Kelas : XI MODEL 2
No : 07
Syariat
Dimensi Ajaran
Tarekat
Islam
Hakikat
Ma'rifat
A. Syariat
1. Pengertian Syariat
Syari’at berasal dari akar kata syara’a yang berarti jalan. Secara
istilah adalah jalan yang benar, sebagai rute perjalanan yang baik, dan
dapat ditempuh oleh siapa saja.
2. Dalil Naqli Syariat
Kata syari’at terdapat pada QS. Al-Jatsiyah (45):18
ث ُ َّم َجعَ ْل ٰن َك ع َٰلى ش َِر ْيعَ ٍة ِم َن ْاْلَ ْم ِر فَات َّ ِب ْع َها َو َْل تَتَّ ِب ْع اَ ْه َو ۤا َء الَّ ِذ ْي َن َْل َي ْعلَ ُم ْو َن
Terjemahan
18. Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat
(peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah
engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui”
3. Kedudukan Syariat
Syari’at dijadikan sebagai dasar/pondasi bagi tahap berikutnya
(tarekat, hakikat, dan ma’rifat) sehingga kedudukannya sangat penting.
Sebagian besar sufí memahami syari’at dalam pengertian yang luas,
mencakup ilmu dan seluruh ajaran Islam. Dan Syatibi mendifinisikan
maqashid syariah dari kaidah berikut berikut: "Sesungguhnya syariah
bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat".
Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan syariah menurut
Syatibi adalah kemaslahatan umat manusia.
4. Fungsi dan Tujuan Syariat
Dan Syatibi mendifinisikan maqashid syariah dari kaidah berikut
berikut: "Sesungguhnya syariah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan
manusia di dunia dan akhirat". Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan
bahwa tujuan syariah menurut Syatibi adalah kemaslahatan umat manusia.
B. Tarekat
1. Pengertian Tarekat
Kata ṭarekat berasal dari bahasa Arab ṭārīqah, (jamak: ṭurūq atau
ṭarāiq), yang berarti: jalan atau metode atau aliran (madzhab). Tarekat
adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuan untuk
sampai (wusul) kepada-Nya. Tarekat merupakan metode yang harus
ditempuh seorang sufi dengan aturan-aturan tertentu sesuai dengan
petunjuk guru atau mursyid tarekat masing-masing, agar berada sedekat
mungkin dengan Allah Swt
2. Dalil Naqli Tarekat
Ahli tasawuf mengaitkan istilah ṭarekat dengan QS. Al-Jin (72): 16 :
C. Hakikat
1. Pengertian Hakikat
Hakikat berarti kebenaran atau kenyataan yang sebenarnya, seakar
dengan kata al-Haqq, "reality", absolut adalah kebenaran esoteris yang
merupakan batas-batas dari transendensi dan teologis. Dalam kepustakaan
sufi, hakikat berarti persepsi atas realitas menurut pengetahuan mistik.
2. Dalil Naqli Hakikat
Allah swt berfirman pada QS. Waqiah [56]: 95-96 :
E. Ma’rifat
1. Pengertian Ma’rifat
Dari segi bahasa, ma’rifat berarti pengetahuan atau
pengalaman, sedangkan dalam istilah sufi, ma’rifat diartikan sebagai
kearifan yang dalam akan kebenaran spiritual. Beberapa sufi
mendefinisikannya sebagai perkembangan pengetahuan tentang Allah
dalam kesadaran seseorang, yang berarti naiknya diri seseorang ke titik
yang merealisasikan kemanusiaannya dengan semua dimensi dan nilai
intrinsiknya.
2. Dalil Naqli Ma’rifat
Terjemahan:
“Ma`rifah adalah hadirnya kebenaran Allah (pada Sufi) dalam keadaan
hatinya selalu berhubungan dengan Nur Ilahi.
Kata Sedangkan tajalli adalah terbukanya hijab, sehingga tampak
jelas cahaya Tuhan. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt. Berikut QS.Al-
A’raf [7]: 143
Kesimpulan
Dari uraian singkat di atas bahwa antara syariat, tarekat, makrifat dan
hakikat tidak bisa dipisahkan. Syariat adalah bentuk lahir dari hakikat dan
hakikat adalah bentuk batin dari syariat. Syariat adalah landasan awal
menuju hakikat dan penyingkapan hakikat tidak menggugurkan syariat,
bahkan menguatkan kebenaran syariat. Jika bertentangan maka
penyingkapan tersebut diragukan, yang boleh jadi itu adalah kerjaan setan.
Untuk sampai pada hakikat, maka dibutuhkan metode dan disiplin diri yang
aturan dasarnya sudah ditentukan oleh syariat. Proses menuju realitas sejati
(hakikat) inilah yang disebut tarekat. Ketika selubung hijab terbuka maka
tampaklah realitas sejati, maka saat itu pula penempuh jalan spiritual
memperoleh makrifat.