Anda di halaman 1dari 11

www.ishktolaram.

com
Singapore: 1A International Business Park #13-01, Singapore 609933
Indonesia: PT. TG Indonesia, Plaza Marein Lantai 20, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78, Jakarta Selatan 12910
1 Fadeyi, Lagos, Nigeria
Nigeria: 44 Ikorodu Road,
@ishktolaram Modul 1: Tolaram
Ishk KONSEP DASAR PAUD
Foundation Ishk Tolaram Foundation
MODUL 3
PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Tujuan Modul :
Modul “Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus” ini bertujuan agar peserta dapat mengenali
karakteristik anak dengan kebutuhan khusus, melakukan pendampingan yang sesuai dengan
kekhususan anak, dan mengelola kelas inklusi.

Ruang Lingkup :
1. Kategori ABK dan Pendampingannya
2. Menggabungkan ABK dalam Pembelajaran Bersama Anak Lain
3. Mendampingi ABK Belajar
4. Sistem Rujukan Terkait Anak dengan Kebutuhan Khusus

Materi :
Pada Modul 2 kita telah belajar tentang Perkembangan Anak, dan kita telah mengenali karakteristik
anak untuk tiap kategori usianya. Ternyata. Sebagai guru kita mengamati bahwa tidak semua
anak mengalami perkembangan sesuai usianya. Ada yang terlalu lambat atau terlalu cepat.
Keterlambatan perkembangan bukan sekedar “sedikit tertinggal” dalam beberapa kemampuan,
tetapi hal ini perlu diwaspadai sebagai ketertinggalan yang penting karena dapat mengganggu
perkembangan selanjutnya. Ketertinggalan ini mungkin dialami pada satu atau lebih dari keenam
aspek perkembangan. Anak-­­anak yang tidak berada dalam rentang tonggak perkembangan
normal dapat dikategorikan anak dengan berkebutuhan khusus, yang sering disebut ABK.
ABK memerlukan perhatian untuk perkembangan bagi masa depan mereka. Anda sebagai
guru, menjadi bagian dalam pemberian layanan itu. Sayangnya, banyak ABK terabaikan, tidak
mendapatkan layanan yang sesuai karena berbagai keterbatasan sehingga anak-­­anak itu tidak
dapat mencapai potensi mereka secara maksimal.

Yuk kita mengenali berbagai kategori ABK dan pendampingannya.

A. Kategori ABK dan Pendampingannya


1. Cerebal Palsy

Anak mengalami ketidakseimbangan pertumbuhan fisik karena cidera otak.


Terjadi ketidakselarasan otot-otot motorik. Sulit berkomunikasi.

Pendampingan:

a. Perlu dipahami, bahwa anak Cerebral Palsy memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan anak pada umumnya dalam melakukan tugas-­­tugasnya.
Guru perlu tetap sabar dan memberikan kelonggaran waktu agar anak dapat
menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan kemampuan anak.
Guru perlu membuat rutinitas dan jadwal kegiatan dengan memperhitungkan
alokasi waktu yang sesuai.

b. Beberapa kegiatan bermain dapat menolong anak untuk bermain bersama teman.
Biarkan dia bergabung dengan anak lain yang sedang bermain pasir. Anak akan
merasakan sensasi tekstur pasir yang akan menstimulasi indera peraba anak.
Anak juga dapat dilatih untuk melakukan kegiatan meronce, melukis atau bermain
cat jari untuk melatih kekuatan motorik halus dan koordinasi tangan mata.

2
Modul 3: PENGENALAN 2
ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
c. Kondisi fisik anak Cerebral Palsy membutuhkan dukungan sarana
dan prasarana yang berpihak pada mereka. Guru perlu memberi
perhatian terhadap handling dan positioning pada anak Cerebral Palsy.

Handling adalah bantuan bagaimana anak


diangkat, dipegang dan dibantu.

Positioning adalah persediaan penopang


untuk tubuh dan pengaturan instruksi atau
materi bermain dalam cara tertentu. Guru
perlu menghubungi orangtua agar dapat
berkomunikasi dengan dokter dan terapis
sehingga memiliki cara yang sama dalam
membangun anak.

d. Untuk gerakan-­­gerakan fisik secara khusus seperti berguling,


memanjat, dan berlari perlu dikonsultasikan kepada ahlinya.

e. Keterampilan berkomunikasi terus dibangun dengan mengajak berbicara


secara perlahan dan guru yang konsisten menjaga hubungan dengan anak
agar mudah dalam memahami maksud anak.

f. Latihan untuk mengikuti aturan sehari-­­hari, tentunya dengan kondisi-­­


kondisi khusus yang tidak memungkinkan dilakukan menjadi perkecualian.

g. Latihan belajar bertanggungjawab dari hal-­­hal kecil. Anak dapat


diajak untuk terlibat dalam pemecahan masalah di sekolah yang memang
melibatkan kelas sehingga anak Cerebral Palsy tidak merasa didiskriminasi.

3
3
Modul 3: PENGENALAN ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
2. Autis

Gangguan pada kemampuan sosial, bahasa, tingkah laku, dan sensoris.

Pendampingan:
a. Perlu stimulasi pembelajaran sensorimotor yang diarahkan untuk melatih
dan mengembangkan fungsi mata, telinga, dan latihan otot-­­otot.
Misalnya, kemampuan anak bereaksi terhadap bunyi atau suara, mengikuti
benda dengan mata, bereaksi jika dipanggil namanya, dapat membedakan
benda dari segi bentuk dan warna, menyusun balok atau kubus dari kayu,
menyortir gambar, menggambar, menggunting, menempel atau menyebut
nama buah-­­buahan atau hewan. Selain itu juga hal-­­hal yang berhubungan
dengan kekuatan otot. Misalnya, mengangkat dan menaruh benda,
membedakan berat dan ringan atau keras dan lunak suatu benda, bergerak,
berlari dan berjalan, menarik dan mendorong atau naik dan turun tangga.

b. Beberapa kegiatan sensorimotor dapat membantu anak untuk bermain


bersama teman, sehingga dapat menstimulasi kemampuan interaksi
dan komunikasinya. Beri kesempatan anak untuk bergabung dengan
teman saat bermain playdough. Anak juga akan merasakan sensasi
tekstur playdough yang akan merangsang taktilnya. Anak juga dapat
dilatih melalui kegiatan menyebutkan nama benda, hal ini dapat
membantu meminimalkan pengulangan kata yang biasanya dilakukan
oleh anak dengan gangguan autis. Permainan sensorimotor merupakan
bagian dari terapi okupasi (sensori integrasi) yang perlu didapatkan
oleh anak dengan gangguan autis selain terapi perilaku dan wicara.

3. Keterbelakangan Mental

Anak memiliki taraf kecerdasan di bawah rata-­­rata usia anak sebayanya, kemampuan
belajarnya lebih lambat, dan tidak dikuasainya perilaku adaptif (perilaku yang berkaitan
dengan kegiatan harian).

Pendampingan:

a. Membantu anak untuk memusatkan perhatian pada topik yang akan
dibahas. Bantuan guru dapat dengan mengatakan, ”Coba perhatikan
saya.” “Lihat, apa yang ibu guru bawa!”, “Dengarkan, bunyi apa ini!” dst.

b. Mengenalkan topik / tema pembelajaran baru secara perlahan. Guru memberikan


kesempatan anak untuk bereksplorasi dengan bahan dan alat main yang
ada. Adanya guru pendamping akan membantu anak untuk lebih memahami
bagaimana cara menggunakan/memainkan alat dan bahan main yang ada.

c. Dalam mengajar anak dengan kesulitan belajar, perlumenggunakan benda-­­


benda nyata untuk membantu anak menghadirkan konsep yang dipelajari.
Anak-­­anak jenis ini kesulitan untuk memahami informasi yang bersifat abstrak.

d. Mengajarkan secara bertahap. Informasi atau perintah perlu diberikan


secara bertahap. Satu tugas/pemahaman telah dikuasai baru ditambahkan
dengan pemahaman lain.

4
4
Modul 3: PENGENALAN ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
4. Down Syndrome

Down Syndrom (juga disebut trisomi 21) adalah kelainan genetik yang terjadi disekitar 1
dari 800 kelahiran hidup. Penyebab utamanya adalah kerusakan kognitif. Down Syndrom
terkait dengan ketidakmampuan belajar dengan standar ukuran ringan sampai sedang.
Biasanya memiliki gangguan kesehatan lainnya.

Pendampingan:
a. Anak-­­anak down syndrome hampir selalu memiliki tonus otot lemak dan
gangguan perencanaan motorik yang parah. Mereka cenderung lebih lamban
dalam menangkap bunyi dan biasanya memiliki beberapa masalah pemrosesan
auditori dan visual spasial, meskipun tingkat masalahnya sangat bervariasi.
Mudah tidaknya mereka mempelajari keterampilan-­­ keterampilan kognitif
abstrak juga sangat bervariasi.

b. Dengan dimilikinya sistem emosional yang baik, anak down syndrome


menunjukkan sikap hangat. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mendorong
perkembangan kognitif yang lebih tinggi. Mereka dapat diberi tantangan
dengan bantuan sederhana dan bertahap.

c. Anak down syndrome yang memiliki kemampuan visual yang parah


membutuhkan bantuan ekstra dalam melatih gerak ­­isyarat vokal saat
berupaya menguasai berbagai tahapan perkembangan.

d. Keterampilan pra-­­verbal seperti gerak isyarat, nada suara, ekspresi emosi


melalui sentuhan, gerakan dan pemanfaatan alat indera lainnya dapat dilatih
dengan kesabaran dan konsisten.

5. Rendah Perhatian dan Gangguan Hiperaktif (ADHD)

Kondisi yang berkaitan dengan kesulitan karena hambatan yang terjadi pada bagian-­­
bagian yang berbeda dalam otak, sehingga berpengaruh terhadap masalah pendidikan,
tingkah laku dan kesulitan lainnya.

Pendampingan:

a. Biarkan anak bergerak saat mereka berkegiatan, karena semakin ia bergerak


semakin ia dapat berpikir secara logis. Banyak anak penyendang ADHD
cenderung bergerak justru saat melakukan kegiatan mendengarkan. Hal ini
terjadi karena mereka memerlukan energi dan konsentrasi mereka untuk dapat
duduk diam saat mendengarkan, padahal seharusnya energi dan konsentrasi itu
dipusatkan untuk mendengarkan. Pastikan bahwa gerakannya tidak mengganggu
anak lain yang justru hanya dapat berkonsentrasi dengan cara duduk diam.

b. Padukan kegiatan belajar dengan aktivitas gerak yang sederhana. Bermain


dan permainan adalah hal yang menarik mereka, daripada hanya duduk diam
untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitungnya.

c. Siapkan kegiatan atau materi tambahan khusus bagi anak penyandang


ADHD, jika akttivitas mereka selesai lebih dahulu dibandingkan dengan
anak yang lain. Sehingga selalu ada kegiatan yang membuat mereka aktif.

5
5
Modul 3: PENGENALAN ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
6. Anak Berbakat

Biasa tidak disadari oleh guru atau orangtua sebagai suatu gangguan. Karena biasanya
anak berbakat memiliki kemampuan di atas rata-rata, rasa ingin tahu yang tinggi, minat
yang beragam, dan muncul ide-ide original.

Pendampingan:
a. Mengingat anak-­­anak tersebut belajar dengan kecepatan dan cara yang
berbeda karena mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda
dengan anak-­­anak pada umumnya, maka mereka memerlukan fasilitas
dan metode khusus dalam pembelajarannya. Itu sebabnya mereka disebut
anak dengan kebutuhan khusus.

b. Memberikan kegiatan/tugas-­­tugas yang menjadi minat anak.

c. Memberikan kesempatan pada anak berbakat untuk mendampingi/


membantu anak lain yang memerlukan bantuan.

Jika dalam satu kelas ditemukan ada beberapa anak berbakat, ada kalanya
guru mengumpulkan mereka dalam satu kelompok kecil dan memberikan
tantangan yang lebih besar kepada anak-­­ anak berbakat ini. Ajak anak
ini untuk berpikir dan menentukan tugas atau kegiatan seperti apa yang
mereka inginkan dan bimbing mereka untuk menciptakan/membuatnya.
Ingatlah, bahwa ABK perlu dilayani oleh ahlinya. Guru hanya melakukan pendampingan,
berpartisipasi dan bekerjasama dengan ahli yang menangani ABK. Berkonsultasi dan
bekerjasama bisa dengan orangtua, atau dengan guru­­guru lain yang memiliki pengalaman
mengajar ABK. Pertimbangkan strategi guru lain mengajar ABK yang mungkin tidak
terpikir oleh anda sebagai guru.

B. Menggabungkan Anak dengan Kebutuhan Khusus


dalam Pembelajaran Bersama Anak Lain
Pernahkah kita sebagai guru merasa tidak nyaman saat tidak dilibatkan dalam
kelompok? Atau pengalaman merasa diasingkan karena dianggap tidak mampu
di beberapa bidang kehidupan? Begitulah yang dirasakan oleh anak-­­ anak
dengan kebutuhan khusus, jika kita mengabaikan mereka. Tertekan, pesimis, kurang
percaya diri, merasa bodoh, adalah kata-­­kata negatif yang mewakili perasaan-­­
perasaan itu.
Apa akibatnya? Akan muncul masalah kedua yang lebih besar dari hambatan pertama
mereka, karena seumur hidupnya, mereka akan memiliki sikap negatif terhadap diri dan
orang lain.
Ketika kita menggabungkan anak dengan kebutuhan khusus untuk belajar bersama
anak yang lain, artinya kita sudah memberikan penghargaan atas harkat dan martabat
manusia sebagai ciptaan Tuhan. Kita secara tidak langsung menjadi model bagi anak-­
anak dalam mengembangkan karakter sikap peduli, menghargai orang lain, empati dan
kemampuan menolong orang lain. Anak dengan kebutuhan khusus pun akan termotivasi
untuk mengembangkan rasa percaya diri atas kemampuannya serta merasa dihargai.

6
Modul 3: PENGENALAN ANAK6 DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
Penting bagi kita bersama teman sejawat dan seluruh penyelenggara sekolah memahami,
bahwa setiap anak punya kebutuhan yang berbeda-­­beda, serta punya kekhususan
kebutuhan. Anak-­­anak dengan kebutuhan khusus harus mendapatkan layanan
pendidikan di PAUD. Layanan PAUD serta orang-­­orang yang terlibat di dalamnya perlu
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi anak-­­anak dengan kebutuhan khusus,
begitu juga dengan orang tua dari anak-­­anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus.
Kesadaran ini harus dibangun bersama dalam lingkungan sekolah dan masyarakat

Jadi sebetulnya, bukan hanya anak-­­anak dengan kebutuhan khusus yang harus
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pihak lain di luar diri anak pun harus lebih
mampu menyesuaikan diri. Jika kita dapat menyesuaikan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran, maka lembaga perlu menyesuaikan fasilitas-­­fasilitasnya.
Ajaklah pengelola layanan PAUD membuat daftar penyesuaian sehingga
dapat menerima anak dengan kebutuhan khusus di layanannya.

Contoh penyesuaian yang dapat dilakukan:

Kondisi Sekarang Penyesuaian yang dapat dilakukan

Meja kursi untuk tiap anak Pindahkan, tinggalkan 1 set saja di sudut, ganti
dengan alas duduk di lantai.

Akses masuk ke kelas ada undakan Tambahkan atau buat menjadi landai agar anak
atau tangga dengan kursi roda atau hambatan fisik lainnya
dapat naik ke kelas dengan mudah.

Penerangan ruangan kurang Buat jendela-­­jendela lebar sehingga cahaya


luar masuk ke ruangan lebih banyak.

Beri kesempatan agar semua anak berpartisipasi


Guru mengajar satu arah
aktif, lalu dukungan guru diberikan secara individual

Perencanaan pembelajaran Ubah model perencanaan pembelajaran.


dan evaluasi tidak sesuai. Evaluasi dilakukan sesuai pedoman kurikulum
2013 PAUD dengan kompetensi dan standar
perkembangan yang ditetapkan, lakukan
pengamatan dan penilaian secara individual,
berikan penyesuaian standar ketercapaian
pada anak dengan kebutuhan khusus.

7
Modul 3: PENGENALAN ANAK7DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
C. Mendampingi ABK Belajar

Kita yakin bahwa setiap anak punya potensi. Sebagai guru PAUD, kita tidak perlu
terlalu khawatir dan menjadikan Anak dengan Kebutuhan Khusus sebagai beban yang
mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Yang harus dilakukan oleh pendidik dan
sekolah adalah “BERADAPTASI” dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mendukung
potensi yang mereka miliki, memfasilitasinya dan menyertakan mereka dalam proses
pembelajaran. Kita dapat memfasilitasi kebutuhan belajar anak-­­anak tersebut
dengan memetakan potensi setiap anak, melalui komunikasi dengan orangtua,
mencermati hasil assesment dari tim tumbang RSU dan melakukan pengamatan secara
rinci pada perkembangannya. Setelah menemukan potensinya, kita dapat menyusun
Program Pembelajaran Individu ( PPI ).

Berikut contoh Program Pembelajaran Individu, yang dapat di jadikan dasar penyusunan RPPH.

Nama : Faizar
Usia : 6, 6 Tahun
Hambatan : Autis Sedang

KEMAMPUAN KESUKAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN


(yang bisa dilakukan anak) (yang disukai makanan/ (benda-benda yang harus di (dukungan pendidik
minuman, benda/mainan, fasilitasi orangtua/
untuk melibatkan anak
kegiatan, perilaku) pendidik yang diperlukan
untuk perkembangan anak dalam pembelajaran)
sesuai dengan minat dan
kemampuan anak)

1. Faiz sudah mampu makan Makanan : Selama satu minggu Pendidik melibatkan Faiz
sendiri. 1. Ayam goreng 1. Menyediakan bekal berupa untuk memimpin/baris paling
2. Kerupuk nasi dengan ayam goreng, depan saat kegiatan naik
2. Cuci tangan sendiri 3. Pindang pindang, ikan goreng, air turun.
4. Ikan goreng putih) Bermain puzzle huruf hijaiyah
Bermain puzzle abjad
3. Melepas sepatu Minuman 2. Orangtua membawakan Bermain mobil-mobilan
1. Air putih mainan mobil-mobilan, Bermain binatang tiruan
2. Teh puzzle hijaiyah, abjad dan Pendidik mengajak Faiz
4. Menaruh tas di tempat 3. Syrup rasa strowbery binatang tiruan untuk bermain loose parts
yang disediakan. di INVITASI SEJAUH MANA
AKU MENGELINDING
5. Tahu tempat duduknya. Mainan (benda) 3. Guru melakukan kegiatan
Karena Faiz suka dengan
1.Mobil-mobilan anak-anak untuk naik turun
kegiatan yang menjurus pada
2.Puzzle hijaiyah meja, lari-lari.
6. Berjabat tangan eksperimen.
3.Puzzle abjad
4.Binatang tiruan
7. Menirukan ucapan Kegiatan
(dipandu) 1.Lari
2.Naik turun

8
8 DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 3: PENGENALAN ANAK
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
Tips Mengajar ABK di PAUD

1 Bersikaplah positif, bahwa setiap anak dapat belajar.

Bangunlah komunikasi dan interaksi individual. Dorong agar


2
anak dapat bersosialisasi.

3 Bicaralah jelas dengan posisi wajah menghadap ke anak.

Temukan potensinya, bukan kelemahannya.


4
5 Pahami bahwa anak sedang belajar. Bersabar untuk setiap
proses dan progress.

6 Jagalah harga diri setiap anak. Inklusikan, jangan pisahkan!

7 Ajarlah anak-­­anak lain untuk menghargai.

8 Gunakan penataan kelas yang sesuai.

9 Gunakan berbagai cara agar anak paham.

10 Buatlah kelas yang mudah diakses semua anak, baik ABK


ataupun non ABK.

11 Beri penjelasan kepada semua anak tentang disablitas.

12 Berbagi pengalaman dengan guru lain.

D. Sistem Rujukan Terkait Anak dengan Kebutuhan Khusus

Jika guru memiliki anak yang menunjukkan keterlambatan perkembangan, hubungilah


orangtua dan mintalah orangtua untuk memeriksakan anak ke petugas kesehatan atau
ke psikolog. Dapat dilakukan dengan datang ke puskemas, klinik atau rumah sakit.
Biasanya, rumah sakit memiliki tim psikolog untuk menentukan kondisi psikologis
anak, dan akan memberikan saran-­­saran untuk pendampingan. Guru
bukan tenaga ahli yang memiliki kompetensi untuk mendiagnosa kebutuhan khusus
anak. Guru perlu mengenali karakteristik ABK untuk mempermudah melakukan
pendampingan yang sesuai. Tugas utama guru untuk ABK adalah menemukan potensi
dan memfasilitasi kebutuhan belajarnya.

9
9
Modul 3: PENGENALAN ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
PERTANYAAN REFLEKSI

Setelah mempelajari dan memperoleh materi modul ini, mohon Bapak/Ibu mengisi beberapa
pertanyaan berikut:

1. Di akhir modul ini, apakah tujuan pembelajaran tercapai?

2. Materi apa yang masih memerlukan penjelasan?

3. Materi apa yang paling disukai atau dikuasai?

4. Apa masukan Bapak/Ibu untuk perbaikan modul ini yang menjadi kebutuhan Bapak/Ibu?

5. Apa tantangan untuk menerapkan materi modul ini?

10
Modul 3: PENGENALAN ANAK10DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD
11
11
Modul 2: PERKEMBANGAN ANAK
Modul 1: KONSEP DASAR PAUD

Anda mungkin juga menyukai