Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH & TEORI Arsitektur 1

Ptm 10_kebaharuan dalam


perjalanan sejarah arsitektur
kasus 3: dari arsitektur Romanesque ke Gothic

Departemen Arsitektur Prodi S-1 kelas B, pengampu Bharoto


sejarah arsitektur Barat
Banister Fletcher. (1967). A History of Architecture on the Comparative Method. London: The Athlone Press University of London.
Pelbagai sumber internet

650 STU 30 STU


Classical Greece &
Hellenism

300 STU 300


Roman Empire
300 - 540
Early Christian &
Byzantine 750 1250
Romanesque
1130 1500
Pokok
bahasan Gothic
 Kemunculan yang baru
1420 1620
dengan tradisi lain
 Kemunculan yang baru dan Renaissance
terjadi oposisi thd tradisi 1600 1780
 Kemunculan yang baru
Baroque &
bersifat kritis thd tradisi Rococo
1750 1840
Classicis
m 1840 1900
Historicism &
Industrial 1900 1945
Modernis Modernism
mI II
Romanesque
Romanesque
Banister Fletcher. (1967). A History of Architecture on the Comparative Method. London: The Athlone Press University of London.

Gereja Romanesque

Merupakan gereja tipe basilika. Bagi


wilayah Kekaisaran Romawi Barat,
perkembangan sistem konstruksi tidak
signifikan seperti wilayah Timur.
Perkembangan arsitektur lebih fokus
pada keindahan dan detail ornamen.
Berkembang sekitar abad 9-12 TU. Di
awali di Italia bagian tengah.
Gambar isomoteri di samping
merupakan contoh bentuk dasar
keruangan gereja Romanesque pada
umumnya.
Romanesque: RUANG
Banister Fletcher. (1967). A History of Architecture on the Comparative Method . London: The Athlone Press University of London
http://www.philippe-gavet.fr/06/15/index.html

Bidang denah adalah


dua persegi empat
berpotongan (salib)
Terdapat transept yang
tegak lurus dengan
ruang tengah (nave)
serta altar.
Bagian belakang altar
berwujud setengah
± 19 m

lingkaran dan disebut


ambulatory.
Denah dan potongan
berikut ini adalah
Gereja S. Philibert di
Tournus yang didirikan
sekitar tahun 1009 TU.
± 19 m
Romanesque: PRINSIP PERAKITAN
https://erenow.com/postclassical/ahistoryofthechurchinthemiddleages/14.html
https://www.witpress.com/Secure/elibrary/papers/STR01/STR01058FU.pdf

Merupakan pengembangan arsitektur


Romawi yang mengandalkan sistem

lengkung (arch).
Penggunaan konstruksi lengkung tersebut
untuk mengatasi problem: [1] material kayu
untuk atap yang mudah terbakar, dan [2]
keinginan menambah bentang ruang tengah
(nave) dan penyelenggaraan misa yang
dilengkapi dengan ruang koor.
Pada masa Romawi telah dikembangkan dua
jenis lengkung pembentuk ruang (gbr. 1):
[1] barrel vault merupakan tatanan konstruksi
lengkung yang membentuk setengah
silinder dan disangga dua dinding sejajar.
[2] groin vault merupakan tatanan lengkung
yang berbentuk perpotongan dua silinder
dengan penyangga empat buah kolom.
Pada masa Romanesque, dikembangkan 
rusuk sebagai pengaku bidang lengkung
(Borgess, 2001: 606).
Pada kenyataannya beban ambang atas
lengkung yang disalurkan ke bawah
membutuhkan dinding dan penyangga yang
cukup besar (gbr. 2).
Romanesque: PRINSIP PERAKITAN
Beban bidang lengkung disalurkan ke arah Beban konstruksi

bawah secara vertikal dan horisontal, baik  langit-langit ‘nave ‘


disalurkan ke sini
pada barrel vault maupun groin vault, yang
berdampak (gbr. 1):
 dinding penahan beban cukup tebal dan
masif (bukaan kecil)
 lebar dan ketinggian ruang terbatas
Beban tersebut disalurkan secara horisontal
dari pilar ruang tengah (nave) ke dinding
lorong (gbr.2).
Mekanisme semacam itu berakibat dinding
terluar menjadi sangat tebal karena terakumu- 
lasi sebagai penyalur beban dari ruang tengah
(nave) (gbr. 3)


Romanesque

S. Philibert de Tournous
Arsitektur Gothic
Gothic
Banister Fletcher. (1967). A History of Architecture on the Comparative Method . London: The Athlone Press University of London

konstruksi lengkung Gereja Gothic


runcing (pointed
arch)
Istilah Gothic digunakan oleh Giorgio Vasari
(1511-1574) dan Sir Christopher Wren (1632-
1723) untuk menyebut kelanjutan langgam dari
masa klasik.
Greek Etruscan
(trabeated) (arcuated)

Roman
(trabeated & arcuated)

Romanesque (round arch)=8th-12th century

Gothic (pointed arch)=12th-16th century

Saat kini istilah Gothic digunakan untuk


menyebut arsitektur Abad Pertengahan
(medieval) yang berkembang pada abad ke-12
hingga abad ke-16.
Gothic dikenal karena penggunaan lengkung
runcing (pointed arch). Konstruksi itu sebenar-
nya berasal dari Mesopotamia, menyebar ke
Persia, dan masuk ke Eropa melalui Perang
Salib.
Gothic:RUANG
https://amienscathedral.wordpress.com/2015/02/10/plans-and-sections-of-amiens-cathedral/
Banister Fletcher. (1967). A History of Architecture on the Comparative Method. London: The Athlone Press University of London

garis rusuk
langit-langit

1. west end 6. transept 11. lady’s chapel


2. facade 7. choir 12. east end Bidang denah adalah dua persegi empat berpotongan (salib) dan
3. nave 8. apse 13. flying buttres tatanannya tidak terlalu berbeda dengan arsitektur Romanesque.
4. aisle 9. ambulatory Selain posisi transept, bentang dan tinggi ruang Gothic sangat
5. crossing 10.chapel berbeda dengan Romanesque.
Denah dan potongan berikut ini adalah Katedral Amiens didirikan
sekitar tahun 1220-88 TU dan dirancang pertama kali oleh
Robert de Luzarches.
Gothic: RUANG
https://amienscathedral.wordpress.com/2015/02/10/plans-and-sections-of-amiens-cathedral/
http://www.all-art.org/Architecture/11.htm

Karakteristik utama arsitektur Gothic muncul


dari upaya para ahli bangunan memecahkan
masalah penyangga langit-langit batu yang
berat dengan bentang yang lebar.
Masalah dari masa sebelumnya adalah beban
batu yang berat dari pangkal barrel vault dan
groin vault.
Beban tersebut memberi tekanan ke arah
bawah-luar yang luar biasa dan cenderung
mendorong dinding tempatnya berpijak
mengalami keruntuhan.
Akibatnya dinding bangunan harus dibuat
sangat tebal dan berat agar bisa menahan
gaya tersebut.
Hal tersebut secara arsitektural membatasi
bentang dan tinggi ruang arsitektur
Romasnesque. Sebaliknya arsitektu Gothic
mampu mengatasi masalah tersebut.
Manifestasi yang muncul adalah bentang dan
tinggi ruang yang semakin besar, karena
dinding eksterior tidak sepenuhnya lagi
berperan menyalurkan beban.
Gothic: PRINSIP PERAKITAN
https://arsartisticadventureofmankind.files.wordpress.com/2016/07/2-gothic-vault.jpg?w=431&h=470

Laon Notre Dame Bourges Chartres Rheims Amiens Beauvais


1160-1225 1163-1250 1192-1275 1194-1260 1211-1290 1220-1288 1247-1568

Karakteristik keruangan Gothic


 terlihat jelas pada potongan
melintang bangunan.
Problem beban konstruksi
lengkung atap diselesaikan dengan
penyalurannya ke luar ruangan
melalui elemen yang disebut
dengan flying buttres (gbr 1).
Penyelesaian tersebut semakin
berkembang dan terlihat pada
tinggi ruang katedral yang semakin
signifikan (gbr. 2).
Penyaluran beban ke tanah
diteruskan melalui dinding
(buttress) yang menonjol tegak
lurus dengan sisi panjang (gbr 3).

Gothic: PRINSIP PERAKITAN
https://arsartisticadventureofmankind.files.wordpress.com/2016/07/2-gothic-vault.jpg?w=431&h=470
Bangunan-bangunan Gothic memiliki dinding
 tipis dan tidak rata karena keberadaan
buttress. Selain itu dinding yang ada bersifat
sebagai pengisi dan memungkinkan
diletakkannya bukaan yang cukup besar.


Gothic: PRINSIP PERAKITAN
http://www.all-art.org/Architecture/11.htm
Keuntungan utama dari lengkung Gothic adalah fleksibilitasnya menutup
kompartemen dalam bentuk yang beragam.
Konstruksi lengkung Gothic juga menyalurkan beban kubah menuju ke
bawah lebih cepat daripada lengkungan semi-sirkular.
Keuntungan lainnya, lengkung runcing yang mengarah ke satu titik di
atas menyebabkan kubah terlihat lebih tinggi dari aslinya.
Pada gambar 1 menunjukkan puncak kubah (F) Romanesque (gbr 1b)
dan Gothic (gbr 1c) dengan tinggi permukaan yang sama. Namun
lengkung Gothic tampak lebih tinggi karena jarak GL dan IK hampir sama
dengan titik puncak (gbr 1c). Hal itu disebabkan terjadi penyamaan tinggi
lengkung DLC dengan lengkung BKC agar dapat menyatu (gbr 1a).
Sifat fisik dan visual dari kubah rusuk dengan lengkungan runcing
membantu para pembangun Gothic meningkatkan tinggi ruang gereja
(gbr 2). 


Gothic: PRINSIP PERAKITAN

ribbed vault

flying buttres

coloumn
Gothic: PRINSIP PERAKITAN
http://www.all-art.org/Architecture/11.htm

  ❹
Cathedral of Notre-Dame, Former Abbey ofSaint-Rémi and Palace of Tau,
Reims

The outstanding handling of new architectural


techniques in the 13th century, and the
harmonious marriage of sculptural decoration
with architecture, has made Notre-Dame in
Reims one of the masterpieces of Gothic art.
The former abbey still has its beautiful 9th-
century nave, in which lie the remains of
Archbishop St Rémi (440–533), who instituted
the Holy Anointing of the kings of France. The
former archiepiscopal palace known as the Tau
Palace, which played an important role in
religious ceremonies, was almost entirely rebuilt
in the 17th century.
Source: https://whc.unesco.org/en/list/601/
Cathedral of Notre-Dame, Former Abbey of Saint-Rémi and Palace of Cathedral of Notre-Dame, Former Abbey of Saint-Rémi and Palace of
Tau, Reims (France), author: Jean-Jacques Gelbart Tau, Reims (France), author: Jean-Jacques Gelbart
Cathedral of Notre-Dame, Former Abbey of Saint-Rémi and Palace of
Tau, Reims (France), author: Jean-Jacques Gelbart
https://www.standard.co.uk/news/world/notre-dame-fire-fund-hits-one-
billion-euros-as-iconic-spire-rooster-is-found-in-rubble-a4120096.html

Anda mungkin juga menyukai