan
pinset
• letakan pada kaca objek, kemudian periksa adanya telur cacing.
• metode ini terutama untk pemeriksaan telur cacing Ancylostoma
duodenale.
Sel Darah
(Eritrosit dan Leukosit)

a. Tanpa pewarnaan dengan preparat basah/kering


b. dengan pewarnaan
Reagen : (eosin/lugol)

Interpretasi hasil:
Normal : terdapat sedikit leukosit, tidak terdapat eritrosit
Abnormal : Eritrosit dalam faeces terjadi apabila terdpat
perdarahan dalam saluran pencernaan.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

Karbohidrat Lemak
Amoeba
protein
Reagen : Lugol Reagen : Sudan III , asam
Reagen : Eosin 1 %
Cara : 1 tetes preparat asetat glasial
reagen : Asam Asetat 30% cara : 1 tetes faeces + 1
faeces + 1 tetes lugol, cara kerja : 1 tets faeces +
Cara kerja : preparat tetes lar. eosin 1%. amati
tutup dengan deck glass. 1 tets sudan III + 1 tetes
faeces + 1 tetes asam dibawah ikroskop.
panaskan perlahan, setelah asam asetat glasial. panasi
asetat glasial 30%
dingin amati perlahan lahan dan
langsung diperiksa

A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
DARAH SAMAR (BENZIDIN)

PEMERIKSAAN KIMIAWI
INTERPRETASI HASIL :

(-) : Tidak ada perubahan warna


(+) Hijau
(++) Biru bercampur hijau
(+++) Biru
(++++) Biru Tua
LIQUOR
CEREBROSPINALIS
Pengambilan cairan otak dilakukan dengan maksud
diagnostik atau untuk melakukan tindakan terapi.
dapat mengarah pada suatu penyakit susunan saraf
pusat, dan berguna juga setelah terjadinya trauma.

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
Cara Menampung cairan:
• apabila tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologi
sediakan 3 tabung untuk menampung cairan
Tabung 1 : Tampung beberapa tets pertama cairan yang
keluar dari pungsi. (tdk untuk px )
Cairan otak dapat diperoleh dengan Tabung 2 & 3 : disi langsung cairan dari pungsi dengan
melakukan pungsi kedalam cavum sama banyak cairan otak 2-4 mL dan boleh dipakai untuk
ssubarachnoidale bagian lumbal, pungsi px.
suboccipital ke dalam cisterma magna atau
pungsi pentrikel sesuai dengan indikasi 2. sediakan selalu tabung isi lar. Na citrat 20% digunakan
klinis. apabila cairan otak akan membeku apabila keruh,
xanthochrom atau bercampur darah. 0,01 mL untu1 mL
cairan otak.

3. Jika ada px bakteriologi maka tabung ke tiga harus


tabung yang dalam keadaan steril/ berisi medium biakan
khusus.
A R A I C O P H A R M A C E U T I C A L | VA C C I N E S
01 Warna
merah , coklat, kuning (Xantroktomi) dan keabu a
buan.
Pemeriksaan Kekeruhan
02
Makroskopis normal sejernih aq
abnormal :keruh

03 Bekuan
Normal : tidak ada bekuan
abnormal : terjadi bekuan halus sekali, berkeping,
berserat, berupa selaput yang kasar dan besar.

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
01 Warna
merah , coklat, kuning (Xantroktomi) dan keabu a
buan.
Pemeriksaan Kekeruhan
02
Mikroskopis normal sejernih aq
abnormal :keruh

03 Bekuan
Normal : tidak ada bekuan
abnormal : terjadi bekuan halus sekali, berkeping,
berserat, berupa selaput yang kasar dan besar.

FITRIA SUKMA,
S.TR.KES
1.Menghitung Jml Sel
• px dilakukan dalam waktu 1/2 jam setelah mendapat liquor .
• tabung ke 3 yang digunakan
• tidak boleh terdapat darah.
• keadan normal ditemukan 0-5 sel/ ul cairan otak.
• bilik hitung Fush Rosenthal
• lar. Turk.
• Cara kerja:
• kocok cairan otak
• isap lar turk sampai garis tanda 1 dlm pipet leukosit
• isapcairan otak sampai tanda 11.
• homogenkan, buang tetes pertama
• isi kamar hitung, diamkan selama 5 menit.
• n/16 x 5 x 10/9 = 50n/144 = n/3
• Abnormal > 10 Sel/uL
2. Menghitung Jenis Sel
• Cairan jerinih di centrifuge dalam kecepatan 1500-2000 rpm selama
10 menit.
• sedimen digunakan untuk membuat apusan
• warnai menggunakan giemsa atau wright
• buat hitung jenis seperti hitung jenis leukosit.
• Normal : hanya limfosit sja.
• jika segmen meningkat tandanya proses radang menghebat
• limfosit bertambah tandanya proses mereda.
3. Bakterioskopi
• M. Tuberculosa, Meningococcus, peneumococcus, streptococcus
dan H.Influenza.
• pewarnaan Ziehl Neelsen atau Kinyoun Gabbet
• menggunakan sedimen untuk bahan pemeriksaan.
4. Pemeriksaan Kimiawi
• Tes Pandy : Protein dalam liquor membentuk kruhan dalam suasana
asam.
• 1 cc reagen pandy + 1 tetes cairan otak
• + kekeruhan putih kebiruan

• Tes Nonne
• 1 cc LCS +1 cc Lar. Ammonium sulfat
• + Cincin keruh pada daerah perbatasan kedua lapisan.
Differeiasi Transudat dan Eksudat
PEMERIKSAAN
TRANSUDAT EKSUDAT

Pemeriksaan Kimiawi :
Makroskopis : Mikroskopis : Tes Rivalta
Jumlah • Hitung Jumlah Leukosir : NaCl 0,9%.
100 cc aq + 0,1 asam asetat glasial + teteskan 1
Warna • Menghitung Jenis Sel : sama
tetes cairan ke dalam cairan di atas kira kira 1
Kejernihan cc di atas permukaan.
Bau Transudat : Sedikit kekeruhan
Berat Jenis Eksudat : kekeruhan jelas sampai kedaasar
ANALISA SEMEN

Untuk mengetahui pria fertil atau


infertil.
semen yang diperiksa berasal dari
seluruh ejakulat, pengeluaran dengan
masturbasi atau coitus interuptus.
PESIAPAN ANALISA
SEMEN
Tidak behubungan 3-5 hari.
ditampung dalam wadah gelas atau
plastik dengan mlut lebar.
pasien diminta mencatat waktu
pengeluaran mani dengan lengkap.
sampel diperiksa selambat lambatnya 1
jam.
ANALISA SEMEN RUTIN
Warna normal seperti lem kanji atau
Volume : dengan gelas ukur putih kelabu.
• Aspermia :0 mL Jika lama abstinensi berwarna
• Hypospermia : < 1 mL kekuningan.
• Normospermia : 1-6 mL putih/ kuning : banyak leukosit
• Hyperspermia : > 6 mL kemungkinan oleh infeksi pada
Rata rata Volume ejakulat 2,5 -5 mL genitalis.
Likuifaksi terjadi 15-20 menit post
ejakulasi.
ANALISA SEMEN RUTIN
pH :
Viskositas/kekentalan Normal : 7,2 - 7,8.
Menggunakan alat viskometer. >8 adanya radang akut kelenjar
cara sederhana mencelupkan kaca kelamin/ apididymis.
objek yang sudah di tetesi semen, < 7,2 menunjukan penyakit kronis
kemudian diangkat pelan pelandan kelenjar epididymis.
diukur tinggi benang yang terjadi
sampaiputus. Bau :
normal : 3-5cm Khas, tajam, tidak baubusuk.
MIKROSKOPIS
2. Motilitas
• Konsentrasi/Jumlah sperma
dihitung dengan improved neubaur Jml sperma bergerak maju - jml
pipet leukosit. jumlah sperma yang spermamati.
didapat dikalikan 200.000 (1 mL air normal >40%
mani).
sperma lemah disebut
Polyzoospermia: > 250 jt/mL Asthenozoospermia
Normozoospermia : 40-200 jt/mL sperma idak bergerak/mati disebut
Oligozoospermia : <40 jt/mL Necrozoospermia.
Azoospermia : 0 jt/mL
MIKROSKOPIS
3. Morfologi
semen diwarnai dgn giemsa, dihitung sebanyak
200 spermatozoa.
semen dianggapnormal jik jumlah abnormal 30-
40%
>40% disebut teratozoospermia.
>50% unfertil meski konsentrasi normal.
Kelainan pada bentuk sperma :
Kepala terlalu besar, kecil atau memenjang
inti pecah
Tidak ada ekor, ekor pendek, mempunyai 2 ekor

Anda mungkin juga menyukai