Anda di halaman 1dari 47

Mengenal dan Penanganan Anak

Berkebutuhan Khusus

Oleh : Fazrian Ridhoni,M.Psi.Psikolog


Anak Dengan Hambatan Penglihatan
(Tunanetra)
Karakteristik Tunanetra
Bagaimana Cara Membantu Anak Tunanetra
 Gunakan objek riil dan kongkret untuk menjelaskan konsep
 Panggil anak ketika hendak meminta perhatian dan gunakan komukasi
verbal dalam proses menjelaskan sesuatu
 Menyapa sambil membuat kontak dengan menyentuh punggung tangan
kita pada lengan atau bahu anak
 Sediakan materi sesuai dengan tingkat penglihatan anak misal : materi
Braille, pembesar huruf, materi audio
 Gunakan menunjukkan arah jarum jam untuk menentukan letak
 Hindari kata-kata yang membutuhkan visual : kata tunjuk seperti ini, itu, kata
ganti tempat : disini, disitu, kata ganti orang : dia, kamu
 Beritahukan bila ada perubahan letak atau bila hendak meninggalkan anak
sendirian
 Bercerita saat berpergian dengan anak
 Sediakan alat bantu seperti reglet stylus untuk menulis Braille, tape recorder
untuk merekam, tongkat putih untuk alat bantu orientasi mobilitas, serta
assistive technology seperti layar pembaca komputer.
Anak Dengan Hambatan Pendengaran
(Tunarungu)
Karakteristik Tunarungu
• Tidak menyadari adanya bunyi atau suara
• Tidak melihat kearah sumber suara
• Terlihat mendekatkan telinga kearah sumber
suara
• Telinga mengeluarkan cairan
• Sulit untuk berbicara, atau berbicara dengan kata
yang tidak jelas dengan suara keras
• Sulit mengungkapkan perasaan dengan tepat
• Cenderung menggunakan mimik atau gerakan
(tangan atau tubuh) untuk berkomunikasi
• Cenderung pemantau atau melihat anak lain
melakukan sesuatu sebelum dia melakukan apa
yang diminta
Cara Membantu Anak Tunarungu

 Tempatkan anak sedekat mungkin dengan guru


maksimal 3 meter
 Gunakan gambar dalam memperkenalkan kata atau
konsep baru
 Bicara berhadapan yang bertujuan anak dapat
melihat gerak bibir dan bentuk muka
 Bicara dengan artikulasi yang jelas
 Gunakan bahasa sederhana disertai bahasa isyarat
 Gunakan bahasa tubuh seperti menggeleng,
mengangguk dll
 Gunakan komunikasi tulis
 Untuk latihan bicara bibir dapat menggunakan
cermin untuk meniru bentuk dan gerakan mulut
Anak Dengan Hambatan Gerak
(Tunadaksa)
Kelainan Sistem Cerebral

(cerebral system) yaitu kelainannya terletak pada sistem


saraf pusat, yaitu cerebral palsy.

Cerebral palsy, diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

 Kelainan menurut derajat kecacatannya: ringan,


sedang, dan berat.
 Kelainan menurut letak kelainan di otak dan fungsi
geraknya: dibedakan atas: spastik, dykenisia, ataxia,
dan jenis campuran
Kelainan sistem
otot dan rangka

Poliomyelitis: infeksi pada


tulang belakang yang
disebabkan virus polio

Muscle Dystrophy: penyakit


yang mengakibatkan otot tidak
berkembang karena mengalami
kelumpuhan yang progresif dan
simetris

Spina Bifida: kelainan tulang belakang


yang ditandai dengan terbukanya satu
atau tiga ruas tulang belakang dan
tidak tertutupnya kembali selama
proses perkembangan.
Karakteristik
Tunadaksa

Daksa daksa

1. Sulit 5. Bila terjadi kekakuan


menggerakan otot bicara. Maka diantara
tubuh mereka dengan hambatan
Daksa Daksa gerak juga akan
2. Sulit berpindah mengalami hambatan
dari suatu posisi bicara seperti pada
3. Sulit meraih atau 4. Gerakan tubuh
keposisi lain mereka yang CP (cerebral
mengambil benda kaku atau layu
palsy)
di tempat yang
tinggi ataupun
rendah
Cara membantu Anak Tunadaksa
 Bagi mereka yang menggunakan tongkat atau kruk, jangan
memegang tangan mereka ketikamereka berjalan, biarkan
mereka bertumpu pada lengan atau bahu kita

01  Bagi mereka yang menggunakan kursi roda,sediakan bidang


miring (ramp)untuk mempermudah mereka bergerak serta kita
dapat membantu mendorong kursi rodanya

 Bagi mereka yang diikuti hambatan bicara, anda


bicaralah singkat dan jelas

02  Tawarkan tempat duduk dekat pintu


 Sediakan ruang gerak yang luas seperti toilet

 Bila ruang toilet tidak cukup luas,


maka sebaiknya pintu toilet ditarik
03 keluar

 Pasang railing disepanjang


dinding untuk membantu
04 mereka bergerak
Anak Dengan Hambatan Intelektual
(Tunagrahita)
Faktor Penyebab Tuna Grahita
Tipe Tunagrahita (RM)
Tabel Perkembangan
Tunagrahita
Cara membantu Anak Tunagrahita

 Butuh konsentrasi dan pengulangan


dalam belajar
 Gunakan media yang kongkrit yang
menarik, yang dekat dengan
kehidupannya
 Berikan instruksi pendek, jelas dan  Membutuhkan
bertahap pendampingan atau
 Gunakan kalimat singkat dan bahasa pengawasan
sederhana  Perlu pembiasaan
 Koreksi langsung dan
berulang
 Belajar bertahap
Anak Dengan Kesulitan Belajar Spesifik (Learning
Disorder)

● KLASIFIKASI KESULITAN BELAJAR


● Kirk dan Gallagher membedakan 1. Kesulitan belajar yang
berhubungan dengan
kesulitan belajar dalam 2 perkembangan
kategori, yaitu: (Developmental Learning
Disabilities) mencakup
gangguan perhatian, ingatan,
motorik, persepsi, berbahasa
dan berpikir
2. Kesulitan belajar
akademik (Academic
Learning Disabilities)
mencakup kesulitan
belajar membaca, menulis
dan berhitung
Penyebab Kesulitan Belajar
Jenis Kesulitan Belajar
1. Disleksia

 Disleksia adalah gangguan belajar yang menyebabkan penderitanya kesulitan


untuk memproses bahasa mulai dari membaca, mendengar, dan menulis.
 Gangguan ini menyerang area otak yang memproses bahasa, dan sama sekali tak
berpengaruh pada penglihatan atau kecerdasan penderitanya.
Jenis Kesulitan Belajar
2. Disgrafia
Disgrafia adalah kesulitan belajar spesifik yang memengaruhi kemampuan menulis dan motorik
halus.
Sedikit berbeda dengan disleksia yang membuat anak kesulitan membaca, disgrafia membuat
anak kesulitan berekspresi dalam bentuk tulisan. Selain itu penderita disgrafia juga kesulitan
membuat tulisan tangan, mengeja, dan mengorganisasikan pikiran

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.
Jenis Kesulitan Belajar

3. Diskalkulia

 Sulit membedakan simbol matematika


 Sulit mengoprasikan bilangan atau hitungan
 Sering salah membilang secara urut
 Sering salah dalam membedakan angka 2,5 3,8, 6,9,17,71
 Sulit membedakan bangun geometri
Penting…...!!!!
Karakteristik Anak Dengan Kesulitan
Belajar

1. Taraf Intelegensi (IQ) rata-rata


atau lebih tetapi prestasi
akademik rendah

2. Mengalami gangguan
persepsi motorik

3. Mengalami gangguan
kordinasi gerak

4. Gangguan orientasi spasial


(ruang)

5. Keterlambatan
perkembangan konsep
Cara Membantu Anak Dengan Kesulitan Belajar

Hello!

1. Gunakan Pertanyaan Dasar (apa, siapa, kapan, dimana dan mengapa)


untuk memahami isi bacaan
2. Membaca dengan bantuan penggaris agar baris kalimat tidak terlewat
3. Gunakan buku berpetak untuk belajar berhitung
4. Gunakan petunjuk visual (exp: garis, warna, lambang dll)
5. Panggil nama untuk mengarahkan fokus perhatianya
6. Kembangkan cara belajar lisan seperti diskusi, tanya jawab untuk
mereka yang disleksia dan disgrafia.

Hi!
Anak Dengan Kecerdasan Istimewa dan Bakat
Istimewa
Gifted and talented (CIBI) adalah sebagai
Anak yang memiliki kelebihan dan keistimewaan dalam hal
kecerdasan,kreativitas, kemampuan mengekspresikan diri
dalam beberasa bahasa, namun mereka cendrung mengalami
hambatan dalam hal berprilaku dan bersosialisasi
Karakter Khusus Anak Gifted and
Talented (CIBI)

Anak memiliki ciri khas :


1. Anak memiliki cara belajar yang berbeda
2. Gaya bicara lebih dewasa
3. Mampu memahami dan menggunakan banyak kosakata
4. Gemar mengoleksi benda
5. Memiliki daya ingat kuat
6. Suka membaca
7. Rasa ingin tahu tinggi
8. Memiliki daya imajinasi tinggi
9. Memiliki banyak ketrampilan
10. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
11. Kreatif
12. Cerdas
Cara Membantu Anak Gifted and Talented
(CIBI)

 Beri pengayaan
 Libatkan sebagai tutor sebaya
 Beri tanggung jawab
 Libatkan sebagai pemimpin
Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian
Membedakan anak dengan gangguan pemusatan
perhatian
Cara Membantu Anak Dengan Gangguan
Pemusatan Perhatian
1. Membangun komunikasi yang positif
2. Berikan penguatan yang Positif
3. Atur kegiatan yang terstruktur dan disiplin
4. Membuat aturan yang jelas dan konsiten
5. Sabar
6. Membiasakan pola makan yang sehat dengan
makanan bergizi
7. Memastikan anak cukup tidur dan istirahat.
8. Membatasi waktu anak dalam menonton
televisi, bermain video game, dan
menggunakan ponsel atau komputer.
9. Mengajak anak melakukan aktivitas fisik
minimal 60 menit setiap hari.
Gangguan Perkembangan Pervasif
 Gangguan atau keanehan dalam berinteraksi dengan
lingkungan
 Gangguan kemampuan komunikasi baik verbal
maupun non verbal
 Gangguan dalam perilaku ( adanya gerakan yang
diulang-ulang tanpa tujuan), minat yang terbatas serta
respon sensorik yang kurang memadai.
Jenis Gangguan Perkembangan Pervasif
Gejala autisme sangat beragam dan tiap anak yang menderita kondisi ini dapat menunjukkan
gejala yang berbeda. Namun, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari 3 karakteristik
utama, yaitu:

1. Gangguan dalam komunikasi


2. Gangguan dalam berhubungan sosial
3. Gangguan Perilaku, Minat dan Integrasi sensorik
Gangguan Dalam
Komunikasi

1. Terlambat berbicara (kemampuan


berbahasa)
2. “Ngoceh” (bahasa Planet/ bahasa bayi)
3. Bahasanya sulit dimengerti
4. Mengulang pertanyaan atau meniru
perkataan yang didengarnya
(ecolalia/membeo)
5. Bahasa isyarat tidak berkembang
6. Tata bahasa kacau
7. Menarik tangan orang lain apabila
menginginkan sesuatu
Gangguan Dalam Interaksi
Sosial

1. Cuek jika diajak bicara, dipanggil


tidak selalu menengok
2. Lebih suka menyendiri
3. Kurang tertarik bermain dengan
teman sebaya
4. Kontak mata kurang
5. Kurang tertarik mainan
6. Kurang bisa menggunakan mainan
sesuai fungsinya
7. Tidak bisa bermain pura-pura
8. Kadang menolak pelukan
9. Emosi kurang stabil Exp : tertawa
sendiri, menangis dan tersenyum
tanpa sebab yang jelas
Gangguan Perilaku, Minat dan Integrasi sensori

● • Kadang mengamuk •
Mempertahankan Suka sekali benda
rutinitas atau sulit bila keinginannya tertentu, exp : botol,
menyesuaikan diri tidak terpenuhi. alat dapur, dll.
• Cara bermain tidak •
dengan perubahan. Senang dengan benda
● Takut pada benda, wajar dan monoton berputar exp : roda,
suara, atau suasana kipas angin, mesin
tertentu. cuci, dll.
Gangguan Perilaku…....(2)

1. Agresif terhadap orang


2. Mencederai diri sendiri (self injury)
exp : memukul kepala, menggigit
jari serta melukai diri.
3. Kurang sensistif atau sangat sensitif
4. Hypoaktif atau hyperaktif
5. Tidak mengenal konsep bahaya
6. Handflaping (gerakan menggerakan
tangan atau jari)
7. Kadang memiliki kemampuan
khusus : menghafal, membaca,
P E N T I NG .  Sering disertai gangguan/ penyakit
penyerta
 Pemeriksaan/ tes medis (EEG, Braind
..!! Mapping< CT Scan, MRI, dll) hanya
dilakukan bila atas indikasi.
 Diagnosis autisme ditegakkan
berdasarkan observasi dari tingkah laku,
kemampuan sosialisasi, komunikasi serta
perkembangan anak sejak awal.
 Bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium
(penanganan dari segi biologisnya).
 Pemeriksaan tambahan di perlukan bila :
Ada kemungkinan penyakit lain
Kemungkinan bukan Austis
Mirip Autisme
ADHD
Retardasi Mental
Gangguan perkembangan Bahasa
Afasia
Gangguan Pendengaran
Deprivasi Psikososial (anak kurang mendapat rangsang).

Hello!
Sindrom Rett
Sindrom Rett adalah kelainan genetik yang memengaruhi perkembangan otak. Kondisi
yang lebih sering dialami oleh anak perempuan ini akan terlihat gejalanya pada usia 1
sampai 1,5 tahun.

Sindrom Rett merupakan kondisi yang jarang terjadi. Berdasarkan penelitian, kondisi ini
terjadi pada tiap 1 dari 15.000 kelahiran.

Penyebab Sindrom Rett


Sindrom Rett disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada gen yang mengatur
perkembangan otak, yaitu MECP2. Belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan
gen tersebut.

Sindrom Rett bukanlah penyakit yang diturunkan dari orang tua. Meski begitu, anak dari
keluarga yang memiliki riwayat sindrom Rett diduga lebih berisiko menderita kondisi yang
sama.

Sindrom Rett lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Akan
tetapi, bila sindrom Rett dialami oleh anak laki-laki, gangguan yang terjadi bisa lebih
parah, bahkan biasanya anak sudah meninggal sejak dalam kandungan
Gejala
Sindrom Rett
Gejala sindrom Rett bervariasi, baik dari usia Hi!
penderita ketika pertama kali gejala muncul,
maupun tingkat keparahan gejala.

Sebagian besar bayi dengan sindrom Rett


tumbuh normal sampai usia 6 bulan.

Setelah itu, gejala mulai muncul. Meski


demikian, perubahan yang signifikan
cenderung baru muncul pada usia 1 hingga 1,5
tahun.
Perjalanan penyakit sindrom Rett dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu:
Tahap 1 (stagnation)
Tahap 1 ditandai dengan gejala kesulitan saat makan, muncul gerakan tungkai yang tidak normal dan berulang, terlambat
bicara, kesulitan bergerak (misalnya ketika ingin duduk, merangkak, atau berjalan), serta kurang tertarik bermain. Gejala
tahap 1 terlihat saat anak berusia 6-18 bulan.
Tahap 2 (regression)
Pada tahap ini, kemampuan anak dapat menurun secara drastis atau perlahan-lahan. Gejalanya meliputi gerakan tangan
yang berulang dan tidak terkontrol (seperti meremas atau menepuk), rewel dan berteriak tanpa alasan jelas, menghindari
kontak dengan orang lain, tubuh tidak seimbang saat berjalan, gangguan tidur, perkembangan kepala yang lamban, serta
sulit mengunyah dan menelan. Tahap 2 muncul pada rentang usia 1-4 tahun.
Tahap 3 (plateau)
Tahap ini ditandai dengan membaiknya gejala yang dialami di tahap 2. Sebagai contoh, anak menjadi tidak rewel dan lebih
memerhatikan orang lain. Cara berjalan dan berkomunikasi anak juga mulai membaik.
Meski demikian, ada beberapa gejala baru yang muncul pada tahap ini, seperti kejang, pola napas yang tidak teratur
(misalnya bernapas pendek, lalu menarik napas panjang, atau menahan napas), serta kebiasaan menggeretakkan gigi.
Beberapa anak bahkan mengalami gangguan irama jantung. Tahap ini dimulai pada usia 2-10 tahun.
Tahap 4 (deterioration in movement)
Tahap 4 ditandai dengan kelainan bentuk tulang belakang atau skoliosis, lemah dan kaku otot, serta tidak mampu berjalan.
Di sisi lain, kemampuan anak dalam berkomunikasi dan fungsi otaknya tidak memburuk, bahkan gerakan tangan yang
berulang dan kejang mulai berkurang. Gejala tahap 4 berlangsung hingga dewasa.
Gejala seperti Autisme dalam hal Tidak ada keterlambatan
kurang interaksi sosial serta
perilaku yang tak wajar dan
dalam kemampuan
minat yang terbatas berbahasa

Tingkat kecerdasan rata-rata


atau di atas rata-rata
PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder –
Not Otherwise Specified),
 Diagnosis yang diberikan pada anak yang tidak memenuhi
kriteria diagnositik dari keempat bentuk PDD di atas (Autis,
Asperger, dan Rett), tetapi anak memperlihatkan gangguan
yang jelas dalam aspek komunikasi, interaksi sosial, minat atau
perhatian yang merupakan ciri dari PDD.
 Dua karakteristik utama dari gangguan ini adalah mengalami
kesulitan pada keterampilan interaksi sosial dan komunikasi.
Anak-anak dengan PDD-NOS memiliki kesulitan membaca
ekspresi wajah dan yang berkaitan dengan perasaan orang lain.
Mereka mungkin tidak tahu bagaimana merespon ketika
seseorang tertawa atau menangis.
Cara Membantunya .....
2
Terapi okupasi
Terapi okupasi digunakan untuk
memperbaiki perkembangan motorik halus
1 pada anak dengan autis yang memang
banyak mengalami keterlambatan.
Terapi wicara
Sebagian besar anak dengan
autisme mengalami kesulitan
berbicara. Pada kasus lain, 3
mereka bisa berbicara, tapi tidak Terapi perilaku
mampu berinteraksi atau Umumnya anak-anak dengan autis
berkomunikasi secara normal merasa sangat sensitif kepada cahaya,
dengan orang lain. Di sinilah suara, dan sentuhan. Ahli terapi akan
pentingnya peranan terapi wicara membantu menemukan latar belakang
perilaku tersebut untuk kemudian
memberikan solusi secara spesifik.

Anda mungkin juga menyukai