Viral Hepatitis
Viral Hepatitis
Nama : Rachmadina
NIM : 2310246498
02 Hepatitis B
03 Hepatitis C
04 Hepatitis A
05 Hepatitis D
06 Hepatitis E
07 Unknown Origin
Illustration by Smart-Servier Medical Art
➜
01
Introduction
○ Penyebab :
1. virus hepatitis A (HAV), agen etiologi virus hepatitis tipe A (hepatitis menular);
2. virus hepatitis B (HBV), yang berhubungan dengan virus hepatitis B (hepatitis serum);
3. virus hepatitis C (HCV), agen hepatitis C (penyebab umum hepatitis pasca transfusi);
4. hepatitis D (HDV), virus cacat yang bergantung pada koinfeksi dengan HBV; atau
5. virus hepatitis E (HEV), agen hepatitis yang ditularkan secara enterik.
○ Virus hepatitis menyebabkan peradangan akut pada hati → klinis yang ditandai dengan
demam, gejala gastrointestinal seperti mual dan muntah, serta penyakit kuning.
○ Virus hepatitis menyebabkan lesi histopatologis serupa di hati selama penyakit akut
02
Hepatitis B
Source: Bauman, R.
W. (2015).
Microbiology With
Disease by Body
System (4th ed.).
Pearson.
1 Akut
• Toleransi neonatal terhadap HBV → persistensi virus setelah penularan dari ibu ke bayi.
• Toleransi neonatal terhadap HBV → disebabkan protein precore HBV (HBeAg) → melewati plasenta dan menginduksi toleransi
neonatal pada tikus transgenik HBV.
• Pada orang dewasa belum dipahami dengan baik → bersifat multifaktorial dan dipengaruhi oleh ukuran inokulum virus
• Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap persistensi HBV pada infeksi HBV dewasa termasuk mutasi yang menyebabkan
inaktivasi epitop sel B dan sel T dan penghambatan spesifik respon imun adaptif oleh protein virus.
• Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) mungkin juga menekan eliminasi imun sel yang terinfeksi dengan berfungsi sebagai
tolerogen dosis tinggi karena titer HBsAg serum yang sangat tinggi dalam kisaran mg per ml sering terlihat pada pasien yang
terinfeksi kronis
• Selain itu, protein HBV X, suatu transaktivator transkripsional yang diperlukan untuk memulai infeksi dapat menghambat
aktivitas proteasome seluler ketika diekspresikan secara berlebihan dan dengan demikian mungkin mengganggu pemrosesan
dan presentasi antigen.
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
laboratorium
• Pemeriksaan Darah :
1. HBV DNA : pengukuran jumlah virus dalam darah → memantau aktifitas virus
2. Enzim hati : ALT dan AST
3. Fungsi hati : albumin, bilirubin
• FibroScan : melihat tingkat fibrosis
• USG Hepar : mengevaluasi struktur hati, mendeteksi perubahan patologis, dan
memantau perkembangan penyakit
• Evaluasi Klinis : pemantauan gejala pasien, fungsi hati, dan perkembangan penyakit
selama pengobatan
• Pengukuran resistensi Virus : pada beberapa kasus jika terapi tidak menunjukkan
keberhasilan, dapat dilakukan uji genetic untuk menentukan kepekaan antivirus hepatitis
B
02
Hepatitis C
• Pemeriksaan Darah :
1. HCV RNA : pengukuran jumlah virus dalam darah → jika pengobatan tujuan nya utk
eradikasi, pengobatan dapat diselesaikan jika tidak terdeteksi lagi HCV RNA.
2. Enzim hati : ALT dan AST
3. Fungsi hati : albumin, bilirubin
• FibroScan : melihat tingkat fibrosis
Hepatitis A
dan
Hepatitis D
Erla Nurani
01 Klasifikasi
02 Struktur
03 Cara Penularan
04 Patogenesis
05 Faktor virulensi
06 Gejala klinis
07 Diagnosis
HEPATITIS A
01
DEFINISI
• Anak balita
Pemberian vaksin hepatitis A pertama dilakukan saat anak memasuki usia
1 tahun, kemudian dosis kedua diberikan 6–12 bulan setelahnya.
02
Hepatitis D adalah virus Hepatitis delta (VHD) yang
ditemukan pertama kali pada tahun 1977, berukuran
35-37 nm dan mempunyai antigen internal yang khas
yaitu antigen delta. Virus ini merupakan virus RNA
dengan defek, artinya virus ini tidak mampu
bereplikasi secara sempurna tanpa batuan virus lain,
yaitu virus Hepatitis B. dikarenakan VHD tidak
mampu mensintesis protein selubungnya sendiri dan
bergantung ada protein yang disintesis VHB,
termasuk HBsAg. infeksi VHD Epidemiologi
Penyakit Hepatitis hanya bisa terjadi pada penderita
yang juga terinfeksi VHB pada saat bersamaan atau
sudah terinfeksi kronik oleh VHB. Genom VHD
terdiri dari 1.700 pasangan basa yang merupakan
jumlah pasangan basa terkecil untuk virus pada
hewan.
Struktur HDV terdiri dari bagian terluar
sebagai envelope lipoprotein, antigen Delta (HDAg), dan
RNA single-stranded milik HDV.
Bagian envelope lipoprotein menyelimuti bagian terluar
virus dan dibentuk oleh antigen permukaan virus Hepatitis
B/HBV (HBsAg). Struktur RNA milik HDV diliputi oleh
antigen Delta (HDAg) yang terdiri dari 2 isoform/tipe
menurut struktur dan fungsinya, yaitu small (S-HDAg)
dan large HDAg (L-HDAg).
Replikasi HDV terjadi di hepatosit dan membutuhkan
RNA-polimerase milik host (hepatosit manusia) untuk
replikasi. Saat menginfeksi hepatosit, RNA milik HDV
masuk nukleus hepatosit milik host dan bertemu dengan
RNA polimerase milik host.
Enzim RNA polimerase membantu transkripsi RNA HDV
dan membentuk S-HDAg, kemudian S-HDAg mengaktivasi
proses replikasi RNA HDV. Proses replikasi kemudian
berlanjut dan mengganti stop codon (UAG) menjadi
triptofan dan membentuk L-HDAg yang menghentikan
proses replikasi dan “mengemas” partikel virion HDV ke
dalam envelope HBsAg.
PENYEBAB
Virus hepatitis D menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain dari orang yang
terinfeksi. Kontak dapat terjadi melalui
berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi, melakukan hubungan seks tanpa kondom
dengan orang yang terinfeksi, tertusuk jarum suntik yang digunakan pada orang yang terinfeksi
secara tidak sengaja.
Virus hepatitis D jarang menular dari ibu ke anak saat lahir.
DIAGNOSIS
Tes Hepatitis B : Jika Anda belum terdiagnosis hepatitis B, tes ini dapat dilakukan.
Tes antibodi total hepatitis D : Tes ini memeriksa keberadaan antibodi yang diproduksi sebagai
respons terhadap infeksi hepatitis D, termasuk imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G
(IgG). Tes ini dapat memastikan adanya infeksi hepatitis D dan apakah infeksi tersebut bersifat
kronis atau akut.
Tes reaksi rantai polimerase kuantitatif (PCR) hepatitis D RNA : Penyedia layanan kesehatan
menggunakan tes ini jika tes antibodi Anda positif. Ini adalah cara lain untuk memastikan diagnosis
hepatitis D dan menentukan apakah infeksinya aktif atau tidak.
Tes pencitraan: Dilakukan melalui USG, CT Scan atau MRI untuk mendeteksi adanya kerusakan
pada hati.
PENATALAKSANAAN
Antivirus
Jenis obat ini dapat meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan virus serta
menghalangi virus yang berusaha merusak hati. Obat antivirus yang biasanya diberikan
oleh dokter adalah tenofovir, entecavir, dan lamivudine.
Obat Interferon
Obat interferon berasal dari sejenis protein yang bermanfaat menekan perkembangan virus
dan mencegah penyakit semakin parah. Pemberian obat interferon bergantung pada kondisi
pasien, umumnya melalui suntikan infus dan harus dilakukan setiap minggu selama 1 tahun
KOMPLIKASI
• SIROSIS
GAGAL HATI
KANKER HATI
Patofisiologi HDV - HCC
Baru-baru ini, Diaz dkk. menyelidiki tingkat replikasi HDV dalam tumor dengan
menganalisis pasangan tumor dan jaringan non-tumor dari lima pasien dengan HCC
terkait HDV, dan hasilnya dibandingkan dengan tingkat sirosis HDV tanpa HCC pada
pasien yang menjalani transplantasi hati untuk tujuan akhir.
Pada pasien dengan HDV-HCC, terdapat penurunan tajam pada RNA HDV di dalam tumor
pada dua dari lima pasien yang diteliti, yang mana hingga 17 spesimen hati
diperiksa. Penurunan RNA HDV terjadi antara pinggiran tumor dan daerah perilesional,
sedangkan kadarnya serupa di seluruh daerah nontumor di sekitarnya. Pada tiga pasien
lainnya, tingkat antara tumor dan jaringan nontumor serupa. Secara keseluruhan, tingkat
RNA HDV cenderung lebih rendah pada tumor dibandingkan pada daerah non-tumor di
sekitarnya. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pola replikasi HDV di
dalam tumor tidak sama di semua kasus, dan bahwa replikasi virus yang terbatas di
dalam tumor akan terlewatkan dengan hanya menguji tingkat viremia HDV, yang serupa
antara HDV- Sirosis HCC dan non-HCC.
Thanks
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+34 654 321 432
yourwebsite.com
Presented by:
Putri P. Mansyar
History Introduction
Outline
Gejala Diagnosis Pencegahan
Presentation Title
Presentation title 65
Sejarah Hepatitis
E
• Pertama kali ditemukan di New Delhi
pada tahun 1955
• Terdapat 29.000 kasus dari ikterik
hepatitis (kondisi dimana seseorang
mengalami peradangan hati yang
menyebabkan mata dan kulit menjadi
berwarna kuning) dikarenakan
kontaminasi pasokan air minum oleh
limbah.
• Tahun1978 terjadi wabah di Kashmir,
India yaitu 1.700 orang meninggal dunia
dikarenakan wabah tersebut
• Tahun 1983, berhasil diidentifikasi dan
dinamakan Virus Hepatitis E
66
Introduction
• Virus hepatitis adalah penyakit sistemik yang
menyerang hati dan menyebabkan
peradangan hati
• Hepatitis virus dapat dibagi berdasarkan tipe
virus yang menyebabkan infeksi, antara lain :
Hepatitis A virus (HAV)
Hepatitis B virus (HBV)
Hepatitis C virus (HCV)
Hepatitis D virus (HDV)
Hepatitis E virus (HEV)
Presentation title 67
Introduction
• Virus hepatitis E termasuk kedalam
family Hepeviridae, genus
Hepevirus
• Hepatitis E biasanya memiliki gejala
klinis yang mirip dengan hepatitis A
• Wanita hamil yang terinfeksi virus
ini meningkatkan resiko kematian
menjadi 20%
Presentation title 68
Karakteristik Hepatitis E virus
Karakteristik Hepatitis E virus
Famili Hepeviridae, genus Hepevirus memiliki karakteristik,
antara lain :
• berukuran kecil 32-34 nm
• genomnya untai tunggal / single stranded
• Memiliki 4 genotipe yaitu genotipe 1, genotipe 2, genotipe 3
dan genotipe 4
• Genotipe 1 dan 2 hanya menginfeksi manusia dan
menyebabkan infeksi lebih parah. Genotipe 3 dan 4
menginfeksi babi, manusia dan hewan lainnya serta infeksinya
tidak parah dibandingkan dengan genotipe 1 dan 2.
• positive sense RNA
• ukuran genom 7,2kb.
Struktur
Transmisi
• Virus hepatitis masuk kedalam tubuh melalui air atau makanan
yang terkontaminasi oleh tinja individu yang terinfeksi
• Menurut Department for Environment, Food and Rural Affairs,
bukti menunjukkan peningkatan kasus hepatitis E di inggris
disebabkan oleh sosis babi yang mengandung hepatitis E
• Penularan langsung dari orang ke orang jarang terjadi
• Masa penularan hepatitis E yang pasti masih belum diketahui,
namun DNA VHE dapat ditemukan dalam tinja penderita sejak
awal penyakit
Transmisi
Masa Inkubasi
Presentation title 74
Epidemiologi
• genotipe 1 lebih umum terjadi
di Asia, Afrika, dan Amerika
Latin
• genotipe 2 lebih umum terjadi
di Afrika sub-Sahara dan
Meksiko
• Genotipe 3 dan 4 sebagian
besar terdeteksi dalam kasus
sporadis di negara-negara
maju.
Presentation title 75
Patogenesis
• infeksi virus hepatitis E dimulai dari mengkonsumsi makanan dan air yang
terkontaminasi virus hepatitis E
• Kemudian masuk kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan mencapai usus
halus (virus bereplikasi). Kemudian virus menembus dinding usus dan masuk
dalam aliran darah
• Setelah memasuki aliran darah, virus hepatitis E dibawa ke berbagai organ,
termasuk hati. Virus menargetkan sel-sel hati untuk mereplikasi diri
• Didalam hati, virus menembus sel-sel hati dengan cara melekat pada reseptor
permukaan sel-sel hati dan memasuki sitoplasma sel dan mengambil alih sistem
replikasi sel inang. Proses replikasi ini yang menyebabkan peradangan dan
kerusakan sel-sel hati, dan selanjutnya mengganggu fungsi hati
• Sistem kekebalan tubuh inang yang merespon infeksi dengan memproduksi
antibodi, dapat menyebabkan peradangan tambahan dan kerusakan pada jaringan
hati
Presentation title 76
Patogenesis
• Infeksi hepatitis E selama kehamilan dan pada trimester
ketiga, terutama pada genotipe 1, berhubungan dengan
infeksi yang lebih parah dan dapat menyebabkan gagal
hati fulminan dan kematian ibu.
• Mekanisme patologisnya pada saat kehamilan masih belum jelas. Namun pada beberapa
penelitian ada kemungkinan imunologi yang saling mempengaruhi selama kehamilan,
pengaruh perubahan hormonal pada sistem kekebalan tubuh serta viral load HEV yang
tinggi dianggap berkontribusi memperburuk perjalanan infeksi.
• Penelitian menunjukkan bukti replikasi virus di plasenta dan diduga bahwa plasenta
manusia dapat menjadi tempat replikasi virus di luar hati.
• Virus hepatitis E pada ibu hamil dapat ditularkan ke janinnya. Namun masih belum
diketahui pasti mekanisme transmisi vertikalnya
77
Patogenesis
• Kebanyakan kasus hepatitis E pada ibu hamil, baru
terdeteksi setelah usia kehamilan pada trisemester 3.
• Pada suatu penelitian, kadar progesteron, estrogen,
dan Human Chorionic Gonadotropin yang meningkat
seiring bertambahnya usia kehamilan, mengubah
regulasi kekebalan tubuh dan meningkatkan replikasi virus.
• Pada penelitian Prasad et al. (2016) di India, dari 55 ibu hamil terinfeksi hepatitis
E ini, 4 pasien diketahui terinfeksi pada trisemester 2 (2 diantaranya meninggal
atau 50%) dan 51 pasien pada trisemester 3 (3 diantaranya meninggal dunia
atau 5%, dikarenakan kegagalan hati fulminan)
• Dari 55 pasien, 38 diantaranya (77%) melahirkan secara premature, 6 pasien
(11%) mengalami pecah ketuban dini
• Dari 55 pasien, 47 pasien melahirkan bayi dalam keadaan hidup, 5 pasien
mengalami kematian janin dalam kandungan, 2 pasien melahirkan bayi dengan
kondisi meninggal dunia dan 1 aborsi pada trisemester kedua.
• Dari bayi-bayi tersebut, 57% mengalami berat badan lahir rendah (BBLR).
78
Gejala
• Lemas
• Penurunan nafsu makan
• Demam
• Nyeri perut
• Mual
• Muntah
• Mata dan kulit kuning
Umumnya gejala diatas hampir sama dengan
gejala hepatitis pada umumnya. Hepatitis yang
disebabkan oleh virus hepatitis E ini bersifat
akut, kerusakan hati yang terjadi lebih parah
dan cepat. Seringkali menyebabkan kegagalan
hati dalam waktu singkat
79
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan setelah dilakukan pemeriksaan
pada serum dan feses pasien dan ditemukan antibodi
VHE atau RNA VHE.
• Antibodi yang bisa dideteksi saat ini IgM, IgG, Ig.
• Penanda virologi : pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh normal (hasil IgM anti-HEV (+) menandakan
sedang atau baru terinfeksi HEV dan hasil (-) tidak ada
bukti adanya infeksi HEV baru-baru ini)
• Penanda virologi : pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah/orang dalam perawatan medis seperti
transplantasi organ (hasil IgM-anti HEV (-) ditambah
dengan pemeriksaan darah tambahan, jika RNA HEV
(+) maka orang tersebut terinfeksi HEV, jika RNA HEV
(-), maka tidak ada bukti terinfeksi HEV baru-baru ini)
• Hasil IgM anti-HEV akan tetap positif hingga 4-6 bulan
setelah terinfeksi virus
80
Pengobatan
• Hepatitis E akut cenderung bisa sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, yaitu dengan Istirahat
yang cukup, konsumsi makanan bergizi, dan
minum air putih yang cukup.
• Dokter meresepkan obat pereda nyeri atau demam
bila gejala dirasakan pasien cukup mengganggu.
• Bagi ibu hamil yang terinfeksi hepatitis E
disarankan untuk menjalani rawat inap agar dokter
bisa memantau kondisi tubuh pasien secara berkala.
• Hepatitis E kronis dapat diresepkan obat antivirus,
seperti ribavirin atau peginterferon alfa-2a.
• Transplantasi hati dilakukan jika hepatitis E kronis
mengakibatkan kerusakan hati cukup parah
81
Pencegahan
• Kebersihan sanitasi (tidak buang air besar
sembarangan). Mencuci tangan secara teratur
• Memasak air dan makanan hingga matang
sebelum dikonsumsi
• Menggunakan air yang telah dipurifikasi ketika
memasak dan mencuci sayur dan buah
• Penularan melalui transfusi darah dapat
dicegah dengan skrining melalui minipool
HEV NAT (nucleic acid test). NAT adalah
teknik menyaring darah secara molekuler
• Penggunaan vaksin. Vaksin HEV239 sudah
dikembangkan, namun hanya digunakan di
tiongkok, karna masih belum mendapatkan izin
dari WHO untuk didistribusikan diluar
tiongkok
82
Sejarah Unknown Hepatitis
• Menyerang anak-anak usia dibawah 16 tahun
• Oktober 2021, sekelompok kasus hepatitis
parah yang tidak diketahui asalnya
diidentifikasi di rumah sakit anak-anak di
negara bagian Alabama, AS
• Antara 5 April dan 8 Juli 2022, 35 negara telah
melaporkan 1.010 kemungkinan kasus
hepatitis akut yang tidak diketahui
penyebabnya pada anak-anak.
• Kasus yang terjadi diinggris, dari 74 kasus, 6
diantaranya memerlukan transplantasi hati
• Setelah pengujian dengan virus hepatitis yang
telah ada yaitu tipe A-E dan virus lokal lainnya,
tidak ada yang cocok. Dimana kadar serum
aminotransferase lebih tinggi dari 500 IU/L.
Gejala
Diagnosis
• Penyebab wabah ini masih belum diketahui
• Hipotesis utama adalah ada kaitannya dengan adenovirus pada
manusia, khususnya serotipe F41. Karena dari pengujian
laboratorium menunjukkan infeksi adenovirus pada manusia
sekitar tiga perempat kasus.
4 Langkah penting dalam penanganan
unknown hepatitis
• Waspada gejala awal seperti diare, mual, muntah, sakit
perut, dan dapat disertai demam ringan pada anak.
• Jika muncul gejala awal, segera bawa ke puskesmas
dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan lanjutan
• Jangan menunggu muncul gejala lanjutan seperti kulit
dan mata kuning, agar tidak terlambat.
• Jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa pasien
ke rumah sakit dengan fasilitas ICU Anak.
Pencegahan
• Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terutama rutin melakukan cuci tangan
pakai sabun pada anak-anak, untuk mencegah terjadinya penularan berbagai
macam penyakit infeksi.
• Memakan makanan yang bersih dan dimasak dengan matang, serta tidak
bergantian alat makan dengan orang lain.
• Menghindari kontak dengan orang sakit
• Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
• Menerapkan protokol kesehatan yaitu mengurangi mobilitas, menggunakan masker
selama bepergian, menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari keramaian
dan kerumunan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chaudhry , Shahnaz A. Verma, Natasha. Koren, Gideon.
2015. Hepatitis E Infection during Pregnancy. Canadian
Family Physician. 60:607-608
2. Prasad, Gowri Sayi. Prasad, Sayi. Bhupali, Ashok. Patil,
Ajit N. Parashar, Kanishtha. 2015. A Study of Hepatitis E
in Pregnancy : Maternal and Fetal Outcome. The
Journal of Obstetrics and Gynecology of India. 66(S1):
S18-S23
3. Cowan, M. K, Smith, H. 2023. Microbiology. McGraw
Hill LLC. Seventh Edition.
4. Murray, P.R. 2021. Basic Medical Microbiology
Foundation and Clinical Cases. Elsevier Second Edition.