DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
NOTA DINAS
NOTULA
Keterangan
High Risk (resiko tinggi) : mengarah pada area yg rawan atau tidak
stabil, pertimbangkan resiko dlm perawatan
populasi ttt, potensial dampak kegagalan
pemberian tindakan/pengobatan yg salah,
contoh: pemeriksaan eksperimental, atau
intervensi khusus yg beresiko
High Cost (biaya tinggi) : biaya yg dibutuhkan untuk suatu tindakan
tinggi, sulit dijangkau
High Volume (volume tinggi) : pelayanan yg frekuensinya besar,
demografis pasien berperan dlm hal ini, pasien
apa yg sering dilayani di puskesmas, contoh :
10 besar penyakit
Problem Prone (rawan masalah): tindakan yg dilakukan beresiko tinggi, tp
tdk disengaja, prosedur yg dapat menghasilkan
outcome yg tdk diharapkan, contoh pasien jatuh
2x di unit saraf, bayi tertukar (sifat erornya
tinggi)
Kesimpulan :
Dari hasil skoring diatas 5 area prioritas yang perlu diperbaiki adalah :
1. Laboratorium
2. Farmasi
3. UGD
4. Rawat Inap
5. Poli Umum
Selain ditetapkan 5 area prioritas juga ditetapkan indikator beserta standar
dari masing –masing unit pelayanan klinis. Masing-masing penanggungjawab upaya
pelayanan klinis berdiskusi dan memilih indikator mutu yang mengacu pada buku
Standar Puskesmas
e. Diskusi / Rekomendasi
Ibu Bidan Laila bertanya “kapankah dilakukan pembahasan hasil
tindak lanjut?”
Koordinator menjawab “ Akan di bahas pada rapat setiap 6 bulan sekali.”
f. Kesimpulan
Indikator Mutu yang telah dipilih dan ditetapkan diukur setiap bulan
dan dianalisa oleh Tim Mutu dan Keselamatan Pasien untuk kemudian
dilaporkan kepada Kepala Puskemas dan disosialisasikan kepada karyawan
Puskesmas.
g. Kesepakatan (Rencana Tindak Lanjut)
Pengukuran indikator dilakukan oleh petugas dari masing – masing
unit layanan setiap bulan. Setiap penanggung jawab unit pelayanan
bertanggung jawab untuk mengumpulkan hasil pengukuran indikator dan
menyerahkan hasil pengukuran kepada Tim Mutu dan Keselamatan Pasien.
Tim Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan
rekap terhadap hasil pengukuran dan melaporkan hasil tersebut kepada
Kepala Puskesmas.
h. Penutup
Acara pertemuan di tutup dengan doa, agar akreditasi lancar
I. PENDAHULUAN
Indikator mutu adalah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu,
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu atau tolok ukur presentasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan
untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standart yang telah
ditetapkan sebelumnya atau cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu kegiatan
dalam hal ini mutu pelayanan di Puskesmas.
II. TUJUAN
Umum : Agar tercapai kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal .
Khusus : Memastikan kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem manajemen
mutu dan sistem pelayanan Puskesmas.
III. PESERTA
Karyawan dan karyawati Puskesmas Gitik sebanyak 25 orang selaku penanggung jawab
unit layanan, penanggung jawab admen, dan penanggung jawab UKM
IV. NARASUMBER
Narasumber pertemuan adalah Tim Mutu Puskesmas.
V. MATERI
Materi yang disampaikan adalah pembahasan tentang penetapan indicator mutu,
penetapan area prioritas, dan keselamatan pasien puskesmas tahun 2022
Keterangan
High Risk (resiko tinggi) : mengarah pada area yg rawan atau tidak stabil,
pertimbangkan resiko dlm perawatan populasi ttt,
potensial dampak kegagalan pemberian
tindakan/pengobatan yg salah, contoh: pemeriksaan
eksperimental, atau intervensi khusus yg beresiko
High Cost (biaya tinggi) : biaya yg dibutuhkan untuk suatu tindakan tinggi, sulit
dijangkau
High Volume (volume tinggi) : pelayanan yg frekuensinya besar, demografis pasien
berperan dlm hal ini, pasien apa yg sering dilayani di
puskesmas, contoh : 10 besar penyakit
Problem Prone (rawan masalah): tindakan yg dilakukan beresiko tinggi, tp tdk
disengaja, prosedur yg dapat menghasilkan outcome yg tdk
diharapkan, contoh pasien jatuh 2x di unit saraf, bayi
tertukar (sifat erornya tinggi)
Kesimpulan :
Dari hasil skoring diatas 5 area prioritas yang perlu diperbaiki adalah :
6. Laboratorium
7. Farmasi
8. UGD
9. Rawat Inap
10. Poli Umum
Selain ditetapkan 5 area prioritas juga ditetapkan indikator beserta standar dari masing –
masing unit pelayanan klinis. Masing-masing penanggungjawab upaya pelayanan klinis
berdiskusi dan memilih indikator mutu yang mengacu pada buku Standar Puskesmas
INDIKATOR MUTU PRIORITAS UKP PUSKESMAS TAHUN 2022
Jenis
No Pelayanan Indikator Standart
1. LABORAT Pelaporan nilai kritis hasil laboratorium
100%
ORIUM
2. FARMASI Pengkajian kelengkapan resep
100%
/ APOTEK
3. Respon time/waktu tanggap pelayanan Petugas di gawat
UGD ≥80%
darurat ≤ 5 menit
4. RAWAT Kelengkapan pengisian rekam medis
≥80%
INAP
5. POLI Pemberi pelayanan adalah dokter
≥80%
UMUM
h. Area prioritas UKP berdasarkan penetapan indicator mutu unit layanan adalah
Jenis
No Pelayanan Indikator
1. LABORATO Pelaporan nilai kritis hasil laboratorium
RIUM
2. FARMASI / Pengkajian kelengkapan resep
APOTEK
3. Respon time/waktu tanggap pelayanan
UGD
Petugas di gawat darurat ≤ 5 menit
4. RAWAT Kelengkapan pengisian rekam medis
INAP
5. POLI Pemberi pelayanan adalah dokter
UMUM
j. Area prioritas berdasarkan hasil survey PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga) tahun 2020 menunjukkan data
4. Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB)
5. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
6. Penderita Tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
i. Diskusi / Rekomendasi
Ibu Bidan Laila bertanya “kapankah dilakukan pembahasan hasil tindak
lanjut?”
Koordinator menjawab “ Akan di bahas pada rapat setiap 6 bulan sekali.”
j. Kesimpulan
Indikator Mutu yang telah dipilih dan ditetapkan diukur setiap bulan dan
dianalisa oleh Tim Mutu dan Keselamatan Pasien untuk kemudian dilaporkan kepada
Kepala Puskemas dan disosialisasikan kepada karyawan Puskesmas.
k. Kesepakatan (Rencana Tindak Lanjut)
Pengukuran indikator dilakukan oleh petugas dari masing – masing unit layanan
setiap bulan. Setiap penanggung jawab unit pelayanan bertanggung jawab untuk
mengumpulkan hasil pengukuran indikator dan menyerahkan hasil pengukuran kepada
Tim Mutu dan Keselamatan Pasien. Tim Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan rekap
terhadap hasil pengukuran dan melaporkan hasil tersebut kepada Kepala Puskesmas.
l. Penutup
Acara pertemuan di tutup dengan doa, agar akreditasi lancar
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Gitik
Keterangan
High Risk (resiko tinggi) : mengarah pada area yg rawan atau tidak
stabil, pertimbangkan resiko dlm perawatan
populasi ttt, potensial dampak kegagalan
pemberian tindakan/pengobatan yg salah,
contoh: pemeriksaan eksperimental, atau
intervensi khusus yg beresiko
High Cost (biaya tinggi) : biaya yg dibutuhkan untuk suatu tindakan
tinggi, sulit dijangkau
High Volume (volume tinggi) : pelayanan yg frekuensinya besar,
demografis pasien berperan dlm hal ini, pasien
apa yg sering dilayani di puskesmas, contoh :
10 besar penyakit
Problem Prone (rawan masalah): tindakan yg dilakukan beresiko tinggi, tp
tdk disengaja, prosedur yg dapat menghasilkan
outcome yg tdk diharapkan, contoh pasien jatuh
2x di unit saraf, bayi tertukar (sifat erornya
tinggi)
Kesimpulan :
Dari hasil skoring diatas 5 area prioritas yang perlu diperbaiki adalah :
11. Laboratorium
12. Farmasi
13. UGD
14. Rawat Inap
15. Poli Umum
Selain ditetapkan 5 area prioritas juga ditetapkan indikator beserta
standar dari masing –masing unit pelayanan klinis. Masing-masing penanggungjawab
upaya pelayanan klinis berdiskusi dan memilih indikator mutu yang mengacu pada
buku Standar Puskesmas
INDIKATOR MUTU PRIORITAS UKP PUSKESMAS TAHUN 2022
Jenis
No Pelayanan Indikator Standart
1. LABORATO Pelaporan nilai kritis hasil laboratorium
100%
RIUM
2. FARMASI / Pengkajian kelengkapan resep
100%
APOTEK
3. Respon time/waktu tanggap pelayanan Petugas
UGD ≥80%
di gawat darurat ≤ 5 menit
4. RAWAT Kelengkapan pengisian rekam medis
≥80%
INAP
5. POLI UMUM Pemberi pelayanan adalah dokter ≥80%
Setelah dilakukan dilakukan USG dari tiap permasalahan dari tiap area
prioritas KMP, UKM dan UKP serta PIS-PK tersebut, maka didapatkan hasil
kesepakatan diskusi dan curah pendapat bahwa Setiap penderita
hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
menjadi Indikator Mutu Prioritas Puskesmas.
Penentapan Indikator Mutu Prioritas Puskesmas ini juga didukung
berdasarkan hasil penilaian kinerja puskesmas program hipertensi bahwa
rendahnya cakupan setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar yaitu sebesar 6,8% dari total target 100% pada tahun
2021. Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Gitik yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 721
orang, sedangkan jumlah estimasi penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun yang
berada didalam wilayah kerja Puskesmas Gitik berdasarkan angka prevalensi
Kab/Kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama yaitu sebesar 10.608.
Kesenjangan yang cukup besar sekali dari cakupan/pencapaian di Puskesmas
Gitik
Selain itu, berdasarkan hasil survey PIS-PK (Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga) tahun 2022 juga menunjukkan data penderita
hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur di desa Rogojampi
20,21%, Desa Pengatigan 30,89%, Desa Lemahbangdewo 34%, Desa
Kedaleman 4,3%, Desa Karangbendo 16,05% dan Desa Gitik 36,73%. Hal
tersebut membuktikan bahwa setiap penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar masih jauh dari standar kesehatan. Sehingga untuk
meningkatkan capaian tersebut, maka diperlukan dukungan dari segala aspek
seperti dukungan KMP, UKM, maupun UKP.
Dukungan KMP, UKM dan UKP dalam meningkatkan cakupan Setiap
penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah
sebagai berikut :
b. UKM :
- Peningkatan peran aktif masyarakat dalam memanfaatkan
posbindu PTM dan atau kampung cerdik dalam penemuan kasus
hipertensi di masyarakat
- Melakukan intervensi / asuhan keluarga yang mempunyai factor
resiko hipertensi melalui program PIS-PK
- Melakukan screening hipertensi melalui kegiatan program UKK
- Melakukan screening hipertensi pada institusi Pendidikan melalui
kegiatan program kesorga
- Melakukan screening hipertensi pada usia lanjut melalui program
lansia
- Melakukan screening terintegrasi dengan program KB di
posyandu balita pada Wanita usia subur
c. UKPP : Pelayanan bagi pasien hipertensi untuk mendapatkan pelayanan
sesuai standar di Puskesmas. Melakukan rujukan kasus hipertensi pada
faskes tingkat lanjut
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji
coba selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan
dengan tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal- hal berikut:
1. Programmer tidak melakukan kegiatan luar gedung saat lokakarya mini bulanan
berjalan
2. Laporan bulanan hasil kegiatan sudah diselesaikan pada minggu ke-1, akan tetapi
pelaksanaan lokakarya mini bulanan masih dilaksanakan pada minggu ke-
2. Hal ini dikarenakan adanya pertemuan pra lokmin dan beberapa kegiatan lain yang
sudah terjadwal di minggu ke-1
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim mutu puskesmas diketahui bahwa pelaksanaan lokakarya mini bulanan
pada 3 bulan pertama
BULAN Tanggal pada Tanggal pelaksanaan
Minggu ke-1 lokakarya mini
bulanan
A. UKM ESSENSIAL
1 UPAYA PROMOSI Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS belum memenuhi target
-59.2% PKP
KESEHATAN
Institusi Pendidikan yang memenuhi 7-8 indikator PHBS (klasifikasi IV) belum
-6,88% PKP
memenuhi target
Jumlah Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas belum memenuhi target -20% PKP
3 UPAYA KESEHATAN Pelayanan kesehatan ibu hamil (k1) belum memenuhi target -9,94%
PKP
KELUARGA UKM
Pelayanan kesehatan ibu hamil (k4) belum memenuhi target -14,71% PKP
Pelayanan persalinan oleh nakes di faskes belum memenuhi target -10,40% PKP
Pelayanan balita paripurna( 0-59 bln ) belum memenuhi standar -80,20% PKP
B. HIV/AIDS Anak sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah dijangkau penyuluhan -40 % PKP
HIV/AIDS belum memenuhi target
Rujukan penderita HIV ke layanan perawatan Dukungan dan Pengobatan -53% PKP
(PDP/CST) belum memenuhi target
Pemberian ARV di layanan CST Puskesmas belum memenuhi target -39% PKP
C. DEMAM BERDARAH Angka Bebas Jentik ( ABJ ) belum memenuhi target -3,4% PKP
DENGUE (DBD)
D. HEPATITIS Ibu hamil mendapatkan pemeriksaan hepatitis B belum memenuhi target -21.5% PKP
Kasus TBC yang ditemukan dan diobati belum memenuhi target -50,62% PKP
I. POSBINDU PTM Sekolah di Wilayah Puskesmas yang melakukan KTR belum memenuhi target -39.5% PKP
Penduduk usia 15-59 tahun (usia produktif) yang dilakukan skrining sesuai -24.23% PKP
standart belum memenuhi target
Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara belum -74.8% PKP
memenuhi target
Presentase merokok penduduk usia 10-18 tahun belum memenuhi target -6.9% PKP
Deteksi Dini Faktor Resiko PTM usia ≥ 15 tahun belum memenuhi target -38.7% PKP
Puskesmas dan jejaringnya / faskes di wilayahnya melayani Upaya Berhenti -85.7% PKP
Merokok (UBM) belum memenuhi target
J. HIPERTENSI Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar -96,4% PKP
belum memenuhi target
K. DIABETUS MELITUS Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar -44.2% PKP
belum memenuhi target
6 PERKESMAS Individu dan keluarga dari kk rawan yang mendapat keperawatan kesehatan -3,82% PKP
masyarakat(Home care
Kemandirian keluarga -3,33% PKP
B. UKM PENGEMBANGAN
1 PELAYANAN KESEHATAN Pemberdayaan kelompok masyarakat terkait program kesehatan jiwa (-40%) -40% PKP
JIWA
Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat (-61%) -61% PKP
2 PELAYANAN KESEHATAN Kelompok Asuhan Mandiri yang terbentuk belum memenuhi target -10% PKP
TRADISIONAL
3 PELAYANAN KESEHATAN Kelompok/club olahraga yang dibina belum memenuhi target -25% PKP
OLAHRAGA
Pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah belum memenuhi target -24% PKP
Sekolahan yang melaksanakan kebugaran pengukuran kebugaran jasmine pada -73% PKP
anak sekolah belum memenuhi target
4 PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan kesehatan pada usia lanjut (usia >60 tahun) yang di skreening belum -88,4% PKP
LANSIA memenuhi target
Pelayanan kesehatan pada pra lansia (45-59) dan usia lanjut(>60tahun) belum -62,3% PKP
memenuhi target
5 PELAYANAN KESEHATAN Masih rendahnya Promotif dan Preventif yang dilakukan pada kelompok -19% PKP
KERJA kesehatan kerja dari target 35% dan tercapai 16%
6 KEFARMASIAN Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan -25% PKP
masyrakat cerdas menggunakan obat
Berdasarkan penilaian masalah UKM dengan metode USG, didapatkan prioritas masalah yang harus diperbaiki sebagai upaya peningkatan mutu yaitu
1. Penduduk usia 15-59 th yang dilakukan skrining sesuai standar belum mencapai target
2. Pelayanan kesehatan ibu hamil (k4) belum mencapai target
3. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut (usia >60 tahun) yang di skreening belum memenuhi target
4. Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar belum memenuhi target
5. Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS belum memenuhi target
LINGKUNGAN AL
2. Pelayanan kesehatan ibu hamil (k4) belum mencapai target
METODE
Masih Kurang Maksimalnya Tenaga Kesehatan dalam melakukan penyuluhan pentingnya pemeriksaan ibu ham
3
LINGKUNGAN METODE ALA
3. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut (usia >60 tahun) yang di skreening belum memenuhi target
4
LINGKUNGAN METODE ALA
4.Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar belum memenuhi target
Covid-
Adanya
pandemic
LINGKUNGAN AL
METODE
5. Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS belum memenuhi target
MENCARI DAN MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH
SKORING
ALTERNATIF PEMECAHAN
Pemecahan
Rangking/
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH
masalah
terpilih
MASALAH C A R L CxAxRxL
ALTERNATIF PEMECAHAN
Pemecahan
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH
Rangking/
masalah
terpilih
MASALAH C A R L CxAxRxL
1. Pelayanan kesehatan ibu 1. Koordinasi petugas dengan lintas sector 1. Melakukan sosialisasi tentang 4 4 4 4 16 1
hamil (k4) belum mencapai kurang maksimal pentingnya pemeriksaan
target
2. Kurangnya koordinasi dengan TOGA kehamilan di masyarakat
TOMA dan Kader 2. Melakukan koordinasi dengan
3. Adanya pandemic covid-19 sehingga lintas sector 4 3 4 3 14 3
ibu hamil enggan melakukan 3. Melakukan koordinasi dengan
pemeriksaan kehamilan TOGA TOMA dan kader
4. Pencatatan dan Pelaporan kegiatan 4. Melaksanakan pemeriksaan 4 4 4 3 15 2
pemeriksaan kehamilan oleh jejaring kehamilan dengan menerapkan
belum maksimal karena Sistem protocol kesehatan
pelaporan yang belum terintegrasi 5. Melakukan koordinasi kembali 4 3 3 3 13 4
dengan jejaring puskesmas untuk
memaksimalkan
pelaporan kepada puskesmas
Pemecahan
Rangking/
masalah
terpilih
C A R L CxAxRxL
Pemecahan
Rangking/
masalah
terpilih
C A R L CxAxRxL
1. Cakupan Persentase 1. Koordinasi petugas dengan lintas sector 1. Melakukan koordinasi dengan 3 4 4 3 14 1
Pelayanan orang terduga kurang maksimal sehingga kegiatan lintas sector tentang skreening TBC
TBC mendapatkan
kunjungan tidak berjalan secara optimal 2. Melakukan sosialisasi tentang TBC
pelayanan TBC sesuai
standar belum memenuhi 2. Kurangnya sosialisasi kegiatan di masyarakat
target screening kesehatan dan kurangnya 3. Tetap menggunakan masker 3 4 4 4 15 2
koordinasi dengan kader karena Banyak meskipun pandemi selesai
kegiatan kontak tracing pasien covid-19 4. Melakukan koordinasi kembali
oleh petugas dengan kader dan jejaring 4 4 4 4 16 1
3. Adanya pandemic covid-19, puskesmas untuk
mengurangi penularan TBC karena memaksimalkan pelaporan kepada
pakai masker puskesmas 3 4 4 4 13 4
4. Pelaporan oleh jejaring belum maksimal
walaupun Sistem
pelaporan yang sudah terintegrasi
Pemecahan
C A R L CxAxRxL
Rangking/
1. Rendahnya pencapaian RT 1. Koordinasi petugas dengan lintas 1. Melakukan koordinasi 4 3 4 3 14 2
Sehat target 69% sector kurang maksimal sehingga dengan lintas sector tentang
pencapaian 40,8% di kegiatan Promosi Kesehatan tidak pentingnya PHBS
Wililayah Puskesmas Gitik berjalan secara optimal 2. Melakukan sosialisasi
pada th 2021 2. Metode Penyuluhan kurang tentang bahaya merokok dg 4 3 4 3 14 3
mengena pada Pelaku Rokok metode yang menarik pada
3. Pendataan dan pengolahan data , masyarakat dan pelaku
kader Kurang maksimal 3. Integrasi dg Program PIS-
PK untuk memaksimalkan
hasil melalui intevensi
4 4 4 3 15 1
4. Refreshing pada kader
Kesehatan ttg cara pengisisan
K3
4 3 3 3 13 4
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses
berjalan 1 bulan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal
berikut:
2. Pencapaian program terjadi peningkatan
2. Pelaksanaan kegiatan program dilakukan sesuai dengan RPK tahun 2022 yang telah dibuat
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim mutu puskesmas diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan program UKM pada 3 bulan pertama, didapatkan hasil sebagai berikut
JANUARI FEBRUARI MARET
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KESENJANGAN TARGET CAPAIAN KESENJANGAN TARGET CAPAIAN KESENJANGAN
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
Penduduk usia 15- 100 12,6 87,38 100 22,2 77,78 100 33 66,98
59 th yang dilakukan
skrining sesuai
standar
2 PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK
Pelayanan 100 6,75 93,25 100 11,93 88,07 100 19,28 80,72
kesehatan ibu hamil
(k4)
3 PROGRAM LANSIA
Pelayanan 100 3,64 96,38 100 6,52 93,48 100 9,99 90,01
kesehatan pada usia
lanjut (usia >60
tahun) yang di
skreening
4 PROGRAM TBC
Persentase 100 1,30 98,7 100 2,34 97,66 100 3,38 96,62
Pelayanan orang
terduga TBC
mendapatkan
pelayanan TBC
sesuai standar
5 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Rumah Tangga - - - - - - - - -
Sehat yang
memenuhi 10
indikator PHBS
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462 Email :
gitikpuskesmas@yahoo.co.id
Denominator semua warga negara berusia 60 tahun atau lebih di suatu wilayah kerja
Kriteria Kriteria inklusi : warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 (satu) kali
Kriteria ekslusi : -
Formulasi Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat skrining
kesehatan sesuai standar minimal 1 (satu) kali di suatu wilayah kerja dalam
kurun waktu satu tahun di bagi jumlah semua warga negara berusia 60 tahun
atau lebih di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu
satu tahun yang sama di kali 100 %.
Metode Pengumpulan Data Setiap bulan sekali
Sumber Data Laporan program Lansia
Instrumen pengumpulan data Formulir
Besar sampel warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat skrining
kesehatan sesuai standar minimal 1 (satu) kali
Cara pengambilan sampel Purposive sampling
Periode pengumpulan data Setiap bulan
Penyajian data Setiap bulan sekali
Periode analisis dan pelaporan data Setiap bulan sekali
Standart 100%
Penanggung Jawab Pengumpulan Data Penanggung Jawab Program Lansia
4. PROGRAM TB
Judul Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC
sesuai standar
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016. Tantang
Penanggulangan Tuberkulosis
Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan pada penderita TBC yang efektif dan
berkesinambungan
Tujuan Untuk mengetahui jumlah Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan
pelayanan TBC sesuai standar dan mengurangi angka
penularan penyakit TB di wilayah kerja Puskesmas Gitik
Definisi Operasional Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga TBC meliputi :
1. Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali setahun, adalah
pemeriksaan gejala seseorang dengan batuk lebih dari 2 minggu disertai
dengan gejala dan tanda lainnya
2. Pemeriksaan penunjang , adalah pemeriksaan dahak dan/atau
bakteriologis dan/atau radiologis
3. Edukasi perilaku beresiko dan pencegahan penularan
4. Melakukan rujukan jika diperlukan
5. Edukasi Etika Batuk
Jenis Indikator Output
Satuan pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan TBC sesuai
standar di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun
Denominator Jumlah orang terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu
satu tahun yang sama dikali 100%
Kriteria Kriteria inklusi : Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan
TBC sesuai standar di fasyankes dalam kurun waktu satu
tahun Kriteria ekslusi : -
Formulasi Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar di
fasyankes dalam kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah orang terduga TBC yang
ada di wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%
(Jumlah orang terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu satu
tahun ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota
masing-masing)
Metode Pengumpulan Data Total sampling
Sumber Data TB 01, TB 08 SITT
Instrumen pengumpulan data Formulir
Besar sampel Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan TBC sesuai
standar di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun
Cara pengambilan sampel Setiap bulan
Periode pengumpulan data Setiap bulan
Penyajian data Setiap bulan sekali
Periode analisis dan pelaporan data Setiap bulan sekali
Standart 100%
Penanggung Jawab Pengumpulan Data PJ Program TB
Berdasarkan penilaian masalah di ruang loket pendaftaran dengan metode USG, didapatkan prioritas masalah yang harus diperbaiki sebagai upaya peningkatan
mutu yaitu
2. Pengisian rekam medis yang tidak lengkap
PENCARIAN AKAR PENYEBAB MASALAH
Prioritas masalah diatas diidentifikasi akar penyebab masalah sehingga cara-cara pemecahan masalah dapat ditentukan, seperti diagram fishbone berikut :
Banyaknya pasien di poli sehingga petugas kesehatan tidak mengisi rekam medis dengan lengkap
Tidak ada monev tentang kelengkapan pengisian rekam medis
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
3. Petugas memahami pentingnya melakukan penulisan rekam medis secara lengkap
4. Semua Rekam medis sudah di tulis secara lengkap
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa Pengkajian rekam medis
Lengkap, dan ada kenaikan
BULAN Jumlah rekam Jumlah total Rekam
medis Yang di kaji medis Yang dikaji
Lengkap
Januari 954 974
Februari 530 535
Maret 725 740
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
5. Petugas memahami pentingnya pelayanan dokter di poli umum
6. Ada peningkatan pelayanan dokter di poli umum
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa pemberi pelayanan di poli
umum adalah dokter
BULAN Jumlah hari pemberi Jumlah hari aktif
pelayanan adalah pelayanan poli
dokter umum
Januari 25 25
Februari 22 22
Maret 26 26
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
Banyaknya pasien di poli sehingga petugas kesehatan tidak mengisi laporan Tindakan gigi
Tidak ada monev tentang kelengkapan pengisian laporan Tindakan gigi
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
7. Petugas memahami pentingnya melakukan penulisan laporan tindakan pencabutan
gigi secara lengkap
8. Belum ada kasus Tindakan gigi yang memerlukan laporan tindakan pencabutan gigi
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa Pengkajian laporan tindakan
pencabutan gigi Lengkap, sebagai berikut
BULAN Jumlah laporan Jumlah total laporan
tindakan tindakan
pencabutan gigi pencabutan gigi
Yang di kaji Yang dikaji
Lengkap
Januari - -
Februari - -
Maret - -
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
Banyaknya pasien di poli sehingga petugas kesehatan tidak mengisi laporan tindakan impant
Tidak ada monev tentang kelengkapan pengisian laporan
Tidak tindakan
tersedia formimplant
laporan tindakan implant
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
1. Petugas memahami pentingnya melakukan penulisan laporan tindakan implant secara
lengkap
2. Belum ada kasus Tindakan gigi yang memerlukan laporan tindakan implant
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa Pengkajian laporan tindakan
implant Lengkap, sebagai berikut
BULAN Jumlah laporan Jumlah total laporan
tindakan implant tindakan implant
Yang di kaji Yang dikaji
Lengkap
Januari 1 3
Februari 1 2
Maret 6 7
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
RUANG FARMASI
Identifikasi Masalah:
1. KURANGNYA KEPATUHAN PETUGAS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT PENYERAHAN OBAT
2. PENGAMBILAN OBAT YANG TIDAK SESUAI DENGAN RESEP
3. PENULISAN RESEP YANG TIDAK JELAS
4. BELUM DILAKUKANNYA PENGKAJIAN RESEP
5. PELAYANAN INFORMASI OBAT YANG BELUM MAKSIMAL
Berdasarkan penilaian masalah di ruang pelayanan farmasi dengan metode USG, didapatkan prioritas masalah yang harus diperbaiki sebagai upaya peningkatan
mutu yaitu
2. Belum dilakukannya pengkajian resep
PENCARIAN AKAR PENYEBAB MASALAH
Prioritas masalah diatas diidentifikasi akar penyebab masalah sehingga cara-cara pemecahan masalah dapat ditentukan, seperti diagram fishbone berikut :
MANUSIA
DANA BAHAN
Kurangnya kepatuhan petugas dalam melaksanakan SOP pengkajian resep
Belum ada apoteker dan kurangnya AA
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
3. Petugas memahami pentingnya melakukan pengkajian kelengkapan resep
4. Telah dilakukan pengkajian kelengkapan resep dalam hal administratif
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa pengkajian kelengkapan resep
sebagai berikut
BULAN Jumlah penulisan Jumlah seluruh
resep yang ditulis resep pada bulan ini
lengkap
Januari 543 1211
Februari 571 1021
Maret 601 934
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
RUANG FARMASI
Judul : Pengkajian Kelengkapan Resep
Dimensi Mutu : Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan : untuk mencegah terjadinya kesalahan identifikasi pasien dan
kesalahan pemberian obat
Definisi Operasional : Pengkajian Kelengkapan Resep adalah proses penilaian
administrasi resep berupa kelengkapan penulisan resep
1. Nomor urut resep
2. Kop puskesmas
3. Nama dokter
4. Tanggal penulisan resep
5. Nama pasien
6. Umur pasien
7. Jenis kelamin
8. Alamat pasien
9. Pada pasien pediatri terdapat tulisab berat badan
10. Resep sudah disimpan minimal 3 tahun denga tertib dan
sesuai dengan nomor, tanggal
Frekuensi pengumpulan : setiap hari
Periode analisa : setiap bulan
Periode evalusi : setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah penulisan resep yang ditulis lengkap dalam 1 bulan
Denumerator : Jumlah total seluruh resep dalam 1 bulan
Sumber data : resep
Penanggung jawab : PJ Farmasi
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
RUANG LABORATORIUM
Identifikasi Masalah:
1. BELUM TERCATATNYA NILAI KRITIS
2. PELAKSANAAN PMI BELUM TERCAPAI
3. BELUM TERLAKSANANYA KALIBRASI ALAT
4. KURANGNYA PETUGAS ADMINISTRASI LABORATORIUM
MANUSIA
DANA BAHAN
Tidak adanya petugas administrasi laboratorium
Adanya pandemic covid-19 sehingga petugas membagi waktu antara pelayanan dalam gedung dengan pelayanan swab
Belum melaksanakan pencatatan nilai kritis Tidak tersedia form / buku khusus untuk pencatatan nilai kritis
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
5. Petugas memahami pentingnya melakukan pencatatan nilai kritis dengan benar
6. Terjadi pencatatan nilai kritis pada ruang laboratorium
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa pencatatan nilai kritis ditulis
Lengkap, sebagai berikut
BULAN Jumlah pencacatan Jumlah pasien yang
nilai kritis yang memiliki hasil nilai
dilaporkan kritis laboratorium
Januari 3 3
Februari 1 1
Maret 3 3
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
RUANG LABORATORIUM
Judul : Pelaporan nilai kritis hasil laboratorium Dimensi
Mutu : Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab petugas laboratoium dalam
mengisi kelengkapan pencatatan nilai kritis
Definisi Operasional : pelaporan nilai kritis laboratoium adalah proses pelaporan
dan pencatatan nilai kritis hasil laboratorium oleh petugas
laboratorium kepada dokter umum sebagai bentuk tanggung jawab
agar dokter umum dapat melakukan rencana terapi/pengobatan bagi
pasien dengan nilai kritis
Frekuensi pengumpulan : setiap hari
Periode analisa : setiap bulan
Periode evalusi : setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah nilai kritis hasil laboratorium yang dilaporkan dalam
1 bulan
Denumerator : Jumlah total pasien yang memiliki hasil nilai kritis
laboratorium dalam 1 bulan
Sumber data : buku register laboratorium
Penanggung jawab : PJ laboratorium
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
KONSELING SANITASI
Identifikasi Masalah:
1. PENGISIAN FORM KONSELING SANITASI YANG TERLALU BANYAK
2. PELAYANAN KONSELING SANITASI BUKAN SANITARIAN
3. LETAK KONSELING SANITASI YANG TIDAK STRATEGIS
MANUSIA
DANA BAHAN Petugas rangkap tugas sebagai petugas vaksinasi
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
7. Petugas memahami pentingnya pelayanan konseling sanitasi oleh sanitarian
8. Telah dilakukan pelayanan konseling sanitasi oleh sanitarian dengan
maksimal
9. Pembuatan pendelegasian wewenang
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa pelayanan konseling sanitasi
adalah sanitarian adalah sebagai berikut
BULAN Jumlah pasien Jumlah semua
dengan pasien yang
pelayanan dikonseling
konseling
sanitasi adalah
sanitarian
Januari
Februari
Maret
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
GIZI KLINIK
Judul : pelayanan konseling sanitasi adalah sanitarian
Dimensi Mutu : Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan : untuk mengatasi masalah kesehatan melalui upaya terintegrasi
kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit
Definisi Operasional : Klinik sanitasi adalah suatu upaya atau kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan
kuratif yang difokuskan pada penduduk yang berisiko tinggi untuk
mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan pemukiman yang
dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang
dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan di luar
gedung
Frekuensi pengumpulan : setiap hari
Periode analisa : setiap bulan
Periode evalusi : setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah pasien dengan pelayanan konseling sanitasi
adalah sanitarian dalam 1 bulan
Denumerator : Jumlah semua pasien yang dikonseling sanjtasi dalam 1
bulan
Sumber data : ceklist
Penanggung jawab : PJ kesehatan lingkungan
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
GIZI KLINIK
Identifikasi Masalah:
1. BELUM ADANYA PEMISAHAN ALAT MAKAN ANTARA PTM DAN PENYAKIT MENULAR
2. BELUM ADANYA STERILISASI ALAT MAKAN YANG SESUAI STANDAR
3. KURANG MAKSIMALNYA QUALITY KONTROL MASAKAN DIET KARENA TEMPAT CATERING TIDAK BERADA DALAM SATU GEDUNG
4. PELAYANAN GIZI KLINIK BELUM MAKSIMAL
5. BELUM ADANYA STIKER NAMA PASIEN UNTUK SETIAP PASIEN RAWAT INAP
Berdasarkan penilaian masalah di ruang pelayanan gizi klinik dengan metode USG, didapatkan prioritas masalah yang harus diperbaiki sebagai upaya peningkatan
mutu yaitu
1. BELUM ADANYA PEMISAHAN ALAT MAKAN ANTARA PTM DAN PENYAKIT MENULAR
PENCARIAN AKAR PENYEBAB MASALAH
Prioritas masalah diatas diidentifikasi akar penyebab masalah sehingga cara-cara pemecahan masalah dapat ditentukan, seperti diagram fishbone berikut :
MANUSIA
DANA BAHAN
Kurangnya petugas gizi untuk quality control gizi klinik
Belum dilakukan penganggaran untuk pemisahan alat makan
BELUM ADANYA PEMISAHAN ALA
Belum adanya alat makan disposable ware untuk pasien penyakit menular
Tidak adanya SOP pemisahan alat makan pasien dengan penyakit tidak menular dan penyakit menular
Belum adanya monev tentang pemisahan alat makan pasien dengan penyakit tidak menular dan penyakit menular
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
10. Petugas memahami pentingnya melakukan pemisahan alat makan antara ptm dan
penyakit menular
11. Telah dilakukan pemisahan alat makan antara ptm dan penyakit menular
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa pemisahan alat makan antara
ptm dan penyakit menular adalah sebagai berikut
BULAN Jumlah alat diet Jumlah semua
makan pasien psien rawat inap
menular dan tidak yang disurvey
menular yang
dipilah
dengan tepat
Januari
Februari
Maret
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
GIZI KLINIK
Judul : Ketepatan pemilahan alat diet makan pasien menular dan tidak
menular
Dimensi Mutu : Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan : untuk mencegah terjadinya penularan penyakit kepada
sesama pasien maupun kepada petugas
Definisi Operasional : Pemilahan alat diet makan adalah alat diet makan pasien
rawat inap yang di[pilah/dipisah antara pasien dengan
Riwayat penyakit menular dan tidak menular
Frekuensi pengumpulan : setiap hari
Periode analisa : setiap bulan
Periode evalusi : setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah alat diet makan pasien menular dan tidak menular
yang dipilah dengan tepat dalam 1 bulan
Denumerator : Jumlah semua psien rawat inap yang di survey dalam 1
bulan
Sumber data : ceklist
Penanggung jawab : PJ Gizi klinik
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
RUANG BERSALIN
Identifikasi Masalah:
1. TENAGA PERSALINAN TIDAK STANDAR (PERSALINAN 2 TANGAN)
2. PENGISIAN REKAM MEDIS YANG TIDAK LENGKAP
3. RESPON TIME/WAKTU TANGGAP PELAYANAN RUJUKAN DI RUANG BERSALIN > 2 JAM
MANUSIA
DANA BAHAN Banyak bumil resti dari luar wilayah yang belum mendapatkan
Banyaknya rujukan ke UGD RS pemerintah sehingga respon lambat dan banyak syarat yang harus dipenuhi
Supir ambulance tidak standby di tempat 24 jam
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
12. Petugas memahami pentingnya respon time/waktu tanggap pelayanan rujukan
di ruang bersalin < 2 jam
13. Telah dilakukan pelayanan rujukan di ruang bersalin < 2 jam
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa respon time/waktu tanggap
pelayanan rujukan di ruang bersalin < 2 jam adalah sebagai berikut
RUANG BERSALIN
Judul : Respon time/waktu tanggap pelayanan rujukan di ruang
bersalin < 2 jam
Dimensi mutu : keselamatan dan efektifitas
Tujuan : Tersedianya pelayanan yang cepat,responsive dan
mampu menyelamatkan pasien bersalin
Definisi operasional : Waktu tanggap adalah waktu yang di butuhkan mulai
pasien Datang di ruang bersalin puskesmas Gitik sampai
mendapat pelayanan rujukan ke ruamh sakit oleh tenaga medis
Frekuensi pengumpulan : setiap hari Periode
analisa : setiap bulan
Periode evaluasi : setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah pasien dengan pelayanan rujukan di ruang
bersalin < 2 jam
Denumerator : Jumlah total pelayanan rujukan yang terlayani di ruang
bersalin dalam 1 bulan
Sumber data : ceklist
Penanggung jawab : PJ VK bersalin
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
Berdasarkan penilaian masalah di ruang pelayanan RAWAT INAP dengan metode USG, didapatkan prioritas masalah yang harus diperbaiki sebagai upaya
peningkatan mutu yaitu
1. PENGISIAN REKAM MEDIS TIDAK LENGKAP
PENCARIAN AKAR PENYEBAB MASALAH
Prioritas masalah diatas diidentifikasi akar penyebab masalah sehingga cara-cara pemecahan masalah dapat ditentukan, seperti diagram fishbone berikut :
MANUSIA
DANA BAHAN
Keterbatasan tenaga/petugas jaga shift hanya 2 orang (1 perawat
dan 1 bidan)
PENGISIAN REKAM MEDIS TID
Pasien UGD memerlukan Tindakan yang lama dan memerlukan > 1 orang petugas kesehatan
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
14. Petugas memahami pentingnya kepatuhan petugas dalam melengkapi
pengisian rekam medis
15. Telah dilakukan pengisian rekam medis secara lengkap
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa kepatuhan petugas dalam
pengisian rekam medis secara lengkap adalah sebagai berikut
GIZI KLINIK
Judul : Kelengkapan pengisian rekam medis
Dimensi Mutu : Kesinambungan pelayanan, dan keselamatan
Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab dokter dan tenaga medis dalam
mengisi kelengkapan informasi medis
Definisi Operasional : Rekam Medis lengkap adalah proses mengevaluasi
pasien oleh tenaga medis meliputi pengumpulan informasi,
Menganalisa informasi, dan membuat rencana pelayanan Untuk
memenuhi semua kebutuhan yang telah di identifikasi
Frekuensi pengumpulan : setiap hari
Periode analisa : setiap bulan
Periode evalusi : setiap 3 bulan
Numerato r : Jumlah rekam medis yang di tulis Lengkap dalam 1 bulan
Denumerator : Jumlah total rekam medis yang disurvey dalam 1 bulan Sumber
data : cek list rekam medis
Penanggung jawab : PJ Rawat Inap
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GITIK
JL. Raya Sempi No. 24 Telp. (0333) 631118 Rogojampi 68462
Email : gitikpuskesmas@yahoo.co.id
MANUSIA
DANA BAHAN
Kurangnya keaktifan petugas dalam penemuan kasus
Kurangnya Jumlah petugas di poli VCT
Kurangnya anggaran kun jungan dari BOK
Kurangnya keaktifan pasien ODHA dalam berkunjung ke puskesmas untuk perawatan dan pengobatan
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
16. Petugas memahami pentingnya respon time/waktu tanggap pelayanan rujukan
di ruang bersalin < 2 jam
17. Telah dilakukan pelayanan rujukan di ruang bersalin < 2 jam
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa respon time/waktu tanggap
pelayanan rujukan di ruang bersalin < 2 jam adalah sebagai berikut
RUANG UGD
Identifikasi Masalah:
1. KURANGNYA TENAGA DOKTER
2. KURANGNYA TENAGA PERAWAT
3. INFORMED CONSENT TINDAKAN KURANG LENGKAP
4. RESPON TIME/WAKTU TANGGAP PELAYANAN PETUGAS DI UGD > 5 MENIT
MANUSIA
DANA BAHAN
Keterbatasan tenaga/petugas jaga shift hanya 2 orang (1 perawat
dan 1 bidan)
RESPON TIME/WAKTU TANGG
Pasien lain memerlukan Tindakan yang lama dan memerlukan > 1 orang petugas kesehatan
EVALUASI HASIL
Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang dilakukan setelah dilakukan uji coba
selama kurang lebih 3 bulan. Tim melakukan evaluasi setelah proses berjalan 1 bulan dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan proses perbaikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
18. Petugas memahami pentingnya melakukan Tindakan sesuai dengan respon
time/waktu tanggap pelayanan petugas di ugd < 5 menit
19. Telah dilakukan perhitungan respon time di layanan UGD
KESIMPULAN
Dari pemantauan tim perbaikan mutu puskesmas diketahui bahwa pemisahan alat makan antara
ptm dan penyakit menular adalah sebagai berikut
GIZI KLINIK
Judul : Respon time/waktu tanggap pelayanan petugas di ugd < 5 menit
Dimensi Mutu : Kesinambungan pelayanan, efektifitas dan keselamatan Tujuan
: Tersedianya pelayanan yang cepat,responsive dan mampu
Menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional : Waktu tanggap adalah waktu yang di butuhkan mulai
pasien Datang dan dilakukan Triage di UGD sampai
mendapat Pelayanan tenaga medis
Frekuensi pengumpulan : setiap hari
Periode analisa : setiap bulan
Periode evalusi : setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah pasien UGD yang dilayani < 5 menit dalam 1 bulan
Denumerator : Jumlah semua pasien UGD yang disurvey dalam 1 bulan Sumber
data : ceklist
Penanggung jawab : PJ UGD