Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS UROLITHIASIS PADA KUCING ABU DI K AND P

CLINIC SURABAYA

ARMANDO WANDIRI HAMIN


Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH)
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail : edohamin25@gmail.com

ABSTRAK
Gangguan pada sistem perkencingan yang kerap menjadi masalah pada kucing yaitu Urolithiasis.
Urolithiasis itu sendiri merupakan gangguan pada saluran urinari akibat adanya
batu/kalkuli/kristal-kristal. Kalkuli tersebut dapat menimbulkan sumbatan bahkan perlukaan
pada saluran urinary akibat terjadinya supersaturasi pada urin yang terdiri dari satu atau beberapa
jenis mineral yakni kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang ureter,
vesika urinaria, dan uretra. Manifestasi klinis pada kejadian urolitiasis bersifat nonspesifik dan
sangat bervariasi tergantung dari besarnya, jumlah dan lokasi kalkuli. Urolitiasis pada umumnya
diikuti hematuria, disuria, serta stanguria. Pada kasus Urolithiasis yang menyerang kucing Abu
di klinik KandP Surabaya ini memiliki berat badan 3,67 kg, jenis kelamin jantan, umur 18 bulan
dengan amnanesa kesusahan saat urinasi (stanguria), pernah dipasang kateter sebanyal 3x,
kondisi kucing lemas , sering muntah dan penurunan nafsu makan . untuk diagnosa penunjang
yang dilakukan yakni melakukan tes urin (Urinalis) dan hasil tes darah (Haematologi).
KATA KUNCI : Urolithiasis, stanguria, Urinalis, Haematologi

ABSTRAK

Disorders of the urinary system that are often a problem in cats, namely Urolithiasis. Urolithiasis
itself is a disorder of the urinary tract due to the presence of stones/calculi/crystals. These calculi
can cause blockages and even injuries to the urinary tract due to supersaturation in the urine
which consists of one or several types of minerals namely calcium, oxalate and phosphate which
can move down along the ureters, urinary bladder and urethra. Clinical manifestations of
urolithiasis are nonspecific and vary greatly depending on the size, number and location of
calculi. Urolithiasis is generally followed by hematuria, dysuria, and stanguria. In the case of
Urolithiasis that attacked the Abu cat at the Surabaya KandP clinic, he weighed 3.67 kg, male, 18
months old with amnanesa with difficulty urinating (stanguria), had a catheter installed 3 times,
the cat's condition was weak, often vomited and decreased appetite . for supporting diagnoses
that are carried out, namely conducting a urine test (Urinalis) and blood test results
(Hamatology).
KEY WORDS : Urolithiasis, stanguria, Urinary, Haematology

PENDAHULUAN
Gangguan pada sistem perkencingan klinis pada hewan. Urolith yang terbentuk
merupakan salah satu dari berbagai masalah dapat dibedakan atas empat berdasarkan
yang dapat terjadi pada hewan kesayangan, jenis mineralnya, yaitu urat (urat amonium,
terutama kucing. Urolithiasis, gagal ginjal, urat sodium, dan asam urat), sistin, fosfat
infeksi saluran kencing merupakan contoh amonium magnesium (struvit), dan kalsium
gangguan pada sistem perkencingan yang (kalsium oksalat dan kalsium fosfat).
kerap menjadi masalah pada kucing. Kondisi terjadinya hematuria dapat
Komposisi dan cara pemberian pakan yang disebabkan karena adanya perlukaan dan
kurang tepat dapat menyebabkan infeksi pada mukosa saluran kencing (Riesta
ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh dkk., 2020).
kucing tersebut. Pakan yang kurang tepat Manifestasi klinis pada kejadian
dapat berpengaruh terhadap tingkat urolitiasis bersifat nonspesifik dan sangat
keasaman (pH) urin, volume urin, dan bervariasi tergantung dari besarnya, jumlah
konsentrasi urin yang dapat menyebabkan dan lokasi kalkuli. Urolitiasis pada
terbentuknya mineral berlebih pada urin. umumnya diikuti hematuria, disuria, serta
Urolithiasis merupakan kondisi stanguria (Mihard dkk., 2019). Sesuai
terbentuknya kalkuli akibat terjadinya dengan penelitian Nurrurozi, dkk. (2019)
supersaturasi pada urin yang terdiri dari satu kucing pada penelitiannya yang
atau beberapa jenis mineral yakni kalsium, mengalami struvit urolithiasis
oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak menunjukkan gejala klinis stranguria,
turun sepanjang ureter, vesika urinaria, dan disuria, dan hematuria. Semua gejala itu
uretra (Men dan Arjentinia, 2018). disebabkan oleh sumbatan struvit yang
Urolithiasis lebih sering terjadi pada kucing menyebabkan keradangan pada saluran
jantan dibandingkan dengan kucing betina urinasi sehingga menyebabkan kesulitan
dan hewan yang terserang umumnya urinasi, sering menjilat area genital,
berumur antara 1-7 tahun. Masalah merejan saat buang air kecil,
kesehatan ini mengganggu VU dan uretra sertakeluarnya darah pada urin. Ada tiga
kucing. Gangguan pada uretra disebabkan teori yang menjelaskan terbentuknya urolit
oleh struktur uretra kucing jantan yang pada saluran urinari yaitu endapan
berbentuk seperti tabung, memiliki bagian kritalisasi, pembentukan inti matriks, dan
yang menyempit sehingga sering penghambat faktor kristalisasi. Endapan
menimbulkan penyumbatan urin asal VU ke kristalisasi terjadi akibat kejenuhan yang
luar tubuh. Kristal urin yang paling sering tinggi (supersaturation) antara urin dan
ditemukan yaitu kalsium oksalat dengan kristaloid kemudian berkembang menjadi
persentase kejadian 46,3% dan magnesium kalkuli. Pembentukan inti matriks
amonium fosfat 42,4%. Partikel yang (komponen organik non kristal dari kalkuli
mengendap kemudian mengkristal dan dapat seperti albumin dan globulin) yaitu substansi
bertambah besar ukurannya, memperparah abnormal dari urin menjadi penyebab awal
kerusakan sehingga menimbulkan gejala terjadinya pembentukan kalkuli. Teori
penghambat kristalisasi menyatakan bahwa Pemeriksaan Fisik
faktor penghambat pembentukan kalkuli Dari hasil pemeriksaan fisik yang
tidak tersedia. Terbentuknya batu pada dilakukan tampak kucing Abu dengan
saluran kemih dapat disebabkan oleh 3 kondisi lemas, mukosa pink pucat, , suhu
faktor, yaitu konsentrasi kristaloid yang tubuh meningkat 39,9C, dehidrasi sedang, ,
tinggi dalam urin, lesi pada dinding saluran tidak ada batuk dan leleran
urinarius atau perubahan fisikokimia dalam Pemeriksaan Penunjang
urin hingga terbentuknya kristal, dan stastis Pada penegakan diagnosa juga
air kemih. Pembentukan batu dapat terjadi diperlukan pemeriksaan penunjang untuk
karena urin yang jenuh dengan garam-garam menunjang dan penentuan langkah terapi.
pembentuk batu atau urin kekurangan faktor Pada kasus kucing Abu ini, pemeriksaan
penghambat pembentukan batu. Kotoran dan penunjang yang dilakukan yakni melakukan
debris dalam urin juga akan mengendap tes urin (Urinalis) dan tes darah
sehingga mengkristal dan membentuk batu- (Haematologi).
batu dalam saluran urinarius (Mihard dkk.,
Jenis Hasi Unit Reffer Ketera
2019).
Pemerik l ence ngan
MATERI DAN METODE saan Interv
al
Kucing persia bernama Abu dengan jenis Leukosit 500 Cell/ 0 Tinggi
kelamin Jantan, berusia 18 bulan, dengan uL (Pyuria)
berat badan 3,67 kg, warna rambut putih Urobilin Nor umol 3,2 -16 Normal
ogen mal /L
hitam. Protein 3,0 g/L <0,15 Tinggi
(Protein
uria)
PH 7,0 5,0 -7,0 Normal
Blood 80 Cell/ 0 Tinggi
uL (Hemat
uria)
Spesific 1020 1015 – Normal
Gravity 1045
(SG)
Ketone 0 mmo 0 Normal
l/L
Bilirubin 0 umol 0 Normal
Anamnesa /L
Kucing Abu datang ke KandP klinik Vc 0,6 mmo 0 Tinggi
dengan keluhan kondisi kucing yang (Ascorbi l/L
kesusahan saat urinasi (sudah pernah c Acid)
Micro 150 Mg/ <2 Tinggi
dilakukan pemasangan kateter sebanyak 3x),
Albumin L
kondisi tubuh lemas, suhu tubuh meningkat (MA)
39,9C, sering muntah, ada penurunan Creatinin 26,4 mmo 0,9 – Normal
nafsu makan, bisa pub namun lama, belum l/L 26,4
pernah di lakukan vaksin serta pemberian Protein 56,6 Mg/ <0,2 Tinggi
obat cacing. to L
Creatinin
e Ratio haemoglobin masih di golongkan normal
(PCR) dikarenakan selisih antara rata- rata normal
Calcium 1,0 mmo 1,0-10 Normal dan hasilnya masih batas wajar, tingginya
(CA) l/L
kadar granulosit (granulositosis) dan
Glucose 0 mmo <2,8 Normal
l/L rendahnya Limfosit (Limfositopenia).
Tabel 1. Hasil Uji Urin (Urinalisis)

Keterangan : Pada hasil pemeriksaan urin Penanganan


(urinalis) ditemukan peningkatan kadar Kucing Abu dirawat inap di K and P
leukosit (pyuria), peningkatan kadar protein Clinic terhitung mulai tanggal 28 Mei 2023.
(Proteinuria), tingginya kadar darah dalam Penanganan awal berupa terapi cairan infus
urin (Hematuria), tingginya Vitamin C NS (Normal Salin) 0.9% Sodium Chloride,
dalam urin (Ascorbic Acid), tingginya melakukan tes urin (Urinalis) dan tes darah
Micro Albumin (MA) dan Protein to (Haematologi), Aminavast, Cefotaxime,
Creatinine Ratio (PCR). Glukortin, Cystaid, Hemostop, Urinaid,
flushing kateter dan pakan recoveri.
Test Res Uni Reffere Keteranga
ult t nce n PERHITUNGAN DOSIS
Interva  Aminavast 1 capsul = Didawah 4,5 kg 1
HCT 44,3 % 24,00 – Normal kapsul, q12h (PO)
0 55,00  Cefotaxime 1,4 ml q12h (IV) : Dosis 40 mg
HGB 16,0 g/ 8,00 - Tinggi x BB (3,67): pengenceran 10 mg dari
0 dL 15,00 (polisitemia
sediaan 1 g
)
MCH 32,5 g/ 30,00 - Normal  Glukortin 0,25 ml q24h (SC) : (untuk
C 0 dL 36,90 kucing 0.25 ml) dosis 0,15 mg/kg
WBC 16,8 K/ 5,00 – Normal  Cystaid 1 capsul untuk kucing q12h (PO)
0 uL 18,90  Hemostop q24h, sprn (SC) 1 ml : dosis 0,2
GRA 15,6 109/ 2,50 – Tinggi ml/kgBB
NS 0 L 12,50 (granulosit  Urinaid ½ tablet, q24h (PO), <10 Kg
osis)
one tablet per day
GRA 93,0 %
NS 0  Flushing kateter
L/M 1,20 10 /
9
1,50 – Rendah HASIL DAN PEMBAHASAN
L 7,80 (Limfositop
enia) Hasil pemeriksaan urin kucing abu
L/M 7,00 % ditemukan peningkatan kadar leukosit (pyuria),
PLT 317, 109/
175,00 Normal peningkatan kadar protein (Proteinuria),
00 L –
500,00
tingginya kadar darah dalam urin
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Darah (Hematuria), tingginya Vitamin C yang ada
(Haematologi) dalam urin (Ascorbic Acid), tingginya
Micro Albumin (MA) dan Protein to
Keterangan : Pada hasil pemeriksaan darah Creatinine Ratio (PCR). Peningkatan
(Haematologi) ditemumukan adanya leukosit yang tinggi menandakan adannya
peningkatan kadar haemoglobin infeksi,Infeksi terjadi disebabkan adanya
(Polisetemia), namun dalam hal ini kadar benda asing yang menyerang jaringan
saluran kemih, kondisi ini disebabkan oleh dengan jumlah yang banyak sehingga
tingginya kadar garam dan mineral yang diperlukan terapi cairan. Pemberian infus
tidak tersaring dari darah (Caesar dkk., berfungsi untuk mempertahankan
2021). Blood meningkat dikarena kanadanya keseimbangan cairan dalam tubuh.
pendarahan dalam kantung kemih, Keseimbangan air sangat diperlukan dalam
peningkatan ascorbic acid dikarenakan metabolisme dan melarutkan hasil
konsumsi vitamin C yang berlebih, metabolisme untuk dapat dimanfaatkan oleh
peningkatan protein, microalbumin, dan sel tubuh. Tujuan utama dari terapi cairan
protein to creatinine ratio dapat untuk mengatasi dehidrasi, memulihkan
menunjukkan adanya infeksi saluran kemih volume sirkulasi darah pada keadaan
dan gangguan organ ginjal (Ningsih,Fitria hipovolemia atau shock, mengembalikan
2023). dan mempertahankan elektrolit (Na+ dan
Hasil pemeriksaan darah (Haematologi) K+), dan asam basa dalam tubuh ke arah
ditemumukan adanya peningkatan kadar batas normal (Azhar et al.,2022).
haemoglobin (Polisetemia), namun dalam Terapi selanjutnya diberikan
hal ini kadar haemoglobin masih di Glukortin yang mengandung Dexamethason,
golongkan normal dikarenakan selisih antara Sifat dari dexamethasone merupakan
rata- rata normal dan hasilnya masih batas glukokortikosteroid long acting, memiliki
wajar, tingginya kadar granulosit sifat anti inflamasi, anti-alergi, antistress
(granulositosis) dan rendahnya Limfosit serta dapat meningkatkan kadar hemoglobin.
(Limfositopenia). Kadar hhaemoglobin Indikasi untuk kortikosteroid dan anti
masih di golongkan normal dikarenakan inflamasi, efek samping dexamethasone
selisih antara rata- rata normal dan hasilnya adalah immunosupresi. Farmakokinetik
masih batas wajar, tingginya kadar dexamethasone yaitu diabsorbsi pada
granulosit (granulositosis) Kondisi tersebut saluran pencernaan secara cepat,
diduga karena terdadinya perdarahan yang metabolisme dihati dan dikeluarkan melalui
keluar bersamaan dengan urin, rendahnya urin ataun feses (Hermawan 2023). Terapi
Limfosit (Limfositopenia) hal ini bisa glucortin dimaksudkan mengurangi
disebabkan oleh malnutrisi atau kurang peradangan akibat akumulasi cairan.
gizi yakni penyebab umum limfositopenia. Diberikan juga Cystaid (Cystaid Plus
Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan ®, Vetplus, Lytham, Lancashire, Inggris)
protein maupun nutrisi lainnya untuk satu kali sehari satu tablet secara secara per
memproduksi limfosit. Gangguan makan, oral sebagai terapi supportif. Suplemen ini
misalnya anoreksia hal ini sesuai dengan digunakan untuk kasus gangguan saluran
amnanesa kucing abu di awal yakni kucig perkemihan bawah. Obat ini memiliki tiga
Abu kehilangan nafsu makan serta badan kandungan N-asetil D-Glukosamin yang
yang lemas. berperan dalam membantu mempertahankan
Kucing Abu pada kasus urolitiasis lapisan pada vesika urinaria, melindungi
ini memiliki gejala tidak makan dan muntah mukosa vesika urinaria dan mengurangi
maka dilakukan tindakan medis dengan cara peradangan pada vesika urinaria (Lewinsky
terapi cairan. Pemberian infus perlu dkk.,2022).
diberikan dikarenakan ketika dilakukan Selanjutnya terapi yang diberikan
pemasangan kateter urin akan terus keluar yakni Hemostop-K dengan kandungan
vitamin K Terlibat dalam pembentukan dimasukan. Selain itu, flushing juga
faktor koagulasi aktif II, VII, IX dan X digunakan untuk mengeluarkan runtuhan sel
oleh hati. Terapi Hemostop K yang dari uretra pada kejadian obstruksi (Azhar et
mengandung Carbazochrome Sodium al.,2022).
sulfonate yang merupakan obat hemostatik
diindikasikan untuk perdarahan internal DAFTAR PUSTAKA
dengan intensitas rendah (Purwitasari dkk.,
Azhar, A. P. N., Dewi, K., Dwi, L., &
2022).
Palestin, P. (2022). Catheterization
Suplemen Urinaid dengan
as A Treatment for Feline Lower
kandungan D-mannose. D-mannose adalah
Urinary Tract Disease (FLUTD)
monosakarida, secara alami ditemukan di
Case in K and P Clinic
berbagai tanaman, dan buah-buahan/berry,
Surabaya. Journal of Applied
misalnya di cranberry. Ia juga diketahui
Veterinary Science and
disintesis dalam tubuh dari glukosa
Technology, 3(1), 18-21.
untuk sintesis glikoprotein. D-mannose
umumnya dipasarkan sebagai suplemen Caesar, Geovani Meryza Oka Putra, et al.
makanan untuk kesehatan saluran kemih. "Stasis urin pada Kucing: Evaluasi
Penelitian menunjukkan bahwa D- Klinis dan Laboratoris." Jurnal Sain
mannosa bebas dalam urin Veteriner 39.1: 84-89.
berpotensi menjenuhkan struktur FimH
E. coli, dan selanjutnya memblokir Hashary, A. R., Manggau, M. A., & Kasim,
adhesi E. coli ke sel epitel saluran H. (2018). ANALISIS EFEKTIVITAS
DAN EFEK SAMPING
kemih. Apa yang disebut
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA
penghambatan kompetitif ini dianggap PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
sebagai salah satu mekanisme DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP
potensial untuk mencegah perkembangan DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
ISK (Jaakkola dkk., 2022). MAKASSAR. Majalah Farmasi dan
Pemasangan kateter merupakan Farmakologi, 22(2), 52-55.
tindakan utama yang harus dilakukan bila
sudah terjadi sumbatan pada uretra. Jika Hermawan, I. P. (2023). Studi Kasus:
kandung kemih tidak dapat dikosongkan Keberhasilan Terapi Pada Kasus
maka akan terjadi penurunan fungsi pada Intoksikasi Kucing Kunkun. Jurnal
organ ginjal yang mengakibatkan kegagalan Veteriner dan Biomedis, 1(1), 5-8.
ginjal dalam lakukan filtirasi yang berlanjut Jaakkola, R.A., Arja, L., Arthur, C.O.,
pada kerusakan ginjal (Korys et al., dan Liisa, L. 2022. Role of D-
2017).Memasang kateter pada kucing jantan mannose in Urinary Tract
memerlukan bantuan sebanyak dua orang, Infections-a Narrative Review.
satu orang menahan penis agar tetap keluar Nutririon Journal. 21 (18).
dari preputium dan melakukan pemasangan
kateter Kateter dimasukkan dibantu dengan Kojrys, S.L., Mikulska-Skupien, E.,
flushing menggunakan syringe berisi saline Snarska, A., Krystkiewicz, W.,
yang disemprotkan perlahan untuk Pomianowski, A., 2017. Evaluation
mendilatasi uretra agar kateter mudah of clinical signs and causes of lower
urinary tract disease in Polish cats.
Vet. Med. (Praha). 62, Pp.386–393.
Lewinsky, M., Widyastuti, S. K., & Anthara,
M. S. Laporan Kasus: Cystitis pada
Kucing Persia Jantan.
Mihardi, Arief Purwo, et al. "Kasus
urolitiasis pada kucing persia
betina." ARSHI Veterinary
Letters 3.1 (2019): 13-14
Ningsih, Awalul Fitria. "Urolithiasis pada
Kucing Snow di K and P Clinic
Surabaya." VITEK: Bidang
Kedokteran Hewan 13.1 (2023): 46-
54.
Nururrozi A., Indarjulianto S.,
Yanuartono, Purnamaningsih H.,
Widyarini S., Raharjo S.,
Ramandani D. Terapi Amonium
Khlorida-Asam Askorbat untuk
Menurunkan Tingkat Keasaman Urin
dan Kristalisasi Struvit Pada Kucing
Urolithiasis. Jurnal Veteriner. 20(1):
8-13
Purwitasari, M. S., Soma, I. G., & Batan, I.
W. (2022). Laporan Kasus:
Kesembuhan Enteritis Hemoragika
pada Anak Anjing Kacang yang
Terinfeksi Canine Parvovirus. Jurnal
Kajian Veteriner, 10(1), 67-81.
Riesta, Baiq Deby Aprila, and I. Wayan
Batan. "LaporanKasus: Cystitis
Hemoragika dan Urolithiasis pada
Kucing Lokal Jantan
Peliharaan." Indonesia Medicus
Veterinus 9.6 (2020): 870-883.

Anda mungkin juga menyukai