Anda di halaman 1dari 8

Penjatuhan Pidana Penjara Atas Tindak

Pidana Narkotika Oleh Hakim Di Bawah


Ketentuan Minimum Ditinjau Dari Undang-
undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika

Kelompok 2:
Arthur Kusuma Atmaja Manurung Syahlaa Aaliyah
Muhamad Rasyid Ridho Deswita Maharani
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Putusan Pengadilan Negeri Kota


Malang terhadap tuntutan Jaksa
Penuntut Umum

Metodologi Penelitian
Yuridis Normatif
Penjatuhan Pidana Penjara Atas Tindak
Pidana Narkotika Oleh Hakim Di Analisis pemenuhan unsur pidana
Bawah Ketentuan Minimum Ditinjau berdasarkan UU No. 35 2009 tentang
Dari Undang-undang Nomor 35 Tahun Narkotika
2009 Tentang Narkotika

Bahan Studi Deskriptif Kronologi Kasus Narkotika


Library Research Pengadilan Negeri Kota Magelang

Dasar-dasar hakim dalam menjatuhkan


vonis sanksi pidana

Hal-hal yang dapat memperberat dan


meringankan sanksi pidana
LATAR BELAKANG MASALAH

 Mengingat bahaya maupun dampak dari narkotika, pemerintah membuat aturan mengenai narkotika dengan
tujuan bahwa kejahatan ini dapat diberantas dengan pemberlakuan sanksi pidana yang cukup berat kepada
para pelaku maupun pihak-pihak lain yang terlibat dalam tindak pidana narkotika. Namun dalam praktiknya
seringkali putusan pidana yang diberikan hakim kepada terdakwa lebih ringan dari ketentuan pidana
minimum khusus yang telah diatur dalam undang-undang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
mengambil rumusan masalah mengenai apakah sanksi pidana dalam putusan hakim terhadap penguasaan
Narkotika Golongan I bukan tanaman telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian hukum normatif, sifat penelitiannya secara
deskriptif, menggunakan data sekunder, dan metode pengumpulan data didapat melalui studi dokumen atau
studi kepustakaan (library research).
DEFINISI ISTILAH-ISTILAH

 Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan  Studi kepustakaan adalah metode pengumpulan
yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama data melalui bahan-bahan sekunder baik daru
dengan cara meneelah teori-teori, konsep-konsep, aturan-aturan tertulis, dokumen terkait, dan atau
asas-asas hukum serta peraturan perundang- artikel-artikel serta buku-buku yang kemudian
undangan. Dalam hal ini adalah dijadikan sebagai alat analisis (analyst tools)
mengkomparasikan objek primer penelitian yaitu dalam mengkaji dan meneliti suatu objek
putusan hakim dengan dasar-dasar hakim penelitian yang bertendency adalah merupakan
menjatuhkan vonis sanksi pidana penelitian kualitatif atau non empiris.
DESKRIPTIF KRONOLOGI KASUS

 Kronologi kasus bermula saat Saturan Polres Magelang Kota sedang menjalankan tugas rutin keamanan
jalan raya, meringkus WI dan IS membawa bungkus rokok yang didapati membawa rokok berisi Narkoba
jenis Sabu seberat 0,50 gram. Maka berdasarkan fakta hukum tersebut Penuntut Umum menuntut terdakwa
WI dan IS dengan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 112 ayat (1) UU No.8 Tahun 2009 tentang
Narkotika Pasal 112 ayat (1):
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) Tahun dan
paling lama 12 (dua belas) Tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”

Kendati demikian majelis hakim Pengadilan Kota Magelang pada perkara narkoba menjatuhkan vonis
pidana selama 1 (satu) Tahun dan denda sebesar Rp. 2.000.000- dengan pidana subsidier 1 (satu) Tahun
pidana penjara
ANALISIS PEMENUHAN UNSUR PIDANA
PASAL 112 ayat (1)

 Pasal 112 ayat (1) UU No.8 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 112 ayat (1):
“(1)Setiap orang, yang (2)tanpa hak atau melawan hukum (3)memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I bukan tanaman, (4)dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) Tahun dan paling
lama 12 (dua belas) Tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”

Pemenuhan Unsur Pidana:


(1) Setiap orang
(2) Tanpa hak atau melawan hukum
(3) Memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Gol I bukan tanaman

Sanksi Pidana:
(4) Dipidana dengan max penjara 12 tahun dengan denda max 800 juta, dan min pidana 4 tahun dengan min denda
800 ribu
DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM
MENJATUHKAN VONIS

Hal-hal yang meringankan


Dakwaan JPU sanksi pidana narkotika;
Pasal 112 ayat (1)
UU Narkotika
Apakah hakim
Di bawah batas melanggar UU? Berlaku sopan saat
minimum dakwaan persidangan, mengakui
Vonis Hakim JPU berdasarkan Apakah hakim terus terang perbuatannya,
UU Narkotika meniadakan perbuatannya adalah
Pasal 112 ayat (1) kepastian hukum? pertama kali
dilakukan/dihukum, dan
Apakah termasuk terdakwa menyesali
ultra petita? perbuatannya

Hakim menggunakan sanksi pidana sebagai


Asas proposionalitas
ultimum remedium, bukan primum remedium
PERTANGGUNGJAWABAN HAKIM
DALAM MENJATUHKAN VONIS

 KUHAP tidak mengatur bahwa putusan pemidanaan harus sesuai atau di bawah dari tuntutan JPU. Kasus-kasus tertentu di mana ditemukan

fakta persidangan terdapat hal-hal yang memberatkan sehingga Hakim memiliki keyakinan untuk menjatuhkan putusan atas perkara yang

tidak dituntut atau mengabulkan lebih dari tuntutam JPU (ultra petita), maka hukuman itu tidaklah melanggar hukum acara pidana. Meskipun

ada kebebasan dan independensi Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan, namun ada batasan-batasan yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Tidak boleh melebihi ancaman maksimal pasal yang didakwakan. Misalnya, Pasal 156 huruf a KUHP memuat ancaman maksimal lima tahun. Hakim

tidak boleh menjatuhkan pidana penjara lebih dari lima tahun kepada terdakwa, yang boleh yaitu hakim menjatuhkan pidana sama dengan atau lebih

rendah dari lima tahun.

2. Tidak diperkenankan memberikan putusan pemidanaan yang jenis pidananya (strafsoort) tidak ada acuannya dalam KUHP atau peraturan di luar KUHP.

3. Putusan pemidanaan itu harus memberikan pertimbangan yang cukup berdasarkan bukti.

Dengan demikian vonis hakim terhadap kronologi kasus terdakwa WI dan IS adalah sah berdasarkan bukti dia hanya sebagai “pemakai” dan hakim bijak

dalam menggunakan hukum menjunjung tinggi asas proposionalitas dan asas manfaat hukum lex samper dabit remidium.

Anda mungkin juga menyukai