Anda di halaman 1dari 19

HSE (HEALTH, SAFETY,

ENVIRONMENT)

1
METODE PELAKSANAAN RKL DAN

Adapun pengeloalan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan adalah seperti uraian dibawah ini :

Kemacetan lalu lintas, Kecelakaan lalu lintas, Sarana dan prasarana jalan, Dampak Kualitas udara dan peningkatan kebisingan,
Genangan / banjir, Penyeberangan liar, terminal bayangan di jalan tol, gangguan terhadap pagar pembatas, Penggunaan lahan
RPL

Rumija oleh masyarakat.

Keberadaan pedagang pinggir jalan tol, Peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat

Kesehatan karyawan, Kesehatan masyarakat sekitar.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - METODE PELAKSANAAN RKL DAN RPL 2
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
• Mengawasi dan mengevaluasi semua masalah yang berkaitan dengan penanganan dampak lingkungan kesehatan.

• Mengawasi pelaksanaan RK3L oleh Kontrkator, memberi masukan, saran, teguran dan peringatan bila perlu.

• Melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan tugas dan kewenangannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

• Membuat catatan-catatan dan rekaman atas pelaksanaan RK3L di Proyek.

• Menyiapkan Laporan Implementasi RKL dan RPL untuk disahkan oleh Project Engineer

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 3
Kemacetan Lalu Lintas :
Pada saat on peak jumlah kendaraan pengamatan di On/off Ramp. Secara rinci pengelolaan dampak
PELAKSANAAN PENGELOLAAN

kemacetan lalu lintas disajikan sebagai berikut:


LINGKUNGAN HIDUP

Dampak yang dikelola : Dampak kemacetan lalu lintas


Sumber dampak : Peningkatan volume lalu lintas
Tolok ukur dampak : Terjadi antrian kendaraan terutama di Gerbang Tol
Tujuan pengelolaan : Mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan
Pelayanan terhadap pengguna jalan tol.

Upaya pengelolaan :
 Bekerja dengan polisi lalu lintas (PJR)
 Melakukan pengaturan lalu lintas pada titik-titik kemacetan
 Melakukan koordinasi dgn Pemberi Kerja sebagai sentral komunikasi terpadu.
 Memberikan informasi pelayanan telepon pengaduan dan berkoordinasi dengan media elektronik.
 Pengadaan jalur Contra Flow.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 4
PELAKSANAAN PENGELOLAAN

Kecelakaan Lalu Lintas :


LINGKUNGAN HIDUP

Jumlah kecelakaan berkurang mengingat pengendara sudah mengerti dan tidak memacu kecepatan, Secara rinci
pengelolaan dampak kecelakaan lalu lintas disajikan sebagai berikut:

Dampak yang dikelola : Kecelakaan lalu lintas


Sumber dampak : Peningkatan volume lalu lintas
Tolok ukur dampak : Tingkat / jumlah kecelakaan dan fatalitas.
Tujuan pengelolaan : Mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas dan tingkat fatalitasnya

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 5
Upaya pengelolaan :
• Engineering (Rekayasa Teknik):
PELAKSANAAN PENGELOLAAN

• Pemasangan rambu peringatan “Hati-hati sering terjadi kecelakaan”


• Pelapisan jalan yang rusak (berlubang)
LINGKUNGAN HIDUP

• Pengecetan marka jalan dan lain-lain.


• Education (Pendidikan)
• Penyuluhan terhadap pengemudi dan pengusaha mobil angkutan.
• Kampanye lalu lintas kepada pemakai jalan melalui brosur, bulletin jalan tol.
• Pemasangan spanduk himbauan di sepanjang jalan tol
• Minum kopi gratis dan lain-lain.
• Law Enforcement (Penegakan Hukum):
• Operasi penertiban lalu lintas kendaraan naik/turun penumpang
• Operasi penertiban kendaraan truk bermuatan lebih (overload)
• Operasi penertiban kendaraan Derek liar.
• Operasi Gakum Lantas – penegakan hukum lalu lintas dan gangguan
• Kamtibmas dan lain-lain.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 6
Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan:

Dampak kualitas udara dan peningkatan kebisingan akibat meningkatnya emisi kendaraan dan kebisingan maka perlu dikelola, dan
PELAKSANAAN PENGELOLAAN

secara rinci disajikan berikut :


LINGKUNGAN HIDUP

Dampak yang dikelola : Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan.

Sumber dampak : Peningkatan volume lalu lintas (V) dan kapasitas kendaraan bermotor (C) emisi gas buang
kendaraan bermotor dan kebisingan.

Tolak ukur dampak : Parameter kualitas udara (CO, SO2, NOx, HC, dan Pb, serta debu) dan
kebisingan sesuai dengan baku mutu, sedangkan baku mutu kualitas udara
dan kebisingan untuk Tol mengacu kepada PP RI No. 41/1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara dan Keputusan MENLH No.
35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor serta Kep. MENLH No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran.

Tujuan pengelolaan : Mencegah meluasnya emisi kendaraan bermotor dan peningkatan kebisingan serta
menanggulangi dampak tersebut terhadap karyawan dan masyarakat yang bermukim di
sekitar jalan Tol.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 7
PELAKSANAAN PENGELOLAAN

Kesehatan Masyarakat :
LINGKUNGAN HIDUP

Untuk mengurangi polusi akibat emisi kendaraan bermotor terhadap petugas operasional, maka pihak manajemen melengapi gardu
tol yang ada pada Jalan Tol dengan AC, alat penghisap debu dan air curtain, secara rinci pengelolaan terhadap kesehatan karyawan
dan masyarakat dapat dirinci sebagai berikut:

Dampak yang dikelola : Gangguan terhadap kesehatan Karyawan (petugas operasional).

Sumber dampak : Emisi gas kendaraan bermotor dan kebisingan.

Tolok ukur dampak : Terganggunya kesehatan karyawan operasional.

Tujuan Pengelolaan : Menjaga kesehatan petugas operasional dengan meminimalkan dampak yang
terjadi.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 8
PELAKSANAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

Upaya pengelolaan :
• Melengkapi petugas operasional dengan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker.
• Memberikan makanan tambahan (extra fooding) bagi karyawan berupa susu setiap hari.
• Menyediakan klinik kesehatan serta memberikan fasilitas pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya dengan 3 (tiga)
anak.
• Melengkapi gardu tol yang ada di jalan tol dengan AC, alat penghisap debu dan air curtain.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE - PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 9
FASE STANDART MANAGEMENT
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( SMK3 )

Tujuan Dari K3 dalam suatu organisasi adalah :


• Bila memungkinkan dan bilamana perlu menghilangan suatu resiko kerja karyawan, harta benda maupun pihak yang terkait
dalam rangka pengembangan K3.
• Menerapkan, memelihara dan mewujudkan perbaikan yang berkesinam-bungan dalam sistem K3.
• Sebagai kontrol pelaksanaan K3 terhadap organisasi yang telah dite-tapkan.
• Mendemontrasikan kesesuaian antara sistem K3 yang dibangun dengan sistem lain dalam organisasi.
• Menjalani proses sertifikasi dan regristrasi dalam bidang sistem K3 oleh organisasi External.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 10


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( SMK3 )

JENIS ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )

 Pelindung Kepala
Helm dengan Standard Nasional / Internasional.
 Pelindung Kaki
Sepatu / Safety Shoes
FASE STANDART MANAGEMENT

 Pelindung Tangan
Sarung Tangan ( Kulit, Katun, Karet untuk isolasi)
 Pelindung Pernafasan
Masker Pelindung Pengelasan
Masker Gas dan Masker Debu
 Pelindung Pendengaran
Alat pelindung Pendengaran
 Pelindung Mata
Kacamata
 Tali Pengaman & Sabuk Keselamatan
Sabuk keselamatan (yang bekerja pada ketinggian > 2 m)

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 11


PELAKSANAAN K3

Agar semua unsur yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi, khususnya yang berada di lokasi
pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan merasa aman dalam melaksanakan
tugas.

Menjaga kesinambungan antara pekerja dengan pekerjaan yang dilakukan sehingga didapatkan
“Zero Accident”.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 12 12


ACUAN PERATURAN

UU No. 1/1970 Keselamatan Kerja


UU No. 23/1992 Kesehatan
UU No. 13/2000 Ketenaga Kerjaan

U.U No.18/1999
Jasa Konstruksi
KEPPRES 80/2003
PENYELENGGARAAN Pedoman Pelaksanaan
P.P No.29/2000
Penyelengg Jakon K.3. KONSTRUKSI Pengadaan Barang/Jasa
P.P No.30/2000 Pemerintah
Penyelgg Pembinaan Jakon

S.K.B. MEN. NAKER & MEN. PU


No. 174/MEN/1986 No. 104/KPTS/1986
K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
KEP.MEN.KIMPRASWIL
No.384/KPTS/M/2004
Pedoman Teknis K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi Bendungan
PERMEN PU No. 09/PRT/M/2008
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 13 13


MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI

Resiko K3
Perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya K3 dg akibat yang
ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi.

Resiko Tinggi
Pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya berisiko membahayakan keselamatan
umum, harta benda, jiwa dan lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 14 14


FAKTOR KEBERHASILAN PELAKSANAAN SMK3

• Komitmen Pimpinan
• Peran serta seluruh personil di dalam implementasi K3 di lapangan
• Rencana penanganan Risiko K3 yang kemungkinan harus ditangani
• Pengawasan penyelenggaraan K3 di lapangan
• Tindakan perbaikan sistem penyelenggaraan K3
• Peningkatan Kesinambungan penerapan SMK3

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 15 15


UNDANG – UNDANG N0.13 TH 2000
(TENTANG KETENAGA KERJAAN)

Pasal 86
 Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral Kesusilaan
c. Perlakuan Sesuai Harkat dan Martabat
Pasal 87
 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem K3 yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 16 16


PENGADAAN SARANA K3

Untuk menghindari kecelakaan, baik pada saat pelaksanaan


pekerjaan survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya
kontraktor menyediakan fasilitas sarana k3

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 17


SARANA ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )

• Contoh APD

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 18


CONTOH MATRIX HIRARC

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PROBOLINGGO BANYUWANGI – HSE – K3 19

Anda mungkin juga menyukai