Konflik Politik
Konflik Politik
POLITIK
NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. FINA MATWERU
2. TATY BATLOLONE
3. RENALDHO DE FRETES
4. DERIN URASANA
5. CHIVENT RESIWAWAN
KONFLIK POLITIK
Konflik politik adalah salah satu jenis perseteruan atau ketidakcocokan dalam pandangan politik yang
terjadi di antara para elit politik di dalam sebuah pemerintahan. Konflik politik terjadi karena
beberapa orang yang ingin berkuasa. Konflik politik sendiri berbeda dengan konflik sosial yang
terjadi di lingkungan masyarakat. Faktor penyebab konflik politik antara lain perbedaan pendapat,
persaingan, dan pertentangan sejumlah individu, kelompok, atau organisasi dalam upayanya
mempertahankan sumber dari keputusan dari pemerintah. Contoh konflik politik terbesar yang pernah
terjadi di Indonesia antara lain pemberontakan DI/TII, peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, dan
kudeta Angkatan Perang Ratu Adil. Konflik politik juga dapat terjadi di tingkat internasional karena
adanya perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara. Ada beberapa
bentuk konflik politik, antara lain konflik atau pertentangan politik, konflik atau pertentangan antara
kelas-kelas sosial, dan konflik atau pertentangan yang bersifat internasional.
KONFLIK POLITIK DAPAT TIMBUL
DALAM BERBAGAI HAL :
1. Konflik antarpartai politik :
Persaingan politik antara partai-partai politik yang berbeda dapat menyebabkan
konflik politik. Persaingan ini dapat meliputi perselisihan kebijakan, retorika
politik yang keras, atau upaya untuk memenangkan dukungan publik.
2. Konflik ideologi :
Perbedaan ideologi politik, seperti liberalisme versus konservatisme, sosialisme
versus kapitalisme, atau nasionalisme versus internasionalisme, dapat
menyebabkan konflik politik. Konflik ini sering kali melibatkan perbedaan
pandangan tentang peran pemerintah, hak asasi manusia, atau distribusi kekayaan.
3. Konflik etnis atau agama :
Konflik politik sering kali terkait dengan perbedaan etnis atau agama. Perselisihan etnis
atau agama dapat memicu konflik politik yang melibatkan klaim teritorial, hak-hak
minoritas, atau persaingan kekuasaan antara kelompok-kelompok yang berbeda.4. Konflik
separatisme: Konflik politik dapat timbul ketika kelompok-kelompok di dalam suatu
negara berusaha memisahkan diri dan mendapatkan otonomi atau kemerdekaan.
4. Konflik separatisme : Konflik
politik dapat timbul ketika kelompok-kelompok di dalam suatu negara berusaha
memisahkan diri dan mendapatkan otonomi atau kemerdekaan
5. Konflik pemilihan umum : Pemilihan
umum sering kali menjadi sumber konflik politik. Persaingan antara kandidat atau partai
politik dalam pemilihan dapat memicu ketegangan, tuduhan kecurangan, atau
ketidakpuasan terhadap hasil pemilihan.
6. Konflik kebijakan publik :
Perbedaan pendapat tentang kebijakan publik, seperti kebijakan ekonomi, kebijakan
lingkungan, atau kebijakan sosial, dapat menyebabkan konflik politik.
Kelompok-kelompok masyarakat atau kepentingan khusus dapat berselisih tentang
kebijakan yang dianggap menguntungkan atau merugikan mereka.
7. Konflik korupsi :
Korupsi dalam politik dapat memicu konflik politik. Ketidakpuasan terhadap
korupsi yang meluas atau penyalahgunaan kekuasaan politik dapat memicu protes,
demonstrasi, atau perlawanan terhadap rezim politik yang korup.
8. Konflik kekuasaan :
Persaingan untuk memperebutkan kekuasaan politik antara individu, kelompok, atau
partai politik dapat menyebabkan konflik politik. Persaingan ini dapat melibatkan
intrik politik, pemakzulan, atau upaya untuk menggulingkan rezim politik yang ada.
TERDAPAT BEBERAPA HAL YANG DAPAT
MENYEBABKAN TERJADINYA KONFLIK
POLITIK :
1. Perbedaan ideologi :
Perbedaan ideologi politik, seperti perbedaan dalam pandangan tentang peran pemerintah,
kebijakan ekonomi, atau hak asasi manusia, dapat memicu konflik politik antara kelompok
atau partai politik yang berbeda
2. Persaingan kekuasaan : Persaingan
untuk memperebutkan kekuasaan politik antara individu, kelompok, atau partai politik dapat
menyebabkan konflik politik. Persaingan ini dapat melibatkan intrik politik, pemakzulan,
atau upaya untuk menggulingkan rezim politik yang ada
3. Perbedaan etnis atau agama :
Perbedaan etnis atau agama sering kali menjadi sumber konflik politik. Perselisihan etnis
atau agama dapat memicu konflik politik yang melibatkan klaim teritorial, hak-hak
minoritas, atau persaingan kekuasaan antara kelompok-kelompok yang berbeda.
4. Ketidakpuasan terhadap kebijakan publik :
Ketidakpuasan terhadap kebijakan publik, seperti kebijakan ekonomi yang tidak
adil, kebijakan lingkungan yang merugikan, atau kebijakan sosial yang tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat, dapat memicu konflik politik.
5. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan : Korupsi
dalam politik atau penyalahgunaan kekuasaan politik dapat memicu konflik
politik. Ketidakpuasan terhadap korupsi yang meluas atau penyalahgunaan
kekuasaan dapat memicu protes, demonstrasi, atau perlawanan terhadap rezim
politik yang korup.
6. Sengketa perbatasan : Sengketa
perbatasan antara negara-negara atau entitas politik yang berbeda dapat memicu
konflik politik. Perselisihan tentang klaim wilayah, sumber daya alam, atau hak
akses ke jalur pelayaran dapat memicu ketegangan politik.
7. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi :
Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang tinggi dapat menjadi sumber konflik
politik. Ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, akses terbatas terhadap
sumber daya, atau kesenjangan dalam kesempatan dapat memicu ketegangan
politik.
8. Kurangnya partisipasi politik dan representasi :
Kurangnya partisipasi politik yang inklusif dan representasi yang merata dapat
memicu konflik politik. Ketidakpuasan terhadap ketidakadilan politik atau
eksklusi dari proses pengambilan keputusan dapat memicu protes atau gerakan
politik.
BERIKUT ADALAH CARA MENGATASI KONFLIK TERSEBUT: