Peraturan Per-Uu Kehutanan
Peraturan Per-Uu Kehutanan
Pera t u ra n Pe r u n
BI D A N G
K E H U T A N A N
AT LHK
L
AR P USDIK
G A J
EN
TIM P
Tujuan Pembelajaran
Hasil Belajar:
mampu menjelaskan kebijakan Kementerian LHK dalam bidang
perlindungan dan pengamanan hutan.
PENGELOLAAN HUTAN
REHABILITASI DAN
PENGURUSAN HUTAN
REKLAMASI HUTAN
LITBANG, DIKLAT,
PENYULUHAN
PERLINDUNGAN
HUTAN DAN
KONSERVASI ALAM
PENGAWASAN
Perlindungan Hutan
mencegah dan membatasi mempertahankan dan menjaga
kerusakan hutan, kawasan hutan, hak-hak negara, masyarakat, dan
dan hasil hutan yang disebabkan perorangan atas hutan, kawasan
oleh perbuatan manusia, ternak, hutan, hasil hutan, investasi serta
kebakaran, daya-daya alam, hama, perangkat yang berhubungan
serta penyakit dengan pengelolaan hutan
REPRESIF YUSTISI
PREEMTIF PREVENTIF (Represif (Represif
Nonyustisi) Yustisi)
LINHUT/GAKKUMHUT
Daerah
Pemerintah Pusat Daerah Provinsi
Kab/Kota
UPT
UPT LEMBAG
BALAI UPT
TAMAN A LEMBAGA KPHP LEMBAGA KPHL LEMBAGA TAHURA
PENGAMANAN KSDA
NASIONAL KPHK
DAN GAKKUM LHK
DITJEN GAKKUM
FASILITASI, SUPERVISI
PEMBINAAN, KOORDINASI
DUKUNGAN OPERASIONAL
PENGAWASAN
Balai Besar/Balai
Balai Besar/Balai Dinas Prov
Taman Nasional Lembaga TAHURA
KSDA (KPHK) Lembaga KPHP/L
(KPHK)
KOORDINASI
KERJASAMA
DUKUNGAN OPERASIONAL
Balai Pengamanan
dan GAKKUM LHK
Dasar H u k u m
p o k si Po l h u t
ak s a n a a n Tu
Pel
Tugas dan Fungsi Polhut
P.75/Menhut-II/2015 tentang Polhut
AZAS
Manfaat dan lestari TUJUAN
Kerakyatan Untuk sebesar-besar
Kebersamaan kemakmuran rakyat
yang berkeadilan dan
Keterbukaan
berkelanjutan.
keterpaduan
Penguasaan Hutan
STATUS
Hutan negara dan hutan hak;
Hutan negara dapat berupa hutan adat;
Pemerintah menetapkan status hutan;
FUNGSI
Konservasi, lindung, dan produksi;
Pemerintah menetapkan fungsi hutan;
Hutan konservasi : hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman
buru;
STATUS DAN FUNGSI
Perencanaan kehutanan;
Pengelolaan hutan;
Litbang, diklat, dan
pengukuhan kehutanan
pengawasan
Perencanaan Kehutanan
Pemanfaatan kws hutan di semua fungsi hutan kecuali di CA dan zona inti dan
rimba TN;
Pemanfaatan hutan produksi : 1) pemanfaatan kws, 2) jasling, 3) kayu dan hhbk, 4)
pemungutan kayu dan hhbk;
Pemanfaatan hutan lindung : 1) pemanfaatan kws, 2) jasling, dan 3)
pemungutan hhbk;
Pemanfaatan hutan melalui Pemberian Perizinan Berusaha; UUCK
Pemanfaatan hutan konservasi diatur tersendiri (UU 5 Tahun 1990);
Pengelolaan KHDTK dapat diberikan kepada : 1) masyarakat adat, 2) lembaga
pendidikan, 3) lembaga penelitian, dan 4) lembaga sosial dan keagamaan;
Penggunaan Kawasan Hutan
Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan
akibat perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya- daya alam, hama,
serta penyakit;
Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
perseorangan atas hutan, kws hutan, serta hasil hutan;
Kepada pejabat kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaannya diberi
wewenang kepolisian khusus / Ps 51(dengan 6 wewenang)
Pemegang Perizinan Berusaha wajib melindungi hutan dalam areal
kerjanya (UUCK)
Substansi Lain
UU No. 41/1999
Litbang, Diklat dan Penyuluhan;
Penyerahan Kewenangan (dikaitkan dengan otonomi daerah) … diatur PP;
Masyarakat Hukum Adat … keberadaan dan hapusnya komunitas adat ditetapkan dengan
Perda;
Peran Serta Masyarakat … hak manfaat dan kewajiban memelihara;
Gugatan Perwakilan … masyarakat atau organisasi bidang kehutanan
berhak mengajukan gugatan pewakilan atas kerusakan hutan yang
merugikan kehidupan masyarakat;
Penyelesaian Sengketa Kehutanan … penyelesaian di luar pengadilan
tidak berlaku untuk tindak pidana;
Penyidikan … PPNS … 8 kewenangan (Ps 77);
Ketentuan Pidana, Ganti Rugi dan Sanksi Administratif;
Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup …. Boschordonanntie 1927, Staatsblad 1927,
1931 dan 1934, serta UU N0. 5 Tahun 1967 dicabut;
Pasal 38 ayat (4)
• Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan
melalui kegiatan : pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam; dan
pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.
• Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam dilakukan dengan tetap
menjaga kelestarian fungsi kawasan.
• Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dilakukan dengan memperhatikan
kelangsungan potensi, daya dukung, dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
liar.
Kawasan Pelestarian Alam
• KPA: Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam.
• Fungsi KPA : perlindungan system penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
• Kegiatan di KPA : kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
Pendidikan, menunjang budidaya, budaya dan wisata alam (tanpa mengurangi fungsi
pokok masing-masing Kawasan).
• Taman Nasional dikelola dengan sistem zonasi (Inti, Pemanfaatan, Zona Lainnya)
Kawasan Pelestarian Alam
• Pasal 33
1. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan
terhadap keutuhan zona inti taman nasional.
2. Perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti
taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.
3. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona
pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman
wisata alam.
Kawasan Pelestarian Alam
• Didalam Zona Pemanfaatan dapat dibangun sarana kepariwisataan sesuai dengan
rencana pengelolaan.
• Untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi : pemerintah dapat memberikan hak
pengusahaan atas zona pemanfataan (TN, Tahura, TWA) dengan mengikut sertakan
rakyat.
• Dalam keadaan tertentu, pemerintah dapat menghentikan kegiatan pemanfaatan
selama waktu tertentu.
Pemanfaatan Jenis TSL
• pengkajian, penelitian dan pengembangan;
• penangkaran;
• perburuan;
• perdagangan;
• peragaan;
• pertukaran;
• budidaya tanaman obat-obatan;
• pemeliharaan untuk kesenangan.
Ketentuan Pidana
• Pasal 40
1. Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00(seratusjuta rupiah).
3. Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratusjuta rupiah).
4. Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
5. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah kejahatan dan tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (4) adalah pelanggaran.
No. 18
Tahun
Tentan 2 0 1 3
Penceg g
a han da
n pe m
Perusa berant
sa a
kan Hu n
tan
Adaptasi UU CIPTA KERJA
Pengertian
• Perusakan Hutan adalah proses, cara, atau perbuatan merusak Hutan melalui
kegiatan Pembalakan Liar, penggunaan Kawasan Hutan tanpa Perizinan
Berusaha atau penggunaan Perizinan Berusaha yang bertentangan dengan
maksud dan tujuan pemberian Perizinan Berusaha di dalam Kawasan Hutan
yang telah ditetapkan, yang telah ditunjuk, ataupun yang sedang diproses
penetapannya oleh Pemerintah Pusat.
• Pembalakan liar adalah semua kegiatan pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
secara tidak sah yang Terorganisasi.
• Penggunaan Kawasan hutan secara tidak sah adalah adalah kegiatan
Terorganisasi yang dilakukan di dalam Kawasan Hutan untuk perkebunan dan/
atau pertambangan tanpa Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat
Pengertian