PTM-10 Sejarah Dan Teori Arsitektur 1 (Non Bersuara)
PTM-10 Sejarah Dan Teori Arsitektur 1 (Non Bersuara)
Gereja Romanesque
Romanesque
S. Philibert de Tournous
Arsitektur Gothic
Gothic
Banister Fletcher. (1967). A History of Architecture on the Comparative Method . London: The Athlone Press University of London
Roman
(trabeated & arcuated)
garis rusuk
langit-langit
Gothic: PRINSIP PERAKITAN
http://www.all-art.org/Architecture/11.htm
Keuntungan utama dari lengkung Gothic adalah fleksibilitasnya menutup
kompartemen dalam bentuk yang beragam.
Konstruksi lengkung Gothic juga menyalurkan beban kubah menuju ke
bawah lebih cepat daripada lengkungan semi-sirkular.
Keuntungan lainnya, lengkung runcing yang mengarah ke satu titik di
atas menyebabkan kubah terlihat lebih tinggi dari aslinya.
Pada gambar 1 menunjukkan puncak kubah (F) Romanesque (gbr 1b)
dan Gothic (gbr 1c) dengan tinggi permukaan yang sama. Namun
lengkung Gothic tampak lebih tinggi karena jarak GL dan IK hampir sama
dengan titik puncak (gbr 1c). Hal itu disebabkan terjadi penyamaan tinggi
lengkung DLC dengan lengkung BKC agar dapat menyatu (gbr 1a).
Sifat fisik dan visual dari kubah rusuk dengan lengkungan runcing
membantu para pembangun Gothic meningkatkan tinggi ruang gereja
(gbr 2).
Gothic: PRINSIP PERAKITAN
ribbed vault
flying buttres
coloumn
Gothic: PRINSIP PERAKITAN
http://www.all-art.org/Architecture/11.htm
❹
Cathedral of Notre-Dame, Former Abbey ofSaint-Rémi and Palace of Tau,
Reims