Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 1

present

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN


IDENTIFIKASI RESIKO BAHAYA DI
INSTALASI GIZI
RSUD LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR
16 NOVEMBER 2022
Kelompok 1

Ely Liliana NIM 2209047007


Rini Suryani NIM 2209047008
Nismawati NIM 2209047014
Rina Herayanti NIM 2209047035
Tri Widiarti NIM 2209047039
Yanti Herawati NIM 2209047037
Khoirun Nisa NH NIM 2209047041
Tri Suratmi NIM 2209047045
LANGKAH KEGIATAN KUNJUNGAN
FGD DENGAN TIM
PERSIAPAN PELAKSANA
RS
AN

Menyampaikan Ijin
PKL, menyiapkan Melakukan Menyampaikan Maksud
administrasi, dan Tujuan Kunjungan dan
instrument, dll Kunjungan
studi pendahuluan dengan
10 November 2022 16 November 2022 pihak RS
1. Pendahuluan
PENDAHULUAN
.
PENDAHULUANI.
PENDAHULUAN

PENGANTA Latar Belakang


R telah menjadi slogan bagi industri layanan
Safety first
kesehatan di rumah sakit. Oleh karenanya pengutamaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, Kabupaten
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan
Bogor kami tetapkan sebagai tempat studi/melakukan
menciptakan lingkungan yang aman dari resiko bahaya
hendaknya menjadi kesadaran kolektif manajemen. Peran kunjungan, karena posisi strategis RS ini dan masyarakat
masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pencapaian
yang dinamis oleh arus perubahan. Pemilihan Instalasi Gizi di
tujuan bersama tersebut dapat disampaikan melalui berbagai
cara, Kami mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat RSUD kami pilih sebagai fokus kajian, karena kami
Universitas Muhammadiyah UHAMKA Jakarta ingin
memandang adanya potensi bahaya dari faktor fisika, kimia,
berkontribusi dalam mengantisipasi risiko terjadinya penyakit
dan cidera di tempat kerja, melalui assesmen lapangan biologi, ergonomi maupun psikososial yang perlu ditangani.
JUMLAH DAN JENIS INSTALASI RSUD LEUWILIANG
Instalasi adalah unit organisasi pada sebuah rumah sakit yang bertugas memberikan
pelayanan di bidang medis, perawatan, penunjang dan pelayanan lainnya yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit ...
1. Instalasi Rawat Gawat Darurat 13. Instalasi Hemodialisa

2. Instalasi Rawat Jalan 14. Instalasi Kedokteran Forensik

3. Instalasi Rawat Inap 15. Instalasi Gizi

4. Instalasi Maternal Neonatal 16. Instalasi CSSD

5. Instalasi Intensive Care Unit 17. Instalasi Laundry

6. Instalasi Bedah Sentral 18. Instalasi IPSRS

7. Instalasi Rehabilitasi Medik 19. Instalasi Rekam Medik

8. Instalasi MCU 20. Instalasi Diklat

9. Instalasi Bank Darah 21. instalasi K3RS

10. Instalasi Laboraturium 22. Instalasi IT dan SIMRS

11. Instalasi Farmasi 23. Instalasi Promosi Kesehatan RS

12. Instalasi Radiologi 24. Instalasi Gas Medik


ALASAN PEMILIHAN
OBJEK KUNJUNGAN

1 3
● Instalasi Gizi memiliki ● Terapi gizi menjadi factor
peran yang sangat penunjang penyembuhan
penting

2 4
● Pelayanan gizi disesuaikan ● Unit Pengelola pelayanan
dengan keadaan pasien, gizi pasien dan pegawai
keadaan klinis, status gizi
5
Membantu bidang keperawatan
dan status metabolisme
dalam menyelenggarakan
tubuh Pelayanan Gizi Rumah Sakit(PGRS)
II. TUJUAN KUNJUNGAN DAN METODE
PELAKSANAAN

TUJUAN UMUM KUNJUNGAN

Untuk melakukan asesmen tentang potensi


bahaya kesehatan linkungan, dan
keselamatan kerja di instalasi gizi RSUD
Leuwiliang.
TUJUAN KHUSUS KUNJUNGAN

Mengidentifikasi potensi resiko kesehatan kerja

1 2 3 4 5

FA K T O R
FISIKA Faktor Kimia Faktor Biologi Faktor Ergonomi Faktor
Psikososial
METODE PELAKSANAAN

01 02 03

METODE
Instrumen
ASESMEN WAKTU KUNJUNGAN
Asesmen
• Pengamatan Langsung Kunjungan dilaksanakan
Pada kunjungan ini digunakan
• Wawancara pada
instrument evaluasi yang di
• Studi Dokumen
ambil dari buku HACCP Hari : Rabu, 16 November
• Diskusi kelompok
dengan pengelola dan penilaian PPI 2022
III. HASIL KUNJUNGAN

P R O F I L I N S TA L A S I G I Z I

“Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang adalah salah satu
sarana penunjang non medis/sarana penunjang kegiatan Unit Pelaksana
Fungsional, yang berada dibawah Wakil direktur pelayanan dan
bertanggung jawab kepada Direktur. Instalasi Gizi dipimpin oleh seorang
kepala instalasi yang mempunyai tugas pokok membantu tugas Direktur
RSUD Leuwiliang dalam pelaksanaan pelayanan instalasi Gizi yang
dilakukan oleh tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional .”
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI SDM
DI INSTALASI GIZI RSUD LEUWILIANG

Nama Jabatan Pendidika ∑ Saat Ini ∑ Kebutuhan ∑ Kekurangan


n

Kepala Instalasi S1 Gizi 1 1 -


Gizi
Nutrisionis S1 Gizi 1 1 -
Nutrisionis D3 Gizi 4 6 2
PJ. Logistik D3 Gizi 1 1 -
Pemasak / SMK – D1 9 9 -
Pengolahan Perhotelan

Pramusaji SMA 16 16 -

TOTAL 32 34 2
DENAH RUANGAN INSTALASI GIZI

1. Zona Merah : Harus Menggunakan APD dan Dalam Pengawasan

2. Zona Kuning : Tidak Menggunakan APD dan Dalam Pengawasan

3. Zona Hijau : Tidak Menggunakan APD dan Tidak dalam Pengawasan


ARUS KERJA PENYELENGGARAAN MAKANAN
PENYELENGGARAAN MAKANAN

1. Perencanaan Menu
2. perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
3. pemesanan Bahan Makanan
4. pembelian Bahan Makanan
5. Penerimaan Bahan Mkanan
6. penyimpanan bahan makanan
7. persiapana bahan makanan
8. pengolahanan bahan makanan
9. penyajian / pemorsian bahan makanan
10. pendistribusian bahan makanan
11, pencucian alat masak dan alat makan
Simpul Proses Bahaya di Tempat Kerja

FISIKA Kimia Biologi


Suhu panas dari kompor Bahan Makanan (proses penanaman) • Kontaminasi mikrobiologi
Efek Kesehatan kram, Proses pendistribusian dan bahan tambahan
karena hygiene personal yang
kelelahan paangan: bau gas, aroma serbuk,paparan
kurang baik.
debu, udara, uap gas dari kompor
• Tepung terigu,
• serbuk bumbu dapur
Psikologis

Mekanik
• Kerja shift
Ergonomi
• Pengembangan karier
pecahan gelas, besi, batu,
kayu,hama, perhiasan • Target waktu memasak harus selesai

• Cita rasa masakan yang harus di jaga


FAKTOR ERGONOMI (BRIEF Survey)

a. Penerimaan Bahan Makanan


b. Persiapan Bahan Makanan
c. Pemasakan / Pengolahan Bahan Makanan
GAMBARAN ALUR / PROSES KERJA INSTALASI GIZI

PENERIMAAN BAHAN
MAKANAN PERSIAPAN BAHAN MAKANAN PEMASAKAN BAHAN Pendistribusian BAHAN
MAKANAN MAKANAN

Postur Kerja Ketika


Penimbangan Bahan
Postur Kerja Ketika Postur Kerja Ketika Postur Kerja pada saat
Makanan (Bahan
Pemotongan Bahan Pemasakan Bahan Proses Menuangkan dan
Kering dan Basah) Makanan
Makanan sayur dan buah Pemorsian Makanan
Identifikasi Risiko pada personil/ pekerja

Intalasi gizi terdapat banyak peralatan serta


perlengakapan yang dapat membahayakan jika pekerja
tidak berhati- hati dalam bekerja

Misalnya pekerja terkena pisau pada saat


pengupasan bahan makanan, terkena minyak
panas jika tidak berhati- hati, sikap membungkuk
pekerja pada saat penimbangan bahan makanan,
kelelahan saat proses pengolahan/ pemasakan
bahan makanan karena posisi berdiri 2- 3 jam
Mendeteksi risiko kesehatan

Misalnya uap bau gas bisa terkena paru- paru Ca, debu efeknya
terkena ISPA, menurunnya daya hirup sensitive terhadap bau
Pencegahan dan Pengendalian
Ada posisi duduk yang tidak sempurna, bahu kiri dan kanan
ditekuk maka disiapkan meja dan kursi untuk persiapan
bahan makanan sehingga posisi tidak membungkuk, lakukan
olahraga dan peregangan tangan.
Tambahan

SIMPUL PROSES

RESIKO FISIKA
RESIKO KIMIA
RESIKO BIOLOGI
RESIKO ERGONOMI
RESIKO PSIKOSOSIAL

-Identifikasi,
personil?
Yang beresiko terexpose
Manfaatnya:
Perencanaan K3RS
Mendeteksi resiko Kesehatan, konsultasikan,
pencegahan, pengendalian

Mapping area kerja missal kebisingan


Baku mutu lingkungan –Menteri KLH
RS-Menteri Kesehatan
KESIMPULAN
1. Risiko kesehatan kerja faktor Fisika yang ada adalah suhu panas dari kompor, efek
Kesehatan, kram, dan kelelahan.
2. Risiko kesehatan kerja factor kimia yang ada di instalasi ini berasal dari bahan
makanan selama proses penanamanya, proses pendistribusian dan juga berasal dari
bahan tambahan pangan selama proses pengolahannya. Contohnya bau gas, aroma
serbuk dari bahan makanan, paparan debu udara dan uap gas dari kompor. Efek
kesehatan: uap gas bisa kena paru - paru Ca. Debu efek kesehatan ISPA, menurunnya
daya hirup sensitif terhadap ba
3. Risiko kesehatan kerja factor biologi yang ada adalah tepung terigu, serbuk bumbu
dapur
4. Risiko kesehatan kerja factor ergonomic di instalasi gizi diketahui skor rata – rata
tingkat risiko kerja pada tahap persiapan bahan makanan rata rata adalah (3 ) dan
perlu perbaikan pada posisi leher ,bahu, punggung bawah dan kaki. Sedangkan untuk
bagian tangan dan siku (kanan dan kiri) didapat nilai risiko medium. Pada aktivitas
persiapan kondisi awal: punggung membungkuk, leher menunduk dan posisi duduk
tidak sempurna. Keluhan : tangan berasa kebas dan kesemutan, betis pegel dan sakit.
5. Risiko kesehatan kerja factor psiko sosial yang ada adalah adanya kerja shif,
pengembangan Karier, target waktu memasak harus selesai (tekanan mental), tuntutan
menjaga produk masakan (cita rasa).
REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka kami dapat menyampaikan
rekomendasi kepada manajemen RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor sebagai
berikut :
1. Memperluas ruangan memasak untuk mengurangi hawa panas kompor yang
menimbulkan potensi keselamatan kerja dari factor fisika.
2. Memberikan edukasi kepada petani pemasok sayuran/buah-buahan untuk
menghindari pemakaian pestisida pada bahan makanan (sayur, buah dan bumbu).
Tidak menerima pasokan/menggunakan produk makanan / minuman yang
diawetkan menggunakan bahan kimia.
3. Membudayakan penggunaan masker / pelindung diri pada pekerja saat melakukan
aktivitas tertentu dalam proses menyiapkan makanan.
4. Memberikan penyuluhan / edukasi kepada pekerja di instalasi gizi tentang
ergonomic, dan memberikan latihan relaksasi/senam, atau exercise lain untuk
mengurangi kepenatan.
5. Membuat kebijakan yang fleksibel tentang pelaksanaan jam kerja, shif kerja, dan
memberikan remunerasi khusus bagi pegawai di instalasi gizi. Memberikan
kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomi, Work and Health. USA : Aspen Publisher
Inc.
Shoeripto. 1989. Ergonomi dan Produktifitas Kerja. Majalah Hiperkes dan
Keselamatan Kerja. Vol XXII No. 1
Sulaeman, Ahmad. 2017. Prinsip- Prinsip HACCP dan Penerapannya Pada
Industri Jasa Makanan dan Gizi. Bogor : PT. IPB Press
Standar Nasioanal Indonesia ISO. 2009 tentang Sistem Manajemen
Keamanan Pangan- Persyaratan Untuk Organisasi Dalam Rantai Pangan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai