Anda di halaman 1dari 29

EVIDANCE BASED MIDWIFERY

PRACTICE

Merisa Riski,S.ST,Bdn,M.Keb
Pengertian Evidancebase
 EVIDANCE BASED JIKA DITINJAU DARI
PENGGALAN KATA (INGGRIS) MAKA
EVIDANCE BERARTI BUKTI ATAU
FAKTA,SEDANGKAN BASED ADALAH
DASAR.JADI EVIDANCE BASED ADALAH
PRAKTIK BERDASARKAN BUKTI
Manfaat Evidancebased
1. EVIDANCE BASED JIKA DITINJAU DARI
PENGGALAN KATA (INGGRIS) MAKA
2. EVIDANCE BERARTI BUKTI ATAU
3. FAKTA,SEDANGKAN BASED ADALAH
DASAR.JADI EVIDANCE BASED ADALAH
PRAKTIK BERDASARKAN BUKTI
TUJUAN UTAMA DARI EVIDANCE BASED

• TUJUAN UTAMA DARI EVIDANCE BASED ADALAH


KERANGKA KERJA PERAKTIK KLINIK YANG DILAKUKAN
BERDASARKAN BUKTI ILMIAH TERBAIK YANG DIDAPAT
MELALUI PENELITIAN.
• PENGALAMAN KLINIK KEBIDANAN SERTAA PILIHAN
PASIEN DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN KLINIK
DALAM PELAYANAN
KESEHATAN(CARLSON,2010).DIMANA TUJUAN DARI
PENERAPAN EVIDANCE BASED.
LATAR BELAKANG
1. Tingginya angka kematian Ibu (AKI) 334/100.000 (SDKI
1997) 307/100.000 (2002), 228/100.000 KH (2007) sedang
target 2010 adalah 125/100.000 Kelahiran hidup. Tahun
2012 AKI 359/100.000 KH.
2. Penyebab kematian ibu 90% disebabkan oleh komplikasi
obsteri yakni perdarahan, infeksi dan eklampsi yang tidak
dapat diramalkan/diprediksi sebelumnya dan kemungkinan
saja terjd pd bumil yg sudah diindentifikasikan normal.
3. Kebijakan dengan pendekatan MPS dgn 3 pesan kuncinya :
1. semua persalinan di tolong oleh tenaga terlatih, 2. semua
komplikasi obsetric mendpat pelayanan & rujukan yg
adekuat, 3. semua peremupuan usia produktif mendapat
akses pd kesehatan reproduksi & aborsi yg tdk aman.
Lanjutan...
.

4. Sehubungan dgn 3 butir di atas nakes yg


memberikan pelayanan obsetric & neonatal
khususnya bidan harus mampu & terampil
memberikan pelayanan sesuai standar dgn
profesionalisme. Salah satu acuan adalah SPK.
5. SPK adalaah hasil pengembangan dari standar
midwifery Practice WHO-SEARO yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
TUJUAN

Mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu


dan Angka Kematian Bayi dengan perbaikan
asyuhan dan pelayanan Kebidanan yang
dilaksanakan bidan di semua tatanan
pelayanan melalui sosialisasi perekembangan
Pratet Kebidanan sesuai dengan eviden
base/hasil penelitian
Perubahan Praktek yang dianjuran

Hasil Penelitian atau Eviden Base yang menjadi dasar standar pelayanan
kebidanan adalah sebagai berikut :
Catatan 1 : Hipotensi Pada saat berbaung terlentang
Catatan 2 : Dukungan pada persalinan
Catatan 3 : Posisi dan gerakan ibu dalam persalinan
Catatan 4 : Makan dan minum selama persalinan
Catatan 5 : penggunaan enema/Klisma
Catatan 6 : Posisi ibu saat persalinan
Catatan 7 : Pengaturan nafas pada kala II persalinan
Catatan 8 : Perlukaan/jejas pada prenium
Catatan 9 : Episotomi
Catatan 10 : Memulai Pemberian ASI
Catatan 11 : Regulasi suhu bayi dengan kontak kulit ke kulit
Lanjutan..

Catatan 12 : Perawatan neonatus dan persalinan


Catatan 13 : Menggunakan Oksitosika pada Kala III
Catatan 14 : Menjahit Perinium
Catatan 15 : Memotong Tali Pusat
Catatan 16 : Perawatan Tali Pusat
Catatan 17 : Pemberian ASI Secara dini dan eksklusif
Catatan 18 : Memperkirakan hb pd masa nifas
Catatan 19 : Distosia bahu
Catatan 1:
Hipotensi pd saat berbaring Terlentang

Secara ringkas penelitian menunjukan :


1. Posisi terletang mempengaruhi fisiologi ibu dan
bayinya.
2. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi
terlentang terutama pd kehamilan lanjut.
3. Bila posisi terlentang dibutuhksan, maka
dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil di
bawah sisi panggul bawah
Catatan 2 : Dukungan pada Persalinan

Secara ringkas penelitian menunjukan :


1. Kehadiran orang kedua/ pendamping atas pilihan
ibu sendiri disamping bidan sbg penolong
persalinan sangat bermanfaat.
2. Orang kedua/ pendamping sebaiknya seorang
wanita yg berpengalaman memahami proses
persalinan.
Catatan 3: Posisi & gerakan ibu dlm persalinan

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Ibu hamil diperbolehkan tetap bergerak selama persalinan
 Ibu bersalin bebas menetukan posisi yg dianggap paling
nyaman, kecuali ada kontraindikasi obsetric atau medik.
 Ibu hamil yg tetap bergerak & mengambil posisi tegak pd
saat persalinan dilaporkan mengalami persalinan yg lebih
singkat & kurang nyeri.
 Poisis terlentang pd persalinan memiliki banyak
penglaman buruk terhadap ibu bersalin & janinnya
sehingga harus di hindari.
Catatan 4:
Makan dan Minum selama persalinan

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Ibu bersalin boleh makan makanan ringan yg

mudah dicernah dan rendah lemak selama


persalinan, bila ia mau.
Catatan 5:
Penggunaan Enema/Klise

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Tidak ada bukti bahwa klisma memperpendek waktu

persalinan.
 Tidak ada bukti bahwa pemberian klisma akan

mengurangi angka infeksi pd pasca persalinan.


 Tidak ada bukti bahwa ibu bersalin memilih

pemberian klisma.
 Penelitian mendukung untuk hanya memberikan

klisma atas indikasi yg jelas & bila ibu ingin


mendapatkan klisma.
Catatan 6: Posisi ibu saat persalinan

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Dianjurkan untuk mengizinkan ibu bersalin

memilih posisi mereka dalam persalinan .


 Posisi tegak dalam persalinan memiliki hasil

persalinan yg lebih baik & bayi baru lahir memiliki


nilai APGAR yg lebih baik.
 Posisi litotomi tdk boleh digunakan sbg posisi rutin

untuk persalinan & harus ditinggalkan


Catatan 7:
Pengaturan nafas pd kala II persalinan

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Menahan nafas sambil meneran tdk berakibat lebih

singkatnya kala II
 Memberikan ibu bersalin bernafas seperti biaa & meneran pd

saat ibu merasakan dorongan akan lebih baik & lebih singkat.
 Merubah posisi ibu bersalin pd posisi yg lebih tegak atau

jongkok, dpt menolong bila ada kesulitan meneran atau bia


trjd kelambatan penurunan presentasi janin pd kala II.
 Menghindari posisi terlentang & litotomi pd persalinan,

mencegah terjadinya bbrp masalah. Seperti kelambatan kala


II, kesulitan penurunan bagian bawah janin.
Catatan 8:
Perlukaan/jejas pd perineum

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Persalinan dalam posisi tegak, terutama jongkok

dapat membantu mengurangi trauma pada


perenium.
 Episiotomi hanya dilakukan atas indikasi.

 Jangan melakukan manipulasi melebarkan lubang

vagina.
Catatan 9: Episiotomi
Secara ringkas penelitian menunjukan :
 Episiotomi rutin sebaiknya ditinggalkan.

 Banyak hal yang semula dinyatakan sebagai

keuntungan episiotomi tetapi tidak didukung bukti.


 Bila ada indikasi episiotomi, pilihan insisi

episiotomi sesuai kebutuhan.


Catatan 10:
Memulai pemberian Air Susu Ibu

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Pemberian ASI harus di mulai sedini mungkin

setelah persalinan, sebaiknya dlm 30 menit pertama


setelah persalinan.
 Pengaturan waktu untuk menyusui menghambat

keberhasilan memulai memberikan ASI.


 Posisi bayi yang benar pada tubuh ibu dan puting

susu ibu waktu menyusui, akan membantu


keberhasilan memulai pemberian ASI.
Catatan 11:
Regulasi suhu bayi dgn kontak kulit ke kulit

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Pada umumnya bayi akan mengalam penurnan suhu

tubuh segera bayi baru lahir.


 Hipotermi dpt menybabkan asfiksi yg berakibat kesakitan

& kematian bayi baru lahir.


 Kebanyakan kasus hipotermi dpt dicegah dgn cara yg

mudah dgn cara mengeringkan, menghangatkan &


menempelkan bayi ke dada ibu/menyusukan.
 Kontak kulit ke kulit (Metode Kanguru) cara yg efektif

menjaga suhu tubuh bayi baru lahir,terutama pada BBLR.


Catatan 12:
Perawatan Neonatus pd Persalinan

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Aspirasi lendir yg berlebihan tdk perlu dilakukan

secara rutin.
 Semua bayi baru lahir tanpa memandang tempat,

memiliki risiko hipotermi.


 Dibutuhkan upaya aktif dr penolong persalinan untuk

mencegah trjdnya hipotermi termasuk menunda


memandikan bayi.
 Pemberian ASI secara dini mencegah terjadinya

hiotermi disamping mencegah infeksi.


Catatan 13:
Penggunakan Oksitosika pd kala III
Secara ringkas penelitian menunjukan :
 Obat-obatan oksitosika yg diberikan pd manajemen aktif kala

III dapat mencegah terjadinya perdarahan pasca salin.


 Pemberian 10 IU oksitosin segera setelah bayi lahir dan

manajemen aktif kala III mencegah terjadinya perdarahan


dan mempercepat pelepasan plasenta.
 Obat-obatan oksitosika akan kehilangan potensinya

sehingga kurang efektif bila terkena sinar matahari langsung


& tdk disimpen pd suhu 4-8 derajat celcius.
 Obat-obatan oksitosika secara intramuskuler hanya

diberikan setelah bayi lahir.


Catatan 14 :
Menjahit Perineum

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Robekan perineum hanya perlu dijahit bila robekan

besar atau terjadi perdarahan.


 Jenis bahan untuk menjahit dapat berpengaruh

trhdp derajat rasa nyeri yg dialami ibu, disamping


mengakibatkan komplikasi pasca salin
 Benang yg dapat diserap lebih menguntungkan

dibanding dgn bahan lain.


Catatan 15 : Memotong tali pusat
Secara ringkas penelitian menunjukan :
 Menunda penjepitan & emootngan tali pusat 1-2

menit dpt meningkatkan jumlah darah yg dialirkan


ke bayi baru lahir sehingga dpt mencegah Hb
rendah dlm periode neonatal terutama pd bayi
prematur & BBLR.
 Menunda penjepitan & pemotongan tali pusat tdk

meningkatkan trjdnya perdarahan postpartum.


Catatan 16:
Perawatan Tali Pusat

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Memberikan tali pusat mengering & hanya melakukan

perawatan rutin dgn air matang, merupakan cara yg


sama efektifnya dgn cara-cara lain.
 Memberika tali pusat mengering dgn sendirinya &

hanya membersihkan setiap hari dgn air matang tdk


mengakibatkan infeksi.
 Usapan alkohol & antiseptik dpt mempercepat

pelepasan tetapi antiseptik tdk bermakna bila dibanding


dgn membiarkan tali pusat mengering sendiri.
Catatan 17:
Pemberian ASI secara dini & eksklusif

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Memiliki banyak keuntungan penting memberikan

kolostrum & memulai pemberian ASI.


 Sampai 6 bulan melindungi bayi baru lahir dari

berbagai penyakit anak terutama alergi & pencernaan.


 Dapat mencegah hipotermi pd bayi baru lahir.

 Dapat mempertahankan pemberian ASI sampai 6

bulan.
 Membantu mencegah infeksi.
Catatan 18:
Memperkirakan Hb pd masa nifas

Secara ringkas penelitian menunjukan :


 Bahwa 10 % ibu nifas memiliki hb rendah( Hb, 11

gr%)
 Keletihan merupakan keluhan utama pd 6 minggu

pasca salin mungkin disebabkan Hb rendah.


Catatan 19 : Distosia Bahu

Kesulitan melahirkan bahu merupakan keadaan


gawat darurat obsetric yg sangat menegangkan
bidan. Walaupun jarang terjadi.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT 

Anda mungkin juga menyukai