Syari’at, Tarekat,
Hakikat dan Ma’rifat
syariat = sampan, hakikat = lautan, tarekat = berenang, makrifat
= mutiara
perjalanan spritualnya
PENGERTIAN TASAWUF
Tasawuf berasal dari bahasa arab: tashowwafa-yatashowwafu-tashowwuf
Tasawuf memiliki banyak pengertian sesuai dengan asal usul kata tersebut diantaranya:
1. suf ( bulu domba/ wol)
Karena para sufi memakai pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai
lambang kerendahan hati, untuk menghindari sikap sombong.
2. shafa ( suci)
Karena kesucian hati dan kebersihan tindakannya merek
3. shaff (barisan)
Karena para sufi memilih senantiasa memilih barisan terdepan dalam shalat berjamah
4. Shuffah ( serambi masjid)
Karena mereka yang tinggal di serambi2 masjid ( mereka ingin berkonsentrasi
beribadah dan dekat dengan rasulullah)
Tasawuf menurut para ahli
Syaikh Muhammad amin al-kurdi
Ilmu yang menerangkan terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa, cara
membersihkannya dengan sifat-sifat terpuji, cara melakukannya dan melangkah menuju
keridhoan yang diperintahkan Allah
harun nasution
Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dana jalan bagaimana seseorang bisa
sedekat mungkin dengan Allah.
Tarekat adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada allah dengan tujuan
sampai kepada- Nya
Ahli tasawuf mengaitkan istilah tarekat dgn firman allah, qs. Al-jin:16
‘’ dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus diatas jalan agama islam,
benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki)
yang banyak’’
Metode yang digunakan para sufi untuk mendekatkan diri pada allah
Mereka akan melewai tingkatan-tinkatan (maqamat) : taubat, sabar, ridha, zuhud, mahabbah, ma’rifa t
Perkembangan tarekat
4. Berbuat dan mengisi waktu denagan segala wirid dan do’a guna
pemantapan dan kekhusukan dalam mencapai maqamat yang lebih
tinggi
Hakikat juga diartikan sebgai kebenaran yakni makna terdalam dari praktik dan
petunjuk yang adapada syari’at dan tarekat
Syariat di ibratkan ilmu tentang obat, tarekat adalah pengobatan dan hakikat adalah
kesehatan
Hakikat merupakan tahap ketiga dalam ilmu tasawuf : syariat (ilmu yang mengatur),
tarekat (jalan atau cara dalam perjalanan spritual menuju allah, hakikat (kebenaran
yang esensial dan ma’rifat ( mengenal allah dengan yang sebenar-benarnyabaik asma,
sifat dll, qs. Al-waqi’ah: 95-96
‘’sesungguhnya yng disebutkan ini adalah suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah
dengan nama rabbmu yang maha besar’’
Syaikh athaillah as-sakandary menyampaikan bahwa amal perbuatan terdiri
atas 3 bagian : amal syari’at, tareakat dan hakikat
Ahli syari’at akan batal shalatnya dengan bacaan yang buruk, sedangkan ahli
hakikat akan batal shalatnya dngan akhlak yang buruk
Kedudukan Dan Fungsi Ma’rifat
Dari segi bahasa, ma’rifat berarti
pengetahuan atau pengalaman,
istilah sufi, ma’rifat diartikan
sebagai kearifan yang dalam akan
kebenaran spiritual.
Ma’rifat adalah cahaya yang
dipancarkan kepada hati siapa saja
yang dikehendaki-Nya.
makrifat merupakan pengetahuan
hakiki yang datang melalui
“penyingkapan” (kasyf),
“penyaksian” (musyahadah), dan
“cita rasa” (dzauq)
tingkatan makrifat
Dzū al-Nūn al-Misrī menyebutkan ada tiga tingkatan Ma’rifat.
pertama ma’rifat kalangan awam (orang banyak pada umumnya), mereka
mengetahui tidak ada Tuhan selain Allah melalui pembenaran berita tentang
Tuhan dalam pengajaran syahadat.
Kedua, ma’rifat kalangan ulama dan para filsuf yang memikirkan dan
merenungkan fenomena alam ini, mereka mengetahui adanya Allah melalui
tanda-tanda atau dalil-dalil pemikiran.
Ketiga, ma’rifat kalangan para wali dan orang-orang suci, mereka mengenal
Allah berdasarkan pengalaman kesufian mereka, yakni mengenal Tuhan
dengan Tuhan.
Ma’rifat tingkat ketiga inilah yang kemudian dipandang dalam lingkungan tasawuf
sebagai ma’rifat hakiki dan tertinggi.
Hati menurut Al-Qusyairi menjelaskan, bahwa hati adalah sarana untuk
mengetahui sifat-sifat Tuhan, mencintai-Nya, dan melihat-Nya.
Hati manusia mempunyai tiga kapasitas, yaitu:
1. potensi untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan, disebut qalb (hati),
2. potensi untuk mencintai Tuhan, disebut rūh,
3. potensi untuk melihat Tuhan, disebut sirr.
Al-Ghazali berpendapat bahwa kemampuan ma’rifat kepada Allah bersifat fitrah,
(hati)
Hati itu menurut al-Ghazali memiliki dua gerbang, yaitu:
1. gerbang yang menghadap ke alam yang dapat ditangkap oleh indera badan,
2. gerbang yang menghadap ke alam gaib, yang tidak dapat ditangkap oleh
indera badan.
Oleh sebab itu, hati mempunyai dua potensi,
potensi untuk memiliki pengetahuan yang masuk melalui gerbang pertama yang
menghadap ke alam materi. Itulah pengetahuan indrawi yang diupayakan oleh
para ilmuwan dan pemikir, dan kemudian pengetahuan-pengetahuan inderawi itu
diolah, dianalisa, dan dipertimbangkan akal, sehingga dihasilkan pengetahuan
rasional, termasuk pengetahuan rasional tentang Tuhan. Pengetahuan inderawi
dan rasional yang dicapai melalui gerbang pertama ini masuk ke dalam kategori
pengetahuan bisaa.
potensi untuk memiliki pengetahuan yang masuk melalui grbang kedua yang
menghadap ke alam gaib. Pengetahuan itu baru dapat diperoleh bila gerbangnya
terbuka, atau bila semua hijab yang menutupnya tersingkap. Pengetahuan itu
disebut pengetahuan kasy, pengetahuan laduni, pengetahuan wahyu, atau
ma’rifat hakiki.
Hati sebagai sarana untuk memperoleh ma’rifat hakiki,Proses sampainya qalb
pada cahaya Tuhan ini erat kaitannya dengan konsep takhalli, tahalli, dan tajalli.
Takhalli yaitu mengosongkan diri dari akhlak tercela dan perbuatan maksiat
melalui taubat. Hal ini dilanjutkan dengan tahalli yaitu menghiasi diri dengan
akhlak mulia dan amal ibadah. Sedangkan tajalli adalah terbukanya hijab,
sehingga tampak jelas cahaya Tuhan.
kesimpulan
Mengendalikan moral
Menghilangkan kegelisahan
Tasawuf mejelaskan ajaran islam
Sebagai terapi mental
Tasawuf suatu betuk revolusi spritual
Menjadi pedoman untuk menata ulang kembali gaya hidup
Merobah tingkah laku yang buruk menjadi baik
Membentuk sikap yang rendah hati dan bijaksana