Anda di halaman 1dari 88

Hepatitis Virus

Nama : Rachmadina
NIM : 2310246498

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Table of contents
01 Introduction

02 Hepatitis B

03 Hepatitis C

04 Hepatitis A

05 Hepatitis D

06 Hepatitis E

07 Unknown Origin
Illustration by Smart-Servier Medical Art

01

Introduction

Illustration by Smart-Servier Medical Art


○ Hepatitis virus adalah penyakit sistemik yang terutama menyerang hati.

○ Penyebab :
1. virus hepatitis A (HAV), agen etiologi virus hepatitis tipe A (hepatitis menular);
2. virus hepatitis B (HBV), yang berhubungan dengan virus hepatitis B (hepatitis serum);
3. virus hepatitis C (HCV), agen hepatitis C (penyebab umum hepatitis pasca transfusi);
4. hepatitis D (HDV), virus cacat yang bergantung pada koinfeksi dengan HBV; atau
5. virus hepatitis E (HEV), agen hepatitis yang ditularkan secara enterik.

○ Virus hepatitis menyebabkan peradangan akut pada hati → klinis yang ditandai dengan
demam, gejala gastrointestinal seperti mual dan muntah, serta penyakit kuning.

○ Virus hepatitis menyebabkan lesi histopatologis serupa di hati selama penyakit akut​

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Karakteristik Virus Hepatitis

Source: Riedel, S.,


Morse, S. A.,
Mietzner, T., &
Miller, S. (2019).
Jawetz, Melnick &
Adelberg’s Medical
Microbiology (28th
ed.). Mc Graw Hill.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Nomenklatur, Antigen, Antibodi

Source: Riedel, S.,


Morse, S. A.,
Mietzner, T., & Miller,
S. (2019). Jawetz,
Melnick & Adelberg’s
Medical
Microbiology (28th
ed.). Mc Graw Hill.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


02

Hepatitis B

Illustration by Smart-Servier Medical Art


STRUKTUR

Source: Riedel, S.,


Morse, S. A.,
Mietzner, T., & Miller,
S. (2019). Jawetz,
Melnick & Adelberg’s
Medical
Microbiology (28th
Illustration by Smart-Servier Medical Art ed.). Mc Graw Hill.
STRUKTUR

Source: Bauman, R.
W. (2015).
Microbiology With
Disease by Body
System (4th ed.).
Pearson.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Karakteristik Biologis

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Karakteristik Biologis
1 Struktur Genome
2 Replikasi

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Karakteristik Biologis
• Partikel yang mengandung HBsAg bersifat kompleks secara antigenik.
• Masing-masing mengandung antigen spesifik kelompok, a, + dua pasang subdeterminan yang saling eksklusif, d/y
dan w/r.
• Dengan demikian, empat fenotipe HBsAg telah diamati: adw, ayw, adr, dan ayr.
• Di Amerika Serikat, adw adalah subtipe yang dominan.
• Stabilitas HBsAg tidak selalu sama dengan stabilitas agen infeksi → keduanya stabil pada suhu −20°C selama lebih
dari 20 tahun dan stabil terhadap pembekuan dan pencairan berulang kali.
• Virus juga stabil pada suhu 37°C selama 60 menit dan tetap dapat hidup setelah dikeringkan dan disimpan pada
suhu 25°C selama minimal 1 minggu.
• HBV (tetapi bukan HBsAg) sensitif terhadap suhu yang lebih tinggi (100°C selama 1 menit) atau terhadap masa
inkubasi yang lebih lama (60°C selama 10 jam).
• HBsAg stabil pada pH 2,4 hingga 6 jam, namun infektivitas HBV hilang.
• Natrium hipoklorit, 0,5% (misalnya, pemutih klorin 1:10), menghancurkan antigenisitas dalam waktu 3 menit pada
konsentrasi protein rendah
• HBsAg tidak dihancurkan oleh penyinaran ultraviolet pada plasma atau produk darah lainnya, dan infektivitas virus
juga mungkin menolak pengobatan tersebut.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Patogenesis HBV di dalam
Penyebaran di
Port d’entry Hepatosit
darah
• Attachment = perantaran
• Mencapai sel hati (hepatosit)
• Virus hepatitis B masuk ke protein pre-S1, pre-S2, dan
→ berkembang biak →
dalam tubuh melalui luka poly-HAS, SHBs (small
melepaskan virus ke dalam
pada kulit atau selaput hepatitis B antigen surface).
darah selama masa inkubasi
lendir atau melalui • Penetration = Virus masuk
4-24 minggu
suntikan ke dalam aliran secara endositosis ke dalam
• 107 virion / mililiter darah
darah hepatosit → partikel core
yang terinfeksi.
yang terdiri dari HBcAg, →
• Jumlah virion yang
ditransportasikan menuju
bersirkulasi sangat tinggi dan
nukleus hepatosit.
dosis minimalnya sangat
• Uncoating =
rendah → tindakan
• Replication
sederhana seperti berbagi
• Assembly = Enkapsidasi
sikat gigi atau pisau cukur
pregenom RNA, HBcAg dan
dapat menularkan infeksi
enzim polimerase menjadi
partikel core di sitoplasma
• Release

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Patogenesis Mekanisme clearance

1 Akut

• VHB bersifat non-sitopatik → kelainan sel hati


pada infeksi VHB disebabkan oleh reaksi imun
tubuh terhadap hepatosit yang terinfeksi VHB.
• Pada kasus hepatitis B akut, respon imun
tersebut berhasil mengeliminasi sel hepar
yang terkena infeksi VHB → nekrosis pada sel
yang mengandung VHB dan muncul gejala
klinik → kesembuhan.
• Pada sebagian penderita, respon imun tidak
berhasil menghancurkan sel hati yang
Source : Chisari, F. V., Isogawa, M., & Wieland, S.
terinfeksi sehingga VHB terus menjalani F. (2010). Pathogenèse de l’infection par le virus
de l’hépatite B. In Pathologie Biologie (Vol. 58,
replikasi Illustration by Smart-Servier Medical Art
Issue 4, pp. 258–266).
https://doi.org/10.1016/j.patbio.2009.11.001
Patogenesis
1 Akut
Petanda serologik pada hepatitis akut sebagai berikut:
• HBsAg (+) 6 minggu setelah infeksi dan (-) 3 bulan
setelah awal gejala. Bila (+) lebih dari 6 bulan, infeksi
VHB akan menetap.
• Anti HBs (+) 3 bulan setelah awal gejala dan menetap. 
HBeAg (+) dalam waktu pendek, kalau (+) lebih dari 10
minggu akan terjadi kronisitas
• Anti-HBc (+) sembuh sempurna
• IgM anti-HBc (+) titer tinggi pada hepatitis akut, namun
bila (+) dalam waktu lama bisa terjadi hepatitis kronik
• IgG anti-HBc (+) titer tinggi tanpa anti-HBs menunjukkan
adanya persistensi infeksi VHB

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Patogenesis 2 Kronis Mekanisme persisten

• Toleransi neonatal terhadap HBV → persistensi virus setelah penularan dari ibu ke bayi.
• Toleransi neonatal terhadap HBV → disebabkan protein precore HBV (HBeAg) → melewati plasenta dan menginduksi toleransi
neonatal pada tikus transgenik HBV.
• Pada orang dewasa belum dipahami dengan baik → bersifat multifaktorial dan dipengaruhi oleh ukuran inokulum virus
• Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap persistensi HBV pada infeksi HBV dewasa termasuk mutasi yang menyebabkan
inaktivasi epitop sel B dan sel T dan penghambatan spesifik respon imun adaptif oleh protein virus.
• Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) mungkin juga menekan eliminasi imun sel yang terinfeksi dengan berfungsi sebagai
tolerogen dosis tinggi karena titer HBsAg serum yang sangat tinggi dalam kisaran mg per ml sering terlihat pada pasien yang
terinfeksi kronis
• Selain itu, protein HBV X, suatu transaktivator transkripsional yang diperlukan untuk memulai infeksi dapat menghambat
aktivitas proteasome seluler ketika diekspresikan secara berlebihan dan dengan demikian mungkin mengganggu pemrosesan
dan presentasi antigen.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Patogenesis Mekanisme Hepatokarsinogenesis

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Patogenesis Mekanisme Hepatokarsinogenesis
1. Integrasi DNA virus hepatitis B
• DNA HBV terintegrasi secara klonal dan mikrodelesi pada DNA seluler yang mengapitnya yang dapat menderegulasi
mekanisme kontrol pertumbuhan sel
• Studi terbaru → integrasi HBV juga dapat terjadi pada gen yang menargetkan telomerase dan gen pengkode
leukemia garis keturunan campuran yang menunjukkan potensi jalur umum dalam karsinogenesis terkait HBV.

2. Peran Protein Virus


→ produk gen HBV X (HBx) telah terbukti mentransaktivasi gen seluler yang terkait dengan pengendalian pertumbuhan
sel
→ Protein HBV X → berinteraksi dan mengganggu banyak faktor transkripsi [termasuk protein pengikat elemen respons
Ca(2+)/cAMP (CREB), pengaktifan faktor transkripsi 3 (ATF)], faktor nuklir interleukin-6 (NFIL6 ), respon pertumbuhan
awal-1 (Egr1), Ets-1, protein pengikat oktamer (Oct 1), dan reseptor retinoid x (RXR)], gen penekan tumor (termasuk
p53), dan protein yang terlibat dalam fungsi perbaikan DNA (termasuk p53 dan UVDDB1)

3. Kerusakan Hati dimediasi sistem imun


• Sistem imun akan menyebabkan penghancuran terus menerus terhadap sel hati dan regenerasi yang rendah →
terjadi dalam waktu lama → fibrosis, sirosis, steatosis, dan mungkin HCC
• cedera sel hati kronis adalah suatu kondisi pra-ganas → peningkatan laju sintesis DNA seluler dan produksi mutagen
endogen ditambah dengan gangguan detoksifikasi seluler dan fungsi perbaikan →menyebabkan berbagai perubahan
genetik dan kromosom yang diperlukan untuk memicu perkembangan karsinoma hepatoseluler.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Gejala Klinis
1 Akut 2 Kronis

• subklinis atau dimulai dengan


gejala mirip flu; penyakit kuning • HBsAg yang menetap
jarang terjadi pada bayi, lebih selama lebih dari 6
sering terjadi pada anak-anak bulan;
yang lebih besar, dan paling • pasien mempunyai
sering terjadi pada orang risiko signifikan
dewasa; terkena sirosis, gagal
• penyakit kuning dan hati, hepatokarsinoma,
peningkatan enzim hati (serum dan kematian
aminotransferase) biasanya
hilang dalam 4 bulan;
• persistensi peningkatan enzim
menunjukkan penyakit kronis

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
laboratorium

Source: Riedel, S., Morse, S. A.,


Mietzner, T., & Miller, S. (2019). Jawetz,
Melnick & Adelberg’s Medical
Microbiology (28th ed.). Mc Graw Hill.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Diagnosis

Source: Riedel, S., Morse,


S. A., Mietzner, T., & Miller,
S. (2019). Jawetz, Melnick &
Adelberg’s Medical
Microbiology (28th ed.). Mc
Illustration by Smart-Servier Medical Art Graw Hill.
Treatment & Prevention
1 Treatment 2 Prevention

• Pengobatan infeksi HBV dianjurkan untuk • Kewaspadaan standard pada nakes


pasien dengan hepatitis aktif kronis untuk • Vaksin = rekombinan, mengandung
mencegah perkembangan fibrosis hati dan HBsAg
perkembangan karsinoma hepatoseluler. • Dosis vaksin bayi = 3x usia 0, 1-2,
• terapi lini pertama = Interferon pegilasi alfa- 6-12 bulan
2a, entecavir, dan tenofovir • Dosis vaksin dewasa = 3x, dosis 1,
• terapi lini kedua = Telbivudine (analog dosis kedua jarak 1 bulan, dosis ke
nukleosida sitosin) yang merupakan agen 3 jarak 6 bulan
dan penghambat DNA polimerase HBV. • hepatitis B immune globulin (HBIG)
• obat lini ketiga = Lamivudine (3TC) dan = efek perlindungan jika diberikan
adefovir → penghambat polimerase virus segera setelah terpapar.
analog nukleosida

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Evaluasi Pengobatan

• Pemeriksaan Darah :
1. HBV DNA : pengukuran jumlah virus dalam darah → memantau aktifitas virus
2. Enzim hati : ALT dan AST
3. Fungsi hati : albumin, bilirubin
• FibroScan : melihat tingkat fibrosis
• USG Hepar : mengevaluasi struktur hati, mendeteksi perubahan patologis, dan
memantau perkembangan penyakit
• Evaluasi Klinis : pemantauan gejala pasien, fungsi hati, dan perkembangan penyakit
selama pengobatan
• Pengukuran resistensi Virus : pada beberapa kasus jika terapi tidak menunjukkan
keberhasilan, dapat dilakukan uji genetic untuk menentukan kepekaan antivirus hepatitis
B

Illustration by Smart-Servier Medical Art


02

Hepatitis C

Illustration by Smart-Servier Medical Art


KLASIFIKASI & STRUKTUR
• famili Flaviviridae
• genus Hepacivirus.
• klasifikasi dengan analisis sekuens RNA →
enam genotipe utama (klade) dan lebih dari
100 subtipe.
• Clades berbeda satu sama lain sebesar 25–
35% pada tingkat nukleotida; subtipe
berbeda satu sama lain sebesar 15–25%.
• Genom : +ssRNA, ukuran 9400 bp
• mengkodekan protein inti, dua glikoprotein
selubung, dan beberapa protein non
struktural

Illustration by Smart-Servier Medical Art


KARAKTERISTIK BIOLOGI
Sikuls Hidup
1. Entry dan uncoating =
• virus HCV berperilaku seperti LDL dan VLDL
manusia sehingga reseptor LDL dan
glikosaminoglikan dari sel hati menjadi
mediator dalam interaksi virus dengan sel.
2. interaksi E1-E2 dengan koreseptor SR-B1 dan
CD81
• endositosis yang dimediasi oleh clathrin dan
membutuhkan kondisi lingkungan yang asam
sehingga diperkirakan terjadi di endosom.
3. Translasi dan pembelahan lipopoliprotein
4. Replikasi RNA HCV
5. Perkitan dan pelepasan virus

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Patogenesis
• Port d’entry : blood transmitted
• Masuk ke aliran darah dan sampai ke
hati
• Akan bereplikasi terus menerus dan
menyebabkan kerusakan sel hati

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Gejala Klinis
Akut
• Biasanya asimtomatik Kronis
• Jika ada gejala = ada Penyakti
infeksi dari virus hepatitis
lain.
• Berhubungan dengan Fulminan
persistneis virus jangka
• panjang • Tergantung pada
• Bisa jadi siroris hepatis genotipe virus dan faktor
• Muncul gangguan host
metabolic • Biasa karena koinfeksi
• Hepatocellular carcinoma dengan HAV, koinfeksi
dapat menyebabkan
peningkatan komplikasi
hati karena ada 2 virus
yang langsung menyerang
hati pada saat bersamaan

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Gejala Klinis

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Gejala Klinis

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
laboratorium

Source: Riedel, S., Morse, S. A.,


Mietzner, T., & Miller, S. (2019). Jawetz,
Melnick & Adelberg’s Medical
Microbiology (28th ed.). Mc Graw Hill. Illustration by Smart-Servier Medical Art
Treatment & Prevention
1 Treatment 2 Prevention
• Pegylated interferon+ ribavirin telah menjadi
pengobatan standar → hepatitis C kronis. • Kewaspadaan standard pada nakes→
• Terapi antivirus diberikan selama 24 atau 48 penerapan praktik pengendalian infeksi di
minggu layanan kesehatan dan tempat lainnya; dan
• protease inhibitor generasi pertama pendidikan profesional dan publi
telaprevir dan boceprevir → protease virus, • Tidak ada vaksin untuk hepatitis C meskipun
yang memecah polipeptida virus yang beberapa kandidat vaksin sedang menjalani
diterjemahkan menjadi protein fungsional. pengujian.
• Antivirus HCV generasi kedua = Sofosbuvir • Pemeriksaan dan pengujian donor darah,
adalah inhibitor RNA polimerase virus HCV plasma, organ, jaringan, dan air mani;
analog nukleotida dan simepravir adalah inaktivasi virus pada produk turunan plasma;
inhibitor protease HCV • konseling bagi orang-orang yang
• Transplantasi hati ortotopik adalah menggunakan narkoba atau praktik seksual
pengobatan kerusakan hati stadium akhir yang berisiko tinggi
hepatitis B dan C kronis.
Illustration by Smart-Servier Medical Art
Evaluasi Pengobatan

• Pemeriksaan Darah :
1. HCV RNA : pengukuran jumlah virus dalam darah → jika pengobatan tujuan nya utk
eradikasi, pengobatan dapat diselesaikan jika tidak terdeteksi lagi HCV RNA.
2. Enzim hati : ALT dan AST
3. Fungsi hati : albumin, bilirubin
• FibroScan : melihat tingkat fibrosis

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Daftar Pustaka
• Bauman, R. W. (2015). Microbiology With Disease by Body System (4th ed.). Pearson.
• Chisari, F. V., Isogawa, M., & Wieland, S. F. (2010). Pathogenèse de l’infection par le virus de l’hépatite B. In
Pathologie Biologie (Vol. 58, Issue 4, pp. 258–266). https://doi.org/10.1016/j.patbio.2009.11.001
• Cowan, M. K., & Smith, H. (2024). Microbiology A Systems Approach (7th ed.). Mc Graw Hill.
• Mannes, D. L., Rilley, E., & Studebaker, G. (2021). Hepatitis C : Diagnostic and Management. American Family
Physician, 104(6), 626-635D.
• Murray, P. R. (2024). Murray’s Basic Medical Microbiology Foundations and Clinical Cases (2nd ed.). Elsevier.
• Riedel, S., Morse, S. A., Mietzner, T., & Miller, S. (2019). Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology
(28th ed.). Mc Graw Hill.

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Illustration by Smart-Servier Medical Art


36

Hepatitis A
dan
Hepatitis D
Erla Nurani
01 Klasifikasi

02 Struktur
03 Cara Penularan
04 Patogenesis
05 Faktor virulensi

06 Gejala klinis

07 Diagnosis
HEPATITIS A

01
DEFINISI

• Hepatitis A disebabkan oleh infeksi


HAV,
• virus RNA yang diklasifikasikan sebagai
picornavirus.
• Pertama kali diisolasi pada tahun 1979.
KLASIFIKASI

Klasifikasi virus Hepatitis A


Kingdom : Virus
Filum : Pikarnavrides
Kelas : Pikarnavrides
Famili : Pikornavidae
Ordo : Pikornavridales
STRUKTUR

Virus Hepatitis A (HAV),


merupakan virus genom RNA termasuk famili
pikornaviridae berukuran 27 nm dengan bentuk
partikel yang membulat (genus hepatovirus yang
dikenal sebagai enterovirus 72), beruntai tunggal
dan linear dengan ukuran 7.8 kb, mempunyai
simetri kubik, tidak memiliki selubung,
mempunyai 1 serotype dan 4 genotype. Virus ini
bersifat termostabil, tahan asam dan tahan
terhadap empedu dan dapat bertahan hidup
dalam suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan.
Pertukaran virulensi-penularan
kiri. HAV ditularkan melalui jalur fekal-
oral. Selama penularan dari inang ke inang,
virion yang dikeluarkan melalui tinja dapat
bertahan dalam jangka waktu lama di
lingkungan. Stabilitas tinggi dari partikel
diperoleh melalui translasi lambat oleh
penggunaan kodon, yang dikombinasikan
dengan IRES yang sangat tidak efisien
menghasilkan replikasi yang
rendah. Rendahnya produksi virus dan
terbatasnya respon IFN berakhir pada
virulensi sedang (badan
kuning). Perubahan yang menyebabkan
replikasi lebih cepat, misalnya melalui
mutasi epistatik yang meningkatkan
aktivitas IRES dan mengoptimalkan
komposisi kodon, dapat mengubah
dinamika dari siklus HAV sehingga
meningkatkan virulensinya (tubuh ungu),
dan menurunkan penularan dari inang ke
inang meskipun tingkat penularannya lebih
tinggi. produksi virus
GEJALA
Penyakit ini ditularkan secara fekal-oral dari makanan
dan minuman yang terinfeksi. Dapat juga ditularkan
melalui hubungan seksual. Penyakit ini terutama
menyerang golongan sosial ekonomi rendah yang
sanitasi dan higienenya kurang baik.
Masa inkubasi penyakit ini adalah 14-50 hari, dengan
rata-rata 28 hari. Penularan berlangsung cepat.
DIAGNOSIS
• Deteksi antibodi: Antibodi IgM spesifik HAV
biasanya ditemukan pada tahap awal penyakit dan
dapat bertahan selama enam bulan setelah infeksi.
Antibodi IgG dapat bertahan selama bertahun-
tahun. Enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA) digunakan untuk membedakan antibodi.
Rapid tests juga dapat digunakan untuk
mendeteksi antibodi.
• Kadar enzim hati: pengukuran kadar enzim hati
seperti ALT, alkaline phosphatase (ALP), gamma-
glutamyl transpeptidase (GGTP), dan serum
bilirubin.
• Deteksi antigen: PCR dan uji hibridisasi asam
nukleat digunakan untuk mengidentifikasi
antigen.
VAKSIN

• Anak balita
Pemberian vaksin hepatitis A pertama dilakukan saat anak memasuki usia
1 tahun, kemudian dosis kedua diberikan 6–12 bulan setelahnya.

• Orang yang rentan terinfeksi


• Ibu hamil
Mengapa ibu hamil butuh Vaksin Hep A?

Hepatitis A pada kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur,


kebocoran cairan ketuban, pelepasan plasenta prematur, dan kekhawatiran
lainnya.
Dokter merekomendasikan vaksin hepatitis A untuk ibu hamil yang berisiko
tinggi mengalami komplikasi kehamilan terkait HAV.
Dosis vaksin di Seri 2 atau 3 dosis , tergantung pada produk yang
digunakan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hepatitis A virus sebagian besar adalah terapi suportif, yang
terdiri dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, diet tinggi kalori.
Sebagian besar dari kasus hepatitis A virus tidak memerlukan rawat inap. Rawat
inap direkomendasikan untuk pasien dengan usia lanjut, malnutrisi, kehamilan,
terapi imunosupresif, pengobatan yang mengandung obat hepatotoxic, pasien
muntah berlebih tanpa diimbangi dengan asupan cairan yang adekuat, penyakit
hati kronis/didasari oleh kondisi medis yang serius
HEPATITIS D

02
Hepatitis D adalah virus Hepatitis delta (VHD) yang
ditemukan pertama kali pada tahun 1977, berukuran
35-37 nm dan mempunyai antigen internal yang khas
yaitu antigen delta. Virus ini merupakan virus RNA
dengan defek, artinya virus ini tidak mampu
bereplikasi secara sempurna tanpa batuan virus lain,
yaitu virus Hepatitis B. dikarenakan VHD tidak
mampu mensintesis protein selubungnya sendiri dan
bergantung ada protein yang disintesis VHB,
termasuk HBsAg. infeksi VHD Epidemiologi
Penyakit Hepatitis hanya bisa terjadi pada penderita
yang juga terinfeksi VHB pada saat bersamaan atau
sudah terinfeksi kronik oleh VHB. Genom VHD
terdiri dari 1.700 pasangan basa yang merupakan
jumlah pasangan basa terkecil untuk virus pada
hewan.
Struktur HDV terdiri dari bagian terluar
sebagai envelope lipoprotein, antigen Delta (HDAg), dan
RNA single-stranded milik HDV.
Bagian envelope lipoprotein menyelimuti bagian terluar
virus dan dibentuk oleh antigen permukaan virus Hepatitis
B/HBV (HBsAg). Struktur RNA milik HDV diliputi oleh
antigen Delta (HDAg) yang terdiri dari 2 isoform/tipe
menurut struktur dan fungsinya, yaitu small (S-HDAg)
dan large HDAg (L-HDAg).
Replikasi HDV terjadi di hepatosit dan membutuhkan
RNA-polimerase milik host (hepatosit manusia) untuk
replikasi. Saat menginfeksi hepatosit, RNA milik HDV
masuk nukleus hepatosit milik host dan bertemu dengan
RNA polimerase milik host.
Enzim RNA polimerase membantu transkripsi RNA HDV
dan membentuk S-HDAg, kemudian S-HDAg mengaktivasi
proses replikasi RNA HDV. Proses replikasi kemudian
berlanjut dan mengganti stop codon (UAG) menjadi
triptofan dan membentuk L-HDAg yang menghentikan
proses replikasi dan “mengemas” partikel virion HDV ke
dalam envelope HBsAg.
PENYEBAB
Virus hepatitis D menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain dari orang yang
terinfeksi. Kontak dapat terjadi melalui
berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi, melakukan hubungan seks tanpa kondom
dengan orang yang terinfeksi, tertusuk jarum suntik yang digunakan pada orang yang terinfeksi
secara tidak sengaja.
Virus hepatitis D jarang menular dari ibu ke anak saat lahir.
DIAGNOSIS
Tes Hepatitis B : Jika Anda belum terdiagnosis hepatitis B, tes ini dapat dilakukan.
Tes antibodi total hepatitis D : Tes ini memeriksa keberadaan antibodi yang diproduksi sebagai
respons terhadap infeksi hepatitis D, termasuk imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G
(IgG). Tes ini dapat memastikan adanya infeksi hepatitis D dan apakah infeksi tersebut bersifat
kronis atau akut.
Tes reaksi rantai polimerase kuantitatif (PCR) hepatitis D RNA : Penyedia layanan kesehatan
menggunakan tes ini jika tes antibodi Anda positif. Ini adalah cara lain untuk memastikan diagnosis
hepatitis D dan menentukan apakah infeksinya aktif atau tidak.
Tes pencitraan: Dilakukan melalui USG, CT Scan atau MRI untuk mendeteksi adanya kerusakan
pada hati.
PENATALAKSANAAN

Antivirus

Jenis obat ini dapat meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan virus serta
menghalangi virus yang berusaha merusak hati. Obat antivirus yang biasanya diberikan
oleh dokter adalah tenofovir, entecavir, dan lamivudine.

Obat Interferon

Obat interferon berasal dari sejenis protein yang bermanfaat menekan perkembangan virus
dan mencegah penyakit semakin parah. Pemberian obat interferon bergantung pada kondisi
pasien, umumnya melalui suntikan infus dan harus dilakukan setiap minggu selama 1 tahun
KOMPLIKASI

• SIROSIS
GAGAL HATI
KANKER HATI
Patofisiologi HDV - HCC
Baru-baru ini, Diaz dkk. menyelidiki tingkat replikasi HDV dalam tumor dengan
menganalisis pasangan tumor dan jaringan non-tumor dari lima pasien dengan HCC
terkait HDV, dan hasilnya dibandingkan dengan tingkat sirosis HDV tanpa HCC pada
pasien yang menjalani transplantasi hati untuk tujuan akhir.
Pada pasien dengan HDV-HCC, terdapat penurunan tajam pada RNA HDV di dalam tumor
pada dua dari lima pasien yang diteliti, yang mana hingga 17 spesimen hati
diperiksa. Penurunan RNA HDV terjadi antara pinggiran tumor dan daerah perilesional,
sedangkan kadarnya serupa di seluruh daerah nontumor di sekitarnya. Pada tiga pasien
lainnya, tingkat antara tumor dan jaringan nontumor serupa. Secara keseluruhan, tingkat
RNA HDV cenderung lebih rendah pada tumor dibandingkan pada daerah non-tumor di
sekitarnya. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pola replikasi HDV di
dalam tumor tidak sama di semua kasus, dan bahwa replikasi virus yang terbatas di
dalam tumor akan terlewatkan dengan hanya menguji tingkat viremia HDV, yang serupa
antara HDV- Sirosis HCC dan non-HCC.
Thanks
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+34 654 321 432
yourwebsite.com

Please keep this slide for attribution

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon & images by
Freepik
Hepatitis E dan unknown
origin

Presented by:
Putri P. Mansyar
History Introduction

Struktur dan Transmisi dan Masa


Patogenesis
Karakteristik Inkubasi

Outline
Gejala Diagnosis Pencegahan

Presentation Title

Presentation title 65
Sejarah Hepatitis
E
• Pertama kali ditemukan di New Delhi
pada tahun 1955
• Terdapat 29.000 kasus dari ikterik
hepatitis (kondisi dimana seseorang
mengalami peradangan hati yang
menyebabkan mata dan kulit menjadi
berwarna kuning) dikarenakan
kontaminasi pasokan air minum oleh
limbah.
• Tahun1978 terjadi wabah di Kashmir,
India yaitu 1.700 orang meninggal dunia
dikarenakan wabah tersebut
• Tahun 1983, berhasil diidentifikasi dan
dinamakan Virus Hepatitis E

66
Introduction
• Virus hepatitis adalah penyakit sistemik yang
menyerang hati dan menyebabkan
peradangan hati
• Hepatitis virus dapat dibagi berdasarkan tipe
virus yang menyebabkan infeksi, antara lain :
Hepatitis A virus (HAV)
Hepatitis B virus (HBV)
Hepatitis C virus (HCV)
Hepatitis D virus (HDV)
Hepatitis E virus (HEV)

Presentation title 67
Introduction
• Virus hepatitis E termasuk kedalam
family Hepeviridae, genus
Hepevirus
• Hepatitis E biasanya memiliki gejala
klinis yang mirip dengan hepatitis A
• Wanita hamil yang terinfeksi virus
ini meningkatkan resiko kematian
menjadi 20%

Presentation title 68
Karakteristik Hepatitis E virus
Karakteristik Hepatitis E virus
Famili Hepeviridae, genus Hepevirus memiliki karakteristik,
antara lain :
• berukuran kecil 32-34 nm
• genomnya untai tunggal / single stranded
• Memiliki 4 genotipe yaitu genotipe 1, genotipe 2, genotipe 3
dan genotipe 4
• Genotipe 1 dan 2 hanya menginfeksi manusia dan
menyebabkan infeksi lebih parah. Genotipe 3 dan 4
menginfeksi babi, manusia dan hewan lainnya serta infeksinya
tidak parah dibandingkan dengan genotipe 1 dan 2.
• positive sense RNA
• ukuran genom 7,2kb.
Struktur
Transmisi
• Virus hepatitis masuk kedalam tubuh melalui air atau makanan
yang terkontaminasi oleh tinja individu yang terinfeksi
• Menurut Department for Environment, Food and Rural Affairs,
bukti menunjukkan peningkatan kasus hepatitis E di inggris
disebabkan oleh sosis babi yang mengandung hepatitis E
• Penularan langsung dari orang ke orang jarang terjadi
• Masa penularan hepatitis E yang pasti masih belum diketahui,
namun DNA VHE dapat ditemukan dalam tinja penderita sejak
awal penyakit
Transmisi
Masa Inkubasi

masa inkubasi virus hepatitis E


berkisar 15 – 64 hari

Presentation title 74
Epidemiologi
• genotipe 1 lebih umum terjadi
di Asia, Afrika, dan Amerika
Latin
• genotipe 2 lebih umum terjadi
di Afrika sub-Sahara dan
Meksiko
• Genotipe 3 dan 4 sebagian
besar terdeteksi dalam kasus
sporadis di negara-negara
maju.

Presentation title 75
Patogenesis
• infeksi virus hepatitis E dimulai dari mengkonsumsi makanan dan air yang
terkontaminasi virus hepatitis E
• Kemudian masuk kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan mencapai usus
halus (virus bereplikasi). Kemudian virus menembus dinding usus dan masuk
dalam aliran darah
• Setelah memasuki aliran darah, virus hepatitis E dibawa ke berbagai organ,
termasuk hati. Virus menargetkan sel-sel hati untuk mereplikasi diri
• Didalam hati, virus menembus sel-sel hati dengan cara melekat pada reseptor
permukaan sel-sel hati dan memasuki sitoplasma sel dan mengambil alih sistem
replikasi sel inang. Proses replikasi ini yang menyebabkan peradangan dan
kerusakan sel-sel hati, dan selanjutnya mengganggu fungsi hati
• Sistem kekebalan tubuh inang yang merespon infeksi dengan memproduksi
antibodi, dapat menyebabkan peradangan tambahan dan kerusakan pada jaringan
hati

Presentation title 76
Patogenesis
• Infeksi hepatitis E selama kehamilan dan pada trimester
ketiga, terutama pada genotipe 1, berhubungan dengan
infeksi yang lebih parah dan dapat menyebabkan gagal
hati fulminan dan kematian ibu.

• Mekanisme patologisnya pada saat kehamilan masih belum jelas. Namun pada beberapa
penelitian ada kemungkinan imunologi yang saling mempengaruhi selama kehamilan,
pengaruh perubahan hormonal pada sistem kekebalan tubuh serta viral load HEV yang
tinggi dianggap berkontribusi memperburuk perjalanan infeksi.
• Penelitian menunjukkan bukti replikasi virus di plasenta dan diduga bahwa plasenta
manusia dapat menjadi tempat replikasi virus di luar hati.
• Virus hepatitis E pada ibu hamil dapat ditularkan ke janinnya. Namun masih belum
diketahui pasti mekanisme transmisi vertikalnya

77
Patogenesis
• Kebanyakan kasus hepatitis E pada ibu hamil, baru
terdeteksi setelah usia kehamilan pada trisemester 3.
• Pada suatu penelitian, kadar progesteron, estrogen,
dan Human Chorionic Gonadotropin yang meningkat
seiring bertambahnya usia kehamilan, mengubah
regulasi kekebalan tubuh dan meningkatkan replikasi virus.
• Pada penelitian Prasad et al. (2016) di India, dari 55 ibu hamil terinfeksi hepatitis
E ini, 4 pasien diketahui terinfeksi pada trisemester 2 (2 diantaranya meninggal
atau 50%) dan 51 pasien pada trisemester 3 (3 diantaranya meninggal dunia
atau 5%, dikarenakan kegagalan hati fulminan)
• Dari 55 pasien, 38 diantaranya (77%) melahirkan secara premature, 6 pasien
(11%) mengalami pecah ketuban dini
• Dari 55 pasien, 47 pasien melahirkan bayi dalam keadaan hidup, 5 pasien
mengalami kematian janin dalam kandungan, 2 pasien melahirkan bayi dengan
kondisi meninggal dunia dan 1 aborsi pada trisemester kedua.
• Dari bayi-bayi tersebut, 57% mengalami berat badan lahir rendah (BBLR).
78
Gejala
• Lemas
• Penurunan nafsu makan
• Demam
• Nyeri perut
• Mual
• Muntah
• Mata dan kulit kuning
Umumnya gejala diatas hampir sama dengan
gejala hepatitis pada umumnya. Hepatitis yang
disebabkan oleh virus hepatitis E ini bersifat
akut, kerusakan hati yang terjadi lebih parah
dan cepat. Seringkali menyebabkan kegagalan
hati dalam waktu singkat

79
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan setelah dilakukan pemeriksaan
pada serum dan feses pasien dan ditemukan antibodi
VHE atau RNA VHE.
• Antibodi yang bisa dideteksi saat ini IgM, IgG, Ig.
• Penanda virologi : pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh normal (hasil IgM anti-HEV (+) menandakan
sedang atau baru terinfeksi HEV dan hasil (-) tidak ada
bukti adanya infeksi HEV baru-baru ini)
• Penanda virologi : pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah/orang dalam perawatan medis seperti
transplantasi organ (hasil IgM-anti HEV (-) ditambah
dengan pemeriksaan darah tambahan, jika RNA HEV
(+) maka orang tersebut terinfeksi HEV, jika RNA HEV
(-), maka tidak ada bukti terinfeksi HEV baru-baru ini)
• Hasil IgM anti-HEV akan tetap positif hingga 4-6 bulan
setelah terinfeksi virus

80
Pengobatan
• Hepatitis E akut cenderung bisa sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, yaitu dengan Istirahat
yang cukup, konsumsi makanan bergizi, dan
minum air putih yang cukup.
• Dokter meresepkan obat pereda nyeri atau demam
bila gejala dirasakan pasien cukup mengganggu.
• Bagi ibu hamil yang terinfeksi hepatitis E
disarankan untuk menjalani rawat inap agar dokter
bisa memantau kondisi tubuh pasien secara berkala.
• Hepatitis E kronis dapat diresepkan obat antivirus,
seperti ribavirin atau peginterferon alfa-2a.
• Transplantasi hati dilakukan jika hepatitis E kronis
mengakibatkan kerusakan hati cukup parah

81
Pencegahan
• Kebersihan sanitasi (tidak buang air besar
sembarangan). Mencuci tangan secara teratur
• Memasak air dan makanan hingga matang
sebelum dikonsumsi
• Menggunakan air yang telah dipurifikasi ketika
memasak dan mencuci sayur dan buah
• Penularan melalui transfusi darah dapat
dicegah dengan skrining melalui minipool
HEV NAT (nucleic acid test). NAT adalah
teknik menyaring darah secara molekuler
• Penggunaan vaksin. Vaksin HEV239 sudah
dikembangkan, namun hanya digunakan di
tiongkok, karna masih belum mendapatkan izin
dari WHO untuk didistribusikan diluar
tiongkok

82
Sejarah Unknown Hepatitis
• Menyerang anak-anak usia dibawah 16 tahun
• Oktober 2021, sekelompok kasus hepatitis
parah yang tidak diketahui asalnya
diidentifikasi di rumah sakit anak-anak di
negara bagian Alabama, AS
• Antara 5 April dan 8 Juli 2022, 35 negara telah
melaporkan 1.010 kemungkinan kasus
hepatitis akut yang tidak diketahui
penyebabnya pada anak-anak.
• Kasus yang terjadi diinggris, dari 74 kasus, 6
diantaranya memerlukan transplantasi hati
• Setelah pengujian dengan virus hepatitis yang
telah ada yaitu tipe A-E dan virus lokal lainnya,
tidak ada yang cocok. Dimana kadar serum
aminotransferase lebih tinggi dari 500 IU/L.
Gejala
Diagnosis
• Penyebab wabah ini masih belum diketahui
• Hipotesis utama adalah ada kaitannya dengan adenovirus pada
manusia, khususnya serotipe F41. Karena dari pengujian
laboratorium menunjukkan infeksi adenovirus pada manusia
sekitar tiga perempat kasus.
4 Langkah penting dalam penanganan
unknown hepatitis
• Waspada gejala awal seperti diare, mual, muntah, sakit
perut, dan dapat disertai demam ringan pada anak.
• Jika muncul gejala awal, segera bawa ke puskesmas
dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan lanjutan
• Jangan menunggu muncul gejala lanjutan seperti kulit
dan mata kuning, agar tidak terlambat.
• Jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa pasien
ke rumah sakit dengan fasilitas ICU Anak.
Pencegahan
• Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terutama rutin melakukan cuci tangan
pakai sabun pada anak-anak, untuk mencegah terjadinya penularan berbagai
macam penyakit infeksi.
• Memakan makanan yang bersih dan dimasak dengan matang, serta tidak
bergantian alat makan dengan orang lain.
• Menghindari kontak dengan orang sakit
• Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
• Menerapkan protokol kesehatan yaitu mengurangi mobilitas, menggunakan masker
selama bepergian, menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari keramaian
dan kerumunan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chaudhry , Shahnaz A. Verma, Natasha. Koren, Gideon.
2015. Hepatitis E Infection during Pregnancy. Canadian
Family Physician. 60:607-608
2. Prasad, Gowri Sayi. Prasad, Sayi. Bhupali, Ashok. Patil,
Ajit N. Parashar, Kanishtha. 2015. A Study of Hepatitis E
in Pregnancy : Maternal and Fetal Outcome. The
Journal of Obstetrics and Gynecology of India. 66(S1):
S18-S23
3. Cowan, M. K, Smith, H. 2023. Microbiology. McGraw
Hill LLC. Seventh Edition.
4. Murray, P.R. 2021. Basic Medical Microbiology
Foundation and Clinical Cases. Elsevier Second Edition.

Anda mungkin juga menyukai