Penyelesaian
Jika dibuat indeks produksi tahun 2013 dengan waktu dasar 2012,
maka produksi pada tahun 2012 dipergunakan sebagai dasar
perhitungan, sedangkan produksi tahun 2013 (waktu yang
bersangkutan) akan diperbandingkan terhadap produksi tahun 2012.
Indeks produksi 2013 =
Ada kenaikan produksi sebesar 50% (150% - 100%).
Apabila produksi tahun 2013 = 125 ton, maka:
Indeks produksi 2013 =
Ada penurunan sebesar 16,67% (100% - 83,33%).
JENIS ANGKA INDEKS
BERDASARKAN PENGGUNAAN
Indeks
harga (price index), yaitu indeks yang mengukur
perubahan harga barang. Misalnya, indeks harga
konsumen dan indeks harga perdagangan besar
Indekskuantitas (quantity index), yaitu indeks yang
mengukur kuantitas suatu barang yang diproduksi,
dikonsumsi, ataupun dijual. Misalnya, indeks
produksi beras, indeks konsumsi kedelai, dan indeks
penjualan jagung.
Indeksnilai (value index), yaitu indeks yang mengukur
perubahan nilai dari suatu barang yang dihasilkan,
diimpor, ataupun diekspor. Misalnya, indeks nilai
ekspor kopra dan indeks nilai import beras.
8
JENIS ANGKA INDEKS
BERDASARKAN CARA PENENTUAN
Indeks tidak tertimbang, yaitu indeks yang dalam
pembuatannya tidak memasukkan faktor yang
mempengaruhi naik-turunnya angka indeks. Ada tiga
metode penghitungan indeks tidak tertimbang, yaitu
metode angka relatif, metode agregat, dan metode rata-
rata relatif.
Indeks tertimbang, yaitu indeks yang dalam pembuatannya
turut memasukkan faktor yang mempengaruhi naik-
turunnya angka indeks. Ada tiga metode penghitungan
indeks tidak tertimbang, yaitu metode agregat sederhana
tertimbang, metode Laspeyres, metode Paasche, metode
Drobisch, metode Irving Fisher, metode Marshall –
Edgeworth, dan metode Walsh. 9
INDEKS SEDERHANA
(SIMPLE INDEX)
Indeks sederhana (simple index) adalah
indeks yang terdiri dari satu macam barang
saja, baik untuk indeks produksi maupun
indeks harga.
Misalnya: indeks produksi beras, indeks
produksi karet, indeks produksi ikan, indeks
harga beras, indeks harga karet, indeks
harga ikan, dan sebagainya.
INDEKS SEDERHANA
(SIMPLE INDEX)
Indeks sederhana (simple index) adalah
indeks yang terdiri dari satu macam barang
saja, baik untuk indeks produksi maupun
indeks harga.
Misalnya: indeks produksi beras, indeks
produksi karet, indeks produksi ikan, indeks
harga beras, indeks harga karet, indeks
harga ikan, dan sebagainya.
INDEKS AGREGATIF
(AGGREGATIVE INDEX)
Indeks agregatif (aggregative index) adalah
indeks yang terdiri dari beberapa barang
(kelompok barang).
Misalnya: indeks harga 9 macam bahan pokok,
indeks ekspor Indonesia, indeks biaya hidup,
indeks hasil penjualan suatu perusahaan (lebih
dari satu barang yang dijual), dan sebagainya.
Indeks agregatif memungkinkan untuk melihat
persoalan secara agregatif (makro), yakni secara
keseluruhan, bukan secara satu per satu.
INDEKS HARGA
RELATIF SEDERHANA
Rumus indeks harga relatif sederhana (simple relative
price index) adalah:
pt
I t ,0 x 100%
p0
Keterangan:
It,o = Indeks harga pada waktu t dengan waktu dasar
0.
Pt = harga pada waktu t.
P0 = harga pada waktu 0.
Contoh
Tabel berikut ini menyajikan data rata-rata perdagangan beberapa hasil
pertanian di Jakarta dari tahun 1992-1997. Hitunglah indeks harga beras
pada tahun 1995, 1996. dan 1997 dengan waktu dasar tahun 1992!
Jadi, jika dibandingkan dengan harga beras pada tahun 1992, maka:
Harga beras pada tahun 1995 naik sebesar 150,99% - 100% = 50,99%;
Harga beras pada tahun 1996 naik sebesar 152,76% - 100% = 52,76%; dan
Harga beras pada tahun 1997 naik sebesar 167,52% - 100% = 67,52%.
INDEKS PRODUKSI
RELATIF SEDERHANA
Rumus indeks produksi relatif sederhana adalah:
qt
I t ,0 x 100%
q0
Keterangan:
It,o = Indeks produksi pada waktu t dengan waktu dasar
0.
qt = Produksi pada waktu t.
q0 = Produksi pada waktu 0.
Contoh
Tabel berikut ini menyajikan data produksi tanaman bahan
makanan menurut jenisnya pada tahun 1993-1998. Hitunglah
indeks produksi padi sawah tahun 1996, 1997, dan 1998 dengan
waktu dasar tahun 1993!
I t ,0
p t
x 100%
p 0
I t ,0
q
t
x 100%
q0
Contoh 1
Tabel berikut ini menyajikan harga barang berdasarkan jenisnya
pada tahun 2005-2007. Hitunglah indeks harga agregatif tidak
tertimbang untuk tahun 2006 dan 2007 dengan waktu dasar tahun
2005!
Harga (Rp)
Jenis Barang
2005 2006 2007
(1) (2) (3) (4)
A 100 150 200
B 200 250 300
C 500 600 700
D 400 500 600
Jumlah 1.200 1.500 1.800
Jawaban
I 06 / 05
p 06
x100%
1.500
x100% 125%
p 05 1.200
I 07 / 05
p 07
x100%
1.800
x100% 150%
p 05 1.200
I 95 / 94
p 95
x100%
dengan tahun 1994,
maka harga
p 94 perdagangan besar
181,50 120,38 3,26 1,33 barang ekspor
x100% 119,72% utama di pasar New
131,69 120,06 2,84 1,40
York mengalami
Untuk tahun 1996
kenaikan sebesar
I 95 / 94
p 96
x100%
19,72% (119,72% -
p 94
100%) pada tahun
1995, serta
160,66 80,06 2,90 1,36 mengalami
x100% 95,69%
131,69 120,06 2,84 1,40 penurunan sebesar
Untuk tahun 1997 4,31% (100% -
95,69%) dan 15,66%
I 95 / 94
p 97
x100% (100% - 84,34%)
p 94 secara berturut-
143,20 65,83 5,35 1,53 turut pada tahun
x100% 84,34% 1996 dan 1997.
131,69 120,06 2,84 1,40
INDEKS AGREGATIF
TERTIMBANG
Indeks agregatif tertimbang adalah indeks
yang dalam pembuatannya telah
dipertimbangkan faktor-faktor yang akan
mempengaruhi naik turunnya angka indeks
tersebut.
Timbangan yang akan dipergunakan untuk
pembuatan indeks antara lain:
Kepentingan relatif (relative importance);
dan
Hal-hal lain yang berhubungan atau
berpengaruh terhadap naik turunnya indeks
itu sendiri.
INDEKS RATA-RATA
HARGA RELATIF
Indeks rata-rata harga relatif dinyatakan
oleh persamaan sebagai berikut.
1 pt
I t ,0 x 100%
n p0
Dimana n adalah banyaknya jenis
barang.
Contoh
Hitunglah indeks rata-rata harga relatif tahun 1996 dengan waktu
dasar tahun 1995 dari data 7 jenis barang berikut (harga barang
dalam Rp/satuan.
Tahun A B C D E F G
1 pt
I t ,0 x 100%
n p0
794 672 485 819
721 x100% 777 x100% 553 x100% 805 x100%
1
I 96 / 95
7 104 48 101
x100%
x100%
x100%
96 50 97
1
I 96 / 95 110,12% 86,49% 87,70% 101,74% 108,33% 96% 104,12%
7
99,20%
INDEKS LASPEYRES UNTUK
HARGA AGREGATIF TERTIMBANG
Lt , 0
pt q0
x 100%
p 0 q0
Keterangan:
L = Indeks Laspeyres
pt = Harga waktu t
p0 = Harga waktu 0
q0 = Produksi waktu 0, sebagai timbangan
INDEKS LASPEYRES UNTUK
PRODUKSI AGREGATIF TERTIMBANG
Lt , 0
p 0 qt
x 100%
p 0 q0
Keterangan:
L = Indeks Laspeyres
qt = Produksi waktu t
q0 = Produksi waktu 0
p0 = Harga waktu 0, sebagai timbangan
INDEKS PAASCHE UNTUK
HARGA AGREGATIF TERTIMBANG
Pt , 0
p t qt
x 100%
p 0 qt
Keterangan:
P = Indeks Paasche
pt = Harga waktu t
p0 = Harga waktu 0
qt = Produksi waktu t, sebagai timbangan
INDEKS PAASCHE UNTUK
PRODUKSI AGREGATIF TERTIMBANG
Pt , 0
p q
t t
x 100%
p qt 0
Keterangan:
P = Indeks Paasche
qt = Produksi waktu t
q0 = Produksi waktu 0
pt = Harga waktu t, sebagai timbangan
PERBEDAAN INDEKS
LASPEYRES DAN PAASCHE
Indeks Laspeyres menggunakan produksi atau harga pada
waktu dasar sebagai timbangan, sedangkan Paasche
menggunakan produksi atau harga pada waktu t (waktu
yang bersangkutan) sebagai timbangan.
Dilihat dari segi praktis, indeks Laspeyres lebih baik karena
timbangannya tidak berubah-ubah, meskipun secara teoritis
justru kurang baik karena sebenarnya yang mempengaruhi
harga adalah produksi pada waktu yang bersangkutan.
Sebaliknya jika dilihat dari segi teoritis, maka rumus
Paasche sangatlah baik karena senantiasa
memperhitungkan pengaruh perubahan produksi terhadap
perubahan harga, meskipun dari segi praktis, cenderung
sulit untuk diterapkan.
Contoh
Hitunglah indeks harga agregatif tertimbang dengan
menggunakan rumus Laspeyres dan Paasche pada tahun
1996 dengan tahun dasar 1995.
L96 / 95
p q
96 95
x100%
p q
95 95
2.020 741 661958 1.000 39 989 278 1.300 2.341 x100%
691741 310 958 439 39 405278 5682.341
241,90%
P96 / 95
p q
96 96
x100%
p q
95 96
2.020 937 6611.499 1.000 30 989 400 1.300 3.242
x100%
691937 310 1.499 439 30 405400 5683.242
240,47%
VARIASI DARI
INDEKS HARGA TERTIMBANG - 1
Rumus indeks agregatif tertimbang dari Irving Fisher:
I LxP
p t q0
x
p
t qt
x 100%
p 0 q0 p0 qt
Rumus indeks agregatif tertimbang dari Drobisch:
L P 1 pt q0 pt qt
x 100%
I
2 2 p0 q0 p0 qt
Contoh
Berdasarkan data dari contoh sebelumnya di slide 35,
dimana diperoleh L96/95 = 241,90% dan P96/95 = 240,47%,
hitunglah indeks harga agregatif tertimbang dengan
rumus Fisher dan Drobisch untuk periode tersebut.
Jawaban
Indeks Fisher
I
p t qo qt
100%
p o qo qt
Contoh
Berdasarkan data dari contoh sebelumnya di slide 35,
buatlah indeks tahun 1996 dengan tahun 1995 sebagai
tahun dasar menggunakan rumus Marshall-Edgeworth dan
Walsh.
Jawaban
Indeks Marshall-Edgeworth
pt q0 qt
I x100%
p0 q0 qt
2.020(741 937) 661(985 1.499) 1.000(39 30)
I
691(741 937) 310(985 1.499) 439(39 30)
989( 278 400) 1.300( 2.341 3.242)
x100%
405( 278 400) 568( 2.341 3.242)
I 241,07%
Jawaban
Indeks Walsh
I
p t q0 qt
x100%
p 0 q0 qt
2.020 (741)(937) 661 (985)(1.499) 1.000 (39)(30)
I
691 (741)(937) 310 (985)(1.499) 439 (39)(30)
989 (278)(400) 1.300 (2.341)(3.242)
x100%
405 (278)(400) 568 (2.341)(3.242)
I 240,60%
Jawaban
Indeks rata-rata relatif tertimbang dengan rumus Laspeyres
p96
p p95 q95
L96 / 95 95 x100%
p95 q95
2.020 661 1.000
( 691)( 741) (310 )(958) (439)(39)
691 310 439
(691)(741) (310)(958) (439)(39)
989 1.300
(405)(278) (568)(2.341)
405 568 x100%
(405)(278) (568)(2.341)
241,86%
Jawaban
Indeks rata-rata relatif tertimbang dengan rumus Paasche
p96
p p96q96
P96 / 95 95 x100%
p96q96
2.020 661 1.000
(2.020)(937) (661)(2.499) (1.000)(30)
691 310 439
(2.020)(937) (661)(2.499) (1.000)(30)
989 1.300
(989)( 400) (1.300)(3.242)
405 568 x100%
(989)(400) (1.300)(3.242)
243,53%
ANGKA INDEKS BERANTAI
Dalam membuat indeks berantai, harus ditentukan
terlebih dahulu berapa satuan waktu sebelumnya yang
akan dipergunakan sebagai waktu dasar.
Kita hanya mengganti p0 menjadi pt-1atau pt-2, q0
menjadi qt-1 atau qt-2, dan seterusnya.
Rumus indeks kuantitas berantai (I):
qt
I t ,t 1 x 100%
qt 1
Rumus indeks harga berantai (I):
pt
I t ,t 1 x 100%
pt 1
Contoh
Buatlah indeks berantai untuk tahun 1989, 1990, 1991, 1992, 1993, dan
1994 dengan waktu dasar satu tahun sebelumnya, berdasarkan tabel
dibawah ini.
Tahun 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994
Jawaban q1991
I1 9 9 1, 1 9 9 0 x 100% 104,27 0 0
qt q1990
I t ,t 1 x 100% q1992
qt 1 I1992, 1991 x 100% 101,32 0 0
q1991
q1989
I1989,1988 x 100% 114,15% q1993
q1988 I 1993, 1992
x 100% 101,16 0 0
q1992
q1990 q1994
I1 9 9 0, 1 9 8 9 x 100% 100,54 0 0 I1 9 9 4, 1 9 9 3 x 100% 101,73 0 0
q1989 q1993
KEUNGGULAN
INDEKS BERANTAI
Memungkinkan kita untuk memasukkan komoditi-
komoditi baru yang diperlukan sebagai timbangan.
Apabila sudah dibuat indeks berantai dengan waktu
dasar yang berubah-ubah, maka kita dapat
menurunkan dari indeks berantai tersebut suatu
indeks pada tahun-tahun tertentu dengan waktu dasar
yang tetap.
Rumus untuk menghitung angka indeks berantai
dengan waktu dasar tetap adalah :
I t 1,t 1 ( I t ,t 1 )( I t 1,t )
Contoh
Berdasarkan data ekspor karet pada periode 1988-1994 dari contoh
sebelumnya, hitunglah indeks pada tahun 1990, 1991, 1992, 1993, dan
1994 dengan waktu dasar tetap, yaitu tahun 1988.
Jawaban
Untuk menghitung indeks pada tahun 1990, 1991, 1992, 1993, dan
1994 dengan waktu dasar tahun 1988, caranya adalah sebagai berikut.
I t 1,t 1 ( I t ,t 1 )( I t 1,t )
qt qt 1
Karena ( I t ,t 1 )( I t 1,t )
qt 1 qt
qt 1
qt 1
Jawaban
Rumus ini berlaku sebelum masing-masing indeks dikalikan dengan
100%, hasil perkaliannya baru dikalikan dengan 100%.
I1990, 1988 = (I1989, 1988)(I1990, 1989)
I1991, 1988 = (I1990, 1988)(I1991, 1990)
= (I1989, 1988)(I1990, 1989)(I1991, 1990)
I1992, 1988 = (I1991, 1988)(I1992, 1991)
= (I1989, 1988)(I1990, 1989)(I1991, 1990) (I1992, 1991)
I1993, 1988 = (I1992, 1988)(I1993, 1992)
= (I1989, 1988)(I1990, 1989)(I1991, 1990)(I1992, 1991)(I1993, 1992)
I1994, 1988 = (I1993, 1988)(I1994, 1993)
= (I1989, 1988)(I1990, 1989)(I1991, 1990)(I1992, 1991)
(I1992, 1988)(I1993, 1992)(I1994, 1993)
Jawaban
Dengan menggunakan hasil perhitungan indeks berantai dari
contoh sebelumnya, maka:
I1990, 1988 = (I1989, 1988)(I1990, 1989)
= (1,1415)(1,0054) x 100% = 114,77%
I1991, 1988 = (I1990, 1988)(I1991, 1990)
= (1,1477)(1,0427) x 100% = 119,67%
I1992, 1988 = (I1991, 1988)(I1992, 1991)
= (1,1967)(1,0132) x 100% = 121,25%
I1993, 1988 = (I1992, 1988)(I1993, 1992)
= (1,2125)(1,0116) x 100% = 122,66%
I1994, 1988 = (I1993, 1988)(I1994, 1993)
= (1,1266)(1,0173) x 100% = 114,61%
PENENTUAN DAN
PENGGESERAN WAKTU DASAR - 1
Penggeseran waktu dasar perlu dilakukan ketika waktu
dasar dari angka indeks dianggap sudah out of date
karena sudah terlalu lama atau terlalu jauh ketinggalan.
Ada dua cara untuk melakukan penggeseran waktu dasar,
yaitu sebagai berikut.
1. Apabila data asli masih tersedia, maka angka pada
waktu atau tahun tertentu yang akan dipakai sebagai
tahun dasar yang baru itu diberi nilai 100%,
sedangkan angka-angka lainnya dibagi dengan angka
dari waktu tersebut, kemudian dikalikan dengan
100%.
Contoh
Berikut ini merupakan data rata-rata harga perdagangan besar kentang
pada tahun 1987-1995.
Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
Harga 9.366 11.578 22.284 8.339 27.874 27.237 35.805 30.142 39.402
(Rp/100 kg)
39.402 30.142
I 1995,1987 x 100% I 1 9 9 4,1 9 9 0 x 100%
9.366 8.339
402,69 0 0 361,46 0 0
Lanjutan Contoh
Tabel berikut ini menyajikan hasil perhitungan seluruh harga
berdasarkan indeks lama dan baru.
Tahun Harga Kentang Indeks Lama Indeks Baru
(Rp/100 kg) (1987 = 100%) (1990 = 100%)
(1) (2) (3) (4)
1987 9.366 100,00% 112,32%
1988 11.578 123,62% 138,84%
1989 22.284 237,92% 267,23%
1990 8.339 89,03% 100,00%
1991 27.874 297,32% 333,94%
1992 27.237 290,32% 326,62%
1993 35.805 382,29% 429,37%
1994 30.142 321,82% 361,46%
1995 39.402 420,69% 472,53%
PENENTUAN DAN
PENGGESERAN WAKTU DASAR - 2
420,69
x100% 472,53%
I1995,1990 = 89,03
Keterangan:
It,0 = Indeks waktu t dengan waktu dasar 0
I0,t = Indeks waktu 0 dengan waktu dasar t
TIME REVERSAL TEST
0 ,t
0
p q 0 0
I
100%
t p q
x100% t t
p q
0 ,t
0 0 0
63
PENGUJIAN ANGKA INDEKS
Apabila diperoleh urutan indeks yang kedua, yaitu (b)
dengan jalan membagi setiap indeks dalam urutan
pertama, yaitu (a) dengan Ij,i, maka indeks dikatakan
memenuhi pengujian sirkuler (circular test).
Rumusnya adalah sebagai berikut.
I 1,i I 2 ,i I 3,i
I 1, j ; I 2, j ; I 3, j ,......
I j ,i I j ,i I j ,i
Atau
I1, i = I j, i Ii1, j I2, i, = I j, i Ii2, j I3,i = I j, i Ii3, j ,
…..
1,33
Upah riil tahun 1986 x 100 1,24
107,6 0
0
Dan seterusnya.
Hasil perhitungan upah riil tersebut ditunjukkan pada tabel sebagai
berikut.
Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996
Rata2 upah 1,19 1,24 1,35 1,46 1,51 1,55 1,58 1,61 1,64 1,75 1,81 1,89
nyata
harian
(ribuan Rp)
Jawaban
Apabila kita ingin menghitung daya beli rupiah untuk berbagai
tahun dengan anggapan bahwa satu rupiah pada tahun tertentu
(1985 misalnya) benar-benar bernilai satu rupiah (berdaya bei Rp1),
maka caranya ialah dengan membagi Rp1 dengan angka indeks yang
waktu dasarnya sudah digeser ke tahun 1985 tersebut.
1
Daya beli (Rp1) untuk tahun 1986 0,93
107,6 0
0
Daya beli 1,00 0,93 0,94 0,93 0,86 0,84 0,83 0,83 0,83 0,82 0,79 0,77
Rp 1
TERIMA KASIH