Anda di halaman 1dari 58

PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


( STANDAR PPI 2)
Costy Pandjaitan, CVRN.,SKM.,MARS.,PhD., CPLM.,CPRM.,CIPP.

DISAMPAIKAN PADA ACARA SEMINAR


PERSIAPAN RUMAH SAKIT DALAM AKREDITASI 1128/2020
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA
TANGGAL 30-31 MEI 2022
FOKUS STANDAR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ( PPI)

a Penyelenggaraan PPI di RS (Std PPI 1)


Program PPI di RS (Std PPI 2) b F
O Pengkajian Risiko (Std PPI 3)
c
Peralatan medis dan atau Bahan Medis K
Habis Pakai (BMHP(Std PPI 4) d
U e Kebersihan Lingkungan (Std PPI 5)
Manajemen Linen (Std PPI 6) f S
g Limbah Infeksius (Std PPI 7)
Pelayanan makanan (Std PPI 8) h S
Risiko infeksi pada konstruksi dan renovasi
T i (Std PPI 9)
A
Penularan Infeksi (Std PPI 10) j N k Kebersihan Tangan (Std PPI 11)
D
Peningkatan mutu dan program A Edukasi, Pendidikan dan
edukasi (Std PPI 12) l R m
Pelatihan (Std PPI 13)

P
P
I
Program PPI di RS (Std PPI 2)
1) Standar PPI 2 2) Maksud dan Tujuan PPI 2
Rumah sakit menyusun dan menerapkan Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat
program PPI yang terpadu dan dicegah bila fasilitas pelayanan Kesehatan secara
menyeluruh untuk mencegah penularan konsisten melaksanakan program PPI.
infeksi terkait pelayanan kesehatan
berdasarkan pengkajian risiko secara
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
proaktif setiap tahun.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk
melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung
yang menerima pelayanan Kesehatan serta
masyarakat dalam lingkungannya dengan cara
Program PPI RS Cinta Kasih
memutus siklus penularan penyakit infeksi melalui
kewaspadaan Isolasi

Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis


Lapis I kewaspadaan standar dan
Lapis II kewaspadaan berdasarkan transmisi
1. (Lapis I) Kesebelas kewaspadaan standar tersebut yang harus di
terapkan kepada semua pasien terinfeksi maupun non infeksi di
rumah sakit , meliputi
(1) Kebersihan tangan
(2) Alat Pelindung diri
(3) Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
(4) Pengendalian lingkungan
(5) Pengelolaan limbah
(6) Penatalaksanaan linen
(7) Perlindungan kesehatan petugas
(8) Penempatan pasien
(9) Kebersihan pernafasan/etika batuk dan bersin
(10)Praktik menyuntik yang aman
(11) Praktik lumbal pungsi yang aman
2. (Lapis II) Kewaspadaan berdasarkan Transmisi

Kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai tambahan dari


Kewaspadaan Standar yang dilaksanakan sebelum pasien
didiagnosis dan setelah terdiagnosis jenis infeksinya atau diduga
infeksi

Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai berikut:


(1) Melalui kontak
(2)Melalui droplet
(3)Melalui udara (Airborne Precautions)
3) Elemen Penilaian PPI 2
a) Rumah sakit Regulasi Dokumen Observasi Wawancara Simulasi Score

menetapkan kebijakan Kebijakan Buku Pelaksanaan Komite PPI Staf Ruangan 0-5-10
Program PPI yang terdiri Pedoman Kebijakan. Program dan IPCN/IPP Perawat, dokter,
Pedoman SPO tentang Staf Ruangan penunjang,
dari kewaspadaan SPO tentang SPOtentang kewaspadaan nakes lainnya
standar dan Kewaspadaan Kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi standar dan standar dan transmisi
transmisi transmisi
sesuai maksud dan
tujuan diatas.

Pencegahan Infeksi pada Pemakaian alat Kateter urine, kateter vena sentral,
kateter vena perifer, Ventilasi mekanik dan Tindakan operasi

Regulasi Dokumen Observasi Wawancara Simulasi Score


a) Rumah sakit melakukan
evaluasi pelaksanaan - -Hasil p- - - - - 0-5-10

program PP elaksanaan
program
Rencana
Tindak
lanjut
EVOLUSI KEWASPADAAN ISOLASI
( CDC, 2007) Universal Precaution
1985
Guidelines Isolation ,Strict Isolation, Respiratory,
Contac Wound and skin, Discharge, Blood 1983
Epidemik HIV pada nakes terpapar jarum
RS mengalami endemic dan epidemic mikroorganisme risisten suntik, waspada pada darah dan cairan
1980
Revisi Maual isolasi 1975 tubuh , pakai gaun, masker, pelindung
mata, sarung tangan
Isolation Technique, Strict Isolation, Respiratory, Protective, 1970
Enteric, Wound and skin, Discharge, Blood

(akhir)1960 Pasien TB dirawat di RS Umum ditempatkan di ruang isolasi single room

(Pertengahan) 1960 RS TB ditutup, Pasien TB memilih RS Umum dan Rawat Jalan

1950 RS Infeksi ditutup , kecuali RS TB

Sistem kubikal, pasien dibangsal bbrp TT, gaun, mencuci tangan antiseptik
1910
setelah kontak pasien, disinfeksi benda2 kontaminasi ps

1877 RS Infeksi dan non Infeksi dipisah, infeksi nosocomial terus terjadi , teknik aseptic minimal

Costy Pandjaitan
Kewaspadaan Standar ditambah tiga unsur yaitu Kewaspadaan standar
▪ Kebersihan pernapasan/etika batuk + Cuci Tangan, APD, Pemrosesn alkes, ,Linen,
EVOLUSI KEWASPADAAN ISOLASI ▪ Penyuntikan yang aman Lingkungan,Limbah, penempatan pasien,
▪ Praktik Lumbal Punksi 2007 Perlindungan Kesehatan karyawan
( CDC, 2007) Cuci tangan menjadi kebersihan tangan Kewaspadaan Standar ditujukan kepada semua pasien
tanpa memandang apakah Infeksi atau bukan Infeksi
1996 sedangkan Kewaspadaan berdasakan transmisi
ditujukan kepada pasien Infeksi atau diduga infeksi
A new Isolation Guidelines
Lapis I Kewaspadaan Standar gabungan dari Universal Precaution dan Body Kewaspadaan standar
Substance Isolation Cuci Tangan, APD, Pemrosesn alkes, ,Linen,
1990 Lingkungan,Limbah, penempatan pasien,
Lapis II Kewaspadaan berdasarkan Transmisi (Contact, Droplet, Airborne)
Perlindungan Kesehatan karyawan

Universal Precaution
Darah sumber HIV
1988 Cairan tubuh; c. semen, c.vagina, c. synovial,c. amniotic,.c.cerebrospinal, bukan
sekresi; feces, muntah,sputum, secret hidung,telinga, ekskresi urinr dan keringat,
Body Substance Isolation setelah melepas sarung tangan cuci tangan
Waspada terhadap darah dan cairan tubuh, sekresi
dan ekskresi termasuk permukaan kulit yang
1987
lembab, setelah melepas tak perlu cuci tangan

Universal Precaution
Epidemik HIV pada nakes terpapar jarum suntik, waspada pada darah dan cairan tubuh,
1985 pakai gaun, masker, pelindung mata, sarung tangan
Costy Pandjaitan
KEWASPADAAN ISOLASI
Kewaspadaan Isolasi Terdiri dari dua lapis:
 Kebersihan tangan
LAPIS I : Kewaspadaan Standar  Penggunaan alat pelindung diri

Ditujukan kepada semua pasien tanpa melihat  Pemrosesan alat kesehatan


apakah infeksi atau bukan infeksi  Penanganan linen

LAPIS II : Kewaspadaan  Pengendalian lingkunaan


berdasarkan transmisi  Penanganan limbah
Ditujukan kepada semua pasien diduga infeksi  Perllindungan kes. karyawan
atau sudah konfirmasi infeksi melalui
 Penempatan Pasien
kontak,droplet,airborne
 Etika batuk/bersin
 Kontak  Penyuntikan yang aman
 Droplet  Praktik lumbal punksi
 Airborne
Diterapkan kepada semua pasien
Diterapkan kepada pasien infeksi
tanpa memandang infeksi atau tidak
atau diduga infeksi
infeksi
Kewaspadaan
berdasarkan transmisi
diterapkan pada
pasien yang sudah
+ terinfeksi atau diduga
infeksi
Kewaspadaan standar
(lapis pertama harus
diterapkan
YANG MELAKSANAKAN KEWASPADAAN STANDAR

Semua individu
terlibat di RS dan Fasyankes

HH Penempatan pasien
APD Pemrosesan alat kesehatan
Limbah
Praktik lumbal punksi
+ Penanganan linen +
Lingkungan Perlindungan Karyawan
Etika batuk Penyuntikan yang aman

Dokter
Semua individu
Perawat dan Dokter
Perawat dan Dokter
Kebersihan tangan

▪ Tangan media
transmisi
Mikroorganisme
▪ Kebersihan
tangan pilar
dalam PPI

Indikasi 5 moment

Jika ada pasien Kebersihan tangan di kamar bedah

20-30 “ 40-60 “
▪ Ada Fasilitas
▪ Ada audit kepatuhan
▪ Laporan hasil audit
▪ Kepatuhan > 85 % (INM)
KEBERSIHAN TANGAN
Menggosok tangan dengan
cairan berbasis alcohol jika
tangan tidak tampak kotor

Proses membersihkan tangan dari


kotoran /mikroorganisme yang Mencuci tangan
atau dengan
melekat pada tangan sabun/antiseptic di air
mengalir jika tangan tampak
kotor

Tangan bersih dan aman 20 -30 detik Kebersihan tangan dengan menggunakan
digunakan sarung tangan tidak direkomendasikan

“Tangan bagaikan pistol , dan kuman pelurunya , jika


tidak melakukan kebersihan tangan maka kuman/virus
ditembakan ke pasien maka jadilah “pembunuh darah
Mencegah HAIs
dingin”
40-60 detik
FASILITAS KEBERSIHAN TANGAN

✓ Watafel dengan air bersih mengalir, dengan keran otomatis


atau menggunakan siku
✓ Sabun cair atau antiseptik dalam dispenser pengontrol
otomatis, tidak isi ulang
✓ Pengering tangan bahan kertas /kain bersih sekali pakai
✓ Kontainer/tempat sampah kertas /kain pengering bekas pakai

•Pastikan perhiasan cincin (termasuk cincin kawin), gelang, arloji, tidak dipakai (seharusnya tidak
ada pakai asesoris saat bertugas, apapun posisinya di RS)

Plain Soap Antimicrobial soap Alcohol-based handrub

Good Better Best


Tidak direkomendasikan melakukan Kebersihan Tangan pada sarung tangan

Tahun 2004 di RSJ Harapan Kita, dilakukan Cuci Tangan dengan pakai sarung tangan, setelah
dilakukan swab kultur pada sarung tangan dan ternyata masih ada beberapa mikroorganisme
STRATEGI MENINGKATKAN PPI
KAPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN Perubahan Perilaku
Individu
INM : > 85 %

PERUBAHAN
SISTEM
PELATIHAN REMINDER EVALUASI BUDAYA

Staf medic Poster


Kebijakan Staf keperatan Benner
Pedoman Staf Penunjang
Audivisual Monev
Paien & kel
Panduan Mahasiswa Perlombaan Audit
SOP Duta HH
Pengunjung
Pet.Kebersihan
feedback
Sarana T. Parkir
Alat Pelindung Diri
INM : 100 %

Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Penggunaan APD yang
merupakan bagian dari tidak tepat
kewaspadaan standar

Dapat menimbulkan kontaminasi


Melindungi tubuh dari paparan
darah, cairan tubuh dan mengakibatkan Infeksi dan
akan meningkatkan
biaya
Untuk memutus mata
Era Pandemi; banyak nakes tidak rantai Infeksi
menggunakan APD yang baik dan Perlu adanya kontroling
benar, sehingga walaupun sudah Penggunaan APD yang baik
menggunakan APD tetap saja Mencegah terjadinya dan benar di Fasyankes
terkena Covid 19 HAIs
Alat Pelindung Diri
Pemakaian APD ditentukan adanya
paparan (darah, cairan tubuh, sekresi dan Sendiri atau kombinasi
ekskresi) dan dinamika Transmisi (Kontak,
droplet dan airborne) ▪ Ada Fasilitas APD
▪ Ada audit kepatuhan
Pemakaian APD yang tidak tepat dapat Pemakaian APD
menyebabkan infeksi silang,pemborosan ▪ Laporan hasil audit
kepatuhan
▪ Kepatuhan 100 % (INM)
INDIKASI PEMAKAIAN APD
Sesuai paparan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi
Dinamika transmisi
PEMILIHAN PENGGUNAAN APD

Sendiri atau kombinasi

Aplikasi pemakaian APD ditentukan adanya


paparan (darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekskresi) dan dinamika Transmisi (Kontak,
droplet dan airborne)
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN (DEKONTAMINASI)

➢ Pemrosesan peralatan perawatan Pasien


(Dekontaminasi) merupakan hal penting untuk memutus
mata rantai Infeksi, sehingga mencegah terjadinya Infeksi
HAIs
➢ Peralatan perawatan Pasien harus Segera diproses
setelah dipakai, sehingga aman untuk dipakai
selanjutnya
➢ Pemrosesan Peralatan perawatan Pasien sesuai dengan
klasifikasi peralatan menurut Spaulding
➢ Peralatan perawatan pasien Covid 19 tersendiri, setelah
dipakai segera diproses dekontaminasi
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN (DEKONTAMINASI)
Penanganan Linen RS

Ganti linen setiap hari, Tidak menempatkan Gunakan trolley linen saat
Pastikan linen dipakai linen dilantai mengangkut linen
minimal setiap dua hari
kondisi bersih

Lipat linen sedemikian


Seterika linen sesuai dengan rupa sesuai standar Linen disimpan dalam
Mencucui linen pakai bahan linen lemari tertutup
airpanas dan detergen
Linen infeksius adalah linen yang ternoda darah dan cairan tubuh, kecuali dari
ruang Isolasi Seluruh linen yang berasal dari ruang isolasi dianggap linen infeksius
Pengendalian Lingkungan RS

Standar mutu tidak ada lagi jam berkunjung,sehingga tidak ada lagi gelar2 tikar,
tidur2an dilantai atau di atas tempat tidur pasien , Era Pandemi Covid 19
PENANGANAN LIMBAH

Terkontaminas
i darah, cairan
tubuh, sekresi
dan ekskresi
Tidak
terkontaminas
i darah, cairan
tubuh, sekresi
dan ekskresi

• Pisahkan limbah sesuai


jenis limbah
• Segera buang sesuai SPO
• Setelah ¾ penuh sealed
• Limbah tanggung jawab
setiap individu
PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN

✓ Pastikan kondisi sehat saat bekerja


✓ Pemantauan Kesehatan secara berkala
✓ Vaccinasi Hepatitis B
✓ Waktu bekerja 40 jam/minggu atau 7-8 jam/hari
✓ Nakes setelah bekerja boleh pulang di masa pandemic
Covid 19
✓ Berpakaian rapi dan bersih, tidak menggunakan asesoris
di tangan
✓ Makanan bergizi , tidak merokok
✓ Tidak berbagi barang pribadi kepada orang lain
PENYUNTIKAN YANG AMAN

Jarum suntik sekali Ambil obat Teknik Segera obat suntik Buang jarum suntik
pakai aseptik diberikan ke tempat safety box

1 Setiap suntikan dapat Suntikan IM pakai


menyebabkan Suntikan IV pakai
2 sarung tangan 4 sarung tangan
▪ HIV
▪ HBV
▪ HCV Sebelum dan sesudah 5 Tdk ada perbedaan
3 menyuntik lakukan suntikan pasien covid
Kebersihan tangan dan non covid
PENYUNTIKAN YANG AMAN

TUJUH LANGKAH MENUJU SUNTIKAN AMAN

1. Tempat kerja bersih


2. Kebersihan Tangan
3. Jarum suntik aman dan steril

7 4. Wadah steril untuk obat dan pelarut


5. Pembersihan dan antisepsis kulit
6. Pengambilan benda tajam sebagaimana
mesetinya
7. Pembuangan Limbah sesuai standar
ETIKA BATUK/BERSIN Masker

Masa Pandemik Covid 19, Semua orang pakai masker ( Pro-Kes)


11. PRAKTIK LUMBAL PUNKSI
Setiap klinisi melakukan lumbal punksi, harus
menggunakan masker bedah,sarung tangan
steril
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airborne/Udara

Tek. seimbang Tek. seimbang >5µm Tek. neg < 5µm

MRSA, VRE SARS COV2,HiNi, TBC, Cacar air


MDRO,C 19 H5N1, C 19

Bicara,batuk Bicara,batuk
bersin Aerosol
Bersin, AGP
Sarung tangan Jarak Masker Bedah Jarak
Gaun Respirator Jarak
1m Pelindung Wajah, 1 ,8 m
Partikulat/N95 2m
LAPIS II : Kewaspadaan berdasarkan transmisi kontak

1. Tempatkan pasien single room, jika tidak


memungkinkan kohorting, Jarak minimal 1 m.
2. Pasien senantiasa berada di ruangan
3. Kebersihan Tangan sesuai 5 moment
4. Hindari menyentuh mulut, hidung ,mata
5. APD: gaun dan sarung Tangan
6. Peralatan: Lakukan proses dekontaminasi sesuai SPO
7. Lingkungan, pembersihan lingkungan secara rutin dan
bila perlu, jangan mnyentuh permukaan lingkungan
bila tidak perlu, jika terpaksa menyentuh lakukan
segera kebersihan tangan,
8. Tekanan udara seimbang
9. Tidak perlu melakukan fogging dan UV light
LAPIS II : Kewaspadaan berdasarkan Transmisi droplet

1. Tempatkan Pasien single room, jika tidak


memungkinkan kohorting, Jarak minimal 1m
2. Kebersihan tangan sesuai 5 moment
3. Hindari menyentuh mulut, hidung ,mata
4. APD: Medical mask, goggles dan atau faceshield
5. Peralatan: Lakukan proses dekontaminasi
pembersihan-disinfeksi-sterilisasi
6. Lingkungan, pembersihan lingkungan secara rutin
dan bila perlu, jangan meyentuh permukaan
lingkungan bila tidak perlu, jika terpaksa
menyentuh lakukan Segera kebersihan Tangan
7. Tekanan udara seimbang
8. Batasi pergerakan pasien
LAPIS II : Kewaspadaan berdasarkan transmisi

Pemakain sepatu boot,


cover all dan apron
tidak diperlukan untuk
perawatan rutin pasien
Covid 19

Tekanan udara negatif


PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER
URINE, KATETER VENA SENTRAL,KATETER VENA PERIFER,
TINDAKAN INTUBASI/VENTILASI MEKANIK

PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER URINE,

BUNDLES CAUTI/ISK Insersi Maintanance


✓ Kaji kebutuhan ✓ Kebersihan tangan
✓ Pemasangan oleh petugas yang terlatih ✓ Perawatan kateter
✓ Kebersihan tangan ✓ Pemeliharaan kateter
✓ Tehnik steril ✓ Segera lepas jika tidak dibutuhkan lagi
PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER
URINE, KATETER VENA SENTRAL,KATETER VENA PERIFER,
TINDAKAN INTUBASI/VENTILASI MEKANIK

PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER VENA SENTRAL,

Menerapkan Bundles Inersi Menerapkan Bundles Maintanen

▪ Pemilihan lokasi optimal ▪ Riview setiap hari


▪ Kebersihan tangan ▪ Kebersihan tangan
▪ Preparasi kulit : Alkohol-based chg ▪ Disinfeksi hub
▪ Maximum APD ▪ Pergantian dressing
▪ Pergantian set Administrasi
PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER
URINE, KATETER VENA SENTRAL,KATETER VENA PERIFER,
TINDAKAN INTUBASI/VENTILASI MEKANIK

PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER VENA PERIFER,

Menerapkan Bundle insersi Menerapkan Bundle insersi


• Kaji kebutuhan ▪ Kebersihan tangan
• Kebersihan tangan ▪ Perawatan area insersi
▪ Kaji kebutuhan setiap hari, jika tidak perlu segera
• Teknik steril
dilepas
• Petugas trampil ▪ Penggantian administrasi set
• Disinfeksi area insersi ▪ Edukasi
PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER
URINE, KATETER VENA SENTRAL,KATETER VENA PERIFER,
TINDAKAN INTUBASI/VENTILASI MEKANIK

PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER VAP,

Menerapkan Bundles Inersi Menerapkan Bundles Maintanance


▪ Kebersihan tangan ▪ Kebersihan Tangan
▪ Teknik steril
▪ Posisi pasien 300-450
▪ Pemakaian APD
▪ Sedasi ▪ Kebersihan mulut (setiap 4 jam dan k/p)
▪ Manajemen oropharingeal dan endotrkheal
▪ “Sedation Vacation”
PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMAKAIAN ALAT KATETER
URINE, KATETER VENA SENTRAL,KATETER VENA PERIFER,
TINDAKAN INTUBASI/VENTILASI MEKANIK

PENCEGAHAN INFEKSI PADA TINDAKAN OPERASI,

PRE OPERASI PERI-OPERASI PASKA OPERASI


▪ Rawat luka teknik steril dengan
▪ Hindari pencukuran rambut ▪ Surgical hand antiseptic cairan NaCl
▪ Antibiotika profilaksis ▪ Sterile instrument ▪ Luka ditutup 24-48 jam, kecuali
▪ Gula darah ▪ Antiseptic skin preparation ada rembesan atau infeksi
▪ Temperatur tubuh ▪ Strict PersonilI ▪ Berikan nutrisi sesuai kebutuhan
▪ Mandi sore dan pagi hari ▪ Environment ▪ Gula darah
▪ Tidak ada perpanjangan
antibiotik
WAKTU PEMBUATAN PROGRAM

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


merupakan program jangka pendek yang
dibuat setahun sekali pada akhir tahun
PERSONIL YANG MEMBUAT PROGRAM

KOMITE PPI

Terdiri dari berbagai disiplin ilmu


Berminat
yang terkait dengan PPI
EVALUASI PROGRAM KERJA
Tindak lanjut dari program kerja tahunan yang sudah dibuat
sebaiknya dilakukan evaluasi secara bulanan, atau triwulan,
agar dilakukan perbaikan secara terus menerus.

Untuk menilai apakah program kerja yang direncanaqkan


telah sesuai dengan apa yang dilaksanakan

Rencana kerja yang telah dibuat dapat dilakukan perubahan


jika memang harus, yang disesuaikan dengan situasi serta
kondisi saat ini agar tujuan (goals) tercapai secara optimal
EVALUASI PROGRAM KERJA

Evaluasi terhadap
pelaksanaan program
kerja adalah agar Tahap perencanaan
kesalahan serta Tahap pelaksanaan
kekurangan yang pernah Tahap pasca pelaksanaan
dilakukan tidak terulang
kembali
HAL-HAL YANG PENTING DIPERHATIKAN
DALAM MEMBUAT PROGRAM KERJA

1. SWOT ANALYSIS
2. Waktu Kegiatan akan dilaksanakan
3. Siapa yang melaksanakannya dan apa tugasnya
sesuai Dengan kompetensi dan uraian tugasnya
4. Program kerja harus lebih baik dari realisasi
sebelumnya
SWOT ANALYSING

STRENGTH (kekuatan ) WEAKNESS (kelemahan)


sejauh mana organisasi memiliki Setiap organisasi mempunyai
kemampuan , keunggulan SDM kelemahan , bagaimana
dan SDA mengatasinya

OPPORTUNITY (peluang) THREATS (ancaman)


Organisasi menganalisis Organisasi menganalisis serta mampu
peluang-peluang untuk mengantisipasi ancaman internal
mencapai target dan sasaran maupun eksternal yang mungkin
(goals) terjadi bagi organisasi
TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan legiatan
6. Sasaran
7. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
PETUNJUK PENULISAN
1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat dari
umum ke khusus atau dari khusus ke umum yang masih terkait
dengan program.

2. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun, sebaiknya dilengkapi dengan
data-data sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat
lebih kuat.
PETUNJUK PENULISAN

3. Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan disini adalah merupakan tujuan program.
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan
tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.

4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya program
tersebut, karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan
dan sejalan.
PETUNJUK PENULISAN
5. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
Metode tersebut bisa dengan melakukan rapat, melakukan
audit, monitoring, dan lain-lain.

6. Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang memenuhi
syarat SMART untuk mencapai tujuan-tujuan program Sasaran
program menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu.
S specific

1. Buat tujuan yang Spesifik


M measurable 2. Miliki kriteria untuk
mengukur progress
A achievable (dapat dicapai), 3. Tetapkan tujuan yang
realistis dan dapat dicapai
4. Buat tujuan yang relevan
R relevant, 5. Tetapkan tenggang waktu

T time-based (tenggat waktu).

1.Who – Siapa yang terlibat


2.What – Target apa yang ingin anda capai?
Menetapkan tujuan 3.Where – Dimana target akan dicapai?
4. When – Kapan target ini akan dicapai
5.Why – mengapa anda menetapkan tujuan ini?
PETUNJUK PENULISAN
7.Jadwal pelaksanaan kegiatan
Lama waktu tergantung rencana program tersebut dilaksanakan.
Untuk program tahunan maka jadwal yang dibuat adalah jadwal
untuk 1 tahun, sedangkan untuk program 5 tahun maka jadwal yang
harus dibuat adalah jadwal 5 tahun. Jadwal dapat dibuat time tabel
sebagai berikut :
PETUNJUK PENULISAN
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya

Evaluasi jadwal Dari evaluasi diketahui Pelaporannya adalah


kegiatan, setiap ada pergeseran jadwal bagaimana membuat
bulan, semester, atau penyimpangan laporan evaluasi
triwulan ,tahunan jadwal maka dapat pelaksanaan kegiatan
dalam kurun segera diperbaiki tersebut, dan kapan
waktu tertentu, sehingga tidak laporan tersebut harus
dan siapa yang mengganggu program dibuat.
melakukannya secara keseluruhan
PETUNJUK PENULISAN
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan

Pencatatan Pelaporan Evaluasi


adalah adalah bagaimana kegiatan adalah evaluasi
catatan membuat laporan program pelaksanaan program
kegiatan dan kurun waktu berapa secara menyeluruh
lama laporan harus
diserahkan kepada siapa
saja laporan tersebut harus
ditujukan
KESIMPULAN
• Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi harus
dibuat dalam pelaksanaannPPI
• Program PPI meliputi Kewaspadaan Isolasi dan
Pencegahan Infeksi pada Pemakaian alat dengan
metode penerapan bundle

Anda mungkin juga menyukai