Anda di halaman 1dari 13

Contextual

Teaching and
Learning (CTL)
Demanda Bimantoro (230811810993)
Fahmi Zakaria (230811806943)
Fitria Nur Indra F (230811807184)
Inayah Sherly Restika P (230811810881)
Lhulu An-Nisa (230811807095)
Definisi
• Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi
dalam hubungan yang erat dengan pengalaman
sesungguhnya. Pembelajaran CTL terjadi, apabila siswa
menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan
dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang
berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka
sebagai anggota keluarga dan warga masyarakat (Blanchard
J, 2002).
• Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi
sesuai bidangnya serta menghubungkannyas dengan situasi
kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka (Hasibuan M ,
2015).
Tujuan

• Pada dasarnya untuk membekali siswa


dengan pengetahuan yang secara fleksibel
dapat diterapkan dari suatu permasalahan
ke permasalahan lain, dari satu konteks
ke suatu konteks yang lain (Elaine, 2006).
Prinsip
• Contextual Teaching Learning (CTL) mencerminkan prinsip saling
bergantung antara peserta didik dan lingkungan.
Bahwa kehidupan berjalan ditopangm oleh banyak hal banyak pihak seperti
prinsip cara kerja alam. Kemudian mewujud dengan melihat pola komunikasi,
interkasi dan kerjasama antara siswa dan siswa, antara siswa dan guru. Melihat
keterkaitan materi pelajaran dengan konteks yang menyertainya.
• Contextual Teaching Learning (CTL) mencerminkan prinsip
diferensiasi.
Guru harus memiliki kesadaran bahwa siswa memiliki ciri dan keunikan
sendiri-sendiri. Pada hal ini guru menantang para siswa untuk saling
menghormati keunikan masing-masing dan untuk menghormati dan
menerimanya.
• Contextual Teaching Learning (CTL) mencerminkan prinsip
pengorganisasian diri.
Melihat kemampuan siswa dengan segala keunikannya, kemudian
mengorganisasikan dirinya untuk turut berpartisipasi pada setiap situasi dan
kondisi pembelajaran
Tujuh konsep • 1. Konstruktivisme (constructivism)
belajar dengan • 2. Bertanya (questioning)
• 3. Menemukan (inquiry)
Contextual • 4. Learning community

Teaching • 5.
• 6.
Pemodelan (Modeling)
Reflection
Learning • 7. Penelitian Sebenarnya (Authentic
Assessment)
(CTL)
1. Konstruktivisme
(constructivism)
• Diskusi Berbasis Pengalaman Siswa
Guru memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
pelajaran dengan pengalaman hidup siswa. Siswa kemudian berbagi pengalaman
mereka, menceritakan situasi di mana konsep yang dipelajari dapat diterapkan.
• Proyek Penelitian Berbasis Masalah
Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan masalah yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari mereka, misalnya masalah lingkungan di lingkungan mereka. Mereka
diminta untuk merancang dan menjalankan proyek penelitian untuk mencari solusi
atas masalah tersebut.
• Refleksi Terstruktur
Setelah menyelesaikan aktivitas pembelajaran, siswa diminta untuk merefleksikan apa
yang telah mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, dan bagaimana pengetahuan
baru tersebut berhubungan dengan pengalaman sebelumnya.
• Penilaian Formatif dan Umpan Balik
Guru memberikan penilaian formatif yang berkelanjutan dan umpan balik kepada
siswa selama proses pembelajaran.
2. Bertanya
(questioning)
• Pertanyaan Koneksi Kontekstual
"Bagaimana konsep ini berhubungan dengan pengalaman atau kejadian di kehidupan
sehari-hari Anda?"
"Dapatkah Anda memberikan contoh konkret dari situasi di sekitar kita yang
menggambarkan konsep ini?"
• Pertanyaan Mendorong Pemikiran Analitis
"Mengapa Anda berpikir bahwa hal ini terjadi?"
"Bagaimana Anda bisa menyimpulkan bahwa ini adalah penyebabnya?"
"Apa yang akan terjadi jika kita mengubah satu variabel dalam situasi ini?"
• Pertanyaan Mendorong Pemikiran Kritis
"Apakah ada sudut pandang lain yang perlu dipertimbangkan dalam situasi ini?"
"Bagaimana kita dapat mengevaluasi kebenaran dari informasi ini?"
"Apakah Anda setuju dengan argumen ini? Mengapa atau mengapa tidak?"
3. Menemukan
(inquiry)
• Proyek Penelitian
Guru dapat memberikan siswa proyek penelitian yang menuntut mereka untuk menyelidiki
suatu masalah atau topik tertentu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya,
siswa dapat melakukan penelitian tentang penggunaan energi terbarukan di lingkungan mereka
atau tentang dampak perubahan iklim lokal.
• Diskusi Berbasis Pertanyaan
Guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis pertanyaan di mana siswa diajak
untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan topik pembelajaran. Setelah itu,
siswa bekerja sama untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui
penelitian, diskusi, dan eksplorasi konsep.
• Pembelajaran Berbasis Masalah
Misalnya, siswa dapat diberikan tugas untuk merancang solusi inovatif untuk meningkatkan
aksesibilitas transportasi di lingkungan mereka. Dengan demikian, siswa diajak untuk
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah
dunia nyata.
• Penelitian Lapangan
Guru dapat mengatur kunjungan lapangan atau studi lapangan ke tempat-tempat yang relevan
dengan topik pembelajaran. Misalnya, siswa dapat mengunjungi sebuah museum sains untuk
mempelajari konsep-konsep dalam fisika atau biologi secara langsung. Selama kunjungan
tersebut, mereka dapat melakukan observasi, wawancara, atau eksperimen untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep tersebut.
4. Learning
community
• Diskusi Kelompok
Guru dapat mengorganisir sesi diskusi kelompok di mana siswa berbagi pengalaman, pengetahuan, dan
pemahaman mereka tentang topik pembelajaran tertentu. Misalnya, setelah mempelajari konsep
matematika tentang perbandingan, siswa dapat ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil untuk
memecahkan masalah nyata yang melibatkan perbandingan dalam konteks kehidupan sehari-hari, seperti
perbandingan harga produk di pasar atau perbandingan tinggi bangunan di kota.
• Kolaborasi Proyek
Siswa dapat diberikan proyek-proyek kolaboratif yang menuntut mereka bekerja sama dalam tim untuk
menciptakan solusi bagi masalah-masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, mereka
dapat merancang kampanye lingkungan untuk mempromosikan penggunaan energi terbarukan di
komunitas mereka atau mengorganisir acara untuk mengumpulkan dana bagi anak-anak yang
membutuhkan.
• Pembelajaran Berbasis Komunitas
Guru dapat memanfaatkan sumber daya lokal, seperti museum, perpustakaan, atau ahli setempat, untuk
melibatkan siswa dalam pembelajaran yang relevan dengan komunitas mereka. Misalnya, siswa dapat
mengunjungi museum sejarah lokal untuk belajar tentang sejarah komunitas mereka atau mengundang
ahli lingkungan untuk memberikan presentasi tentang cara menjaga lingkungan hidup yang bersih dan
sehat.
• Mentorship Antar Siswa
Siswa yang lebih mahir dalam suatu bidang dapat bertindak sebagai mentor bagi siswa lain yang
membutuhkan bantuan tambahan. Misalnya, seorang siswa yang ahli dalam bahasa Inggris dapat
membantu siswa lain yang mengalami kesulitan dalam menulis esai. Melalui mentorship ini, siswa tidak
hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama mereka, menciptakan atmosfer belajar yang kolaboratif
dan inklusif.
5. Pemodelan
(Modeling)
• Pemodelan Penyelesaian Masalah
Guru menggunakan situasi nyata atau masalah yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari siswa untuk memodelkan cara-cara penyelesaiannya. Misalnya,
guru dapat memecahkan masalah matematika yang terkait dengan pengeluaran
sehari-hari atau memodelkan strategi untuk menyelesaikan konflik antar
teman sekelas.
• Pemodelan Proses Berpikir
Guru secara verbal menjelaskan langkah-langkah atau proses berpikir yang
digunakan untuk menghadapi suatu situasi atau menyelesaikan suatu masalah.
Misalnya, guru dapat memodelkan bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor
penting dalam suatu peristiwa sejarah atau bagaimana menafsirkan data dalam
sebuah eksperimen ilmiah.
• Pemodelan Keterampilan Sosial
Guru memodelkan keterampilan sosial seperti komunikasi efektif, kerja sama,
atau kepemimpinan dalam situasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
siswa. Misalnya, guru dapat memodelkan cara berdiskusi yang sopan dan
menghargai pendapat orang lain dalam sebuah perdebatan kelas.
6. Reflection

• Jurnal Refleksi
Setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, siswa
diminta untuk menulis dalam jurnal refleksi mereka tentang
apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka merasa tentang
materi pelajaran tersebut, dan bagaimana mereka dapat
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi atau pengamatan
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
• Pemantauan Diri
Siswa dapat diminta untuk secara teratur memantau
kemajuan mereka sendiri dalam memahami materi pelajaran
dan menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam
konteks kehidupan sehari-hari mereka. Mereka dapat
menggunakan alat seperti checklist untuk membantu dalam
proses ini.
7. Authentic
Assessment
• Proyek Berbasis Konteks
Memberikan proyek yang menuntut siswa untuk menggunakan pengetahuan
dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi nyata. Contohnya, siswa
diminta untuk merancang dan mempresentasikan solusi inovatif untuk
masalah lingkungan yang ada di komunitas mereka, yang membutuhkan
penerapan konsep-konsep sains dan teknologi.
Simulasi Realistis
• Membuat simulasi yang mencerminkan situasi dunia nyata di mana siswa
harus mengambil keputusan atau menyelesaikan tugas yang relevan
dengan materi pembelajaran. Misalnya, siswa dapat diminta untuk
berperan sebagai tim manajemen proyek yang harus merencanakan dan
melaksanakan sebuah acara komunitas, yang melibatkan penggunaan
keterampilan organisasi, komunikasi, dan manajemen waktu.
Portofolio Kontekstual
• Meminta siswa untuk menyusun portofolio karya yang mencerminkan
pencapaian mereka dan pertumbuhan mereka selama periode
pembelajaran. Portofolio dapat mencakup proyek-proyek, esai-esai, catatan
refleksi, atau bukti-bukti lain dari keterampilan dan pemahaman mereka
yang dihasilkan dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pengalaman
nyata.
Kesimpulan
• Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pengalaman nyata siswa, di
mana siswa menerapkan dan mengalami konsep yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka.
Contextual Teaching and Learning (CTL) mendorong siswa untuk menemukan materi pembelajaran sesuai
bidangnya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mereka dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka.

• Tujuan utamanya adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang dapat diterapkan secara fleksibel
dari satu konteks ke konteks lain. Prinsip-prinsip CTL mencakup ketergantungan siswa pada lingkungan,
diferensiasi untuk menghargai keunikan setiap siswa, dan pengorganisasian diri siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.

• Ada tujuh konsep utama dalam pembelajaran dengan CTL, termasuk konstruktivisme, bertanya, menemukan,
learning community, pemodelan, refleksi, dan penelitian sebenarnya (authentic assessment). Setiap konsep ini
memiliki strategi dan metode yang berbeda untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan relevan dengan
kehidupan nyata siswa.

• Penerapan CTL melibatkan pendekatan aktif, kolaboratif, reflektif, dan autentik dalam pembelajaran, dengan
tujuan utama meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan penerapan konsep yang dipelajari dalam konteks
kehidupan sehari-hari siswa.

Anda mungkin juga menyukai