Contoh: Contoh:
1. Gula 1. CaCO3
2. Lemak 2. CO2
3. Protein 3. H2 C 2 O4
4. Minyak bumi 4. HCN
IDENTIFIKASI SENYAWA KARBON
keruh
4
Komposisi Senyawa
komposisi senyawa harus
tetap dan tepat.
serangkaian percobaan
antara gas hidrogen
dengan gas oksigen. Rasio No Massa Zat Sebelum Massa Zat Sesudah
massa hidrogen dan Bereaksi Bereaksi
oksigen 1 : 8 untuk
hidrogen dan oksigen Hidrogen Oksigen Air Sisa Zat
dalam membentuk 1 1 gr 8 gr 9 gr -
senyawa air. 2 1 gr 16 gr 9 gr 8 gr O2
kesimpulan bahwa 3 2 gr 8 gr 9 gr 1 gr H2
perbandingan massa 4 2 gr 16 gr 18 gr
unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tetap.
Pernyataan ini dikenal
dengan hukum
perbadingan tetap yang
diajukakan oleh Proust
“Hukum Proust”
5
Rumus Kimia
Rumus kimia memberikan informasi
jenis unsur dan jumlah atau
perbandingan atom-atom unsur
penyusun zat.
Penulisan rumus kimia dengan
menyatakan lambang unsur dan
angka indeks.
Rumus kimia dapat dibagi menjadi
dua yaitu rumus molekul dan
rumus empiris.
Pembagian ini terkait dengan
informasi yang dikandungnya.
6
RUMUS MOLEKUL DAN
RUMUS EMPIRIS
Rumus molekul = rumus kimia yang memberikan informasi secara tepat
tentang jenis unsur pembentuk satu molekul senyawa dan jumlah atom
masing-masing unsur.
Rumus empiris = rumus kimia yang menyatakan rasio perbandingan terkecil
dari atom-atom pembentuk sebuah senyawa.
Ingat, rumus empiris bukan menyatakan sebuah senyawa atau zat. Rumus
empiris hanya memberikan informasi rasio paling sederhana dari molekul.
Nama Senyawa Rumus Molekul Rasio Atom Penyusun Rasio terkecil Rumus Empiris
Butana C4H10 C:H= 4:10 C:H=2:5 C2H5
Primer
C
Skunder
C Tersier
C C C C C C
C C C
C
Kwarterner
Setiap satu atom C membentuk 4 ikatan
kovalen dengan atom lain. Pada
Hidrokarbon jika tidak mengikat C
berarti mengikat H
Mengikat 1 atom C maka
Mengikat 2 atom C maka
harus mengikat 2 atom H. C harus mengikat 3 atom H.
menjadi -CH3
menjadi -CH2-
C
C C C C C C
C C C Mengikat 3 atom C
maka harus mengikat 1
atom H. menjadi
Mengikat 4 atom C C CH
maka tidak mengikat
atom H. lagi
C
Di lengkapi dengan H menjadi
CH3
CH2
CH3 CH2 C CH2 CH CH3
CH3 CH CH3
CH3
Catatan:
Berapa kebutuhan H untuk setiap atom C ?
Ciri-ciri umum hidrokarbon
Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris
antara hidrokarbon pun juga berbeda: jumlah hidrogen
yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit
karena atom karbonnya berikatan rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya
sendiri disebut dengan katenasi, dan menyebabkan
hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang
lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti
benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik
ikatan di antara atom karbon bersifat non-polar.
• Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon
harus memenuhi aturan "4-hidrogen" yang
menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat
berikatan dengan karbon, karena karbon
mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron
valensi ini, maka karbon mempunyai 4 elektron yang
bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.
• Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk
dalam lipid.
• Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata
surya. Danau berisi metana dan etana cair telah
ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar
Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-
Huygens.
Penggunaan hidrokarbon
Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi
paling penting di bumi. Penggunaan yang utama
adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk
padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi
pembentuk aspal.[6]
Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk
pembuatan klorofluorokarbon, zat yang digunakan
sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini
klorofluorokarbon tidak lagi digunakan karena
memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.
Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan
tidak mudah dicairkan dengan tekanan begitu saja. Propana
lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-
tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan,
sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk pemantik
rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan,
biasanya digunakan di industri sebagai pelarut wax dan
gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai pelarut
kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.
Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan
alkena dan beberapa sikloalkana merupakan komponen
penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut
industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka
hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat
viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih
gelap.
Penggunaan lain dari hidrokarbon
a. Plastik
Molekul molekul etena dapat bergabung
memmbentuk polietena, yaitu suatu polimer
yang digunakan untuk membuat peralatan dari
plastik. Demikian juga molekul molekul
propena dapat bergabung membentuk
polipropena yang digunakan untuk membuat
peralatan masak dan serat sintetis. Berikut
reeaksi pembentukan polietena dan
polipropena.
b. Karet alam dan getah perca
Alkena alami yang banyak dimanfaatkan yaitu
karet dan getah perca. Karet (dicampur dengan
belerang) digunakan untuk membuat ban
kendaraan, sedangkan getah perca untuk bahan
insulasi. Karet alam dan getah perca merupakan
polimer dari molekul 2-metil-1, 3-butadiena atau
isoprena. Perbedaan getah perca dan karet alam
adalah pada struktur ruangnya. Getah perca
merupakan senyawa trans-2-metil-1,3-butadiena,
sedangkan karet alam merupakan senyawa cis-2-
metil-1,3-butadiena.
H
H H
H
c. Las Karbit
Etuna atau lebih dikenal dengan asetilena merupakan
gas yang dihasilkan jika karbid (kalsiumkarbida)
direaksikan dengan air. Gas ini sering digunakan sebagai
bahan bakar untuk proses pengelasan.
CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2
Kalsium karbida Etuna
Pembakaran hidrokarbon
Gas alam terbentuk dari hasil penguraian tumbuh-tumbahan yang sudah mati
pada keadaan anaerob (tanpa oksigen)dan berlangsung dalam jangka waktu yang
lama. Deposit gas alam biasanya ditemukan bersama deposit minyak bumi .
CH3
H2 H2 H2 H2 H2
C C C CH C C
CH3 C C CH3 CH3 C C CH3
H2 H2 H2 H2
n-heptana isooktana
87 bensin standar di AS
88 bensin tanpa timbal premium TT
91 bensin standar Eropa
94 premix – TT
95 super – TT
Pertalite hadir untuk menjadi alternatif bahan bakar selain premium
dengan kualitas lebih baik di atasnya namun harganya lebih murah
dibandingkan Pertamax, bahan bakar jenis ini menjadi penengah
antara Premium dan Pertamax. beberapa keunggulan Pertalite
adalah;
Lebih bersih dan ramah lingkungan, RON 90.
Tidak ada kandungan timbal serta memiliki kandungan sulfur
maksimal 0,05 persen m/m atau setara dengan 500 ppm
Warna lebih jernih
Harga lebih murah
Pertamax adalah bahan bakar yang memiliki kualitas sedang di
atas Premium dan diciptakan untuk kompresi mesin diatas 10:1
hingga 10,9:1 . bahan bakar ini dibawah Pertamax Plus sebagai
kualitas unggulan. beberapa keunggulan Pertamax.
Oktan lebih tinggi, RON 92.
Tidak ada kandungan timbal, tidak ada campuran pewarna.
Sudah mengandung Zat Aditif seperti Anti-karat, pembersih dan
Zat penjaga kemurnian BBM dari air (Demulsifier)
Zat aditif tetraetiltimbel (TEL) dan t-butil metil eter (MTBE) dapat menaikkan bilangan
oktan bensin sampai di atas 100 dengan mengurangi ketukan mesin (anti-knocking
agent).
Sikloalkana
CH2CH3
CH3
metilsiklopentana etilsikloheksana
CH3 CH3
CH3
benzena toluena o-xilena
(dan isomer m- dan p-nya)
BTX sangat penting untuk sintesis polimer
digunakan untuk membuat bahan bakar berkinerja
tinggi dengan bilangan oktan di atas 100.
ing
CH3-(CH2)3-CH3 + CH2=CH2
ck
cra pentana etena (etilen)
CH3-(CH2)5-CH3
re
fo
rm
in
g CH3 + 4 H2
metil benzena
(toluen)
Batubara
Batubara diklsifikasikan berdasarkan kandungan karbon, yang
meliputi: antrasit, yaitu batubara keras dengan kadar karbon
sangat tinggi, kemudian bituminus, yaitu batabara lunak dengan
kadar karbon >70%, jenis batubara kategori paling rendah
adalah lignit, yaitu batubara muda yang biasa juga disebut
brown coal.
Liginite
Dekarboksilasi & penyetaraan
Bituminisasi hidrogen
Bituminus
Pre-antrasitisasi Kondensasi membentuk sistem
aromatik sederhana
Semi-antrasit
Antrasitisasi Kondensasi menjadi sistem
aromatika besar; dehidrogenasi
Antrasit
Grafitisasi Karbonisasi sempurna
Meta-antrasit
MASERAL PADA BATUBARA
Di dalam batubara terdapat unsur-unsur organik yang disebut
maseral. Maseral terbagi atas tiga grup, yaitu :
1. Maseral vitrinite berasal dari bahan dinding sel ataupun serat-serat kayu
dari suatu tumbuhan.
2. Maseral Liptinite berasal dari unsur-unsur yang mengandung lilin dan
resin suatu tumbuhan, seperti halnya spora, kutikula, ganggang (algae)
dan getah.
3. Maseral inertinite sebenarnya berasal dari bahan yang sama dengan
bahan pembentuk maseral vitrinite, akan tetapi bahan tersebut telah
mengalami proses oksidasi.
Metoda pengukuran reflektan dari vitriniote adalah salah satu metoda yang
umumnya dipergunakan saat ini untuk mengukur derajat kematangan
daripada bahan organik/maseral.
PENGGOLONGAN BATUBARA
Pada proses pembentukan batubara, dengan bantuan faktor fisika
dan kimia alam, cellulosa yang berasal dari tanaman akan
mengalami perubahan menjadi Lignite, Subbituminous, Bituminous
dan Anthracite.
(Gambut)
Batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus,
sub-bituminus, lignit dan gambut. Jenis material tersebut
memiliki sifat fisik sebagai berikut :
a. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98%
unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%. Nilai kalori
> 7100 kkal/kg
b. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan
berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling
banyak ditambang di Australia. Nilai kalori 5100—7100
kkal/kg.
c.Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan
banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber
panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminus. Nilai kalori 4500—5100 kkal/kg
d.Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang
sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari
beratnya. Nilai kalori < 4500 kkal/kg
e.Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75%
serta nilai kalori yang paling rendah. Nilai kalori <
3000 kkal/kg
Neraca batubara Indonesia menunjukan sumber daya
batubara Indonesia tahun 2005 adalah sebesar
64.480 milyar ton yang terdiri atas:
Kalori rendah <5100 kal/gr, adb 15.677,62 juta ton
(24,32%)
Kalori sedang 5100 – 6100 kal/gr, adb 37.550,12
juta ton (58,23%)
Kalori tinggi 6100 – 7100 kal/gr, adb 10.554,64
juta ton (16,37 %)
Kalori sangat tinggi >7100 kal/gr, adb 69.10 juta ton
(1,08%)
PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK
2p1