Anda di halaman 1dari 7

MENGINJIL ADALAH KEHENDAK ALLAH

Yel-yel Pelayanan Perorangan


 Pemimpin : SIAPAKAH YANG AKAN KUUTUS
DAN SIAPAKAH YANG AKAN PERGI UNTUK AKU?
 Jemaat : INI AKU, UTUSLAH AKU
TUHAN!

Pelayanan Perorangan Sabat ke-1 Triwulan II 2024

1
Kehendak Allah adalah unsur yang
menentukan eksistensi dari segala sesuatu.
Apakah kehendak Allah? Yaitu segala sesuatu
yang telah ditetapkan dalam hati Allah. Segala
sesuatu yang telah direncanakan dan
ditetapkan dalam hati Allah melampaui waktu
dan ruang adalah hal-hal yang berhubungan
dengan kekekalan. Kehendak Allah tidak perlu
dirundingkan dengan manusia. Dia adalah Allah
yang melakukan segala sesuatu menurut
kehendak sendiri. Sebagaimana perintah Raja
harus dilaksanakan, terlebih lagi kehendak
Allah pasti Dia genapi.
"Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang
melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya" (1 Yohanes 2:17).
Kehendak Allah berbeda dengan pimpinan Roh Kudus, tetapi keduanya
mempunyai hubungan. Pimpinan Roh Kudus akan membawa manusia memasuki
kehendak Allah yang kekal; pimpinan adalah proses, sedangkan kehendak adalah
ketetapan. Segala sesuatu yang direncanakan Allah dalam kekekalan merupakan
keputusan yang tidak dapat diubah, tetapi bagaimana mungkin manusia yang
berdosa dapat masuk ke dalam kehendak Allah? Untuk itu, diperlukan pimpinan
Roh Kudus. Siapakah yang dapat dipimpin oleh Roh Kudus kecuali anak-anak
Allah? (Roma 8:14)
Roh bukan saja memperanakkan kita,
tetapi Ia juga memimpin kita yang
diperanakkan-Nya masuk ke dalam kehendak
Allah untuk disempurnakan-Nya. Karena
memberitakan Injil adalah hal yang sudah
Allah tetapkan dalam kekekalan dan
dipercayakan kepada kita untuk
melaksanakannya, maka orang-orang yang
dipredestinasikan oleh Allah akan menerima
injil, dan menjadi anak-anak Allah.
Apakah doktrin ini menghambat pemberitaan Injil? Tidak! Sebab,
predestinasi Allahlah yang menjamin kita berhasil dalam pemberitaan Injil. Jika
kita sungguh-sungguh tahu bahwa penginjilan adalah menjalankan kehendak
Allah, kita tidak terpengaruh oleh hasil kita. Bukankah Nuh sudah menjadi
contoh bagi kita? Setelah 120 tahun memberitakan firman, yang menerima
hanya keluarganya sendiri. Itu sebabnya, saya menganggap Nuh sebagai penginjil
yang teragung sepanjang sejarah karena dia memberi-takan berdasarkan
kehendak Allah bukan terpengaruh oleh hasil pemberitaannya.
Sekalipun demikian, faktanya, pada saat kita memberitakan Injil, tidak
mungkin tanpa ada hasil. Jika kita terus mengerjakan pekerjaan Injil sesuai
dengan kehendak Allah, maka Roh Kudus akan memimpin dan menuntun kita
kepada jiwa-jiwa yang rindu akan Injil keselamatan. “Kristuslah sumber tiap-tiap
penggerak yang benar. Dialah satu-satu- nya yang dapat menanamkan di dalam
hati itu sifat melawan dosa. Tiap-tiap keinginan akan kebenaran dan kesucian,
setiap keyakinan kesadaran akan dosa-dosa kita sendiri, adalah merupakan bukti
bahwa Roh Kristus bergerak di dalam hati kita.” Ellen G. White, Kebahagiaan
Sejati, hal. 22

Anda mungkin juga menyukai