Anda di halaman 1dari 5

Habib maulana

22190004

INFEKSI
NOSOKOMIAL
INFEKSI NOSOKOMIAL

Infeksi nosokomial, juga dikenal sebagai infeksi terkait perawatan kesehatan atau infeksi
rumah sakit, adalah infeksi yang terjadi sebagai akibat dari perawatan medis atau
perawatan kesehatan yang diberikan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik,
atau pusat perawatan jangka panjang. Infeksi ini dapat muncul selama atau setelah
pasien menerima perawatan kesehatan, dan mereka sering kali disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, atau mikroorganisme patogen lainnya.

Faktor yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial meliputi:


1. Lingkungan yang terkontaminasi: Fasilitas kesehatan dapat menjadi tempat
penyebaran mikroorganisme patogen. Infeksi dapat disebabkan oleh alat-alat medis
yang tidak steril, lingkungan yang kurang higienis, atau kontaminasi udara.
2. Penyakit yang mendasarinya: Pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah atau yang menderita kondisi medis tertentu (seperti diabetes atau kanker) lebih
rentan terhadap infeksi nosokomial.
3. Tindakan invasif: Prosedur medis seperti operasi, kateterisasi, ventilasi mekanik, atau
transfusi darah dapat meningkatkan risiko infeksi nosokomial karena mereka
memungkinkan mikroorganisme untuk memasuki tubuh.
4. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat: Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau
tidak sesuai dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri resisten, yang dapat
menyebabkan infeksi nosokomial yang sulit diatasi.
Cara Pencegahan

 Pencegahan infeksi nosokomial sangat penting untuk mengurangi risiko


penyebaran infeksi di fasilitas kesehatan. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat diambil untuk mencegah infeksi nosokomial:

 1. Higiene Tangan: Pencegahan infeksi nosokomial dimulai dengan


mencuci tangan secara teratur dan benar. Tenaga medis dan pengunjung
harus mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan setelah
bersentuhan dengan pasien, alat medis, atau lingkungan yang
terkontaminasi.
 2. Sterilisasi dan Desinfeksi: Alat-alat medis yang digunakan harus
disterilkan dengan benar untuk menghilangkan mikroorganisme
patogen. Permukaan dan peralatan harus rutin didesinfeksi.
 3. Praktik Higienis: Fasilitas kesehatan harus mempromosikan praktik
higienis, seperti menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah
medis dengan benar, dan menjaga sanitasi ruangan.
 4. Isolasi Pasien: Pasien yang terinfeksi atau yang berisiko tinggi untuk
mengembangkan infeksi harus diisolasi dari pasien lain. Ini dapat mencakup
isolasi ruang tunggal atau tindakan khusus untuk mencegah penyebaran infeksi
 5. Penggunaan Antibiotik yang Bijaksana: Antibiotik harus digunakan
dengan hati-hati dan hanya jika diperlukan. Penggunaan antibiotik yang
berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan perkembangan bakteri resisten.
 6. Pelatihan Staf: Staf medis harus menerima pelatihan yang memadai
tentang praktik higienis, penggunaan alat-alat medis, dan pengelolaan infeksi
nosokomial.
 7. Vaksinasi: Vaksinasi yang tepat dan lengkap untuk staf medis dan pasien
yang memenuhi syarat dapat membantu mencegah penyebaran penyakit
menular.
 8. Kebersihan Lingkungan: Fasilitas kesehatan harus menjaga kebersihan
lingkungan dengan baik, termasuk ventilasi yang baik dan pemeliharaan
peralatan medis
 9. Edukasi Pasien dan Pengunjung: Pasien dan pengunjung
harus diberikan informasi tentang pentingnya mencuci tangan
dan langkah-langkah lain untuk mencegah penyebaran infeksi.
 10. Pemantauan dan Pelaporan: Sistem pemantauan dan
pelaporan infeksi nosokomial harus ada di fasilitas kesehatan.
Infeksi yang terdeteksi harus segera dilaporkan dan ditangani.

 Pencegahan infeksi nosokomial memerlukan kerja sama antara


staf medis, pasien, dan pengunjung. Tindakan pencegahan ini
dapat membantu melindungi pasien yang rentan terhadap
infeksi dan mengurangi beban penyakit yang disebabkan oleh
infeksi nosokomial di fasilitas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai