Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Vita M T., dr.. SpOG., M.Kes., SH., AIFO
•Kelompok 2 :
•Lathifah 131020220017
(Kemenkes, 2019).
Defenisi
(Kemenkes RI,
2014) (Gozali, 2020)
Hepatitis adalah
(Sinaga, 2018) Virus hepatitis B
peradangan sel-sel hati. adalah virus DNA sirkuler
Hepatitis berantai ganda Family
merupakan penyakit Hepadnaviridae,
Disebabkan oleh yang disebabkan mempunyai 3 jenis
berbagai virus seperti oleh virus Hepatitis antigen, yaitu antigen
virus hepatitis A (HAV), B yang merusak hati surface hepatitis B
hepatitis B (HBV), dengan masa (HBsAg) yang terdapat
hepatitis C (HCV), inkubasi 14-160 pada mantel (envelope
hepatitis D (HDV), dan virus), antigen core
hepatitis E (HEV) hepatitis B (HbcAg)
terdapat pada inti dan
antigen “e” hepatitis B
(HBeAg) terdapat pada
nukleokapsid virus.
Jenis Jenis dan Proses Penularan
1 Hapatitis Hepatitis B
2
A (HAV) (HBV)
Disebabkan virus Disebabkan oleh Virus Hepatitis B
hepatitis A (HAV) Akut inflamasi hepar akibat infeksi
virus hepatitis setelah masa inkubasi
Ditemukan didalam virus 30-180 hari atau 8 – 12 minggu
darah dan tinja orang
Kronis > 6 bulan
terinfeksi
Ditularkan melalui perkutaneus dan
Penularan melalui membran mukosa yang terinfeksi oleh
kontak pribadi atau darah, semen, secret vagina dan saliva.
makanan/minuman HBV dapat bertahan hidup lebih dari
satu minggu pada permukaan kering,
sehingga dapat meningkatkan penularan
CDC, secara horizontal dalam satu keluarga
2020 Yulia, 2019
Hapatitis C
3 (HCV) Populasi dengan peningkatan risiko hepatitis C :
Orang dengan infeksi HIV
Disebabkan oleh virus hepatitis Pengguna Narkoba Suntik
C (HCV) Orang dengan kondisi medis tertentu,
Dapat berkembang menjadi termasuk mereka yang pernah menjalani
akut dan kronis hemodialisis
Tidak ada vaksin untuk Penerima transfusi atau transplantasi organ
hepatitis C dan orang yang diberitahu bahwa mereka
Faktor risiko utama hepatitis C menerima darah dari donor yang kemudian
seperti penggunaan jarum dinyatakan positif terinfeksi HCV
suntik yang tidak steril, Petugas kesehatan, medis darurat, dan
hemodialisis, hubungan seks keselamatan publik setelah tertusuk jarum
berisiko tinggi, adanya suntik, benda tajam, atau paparan mukosa
komorbiditas (HIV), transfusi darah HCV-positif
dan prosedur medis lain Anak-anak yang lahir dari ibu dengan infeksi
HCV
CDC, 2020
Hapatitis D
4 (HDV) Populasi berikut berada pada peningkatan
risiko untuk terinfeksi HDV :
• Orang yang terinfeksi HBV secara
Disebabkan oleh virus hepatitis
kronis
D (HDV) • Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi
Hanya terjadi pada orang yang HDV
juga terinfeksi virus hepatitis • Pasangan seks dari orang yang
B terinfeksi HDV
Penularan melalui darah atau • Pria yang berhubungan seks dengan
cairan tubuh pria
• Pengguna Narkoba Suntik
• Kontak rumah tangga dengan infeksi
HDV
• Pekerja tenaga kesehatan dan
keselamatan publik yang berisiko
terpapar darah atau cairan tubuh yang
terkontaminasi
• Pasien hemodialisa
CDC, 2020
Hapatitis E
5 (HEV) Populasi berikut berada pada peningkatan
risiko untuk terinfeksi HEV :
Disebabkan oleh virus hepatitis • Negara berkembang dengan pasokan
C (HCV) air yang tidak memadai
Penularan ketika seseorang • Tinggal di sanitasi lingkungan yang
tanpa sadar menelan virus buruk
bahkan dalam jumlah • Orang-orang yang tinggal di kamp-
mikroskopis (paling sering kamp yang penuh sesak atau
terkena hepatitis E dari air perumahan sementara, termasuk
minum yang terkontaminasi pengungsi dan orang-orang yang
feses dari orang yang terlantar
terinfeksi virus) • Konsumsi daging atau organ yang tidak
Tidak ada vaksin untuk dimasak/setengah matang dari hewan
hepatitis E yang terinfeksi dapat menyebabkan
penularan melalui makanan ke manusia
seperti dari daging babi, babi hutan,
dan rusa.
CDC, 2020
Diagnosis dan Gejala Klinis
Penegakan Diagnosis
E Anti HEV IgM, Anti HEV IgM, HEV Capsid, HEV RNA
Gunawijaya. F.A., Harahap, Z., Saputra, L. 2013. Buku Saku Harrison Gastroenterologi. Tangerang Selatan: Kharisma Publishing Group
Gejala Klinis
dilakukan untuk perubahan perilaku berupa cara penularan, cara pencegahan dan
lingkungan, mengingat jenis perilaku hidup bersih dan perilaku dilakukan melalui penyuluhan,
Hepatitis Virus ini dapat sehat, kebersihan diri, pendampingan, pemberian konseling,
menimbulkan Kejadian Luar lingkungan, dan tata cara dan penyediaan sarana dan prasarana
2. PERLINDUNGAN KHUSUS.
a. Penggunaan kondom
Pada kehamilan dengan hepatitis c. Pada kasus yang langka, apabila terjadi
a. Setiap ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan HbSAg pada trimester pertama kehamilannya. Apabila HBsAg
dan anti-HBsAg negatif, vaksin VHB dapat diberikan pada pasien risiko tinggi. Jika hasil pemeriksaan HBsAg
positif, maka harus dilakukan pemeriksaan VHB DNA kuantitatif pada minggu ke-28.
b. ACOG merekomendasikan untuk merujuk pasien jika titer virus >20.000 IU/mL, ALT > 19 IU/mL, atau HbeAg
positif. Apabila DNA VHB lebih dari 1 juta kopi (200.000 IU/mL), terapi antiviral direkomendasikan pada usia
kehamilan 28 –32 minggu. Apabila titer virus <200.000 IU/mL, terapi antiviral dapat diberikan jika memiliki
c. Pemberian antiviral yang dianjurkan yaitu dengan tenofovir dan entecavir pada pasien indeks viremik tinggi
d. Pada persalinan, jika persalinan lebih dari 14 jam pada ibu hamil dengan titer HBV tinggi (3,5 pg /mL) atau
1) Bayi dari ibu HBsAg positif akan 3) Sedangkan pada bayi yang lahir dari ibu yang
mendapat 0,5 mL HBIg dan 5 mcg (0,5
tidak diketahui status HBsAgnya dengan BBL >
mL) vaksin rekombinan di ekstremitas
2000 gram diberi vaksin hepatitis B (tanpa
bawah yang berbeda 12 jam setelah lahir.
2) Bayi yang lahir dari ibu yang tidak HBIG), yaitu: 5 mcg (0,5 mL) vaksin rekombinan
diketahui status HBsAg nya, namun atau mcg (0,5 mL) vaksin asal plasma dalam 12
terdapat tanda infeksi harus ditangani jam setelah lahir.
seperti jika lahir dari ibu HBsAg positif.
4) Pemberian ASI: Tidak ada larangan pemberian
a. Prinsip perawatan kehamilan anatenatal care c. Terapi hepatitis C pada kehamilan adalah
tetapi, karena virus hepatitis C dapat menularkan antivirals (DAA). Kombinasi terapi yang
ke janin secara vertikal, maka tindakan invasif digunakan adalah pemberian pegylated
dikatakan sembuh apabila di dalam tubuh ibu minimalkan perlukaan pada saat persalinan
hamil tersebut tidak ditemukan RNA virus dengan menghindari tindakan episiotomy.
b. Managemen supportif yang terdiri dari; pemenuhan yaitu pegylated interferon alpha (PEG-
nutrisi dan hidrasi ibu dan pemakaian terapi antiemetic IFNa) dan Sofosbufir yang bertujuan
(B6) dan antipiretik (Paracetamol) jika ibu demam. menekan jumlah virus dalam tubuh.
c. Pada kasus yang langka, apabila terjadi komplikasi c. Kandungan RN virus hepatitis E pada
kegagalan fungsi hati maka dapat dilakukan transplantasi ibu ASI ditemukan dalam jumlah
d. Menyusui dapat dilakukan pada ibu dengan hepatitis D, dengan infeksi hepatitis E akut
Respon imun bukan satu-satunya etiologi di balik cedera hati pada pasien hepatitis B dan Cedera
terkait hepatitis B juga terlihat pada pasien pasca transplantasi hati dengan hepatitis B yang
menjalani terapi imunosupresan. Pola histologis yang mengikuti dari infeksi ini disebut hepatitis
kolestatik fibrosing dan diperkirakan terkait dengan paparan HBsAg yang berlebihan = memiliki
patogenisitas terlepas dari respons sistem kekebalan.
Patogenesis : Penyakit hati pada infeksi HBV terutama diperantarai oleh imun, dan dalam beberapa keadaan,
HBV dapat menyebabkan cedera sitotoksik langsung pada hati. HBsAg dan protein nukleokapsid
lain yang ada pada membran sel mendorong lisis seluler yang diinduksi sel T dari sel yang
terinfeksi HBV. Respon sel T sitotoksik terhadap hepatosit yang terinfeksi HBV, dan sebagian
besar DNA HBV dibersihkan dari sistem hati sebelum infiltrasi maksimal sel T, menunjukkan
bahwa respon imun kemungkinan lebih kuat pada tahap awal infeksi.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555945/
Pedoman pengobatan saat ini
merekomendasikan memulai
terapi antivirus selama
trimester ketiga kehamilan
untuk wanita dengan tingkat
DNA HBV lebih besar dari TDF/ Tenofovir Disoproxil
200.000 IU/mL untuk lebih Fumarate adalah pilihan yang
mengurangi risiko penularan lebih disukai untuk indikasi ini.
perinatal. Karena reaktivasi hepatitis B
Pemberian vaksin HBV dan terkait kehamilan dapat
HBIG yang tepat waktu sangat terjadi baik pada wanita yang
penting untuk memutus rantai diobati maupun yang tidak
penularan vertikal. diobati, pemantauan ketat
sangat penting selama
kehamilan dan setidaknya 6
bulan setelah melahirkan.
PENATALAKSANAAN
HEPATITIS B
SELAMA KEHAMILAN
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555945/
Penatalaksanaan ibu hamil yang Penatalaksanaan ibu hamil yang
tidak menjalani terapi antivirus menjalani terapi antivirus sebelum
sebelum kehamilan.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC622582
4/
Layanan ANC
terpadu termasuk Persalinan yang aman
penawaran dan
tes Hep B
PENULARAN
IBU KE BAYI Tatalaksana pemberian
Diagnosis Hep B makanan bagi bayi dan
Tansmisi vertical anak
ibu HBsAg(+)
(Permenkes, 2017)
Alur persalinan Ibu hamil dengan Hepatitis B:
1. Ibu hamil dengan Hepatitis B, dengan atau tanpa pengobatan antivirus tetap dapat melakukan
ANC dan persalinan di FKTP. Persalinan di RS rujukan hanya ditetapkan atas indikasi obstetrik
atau indikasi klinis lain yang memerlukan pengawasan klinis yang tidak dapat dilakukan di FTKP.
2. Ibu hamil dengan HbSAg (+) dirujuk ke SpPD.
2. Pemberian imunisasi Hepatitis B untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif atau status HBsAg ibu tidak diketahui
diberikan vaksin hepatitis B sesegera mungkin (sangat dianjurkan imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir diberikan pada bayi
usia <24 jam sesudah kelahiran (HB-0) bersamaan dengan pemberian vitamin K1). Pemberian imunisasi ini kemudian dilanjutkan
sesuai program imunisasi nasional, yaitu usia bayi 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Imunisasi Hepatitis B mampu memberikan
perlindungan terhadap infeksi Hepatitis B selama lebih dari 20 tahun. Keberhasilan imunisasi dinilai dari terdeteksinya anti-HBs di
serum penderita setelah pemberian imunisasi Hepatitis B lengkap (3-4 kali).
• Apabila bayi lahir dari ibu dengan HBsAg positif maka dianjurkan agar diberikan Hepatitis B Immunoglobulin (HBIg), vitamin
K, vaksinasi hepatitis B hari ke-0 (HB 0) diberikan sesegera mungkin kurang dari 24 jam setelah kelahiran, dilanjutkan sesuai
program imunisasi nasional, yaitu usia bayi 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Selanjutnya pada saat bayi tersebut berusia 9 – 12 bulan
dilakukan pemeriksaan HBsAg dan titer anti HBs.
(Permenkes, 2017)
Terima Kasih