Oleh
Porto Mauritio
1916151086
Kelompok 1
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Sejak implementasi otonomi daerah (2001), persoalan utama yang dihadapi dalam
konservasi masih ada di tangan pemerintah pusat, padahal ada banyak inisiatif di
Pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Perdirjen KSDAE
No. 6/2018).
B. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 November 2020, pukul 13.30 s.d.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ATK (alat tulis) dan laptop.
C. Prosedur Praktikum
A. Hasil
yang meliputi UU No. 5 tahun 1990 tentang KSDAE; UU No. 41 tahun 1999
Satwa; PP No. 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan satwa; PP No.
26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Kriteria Perlindungan
Kebijaka Penetapan Penurunan
No Sebaran Contoh
n Golongan Populasi Tajam di
Terbatas
Alam
1. Perlindung Dilindungi Kecil Habitat Akibat alih Badak
an satwa alami di fungsi dan Jawa
liar TNUK pembangun (Rhinoc
an eros
sondaic
us)
Lanjutan Tabel 3.3. Kebijakan Konservasi PP No. 7 tahun 1999
Kriteria Perlindungan
Kebijaka Penetapan Penurunan
No Sebaran Contoh
n Golongan Populasi Tajam di
Terbatas
Alam
Tidak Besar - - Burung
dilindungi Gereja
(Passer
domesti
cus)
Kriteria Perlindungan
Kebijaka Penetapan Penurunan
No Sebaran Contoh
n Golongan Populasi Tajam di
Terbatas
Alam
Tidak Besar - - Damar
dilindungi Mata
Kucing
(Shorea
javanic
a)
dijadikan sebagai
hutan lindung
karena nilainya
(Senoaji,2010).
karbon yang
mempengaruhi
perubahan iklim
global. Rata-rata
jumlah biomassa
adalah 400-900
Secara umum kebijakan dan hukum yang berkaitan dengan pengelolaan sumber
daya alam tidak dapat dipisahkan dengan pengelolaan kawasan konservasi. Oleh
karena kawasan konservasi merupakan bagian dari sumber daya alam, maka
kebijakan dan hukum konservasi pun pada dasarnya merupakan bagian dari
dieksploitasi, baik eksploitasi sumber daya alam hutan, tambang, minyak dan gas,
ataupun sumber daya laut, dapat dieksploitasi dengan semena-mena dan melupakan
rehabilitasi.
kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan suaka alam
(termasuk, cagar alam), kawasan suaka alam laut dan lainnya, mangrove, taman
nasional, taman hutan raya, taman wisata alam. Kawasan-kawasan tersebut tidak
hanya terdapat di wilayah daratan dengan luas 16,2 juta hektar akan tetapi juga
meliputi wilayah pesisir pantai dan laut yang mencapai luas 3,2 juta hektar
IV. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
No. 7 tahun 1999 tentang Perlindungan Tumbuhan dan Satwa, PP No. 8 tahun
kelembagaan yang konsisten dengan kebutuhan dari depan dan hari ini.
B. Saran
Pada praktikum kali ini topik utama yang dibahas cukup berat karena mencakup
Peraturan Undang Undang yang harus dianalisis dengan baik. Sebaiknya koondisi
praktikan dalam keadaan baik sehingga dapat lebih fokus dalam pengerjaanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Fatimah, dkk. 2016. Analisis hubungan luas ruang terbuka hijau (RTH)
dan perubahan suhu di Kota Palu. Jurnal Hutan Tropis. 13(2).
Bahri, Saiful, dkk. 2019. Upaya pelestarian Cagar Budaya Hollandsch Inlandsche
School (HIS) pertama di Pontianak. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
3(1).
Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat. 2007. Penyusunan Atlas Wilayah
Pesisir dan Laut Utara. Bappeda Provinsi Jawa Barat. Bandung.
Dewi, I.N., Rizal A.H.B., dan Kusumedi, P., 2010. Implementasi Peraturan
tentang Pengelolaan Hutan Lindung: Studi Kasus di Kabupaten Pangkep
dan Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jurnal Analisis Kebijakan
Kehutanan, 7(3):195-209
Dhalyana, Dini, dan Adiwibowo, Soeryo. 2013. Pengaruh taman wisata alam
Pangandaran terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Jurnal Sosiologi
Pedesaan. 1 (3).
Ginoga, K., Lugina, M dan Djaenudin, D., 2005. Kajian Kebijakan Pengelolaan
Hutan Lindung. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi, 2(2):203-231
Jaya, Adi, dkk. 2007. Biomassa hutan rawa gambut tropika pada berbagai kondisi
penutupan lahan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 4(4).
Kusumo, Andi, dkk. 2016. Struktur vegetasi kawasan hutan alam terdegradasi di
Taman Nasional Tesso Nilo. Jurnal Ilmu Lingkungan. 14 (1).
Slavia, Hanum, dkk. 2018. Pengembangan huku saku tumbuhan paku berdasarkan
identifikasi Pteridophyta di sekitar danau Dendam Kota Bengkulu. Jurnal
Pendidikan dan Pengembangan Biologi. 2 (1).
Sri, Nurhayati, Q. 2010. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Dalam Kerangka Desentralisasi. Jurnal Kajian 15 (3).
Supriyadi, Indarto Happy, dkk. 2018. Kondisi terumbu karang, lamun dan
mangrove di Suaka Alam Perairan Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia. 23 (4)
Tendean, Susi Chintya, dkk. 2017. Evaluasi kawasan resapan air di Kota Manado.
Spasial. 4 (3).
Wiradana, I Putu Gede, dkk. 2010. Penataan sempadan pantai Seseh berdasarkan
konsepsi penataan ruang tradisional Bali (Studi kasusu: Desa Adat Seseh
Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung). Jurnal Tata Kota dan Daerah. 2
(1).
Yudha, Donan Satria, dkk. 2015. Keanekaragaman spesies amfibi dan reptil di
kawasan suaka margasatwa Sermo DIY. Jurnal Mipa. 38 (1)