Anda di halaman 1dari 34

Interaksi Spasial

antara Desa dan Kota


Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
• menganalisis pola keruangan desa;
• menganalisis pola keruangan kota;
• menjelaskan interaksi desa dengan kota dalam pembangunan daerah;
• mendeskripsikan perkembangan kota dan alih fungsi lahan;
• menjelaskan interaksi desa-kota kaitannya dengan distribusi barang dan orang serta
perkembangan ekonomi wilayah.

Karakter yang Dikembangkan


Rasa Ingin Tahu
Sikap atau tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu
yang dipelajari. Contoh perbedaan pola keruangan desa dan kota, interaksi wilayah desa dan kota
perilaku peduli terhadap dampak kerja sama wilayah desa dan kota, serta dampak pertumbuhan
permukiman desa dan kota terhadap kualitas lingkungan.

Kreatif
Berpikir melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dalam hal mengatasi konfl ik
dan dampak negatif hubungan kerja sama antarwilayah desa dan kota.

Gemar Membaca
Kebiasaan meluangkan waktu untuk membaca buku-buku yang dapat menambah wawasan
tentang perkembangan desa dan kota.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

A. Pola Keruangan Desa


1. Pengertian Desa
R. Bintarto
Desa merupakan hasil perwujudan geografi yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural
yang terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal
balik dengan daerah lainnya.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

2. Potensi Desa
Komponen Tata Kehidupan
Komponen Alam Manusia atau Adat Istiadat

• Lokasi desa • Komposisi • Pantangan-


• Luas desa Penduduk. pantangan
• • Organisasi adat.
Keadaan tanah • Sistem
• kemasyarakatan.
Keadaan iklim • Kualitas hubungan
• Ketersediaan kekeluargaan.
pendidikan
sumber daya masyarakat. • Berbagai
alam. • Kesehatan Upacara Adat.
• Keadaan • Pembangunan
Masyarakat.
bentang alam • Swadaya Irigasi.
masyarakat dan • Peraturan
gotong-royong beserta sanksi
adat.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Klasifiasi Desa
Berdasarkan perkembangannya:
1. Desa Tradisional
2. Desa Swadaya
3. Desa Swakarsa
4. Desa Swasembada

Berdasarkan kegiatan masyarakatnya:


1. Desa Agraris
2. Desa Industri
3. Desa Nelayan
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Klasifiasi Desa
Berdasarkan luas wilayah dan Jumlah Penduduk:
a) Desa terkecil, luas < 2 km2, penduduknya < 800 jiwa,
b) Desa kecil, luas 2–4 km2, penduduknya 800–1.600 jiwa,
c) Desa sedang, luas 4–6 km2, penduduknya 1.600–2.400 jiwa,
d) Desa besar, luas 6–8 km2, penduduknya 2.400–3.200 jiwa,
e) Desa terbesar, luas 8–10 km2, penduduknya > 3200 jiwa
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Struktur Spasial Desa


Pola Persebaran
Pola Terpusat
Permukiman
Pola tersebar

Pola Memanjang

Pola Keruangan
Desa menurut
Pola Memanjang
kondisi Fisik
(Prof. Bintarto) Pola Radial/Melingkar
Pola Tersebar
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

5. Program Pembangunan Desa


Koordinasi Pembangunan di Tingkat Desa

Pembinaan pemeliharaan Pengembangan ekonomi


sarana dan prasarana desa desa

Pembentukan kelompok kerja Pengembangan seperti


(pokja) pertanian
Peningkatan keterampilan Pengembangan industri,
penduduk dan kerajinan rakyat
Pengembangan sosial
budaya, kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat

LKMD KUD
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

6. Unit Daerah Kerja Pembangunan


Unit daerah kerja pembangunan (UDKP) adalah suatu
wadah sistem perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengevaluasian pembangunan yang terkoordinasi dan
terpadu di suatu wilayah kecamatan. UDKP diutamakan
untuk daerah perbatasan, kepulauan, dan daerah padat
penduduk, wilayah-wilayah kecamatan yang tergolong
miskin, rawan, dan terbelakang, daerah yang rata-rata
kepadatan penduduknya rendah.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

7. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa


LKMD dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 49
Tahun 2001 dengan tujuan untuk membantu pemerintah
desa/kelurahan dalam meningkatkan pelayanan pemerintah
dan pemerataan hasil-hasil pembangunan kepada
masyarakat.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

8. Potensi Desa dalam Kaitannya dengan Perkembangan Kota


dan Desa

a) Desa sebagai sumber


bahan mentah atau
bahan pangan bagi kota

b) Desa berfungsi sebagai


sumber tenaga kerja bagi
kota
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

9. Pemanfaatan Lahan di Pedesaan


Lahan di pedesaan Aktivitas Pertanian

Perkampungan di
Pedesaan
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

B. Pola Keruangan Kota


1. Pengertian Kota
R. Bintarto
Bintarto mengungkapkan bahwa kota merupakan sistem
jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk
tinggi, struktur sosial ekonomi heterogen, dan corak
kehidupan yang materialistik. Dengan kata lain, kota
merupakan bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-
unsur alami dan nonalami.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

2. Klasifiasi Kota
Menurut Taylor klasifiasi kota dibagi atas
beberapa tahapan berikut ini.
a) Tahap awal/infantil (the infantil stage).
b) Tahap muda/juvenil (the juvenil stage).
c) Tahap dewasa.
d) Tahap ketuaan.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Pola Keruangan Kota


Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Kaitan Kota dengan Pusat Kegiatan dan Tata Ruang


 Penduduk kota berdiam di dalam dan sekeliling pusat kegiatan
ekonomi, pemerintah, kesenian, dan ilmu pengetahuan.
 Sistem Trasportasi umumnya sudah sangat maju dan modern.
 Penggunaan tanah di kota didominasi oleh gedung perkantoran
dan perumahan.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

5. Sejarah Pertumbuhan Kota


Kota –kota yang tumbuh di Indonesia muncul akibat adanya
perkembangan aktivitas penduduk antara lain:

a) Kota yang berasal dari Perkebunan, Contohnya: Kota-


kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Palembang dan
Jambi,
b) Kota yang berasal dari pusat administrasi pemerintahan,
Contohnya: Demak, Banten, Cirebon, Solo, Yogyakarta,
Makassar, Gowa, Palembang, Banjarmasin, dan Banda
Aceh,
c) Kota yang berasal dari pertambangan, Contohnya: Kota
Rejang Lebong (Bengkulu), Singkawang (Kalimantan
Barat), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

6. Perbedaan antara Masyarakat Desa dan Kota

Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota


• Perilaku homogen • Perilaku heterogen
• Perilaku yang dilandasi oleh • Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan konseppengandalan diri dan
kebersamaan kelembaga
• Perilaku yang berorientasi • Perilaku yang berorientasi
pada tradisi dan status padarasionalitas dan fungsi
• Mobilitas sosial kurang • Mobilitas sosial dinamis
dinamis • Kebauran dan diversifiasi
• Kesatuan dan keutuhan kultural
kultural • Birokrasi fungsional dan
• Banyak ritual dan nilai-nilai nilai-nilaisekular lebih tinggi
sakral lebih tinggi (individualisme)
(kolektivisme)
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

Video Ciri dan Perbedaan antara Desa dan Kota

Klik pada bagian kotak untuk memulai dan menghentikan video


Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

C. Interaksi Desa dengan Kota dalam Pembangunan


Daerah
1. Pengertian Interaksi
Interaksi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti
berhubungan dan saling memengaruhi. Interaksi dapat terjadi
antarindividu, bisa juga terjadi antarwilayah.
Level interaksi dapat diukur menggunakan model gravitasi perdagangan
sebagai berikut.

Keterangan:
I = Tingkat interaksi antara wilayah i dan j,
Pi = Populasi di wilayah i,
Pj = Populasi di wilayah j,
Di,j = Jarak pemisah antara wilayah i dan wilayah j,
β = Faktor impedansi
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

2. Interaksi dan Kaitannya dengan Segi Ekonomi, Sosial, dan


Budaya
Interaksi wilayah akan menimbulkan pengaruh sebagai
berikut.
a) Interaksi desa dengan desa  mempercepat
perkembangan desa.
b) Interaksi kota dengan kota  Kota-kota akan saling
mendukung, saling berhubungan, dan saling bekerja sama
demi kemajuan bersama.
c) Interaksi desa dengan kota  Meningkatkan hubungan
sosial ekonomi penduduk desa dan kota, meningkatkan
pengetahuan penduduk desa terutama dalam penggunaan
teknologi, banyak terjadi arus urbanisasi, terjadi hubungan
saling menguntungkan atau ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhannya sendiri, pembangunan sarana
dan prasarana transportasi sehingga memudahkan akses
ke desa.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Teori Titik Henti Antarwilayah


Titik henti antara dua kota dapat berfungsi untuk
membedakan antara penduduk yang menggantungkan diri
pada kota yang lain. Teori ini digunakan untuk penempatan
industri baru, pertokoan, perkantoran, dan sebagainya.

Perhitungan titik henti menggunakan rumus sebagai berikut:

Thab = Jarak lokasi titik henti antara wilayah a dan b (dalam km atau mil
dihitung dari jarak penduduk yang paling banyak)
Jab = Jarak antara wilayah A dan B
Pa = Jumlah penduduk di wilayah A
Pb = Jumlah penduduk di wilayah B
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Kerja Sama Antardaerah, Desa/Kota dalam Pembangunan


Daerah
Pembangunan daerah adalah suatu proses ketika pemerintah
daerah dan masyarakatnya, baik bercirikan desa/kota,
mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.

Perencanaan pembangunan daerah.


 Pola dasar pembangunan daerah
 Repelita Daerah
 Rencana tahunan dan anggaran pendapatan dan belanja
daerah (APBD)
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

D. Perkembangan Kota dan Alih Fungsi Lahan


1. Perkembangan Kota
Bintarto mengajukan pemikiran mengenai pendapat J. M. Houston
bahwa karakteristik perkembangan suatu kota melalui tiga tahap
sebagai berikut.
1) Stadium pembentukan inti kota
2) Stadium formatif
3) Stadium modern
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

1. Perkembangan Kota

Kota menurut Tahap Perkembangan


Kualitas
(Fisik dan Sosiokultural) Kuantitas
Lewis Mumford
a) Tahap eopolis a) Kota kecil, 20.000 – 50.000
b) Tahap polis jiwa.
b) Kota sedang, 50.000 –
c) Tahap metropolis 100.000 jiwa
d) Tahap megapolis c) Kota besar, 100.000 – 1 juta
e) Tahap tiranopolis jiwa.
f) Tahap nekropolis d) Kota Metropolitan, 1 juta – 5
juta jiwa.
e) Kota Megapolitan, > 5 juta
jiwa.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

2. Alih Fungsi Lahan Daerah Kota


Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan semakin
berkurangnya lahan terbuka hijau akibat banyaknya
lahan hijau yang beralih fungsi menjadi perumahan.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Konflik Pemanfaatan Lahan di Pedesaan dan Perkotaan

Konflik di Pedesaan Konflik di Permukiman


• Alih fungsi lahan • Relokasi permukiman
pertanian penduduk
• Berdirinya kawasan • Terjadinya peningkatan
industri kebutuhan lahan
• Pengakuan hak atas • Meningkatnya harga
lahan karena batas-batas tanah
lahan yang tidak jelas.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Usaha Pengatasan Masalah Hubungan Lahan Baik di Kota


maupun di Desa Agar Tidak Terjadi Konflik

Usaha-usaha untuk mengatasi konflik hubungan lahan


baik di Kota maupun di Desa adalah sebagai berikut.
a. Melakukan penertiban hukum, berkaitan dengan
pembangunan permukiman, akta tanah ganda serta
akta palsu.
b. Membuat master plan (rancangan garis besar) baik di
wilayah desa, kecamatan, dan kabupaten/kota, agar
penempatan sarana dan prasarana umum tepat sesuai
aturan, dan fungsinya.
c. Dalam membuat master plan, harus ditinjau dan
dipikirkan secara tepat mengenai tata guna lahan, pola
permukiman, pola keruangan dan lain-lainnya baik di
wilayah desa maupun wilayah kota.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

E. Interaksi Desa-Kota Kaitannya dengan Distribusi Barang


dan Orang serta Perkembangan Ekonomi Wilayah
1. Penyebab Timbulnya Kerja sama Wilayah Desa dan Kota
Faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota menurut
Edward Ullman adalah sebagai berikut.
1) Adanya wilayah yang saling melengkapi (regional
complementarity).
2) Kemudahan perpindahan dalam ruang (transferability).
3) Tidak adanya kesempatan untuk berintervensi
(intervening opportunity).
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

2. Kota Mengubah/Memengaruhi Desa


Secara teoritis, kota mengubah atau paling tidak
memengaruhi desa melalui beberapa cara berikut.
a) Ekspansi kota ke desa.
b) Invansi kota.
c) Penetrasi kota ke desa.
d) Ko-operasi kota-desa.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Perpindahan Penduduk dari Desa ke Kota


Faktor Pendorong penduduk Faktor Penarik penduduk
meninggalkan desa (Push Factor) desa pindah ke kota (Pull
Factor)
 Kesenjangan antara jumlah  Anggapan bahwa di kota lebih
penduduk dengan lahan banyak lapangan pekerjaan
pertanian serta lebih mudah untuk
 Terdesaknya kerajinan rumah mendapatkan penghasilan.
di desa oleh produk industri  Lebih banyak kesempatan
modern. untuk mengembangkan usaha
 Adat- istiadat yang mengikat kerajinan rumah menjadi
penduduk desa terutama kaum industri kerajinan.
muda.  Terdapat banyak fasilitas
 Di desa tidak banyak pendidikan.
kesempatan untuk menambah  Merupakan tempat pergaulan
ilmu pengetahuan. dengan segala macam kultur
 Hasil panen yang tidak manusianya.
menentu sehingga memaksa  Kehidupan kota yang
penduduk desa untuk mencari cenderung bebas dan
penghidupan lain di kota. individu.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Aspek Positif Masyarakat Perkotaan


Secara umum suatu lingkungan perkotaan seharusnya mengandung 5
unsur sebagai berikut.
Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam
sekelilingnya
Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan
telekomunikasi.
Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan,
dan kesenian
Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan,
pendidikan, dan fasilitas umum.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

5. Pengembangan dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah


Sifat pengembangan dalam pembangunan ekonomi wilayah.
a) Merupakan suatu proses perubahan yang terjadi terus-
menerus.
b) Usaha untuk menaikkan tingkat pendapat per kapita.
c) Menaikkan pendapatan per kapita yang terus
berlangsung dalam jangka panjang.
Manfaat Pembangunan ekonomi wilayah
 Menambah Output (kekayaan) masyarakat.
 Memberikan kesempatan lebih luas untuk mengadakan
“pilihan”.
 Adanya kemampuan yang lebih besar pada manusia untuk
menguasai perekonomian.
 Dapat mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan miskin.
 Membangun sarana yang banyak untuk kebutuhan manusia.

Anda mungkin juga menyukai