INFEKSI
(PPI)
Mutiara DS
Landasan Hukum
• UU No. 36 / 2009 tentang kesehatan
• UU No. 44 / 2009 tentang RS
• UU No. 29 / tentang praktik kedokteran
• Permenkes No. 8 / 2015 tentang PPRA di RS
• Permenkes 382/2007 dicabut
• Permenkes No. 27 /
2017 tentang PPI di
Fasyankes
– Berlaku sejak 12 mei
2017
– 12 pasal
– Ruang lingkup
Permenkes:
• FKRTL (rumah sakit)
• FKTP: Puskesmas, Klinik
dan praktik mandiri
Sasaran Keselamatan Pasien Nasional
• Di Indonesia secara nasional untuk seluruh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, diberlakukan Sasaran Keselamatan
Pasien Nasional yang terdiri dari :
1. SKP.1 Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
2. SKP.2 Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
3. SKP.3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus
Diwaspadai
4. SKP.4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar,
Prosedur yang Benar, Pembedahan Pada Pasienyang Benar
5. SKP.5 Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan
Kesehatan
6. SKP.6 Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
Mengapa PPI mejadi Prioritas Dunia?
FOKUS AREA :
Organisasi (PPI 1;1.1)
IPCN dan IPCLN (PPI 2; 3)
Sumber Daya (PPI 4 )
Program ( PPI 5)
Program Surveilans dan risiko infeksi (PPI
6;6.1;6.2;7;7.1;7.2;7.2.1;7.3;7.3.1;7.4;7.4.1;7.5;7.6;7.7;7.7.1)
House
Perawat
Keeping
Sanitasi
PPI Laborat
orium
IPRS Farmasi
Gizi
HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi
VAP,IADP
ILO,ISK
Airborne
Droplet
Kontak
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN
Audit
IPCN
ICRA
Kewaspadaan Isolasi
• Dulu Universal
precaution
• Tujuan :
– Memutus mata rantai
infeksi (pasien,
petugas, lingkungan,
pengunjung)
Kewaspadaan Isolasi
Kewaspaadn Isolasi
Kewaspadaan standar
11 item
Kontak
Droplet
Kewaspadaan Isolasi
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Penggunaan APD
3. Pengendalian lingkungan RS Semua individu
4. Etika batuk
5. Penanganan limbah RS
6. Peralatan perawatan pasien
7. Penempatan pasien
Dokter, Perawat
8. Penanganan linen
9. Perlindungan & Kesehatan
karyawan
10. Praktek menyuntik yg aman
11. Praktek pencegahan infeksi unt Dokter
lumbal punksi
Kewaspadaan Isolasi berdasarkan Transmisi
Airborne / Droplet /
Kontak
Udara Percikan
Masker bedah,
N95, pengaturan
Sarung tangan, gaun pelindung mata,
respirasi udara
pelindung wajah
1. Hand Hygine
• Prosedur paling penting &
efektif dalam pencegahan
HAIs bila dilakukan dengan
benar
• Pilar dalam Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
• Komponen sentral dari
Patient Safety
• Termasuk dalam bagian
Kewaspadaan Standar
• Termasuk Indikator Mutu RS
Mengapa Perlu Hand Hygiene
• Setiap harinya lebih dari 4000 anak meninggal akibat
infeksi RS.
• Alasan mengapa hal buruk ini terjadi di negara
berkembang:
– Sanitasi yang buruk
– Kekurangan staf
– Hygiene yang buruk
– Kurangnya peralatan dasar
– Struktur yang tidak adekuat dan terlalu banyak
pasien
Flora di Tangan
Flora transien Flora residen
• MO yang berada pada • MO yang berada di bawah
permukaan kulit permukaan kulit
• Diperoleh melalui kontak • Tidak dapat dihilangkan
dengan pasien, petugas dengan tindakan cuci
maupun permukaan yang tangan
terkontaminasi (mis. Meja
periksa, tempat tidut, dll)
pada saat bertugas
• Terangkat sebagian dengan
mencuci tangan dengan
benar
• 5 langkah praktis menurunkan infeksi :
1. Memperbaiki Hand Hygine
2. Membuat standar nasional pemasangan &
perawatan alat invasif
3. Meningkatkan kebersihan RS
4. Memperbaiki design RS
5. Memperketat kontrol persepan antibiotika
Memperbaiki
Hand Hygine
Program
pendidikan & Fokus pada
Pelaksanaan
peningkatan merubah
terus-menerus
kualitas kebiasaan
multidisiplin
Hand Hygine
Handrub Hand wash
2. Alat Pelindung Diri (APD)
• Pakaian khusus atau peralatan yang dipakai
petugas untuk memproteksi diri dari bahan
fisikal, kemikal, biologis/bahan infeksius
• termasuk kewaspadaan standar
• penggunaan APD perlu pengawasan,
sesuaikan dengan indikasi
• segera lepaskan APD jika tindakan telah
selesai
• Tujuan penggunaan APD
– melindungi kulit tubuh & mukosa dari
paparan darah, cairan tubuh, ekskresi,
sekresi dan permukaan lingkungan yang
terkontaminasi
Semua permukaan datar harus dibersihkan setiap hari (min 2 x / hari atau
jika kotor segera dibersihkan)
Non infeksius
(Hitam)
Benda tajam
(kotak kuning,
Beracun (merah)
tahan benda tajam
tahan air)
Limbah RS
UPL
Limbah Cair pemantauan
kualitas limbah cair
Dari pembakaran
Limbah Gas (incenerator,
dapur)
6. Peralatan Perawatan Pasien
Klasifikasi Alat Medis
menurut dr. Earl Spaulding
Risiko Definisi Peralatan Cara
Tinggi Kontak dengan Instrumen bedah, DISTERILKAN
(Critical) jaringan steril, laparoskopi, Sterilisasi autoclav,
sistem peredaran kateter jaantung, sterilisasi
darah (vaskuler) scapel, implat temperatur rendah,
chemical sterilans,
dissposable
Sedang Kontak dengan Endoskopi, ETT, DTT, pasteurisasi,
(Semi Critical) membran mukosa termometer rectal steam, disinfektan
utuh, mudah kimiawi
terkontaminasi
mikroba
Rendah Kontak dengan Stetoskop, tensi, Tidak perlu steril
(Non Critical) kulit yang utuh, linen, apron, alat Pembersihan fisik,
tidak mengenai makan, lantai, desinfeksi tingkat
membran mukosa, dinding, tempat rendah (detergen &
lingkungan secara tidur air)
langsung
Alur Dekontaminasi Peralatan Pasien
7. Penempatan pasien
• Pasien infeksius di ruangan terpisah
• Diberi jarak 1 – 1,8 m
• Dapat ditempatkan kohorting kewaspadaan
sesuai cara transmisi penyebab infeksi
(airborne, kontak, droplet)
8. Penatalaksanaan Linen
• Linen
– Bahan / kain yang digunakan di RS atau fasyankes
• Kebutuhan linen = Jumlah TT x BOR x Parstok x 1
• Tujuan pengelolaan linen :
– Menyediakan linen bersih, hygienis, siap pakai
– Memutus mata rantai infeksi
– Meminimalisasi infeksi dengan meningkatkan
kewaspadaan standar
– Meningkatkan mutu pelayanan RS
Linen bersih
Linen Kotor
• Linen infeksius : terkena noda darah /
cairan tubuh pasien
• Linen non infeksius : linen kotor yang tidak
terkena noda darah / cairan tubuh pasien
Perlu diperhatikan
• Di ruangan : pisahkan linen • Bedakan pintu masuk linen
infeksius (masukkan kantong bersih & kotor
kuning) & linen non infeksius
• Petugas menggunakan
• Tidak meletakkan linen kotor di
APD : Topi, masker, apron,
lantai
sarung tangan, sepatu boot
• Tidak melakukan penghitungan
linen di area perawatan • Pencucian linen infeksius
• Tidak melakukan dekontaminasi dipisahkan (mesin
/ perendaman linen di ruangan tersendiri)
• Bedakan tempat linen bersih & • Semua petugas sebaiknya
kotor mendapat vaksinasi Hep B
• Bedakan trolley linen bersih & • Sistem penyimpanan FIFO,
kotor
sentralisasi/desentralisasi
Alur Sirkulasi Linen
Gunakan APD
user
Tercemar
Laundry
Tidak tercemar
Gunakan APD
9. HCWS
(Healthcare Workers Safety)
• PPI-RS dan upaya pencegahan HAIs bertujuan
untuk melindungi :
– pasien
– petugas kesehatan
– pengunjung/masyarakat sekitar
• Bagian dari kewaspadaan standar
Program Kesehatan Karyawan
1. Perencanaan dibuat oleh pimpinan RS
2. Program mengacu pada kebutuhan staf
3. Terkait program mutu & keselamatan RS
4. Kebijakan pencegahan penularan penyakit infeksi
terhadap petugas kesehatan : pemberian
imunisasi pada staf
5. Kebijakan tentang evaluasi, konseling & tindak
lanjut terhadap staf yang terpapar penyakit
infeksius berkoordinasi dengan tim PPI (PPP
HIV, PPP Hep B)
Pelaksanaan Program
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
2. Pemeriksaan kesehatan berkala minimal tiap tahun,
bila pelaksana pasien terinfeksi airborne tiap 6 bulan
atau tiap ada keluhan
3. Vaksinasi Hepatitis B bagi karyawan dengan risiko
tinggi (evaluasi status imun setelah 2-4 mgg pasca
vaksinasi)
4. Penyediaan sarana kewaspadaan isolasi
5. Penyediaan fasilitas konseling bagi karyawan yang
terpapar penyakit menular seperti Hepatitis B, HIV, dll
Risiko Pajanan terhadap Benda Tajam
• Buang bekas jarum langsung, tanpa
manipulasi ke wadah khusus
• Jangan berikan jarum kepada orang lain untuk
dibuang
• Gunakan wadah untuk memindahkan benda
tajam
• Buang wadah benda tajam jika sudah ¾ penuh
• Buang sampah medis sesuai tempatnya
• Jaga lantai tetap kering, tidak licin
Pencegahan Risiko Infeksi Akiibat Needle
Stick Injury
• Melaksanakan safe injection practice :
– Buang spuit & jarum ke wadah khusus
– Jangan letakkan jarum sembarangan
– Jangan melakukan recapping jarum
– Manfaatkan needleless set
ALUR TUSUKAN JARUM
Buat Laporan
Sesuai Tabel
10. Praktek Menyuntik yang Aman
• Tidak menggunakan
ulang jarum steril
untuk peralatan suntik
IV beberapa pasien
• Tidak menggunakan
jarum pakai ulang
untuk obat / cairan
multidose
11. Praktek Pencegahan Infeksi untuk Lumbal Punksi
• Alat steril
• APD :
– Sarung tangan steril
– Masker bedah (mencegah droplet orofaring yg
dapat menyebabkan meningitis bakterial)
– Topi
Terima Kasih