ROTASI KLINIK
ANIMAL CLINIC JAKARTA
FELINE LOWER URINARY TRACT DISEASE (FLUTD)
Oleh :
ERICK TRI MAHENDRA TARIGAN S.KH
150130100011019
TINJAUAN KLINIS
1. Anamnesa
Kucing bernama Maylow dibawa ke Animal Clinic Jakarta pada
tanggal 29 Maret 2016. Pemilik Maylow mengeluhkan bahwa Maylow tidak
bisa kencing dari semalam.
2. Signalement Hewan
Nama Hewan
: Maylow
Jenis Hewan
: Kucing
Ras
: Persian mix
Warna
: black tabby
Sex
: Jantan
Umur
: 8 tahun
3. Status Present
Berat badan kucing 4,8 Kg. Temperatur kucing 37,6 C. Palpasi abdomen
bagian hipogastrikus dapat dirasakan adanya vesica urinaria yang membesar
(retensi urin). Dilakukan pemasangan kateter dan flushing menggunakan
saline dan kanamycin 1 ml. Ditemukan adanya pasir di ujing penis. Urin yang
didapatkan bercampur darah sebanyak 45 ml.
4. Diferensial Diagnosa
Feline Lower Urinary Tract Disease ( FLUTD) disebabkan oleh :
Urolithiasis, idiophatic cystitis, infeksi bakteri, neurogical disorder, cacat
anatomi dan neoplasia.
5. Pemeriksaan penunjang
Hasil Pemeriksaan darah lengkap :
Pemeriksaan
Hasil
Normal
WBC
12,82
5,5-19,5
RBC
9.36
5-10
Hemoglobin
10,8
8-15
HCT
28,09
24-45
MCV
30
39-55
Satuan
103/l
106/l
gr/dl
%
Fl
Interpretasi
MCH
MCHC
RDWc
Limfosit
Monosit
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
PLT
PCT
MPV
PDWc
11,6
38,6
20,4
1,10
1,21
10,46
0.05
0.00
8,6
9,4
81,6
0,4
0,0
160
0,14
8,5
29,3
12,5-17,5
30-36
Hasil
25,30
1,46
41,84
39,25
19,10
0,18
4,21
11,98
2,27
Normal
30-65
0,5-1,5
9,2-39
8,3-52,5
12-65,1
0,0-0,6
<2
5,8-8,0
2,8-5,5
1,5-7
0-1,5
2,5-14
0-1
0-0,2
20-55
1-3
35-80
0-10
0-1
300-800
12-17
Pg
g/dl
%
103/l
103/l
103/l
103/l
103/l
%
%
%
%
%
103/l
%
Fl
%
Kimia darah
Pemeriksaan
Ureum
Creatinin
AST
ALT
ALP
Bil Total
GGT
Total Protein
Albumin
Satuan
Mg/dl
Mg/dl
IU/L
IU/L
IU/L
Mg/dl
IU/L
g/dl
g/dl
Interpretasi
Urinalisis
Pemeriksaan
Blood
Urobilinogen
Bilirubin
Protein
Nitrit
Keton
Glukosa
pH
Density
Leukosit
Albumin
Mikroskopis
Hasil
+3
Normal
Negatif
> +3
Normal
Negatif
Normal
6,5
1,038
+1
Negatif
+++ RBC
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0,05 0,1
Negatif
Negatif
5,0 7,0
1.001 1.08
Negatif
Negatif
Negatif
++ Struvit
+ Oksalat
6. Diagnosa
Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD)
7. Prognosa
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan maka
prognosa dari penyakit ini adalah dubius fausta yang berarti kemungkinan hewan
masih dapat di sembuhkan.
8. Terapi
Kondisi
Aktivitas : diam/ lesu
Feses: Urine: Makan : Habis (di suap)
30 Maret 2016
Aktivitas : diam
Feses: Urine: ada darah (underpad)
Makan : Habis (di suap)
Aktivitas : diam
Feses: Urine: ada darah (underpad)
Makan : Habis (di suap)
Aktivitas : diam
Feses: Urine: ada darah (underpad)
Makan : Habis (di suap)
Aktivitas : aktif
Feses: normal
Urine: normal
Makan : Habis (di suap)
Aktivitas : aktif
Feses: Urine: ada darah (underpad)
Makan : Habis (di suap)
Aktivitas : aktif
Feses: diare
Urine: normal
Makan : Habis (di suap)
31 Maret 2016
1 April 2016
2 April 2016
3 April 2016
4 april 2016
Terapi
Isofluran 2%
Kateter 1
Flushing saline dan amcilin 1 ml
Ceftriaxone 22 mg/Kg BB
RL 100 ml
Flushing saline dan kanamycin 1 ml
RL 100 ml
Ceftriaxone 22 mg/Kg BB
Flushing saline dan kanamycin 1 ml
RL 100 ml
Ceftriaxone 22 mg/Kg BB
Flushing saline dan kanamycin 1 ml
RL 100 ml
Ceftriaxone 22 mg/Kg BB
Flushing saline dan kanamycin 1 ml
RL 100 ml
Ceftriaxone 22 mg/Kg BB
Flushing saline dan kanamycin 1 ml
RL 100 ml
Ceftriaxone 22 mg/Kg BB
RL 100 ml
Pelepasan kateter.
Pembahasan
Kucing jantan bernama Maylow dibawa oleh ke Animal Clinic Jakarta pada
hari selasa 29 Februari 2016 dengan anamnesa kucing tidak bisa urinasi dari
semalam. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan berat badan yaitu 4,8 Kg dengan
suhu 37,6 C. Palpasi abdomen bagian Hipogastrikus menunjukkan adanya distensi
Vesika urinaria. Hal ini terjadi karena urin terakumulasi di dalam vesika urinaria
akibat sumbatan pada lower urinary tract.
Pemeriksaan
lanjutan
untuk
meneguhkan
diagnosa
dilakukan
uji
pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count), kimia darah, X-ray dan
urinalisis. Hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan terjadi penurunan
platelet. Penurunan jumlah platelet dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu saat terjadi infeksi, peradangan, dan immune-mediated dissorders
(Bush, 1991). Terjadi penurunan limfosit dengan nilai 1,10 10 3/l dari rentang
normal 1.5-7 103/l. Limfosit adalah sel yang memiliki peranan penting dalam
respon imunitas. Keadaan kelainan di mana jumlah sel limfosit rendah disebut
dengan limfositopenia. Limfosit merupakan salah satu sel darah putih. Sel ini
diproduksi di sumsum tulang dan berfungsi untuk membantu melawan infeksi
(Latimer KS. 2011). Terjadi penurunan mean corpuscular volume (MCV) menjadi
30 fL dari rentang normal 39.0-55.0Fl. MCV mengindikasikan ukuran eritrosit :
mikrositik (ukuran kecil), normositik (ukuran normal), dan makrositik (ukuran
besar). Nilai MCV diperoleh dengan mengalikan hematokrit 10 kali lalu
membaginya dengan hitung eritrosit. Penurunan MCV disebabkan karena anemia
mikrositik, kekurangan zat besi, kekurangan pyridoxine (B6), malignansi, artritis
reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C),
keracunan timbal, radiasi, hemoragi chronic, dan inflamasi kronik (Latimer KS.
2011). Terjadi peningkatan mean corpuscular hemoglobin (MCH) menjadi 11,6
pg dari rentang normal 12.5-17.5 pg. MCH mengindikasikan bobot hemoglobin di
dalam eritrosit tanpa memperhatikan ukurannya. MCH diperoleh dengan
mengalikan kadar Hb 10 kali, lalu membaginya dengan hitung eritrosit.
Penurunan MCH disebabkan karena anemia mikrositik, anemia hipokromik
(Latimer, 2011).
urin oleh pembuluh kapiler yang terdapat di VU. Pemasangan kateter dilakukan
dengan menganastesi hewan terlebih dahulu menggunakan anastesi general yaitu
isofluran. Selanjutnya apabila hewan sudah teranastesi dilakukan pemasangan
chateter ukuran 1 dipasang dan difiksir ke preputium penis dengan jahitan
sederhana. Kemudian dilakukan pengambilan sampel urin yang keluar melalui
kateter untuk dilakukan urinalisis.
Berdasarkan hasil urinalisis didapatkan hasil urin berwarna kuning kemerahan
(hematuria), pH urin 6,5 (normal), serta beberapan komponen urin mengalami
peningkatan dari nilai normal yaitu, protein >+3, blood +3, leukosit +1, +3 RBC,
+2 Struvit, +1 oksalat. pH pada pengujian urinalisis adalah 6,5 yang berarti pH
berada pada kisaran normal. Kenaikan jumlah darah, RBC, leukosit, struvit dan
oksalat diduga bahwa kucing Maylow mengalami hematuria akibat gesekan kristal
pada saluran urinari.
pH dibawah 5.0 disebut asam (acid) dan pH diatas 7.0 dinamakan basa
(alkali). Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan pH urine menjadi basa,
misalnya jenis pakan yang mengandung sayuran/ tumbuhan, mengkonsumsi obat
obat alkali (sodium bikarbonat, sodium laktat, dan potasium sitrat), dan infeksi
bakteri. Sedangkan faktor faktor yang dapat menyebabkan pH asam antara lain,
kelaparan, demam, asidosis metabolik, peningkatan aktifitas fisik (over exercise),
dan terapi obat obatan yang bersifat asam (Salasia dan Hariono, 2014).
Protein dalam urin disebut proteinuria. Proteinuria menunjukan kerusakan
pada ginjal, adanya darah dalam urin atau infeksi bakteri. Beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan proteinuria adalah penyakit ginjal (glomerulonefritis,
nefropati karena diabeters mellitus, dan pielonefritis), demam, hipertensi,
urolithiasis dan infeksi saluran kemih (urinary tract infection).
Pada kondisi normal, tidak ditemukan eritrosit dan leukosit dalam urine.
Tetapi dari hasil urinalisis menunjukkan terdapat eritrosi (RBC) dan leukosit
dalam urine. Jumlah eritrosit pada urine kucing Maylow +3 dan jumlah leukosit
+1. Peningkatan jumlah eritrosit (RBC) dalam urine menggambarkan adanya
trauma atau pendaharan pada ginjal dan saluran kemih, infeksi tumor, dan batu
ginjal. Penigkatan jumlah leukosit dalam urine menunjukan adanya peradangan,
infeksi, dan tumor. Beberapa faktor berkontribusi dalam penyakit FLUTD
termasuk infeksi bakteri, infeksi virus, trauma, adanya kristal di urine, batu di
vesika urinaria, dan tumor pada saluran urinaria (Duncan dan Prasse, 2003).
Berdasarkan urinalisis secara mikroskopis ditemukan adanya struvit dan
kalsum okslat. Pada keadaan normal batu/ mineral kristal calculi tidak ditemukan.
Kristal terbentuk dari presipitasi sisa metabolisme terutama mineral, sedangkan
batu merupakan kumpulan kristal yang padat dan keras (Royal canin, 2006). Tipe
batu pada saluran urinari bervariasi, tergantung dari pakan dan pH urin. Urolith
dan kristal yang dapat ditemukan pada penderita urolithiasis yakni struvit, kalsium
oksalat, sistin, dan amonium urat (Gambar 2.3). Dua tipe yang sering ditemukan
yakni struvit (magnesium ammonium fosfat) dan kalsium oksalat (Carlson 2008).
disebabkan oleh beberapa gangguan yakni, Feline Idiopathic Cystitis (FIC) (55%64%), urolithiasis (15%-21%), obstruksi uretra (10%-21%), cacat anatomi (10%),
gangguan perilaku (7%), neoplasia (1%-2%), dan infeksi saluran urinari (1%-8%)
(Gerber, 2005 dalam Lulich JP., 2014).
tidak diketahui pasti penyebabnya dan tidak berkaitan dengan adanya kristal atau
batu dalam saluran urinaria. Faktor predisposisi FIC antara lain yakni genetik,
obesitas, dikandangkan, kurang aktif, stress, lingkungan yang buruk, dan konflik
dengan
kucing
lain.
Normalnya,
bladder
urothelium
dilapisi
oleh
Urolithiasis
Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana terdapatnya bentukan lithiasis
akibat akumulasi kristal yang menyumbat saluran urinasi bagian bawah seperti
vesika urinaria, bladder spincter dan uretra sehingga kucing mengalami kesulitan
urinasi. Kondisi ini sering terjadi pada kucing jantan (Pibo et al, 2010).
Patogenesa terjadinya urolithiasis adalah diet yang mengandung protein tinggi
akan menyebabkan pembentukan kristal, meningkatkan konsentrasi urea dan NH4
dalam urin. Diet yang mengandung oksalat, defisiensi vitamin A dan dehidrasi
(akibat pemasukan air yang terbatas sehingga memberi kesempatan unsur mineral
tetap berada dalam urin yang konsentrasinya jenuh) adalah faktor yang
menyebabkan urolithiasis (Nelson and Couto, 2003)..
Kristal struvit merupakan salah satu jenis urolith pada kucing selain kalsium
oksalat, urat, cystiene, dan kalsium fosfat. Kandungan utama struvit adalah
magnesium ammonium phospate hexahydrate (MgNH4PO4.6H2O). Tidak seperti
pada anjing struvit pada kucing bersifat steril. Struvit terbentuk saat urin
mengalamai supersaturasi oleh magnesium, ammonium, dan fosfor saat pH urin
menjadi lebih dari 6,5. Kristal struvit akan lebih mudah larut pada pH urin kurang
dari 6,5 dan tidak akan terjadi kristalisasi pada pH urine dibawah 6,3 (Pibot et al,
2010). Kalsium oksalat merupakan kristal oksalat yang biasanya ditemukan pada
kasus FLUTD pada kucing. Terbentuknya kristal oksalat terjadi pada urin yang
bersifat asam dan jika kucing memiliki kandungan kalsium yang tinggi di dalam
darah. Pada umumnya disebabkan karena pakan yang tinggi kalsium,
protesodium,
atau
vitamin
D.
Beberapa
penyakit
metabolik
seperti
Obstruksi urethra
Patogenesa yang paling tepat untuk uretral plug (obstruksi urethra) belum
dapat dibuktikan secara pasti. Suatu teori mengatakan kejadian UTI atau
peradangan disertai kristal uria berakibat kepada agregasi protein Kristal, sel
darah putih, dan sel darah merah yang kemudian diliputi oleh material amorphik
sehingga akan menyababkan terjadinya sumbatan. Teori lainnya mengatakan
bahwa peradangan vesica urinaria yang kronis telah patensi mengakibatkan
penurunan
integritas
vascular.
Penurunan
integritas
vascular
kemudian
dari kristal, mukus, material inflamasi, mineral, sel epitel, dan protein (Carlton and
McGavin, 1995).
Cacat anatomi
Cacat anatomi pada kucing yakni striktura (penyempitan). Striktura
Neoplasia/ tumor
Neoplasia/ tumor dapat menyebabkan gejala FLUTD karena menekan
uretra. Tumor vesika urinaria jarang terjadi pada kucing. Tumor yang paling
umum adalah karsinoma sel transisional. Karsinoma sel transisional adalah tumor
agresif yang mempengaruhi vesika urinaria, ureter dan ginjal. Kucing beresiko
lebih rendah dari pada manusia dan anjing karena ekskresi triptofan (ortoaminofenol) pada kucing sangat rendah. Triptofan dapat menumpuk di vesika
urinaria dan bersifat karsinogen. Tumor berkembang pada daerah trigonum vesika
urinaria, namun dalam beberapa kasus, tumor ini berkembang di uretra dan
menyebar ke kelenjar prostat atau vagina (Cornell, 2014).
Penanganan yang dilakukan pada kucing Maylow adalah dengan tindakan
kateterasi. Kateter ukuran 1 disiapkan terlebih dahulu, kemudian dioles dengan
gel lubrikan. Pada daerah preputium dibersihkan dengan mencukur rambut serta
dioles dengan kapas dan antiseptik povidon iodin. Setelah itu, preputium didorong
ke caudal untuk mengeluarkan penis. Selanjutnya preputium diangkat keatas
dengan tangan kiri dan kateter dimasukkan dengan tangan kanan. Kateter
dimasukkan ke dalam penis dengan cara diputar searah jarum jam. Kateter
didorong hingga ujungnya masuk ke dalam vesika urinaria, kemudian stilet ditarik
sehingga isi di dalam vesika urinaria akan mengalir ke luar melalui kateter.
Selanjutnya Kateter disambungkan dengan spuit 10 cc, lalu ditarik perlahan
hingga spuit penuh dengan urin. Urin yang diambil dari pasien telah bercampur
dengan darah (hematuria) (Gambar 3.). Hasil urin yang didapatkan kemudian
dilakukan uji urnalisis.
digunakan adalah Ringer Laktat (RL). RL merupakan cairan yang paling fisiologis
yang dapat diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak
digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik,
diare, dehidarasi dan trauma. Dosis pemberian larutan RL adalah 40-60 ml/kg
bb/hari.
Sumbatan struvit (magnesium ammonium fosfat) terbentuk oleh adanya
infeksi bakteri penghasil urease atau pemecah urea (Proteus sp. dan beberapa
Staphilococcus sp.) yang mengkonversi urea menjadi amoniak. Oleh karena itu
adanya amonia kuat yang tercium dari urin merupakan pertanda adanya infeksi
bakteri urease. Bakteri yang menginfeksi saluran urinari kucing antara lain
Escherichia coli, Enterococcus faecalis, dan Staphylococcus felis. Oleh karena itu
diperlukan antibiotik untuk mengobati infeksi serta mencegah infeksi sekunder
(Nelson and Couto, 2003).
Pemberian antibiotik juga diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi
bakteri pada kasus ini. Antibiotik yang digunakan adalah Amcilin, Kanamycin dan
Ceftriaxone. Amcilin atau ampicilin diindikasikan untuk terapi pada infkesi
saluran urinary, gastrointestinal, dan saluran pernafasan. Amcilin telah
ditingkatkan kemampuan antibakterinya terhadap bakteri Gram negatif yang tidak
bisa diatasi penicilin seperti beberapa starin E.coli dan Klebsiela. Antibiotik ini
juga memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri anaerob seperti Clostridial dan
bakteri B-laktamase seperti S. Aureus. Kanamycin merupakan antibiotik
aminoglikosida yang bersifat bakteriosidal. Antibiotik ini diindikasikan untuk
pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yang
sensitif terhadap kanamycin antara lain : E. Coli, Proteus sp., Enterobacter
aerogenes. Ceftriaxone adalah golongan antibiotik cephalosporin yang bersifat
bakteriosidal. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati beberapa kondisi akibat
infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis, infeksi kulit dan infeksi pada saluran
urinari (Ramsey, 2008).
Pemilihan diet pakan urinari sangat diperlukan pada kasus ini. Dimana
struvit dapat larut dengan pemberian diet yang mampu meningkatkan volume urin
dan menurunkan pH urin menjadi dibawah 6,3. Diet pakan yang diberikan harus
memiliki level Mg yang terkontrol. Diet pakan harus mengandung jumlah natrium
yang cukup untuk meningkatkan konsumsi air sehingga struvit dapat terbuang
melalui urin. Diet pakan yang diberikan harus dapat mencegah pembentukan
kalkuli sehingga peluang kasus ini berulang kembali dapat diminimalkan.
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesa, gejala klinis dan dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, X-ray dan Urinalisis didapatkan pada
kucing Maylow diagnosa Feline Lower Urinary Tract Disesase. Terapi yang
dilakukan pada kasus ini adalah dengan pemasangan kateter, terapi cairan dan
pemberian antibiotik.
Daftar pustaka
Anthony, W., R.P. Confer, J.N. Shelley. 2007. Urinary system. McGavin M.D and
J.F Zachary. Pathologic Basic Veterinary Disease 4th Ed. Mosby. China
Carlson, D. 2008. Feline Lower Urinary Tract Disease. Diakses melalui
http://www.medicinenet.com/pets/cathealth/feline_lower_urinary_tract_dis
ease.htm tanggal 03 April 2016.
Carlton W.W and M.D McGavin. 1995. Thomson's Special Veterinary Pathology.
St. Louis: Mosby-Year Book, Inc. Hlm 209-245.
Duncan, J.R dan K.W. Prasse. 2003. Veterinary Laboratory Medicine Clinical
Pathology. Iowa State Press. Ames.
Getty, R. 1975. The Anatomy of the Domestic Animals, 5th edition. W. B.Saunders
Company. Philadelphia.
Hesse, A., and R. Neiger. 2010. A Color Handbook of Urinary Stones in Small
Animals Medicine. Manson Publishing. German.
Hillspet.
2016.
Pet
care
center,
Cat
urinary
tract
disease.
http://www.hillspet.com/HillsPetUS/v1/portal/en/us/catcare/healthcare/imag
es/img_illust_bladderStones_en.jpg. Diakses tanggal 04 April 2016.
Latimer, K.S. 2011. Duncan and Prasses veterinary laboratory medicine.
Clinical Pathology. 5th edition. Wiley-Blackwell. West Sussex.
Nelson, R.W. and C.G. Couto. 2003. Small Animal Internal Medicine 3rd Edition.
Mosby Inc. Missoury, London.
Pibo, P., V. Biourge, and D. Elliot. 2010. Encyclopedia of Feline Clinical Nutrition
Management of Feline Lower Urinary Tract Disease. Royal Canin. USA.
Ramsey, I. 2008. Small Animal Formulary 6th edition. British animal veterinary
association. England.
Salasia, S. I. O. dan B. Hariono. 2014. Patologi Klinik Veteriner, Kasus Patologi
Klinis. Samudra Biru. Yogyakarta.
Stockham, S.L. and M.A. Scott. 2002. Enzymes. In Fundamental of Veterniary
Clinical Pathology. Iowa. Blackweell Science Co.