Anda di halaman 1dari 37

PENGELOLAAN

KAWASAN
KONSERVASI
Disampaikan pada Penyegaran Muatan Teknis
Jabatan Pengendali Ekosistem Hutan
10 November 2022
KONSERVASI

Istilah konservasi pertama kali


dikemukakan oleh Theodore Roosevelt
pada tahun 1902. Conservation berasal
dari kata con (together) dan servare
(keep/save) yang memiliki pengertian
mengenai upaya memelihara apa yang
kita punya (keep/save what you have),
secara bijaksana (wise use)
(Diantoro D.T. 2010)
1. Undang-undang Nomor: 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan;
REGULASI 3. Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2011

KOSERVASI tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam


dan Kawasan Pelestarian Alam sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor:
108 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
Dan Kawasan Pelestarian Alam
4. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990
Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung
Tiga prinsip konservasi :
1. Perlindungan sistem penyangga
kehidupan (berjalannya proses-proses
Undang-undang ekologis)
Nomor: 5 Tahun 2. Pengawetan keanekaragaman jenis
1990 tentang tumbuhan dan satwa beserta
Konservasi ekosistemnya (menjaga keutuhan
kawasan suaka alam agar tetap dalam
Sumber Daya keadaan asli dan konservasi tumbuhan
Alam Hayati dan dan satwa secara insitu dan eksitu)
Ekosistemnya 3. Pemanfaatan sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya (Pemanfaatan kondisi
lingkungan kawasan pelestarian alam
dan Tumbuhan dan Satwa Liar/TSL)
Kehutanan, Hutan, &
Kawasan Hutan
Undang-  Kehutanan adalah sistem pengurusan yang
Undang bersangkut paut dengan hutan, kawasan
Nomor: 41 hutan, dan hasil hutan yang
diselenggarakan secara terpadu.
Tahun 1999  Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
tentang berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan
Kehutanan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan
 Kawasan hutan adalah wilayah tertentu
yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan tetap
Undang-Undang Nomor: 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan
Fungsi Hutan
Kawasan
Suaka Alam
(KSA)
Kawasan
Konservasi Pelestarian
Alam (KPA)

Hutan Lindung Taman Buru

Produksi
KAWASAN
KONSERVASI
 Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan
ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya, yang juga berfungsi
sebagai wilayah system penyangga kehidupan
 Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan
dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
 Taman buru adalah kawasan hutan yang di
tetapkan sebagai tempat wisata berburu
KAWASAN KONSERVASI

Kawasan
Konservasi
Kawasan
Kawasan Taman
Pelestarian
Suaka Alam Buru
Alam
Taman Taman
Cagar Suaka Taman
Wisata Hutan
Alam Margasatwa Nasional
Alam Raya
Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka
Alam (KSA) dan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA)

 Definisi
 Kriteria
 Penyelenggaraan
(perencanaan, perlindungan,
pengawetan, pemanfaatan dan
evaluasi kesesuaian fungsi)
KAWASAN SUAKA ALAM

Suaka
Cagar Alam
Margasatwa
(CA)

vs (SM)

KSA yang karena keadaan alamnya KSA yang mempunyai


mempunyai kekhasan/keunikan jenis kekhasan/keunikan jenis satwa
tumbuhan dan/atau keanekaragaman liar dan/atau keanekaragaman
tumbuhan beserta gejala alam dan
satwa liar yang untuk kelangsungan
ekosistemnya yang memerlukan upaya
perlindungan dan pelestarian agar keberadaan
hidupnya memerlukan upaya
dan perkembangannya dapat perlindungan dan pembinaan
berlangsung secara alami. terhadap populasi dan
habitatnya.
KRITERIA
CA SM
a.
satwa liar yang tergabung dalam suatu tipe
vs
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan/atau a. merupakan tempat hidup dan
berkembang biak satu atau
ekosistem; beberapa jenis satwa langka
b. mempunyai kondisi alam, baik tumbuhan dan/atau dan/atau hampir punah;
satwa liar yang secara fisik masih asli dan belum b. memiliki keanekaragaman dan
terganggu; populasi satwa yang tinggi;
c. terdapat komunitas tumbuhan dan/atau satwa
c. merupakan tempat dan kehidupan
beserta ekosistemnya yang langka dan/atau
bagi jenis satwa migrasi tertentu;
keberadaannya terancam punah;
dan/atau
d. memiliki formasi biota tertentu dan/atau unit-unit
penyusunnya; d. mempunyai luas yang cukup
sebagai habitat jenis satwa.
e. mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu
mempunyai kondisi alam, baik
yang dapat menunjang pengelolaan secara efektif
tumbuhan dan/atau satwa liar
dan menjamin berlangsungnya proses ekologis
yang secara fisik masih asli dan
secara alami; dan/atau
belum terganggu;
f. mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan
contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan
upaya konservasi.
KAWASAN PELESTARIAN ALAM
Taman Taman Wisata Taman Hutan
Nasional Alam Raya
KPA yang mempunyai KPA yang dimanfaatkan KPA untuk tujuan koleksi
ekosistem asli, dikelola terutama untuk tumbuhan dan/atau
dengan sistem zonasi yang kepentingan pariwisata satwa yang alami atau
dimanfaatkan untuk alam dan rekreasi bukan alami, jenis asli
tujuan penelitian, ilmu dan/atau bukan jenis
pengetahuan, pendidikan, asli, yang tidak invasif
menunjang budidaya, dan dimanfaatkan
pariwisata, dan rekreasi untuk kepentingan
penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya,
budaya, pariwisata, dan
rekreasi
KRITERIA KAWASAN PELESTARIAN ALAM
Taman
Taman Taman
Wisata
Nasional Hutan
Alam
Raya
a. mempunyai daya tarik alam
a. memiliki sumber daya alam a. memiliki keindahan alam
berupa tumbuhan, satwa
hayati dan ekosistem yang khas dan/atau gejala alam;
dan unik yang masih utuh dan atau bentang alam, gejala
alami serta gejala alam yang b. mempunyai luas wilayah alam serta formasi geologi
unik; yang memungkinkan yang unik;
untuk pengembangan
b. memiliki satu atau beberapa b. mempunyai luas yang cukup
koleksi tumbuhan
ekosistem yang masih utuh; untuk menjamin kelestarian
dan/atau satwa; dan
c. mempunyai luas yang cukup potensi dan daya tarik alam
untuk menjamin kelangsungan c. merupakan wilayah untuk dimanfaatkan bagi
proses ekologis secara alami; dengan ciri khas baik asli pariwisata dan rekreasi alam;
dan maupun buatan, pada dan
wilayah yang ekosistemnya
d. merupakan wilayah yang dapat c. kondisi lingkungan di
masih utuh ataupun
dibagi ke dalam zona inti, zona sekitarnya mendukung upaya
pemanfaatan, zona rimba, wilayah yang ekosistemnya
pengembangan pariwisata
dan/atau zona lainnya sesuai sudah berubah.
alam.
dengan keperluan.
DATA KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA

TN ke-55
Agustus 2022
Taman Nasional Moyo
Satonda di Kabupaten
Sumbawa dan Kabupaten
Dompu Provinsi NTB.
Luasnya kurang lebih
31.200,15 Ha.

Sumber: Statistik Direktorat Jenderal KSDAE Tahun 2021


PENGELOLAAN
KAWASAN
KONSERVASI

 Pengelolaan KSA dan KPA bertujuan


untuk mengawetkan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa dalam rangka
mencegah kepunahan spesies,
melindungi sistem penyangga kehidupan,
dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
secara lestari.
 Penyelenggaraan KSA dan KPA meliputi
kegiatan:
a. Perencanaan
b. Perlindungan
c. Pengawetan
d. Pemanfaatan
e Evaluasi kesesuaian fungsi
Penyelenggaraan KSA dan KPA

[1] Perlindungan
 pencegahan, penanggulangan, dan pembatasan kerusakan yang
disebabkan oleh manusia, ternak, alam, spesies invasif, hama, dan
penyakit;
 Melakukan penjagaan kawasan secara efektif

[2] Pengawetan
2.1. pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa beserta habitatnya
2.2. penetapan koridor hidupan liar
2.3. pemulihan ekosistem
2.4. penutupan kawasan

Foto: Pengendalian spesies invasif


Dioscorea bulbifera di SM Pulau
Rambut
Penyelenggaraan KSA dan KPA
Pengawetan

[2. 1.] Pengelolaan Jenis Tumbuhan dan


Satwa Beserta Habitatnya
 identifikasi jenis tumbuhan dan satwa
 inventarisasi jenis tumbuhan dan satwa
 Pemantauan
 pembinaan habitat dan populasi
 penyelamatan jenis
 penelitian dan pengembangan

[2.2.] Penetapan Koridor Hidupan Liar


 untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan antara manusia dan hidupan liar serta
memudahkan hidupan liar bergerak sesuai daerah jelajahnya dari satu kawasan ke kawasan lain
 Pengelolaan koridor hidupan liar dilakukan secara bersama oleh para unit pengelola kawasan atau
para pihak pemangku kawasan/wilayah yang dihubungkan oleh koridor hidupan liar
Penyelenggaraan KSA dan KPA
Tingkat
Mekanisme
kerusakan
alam
rendah
Kajian Tingkat
Pemulihan
Pemulihan kerusakan Rehabilitasi
Evaluasi Ekosistem
Ekosistem sedang
Kesesuaian
Fungsi Perubahan Tingkat
fungsi KSA kerusakan Restorasi
dan KPA tinggi

 KSA dan KPA dievaluasi secara periodik setiap 5 (lima) tahun sekali atau sesuai kebutuhan
 Mekanisme alam dilakukan dengan menjaga dan melindungi ekosistem agar proses pemulihan
ekosistem dapat berlangsung secara alami
 Rehabilitasi dilakukan melalui penanaman atau pengkayaan jenis dengan jenis tanaman asli atau
pernah tumbuh secara alami di lokasi tersebut
 Restorasi dapat dilakukan melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan, penanaman, pengkayaan
jenis tumbuhan dan satwa liar, atau pelepasliaran satwa liar hasil penangkaran atau relokasi satwa
liar dari lokasi lain
Regulasi Evaluasi Kesesuaian Fungsi
Kawasan dan Pemulihan Ekosistem
1. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.49/Menhut-II/2014 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian
Alam
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.94/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Jenis Invasif;
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.48/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemulihan Ekosistem Pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam
4. Peraturan Dirjen KSDAE Nomor: P. 12/KSDAE-Set/2015 tentang Pedoman Tata Cara
Penanaman dan Pengkayaan Jenis Dalam Rangka Pemulihan Ekosistem Daratan Pada
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
5. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor:
P.13/KSDAE-Set/2015 tentang Pedoman Pemantauan dan Penilaian Keberhasilan
Pelaksanaan Pemulihan Ekosistem Daratan Pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar KSA
dan KPA
Regulasi
 Peraturan Pemerintah Nomor P. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2015 tentang
Perubahan Atas PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA
 Peraturan MenLHK Nomor: p.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 tentang
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
 Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui:
a. pengembangan desa konservasi
b. pemberian akses untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok tradisional
atau pemanfaatan tradisional
c. fasilitasi kemitraan antara pemegang izin pemanfaatan hutan dengan masyarakat;
dan/atau
d. pemberian izin pengusahaan jasa wisata alam
PEMANFAATAN KAWASAN SUAKA ALAM

CA SM
a. penelitian dan pengembangan ilmu
a. penelitian dan pengembangan
pengetahuan;
ilmu pengetahuan;
b. pendidikan dan peningkatan
b. pendidikan dan peningkatan
kesadartahuan konservasi alam
kesadartahuan konservasi alam
c. penyerapan dan/atau
c. penyerapan dan/atau
penyimpanan karbon, pemanfaatan
penyimpanan karbon; dan
air serta energi air, panas, angin
d. pemanfaatan sumber plasma serta wisata alam terbatas; dan
nutfah untuk penunjang
d. pemanfaatan sumber plasma
budidaya
nutfah untuk penunjang budidaya
PEMANFAATAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
Taman Taman
Taman Hutan Wisata
Nasional Raya Alam
a. penelitian dan pengembangan ilmu a. penyimpanan dan/atau penyerapan
a. penelitian dan pengembangan
pengetahuan dan teknologi; karbon, pemanfaatan air , energi air,
ilmu pengetahuan;
angin, panas matahari, panas bumi,
pendidikan dan peningkatan b. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan
b. dan wisata alam;
kesadartahuan konservasi konservasi;
b. penelitian dan pengembangan ilmu
alam; c. koleksi kekayaan keanekaragaman hayati; pengetahuan;
c. penyimpanan dan/atau d. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, c. pendidikan dan peningkatan
penyerapan karbon, pemanfaatan air, energi air, angin, panas kesadartahuan konservasi alam;
pemanfaatan air, energi matahari, panas bumi dan wisata alam;
air,angin, panas matahari, d. pemanfaatan sumber plasma nutfah
panas bumi dan wisata alam; e. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar dalam untuk penunjang budidaya;
rangka menunjang budidaya dalam bentuk e. pembinaan populasi dalam rangka
d. pemanfaatan tumbuhan dan penyediaan plasma nutfah; penetasan telur dan/atau
satwa liar;
f. pemanfaatan tradisional oleh masyarakat pembesaran anakan yang diambil
e. pemanfaatan sumber plasma setempat; dan dari alam; dan
nutfah untuk penunjang f. pemanfaatan tradisional oleh
budidaya; g. pembinaan populasi melalui penangkaran
masyarakat setempat.
dalam rangka pengembangbiakan satwa atau
f. pemanfaatan tradisional oleh perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam
masyarakat setempat. lingkungan yang semi alami
Kemitraan Konservasi
(Kemkon)

 Kemitraan Kehutanan di dalam Kawasan konservasi


(kemitraan konservasi) adalah kerja sama antara kepala unit
pengelola Kawasan atau pemegang izin pada Kawasan
konservasi dengan masyarakat setempat berdasarkan prinsip
saling menghargai, saling percaya dan saling
menguntungkan.
 Mitra konservasi adalah masyarakat setempat yang tinggal
di sekitar Kawasan konservasi yang melakukan kerja sama
dengan kepala Unit Pengelola Kawasan atau pemegang izin
dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan atau
pemulihan ekosistem
 Mitra terdiri atas perseorangan, kelompok masyarakat dan
atau pemerintah desa

Foto: :wikiwand.com
Kegiatan Kemitraan Kemkon

Konservasi Zona/blok tradisional dan Pemberdayaan Pemulihan


blok pemanfaatan KPA Masyarakat Ekosistem

Kerja sama antara pemegang


Pemberian
izin pada KK dgn masyarakat
akses
setempat

Pemanfaatan
Pemungutan Budidaya Perburuan Wisata alam
trasisisional sumber
HHBK tradisional tradisional terbatas
daya perairan

Kel. Rotan, kel. Getah, kel.


Damar, kel. Biji2an, kel. Tumbuhan obat
Bunga2an, kel. Daun2an,
akar2an, kulit kayu, bambu
hutan, buah2an, umbi2an,
nibung, lilin tawon, madu,
nipah, ijuk, tumbuhan obat, Tanaman untuk
jamur dan HHBK lain yang kebutuhan
tidak dilindungi dan sehari-hari
dimanfaatkan turun temurun
di blok/zona tradisional
Kemitraan Konservasi
dalam rangka Pemulihan Ekosistem

 Memulihkan ekosistem KSA dan KPA yang


mengalami kerusakan akibat perbuatan
manusia dan daya-daya alam, serta jenis
invasif
 Dilaksanakan pada zona rehabilitasi taman
nasional atau blok rehabilitasi suaka
margasatwa, taman hutan raya atau taman
wisata alam atau areal yang telah mengalami
kerusakan dan bukan pada areal jelajah satwa
dilindungi atau habitat satwa dilindungi
 Tujuan kemitraan adalah mengembalikan
struktur dan fungsi ekosistem mendekati
aslinya atau kondisi yang diinginkan sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan pengelola
 Mitra terdiri atas kelompok atau lembaga
Kawasan Ekosistem Esensial
(KEE)
adalah kawasan di luar Kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian Alam, dan Taman Buru yang
secara ekologis penting bagi keanekaragaman hayati

Foto: KEE Ujungpangkah (Liputan6.id)


Kawasan Ekosistem Esensial

Regulasi
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun Konservasi
Keanekaragaman Hayati di Daerah
 Peraturan Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2012 tentang Taman
Keanekaragaman Hayati
 Peraturan Dirjen KSDAE Nomor P.8/KSDAE/BPE2/KSA.4/9/2016 tentang
Pedoman Penentuan Koridor Hidupan Liar Sebagai Ekosistem Esensial
 Peraturan Dirjen KSDAE Nomor: P.1/KSDAE/BPE2/KSA.4/2/2021 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Efektivitas Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial
 Peraturan Dirjen KSDAE Nomor: P.8/KSDAE/SET.3/KUM.1/11/2020 tentang
Petunjuk Teknis Inventarisasi dan Verifikasi Kawasan Dengan Nilai
Keanekaragaman Hayati Tinggi di Luar KSA, KPA dan TB
Tipologi Kawasan Ekosistem Esensial
Ekosistem Lahan Basah, adalah suatu wilayah genangan atau wilayah penyimpanan air, yang memiliki karakteristik
daratan dan perairan

Koridor hidupan liar yang (Koridor) adalah areal atau jalur baik alami maupun buatan yang menghubungkan dua
atau lebih habitat yang berada di dalam dan di luar Kawasan Hutan kecuali Kawasan Suaka Alam, Kawasan
Pelestarian Alam dan Taman Buru

Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT ) adalah areal yang memiliki nilai penting bagi konservasi keanekaragaman
hayati dan ekosistem, jasa ekosistem, fungsi sosial, dan fungsi budaya bagi masyarakat termasuk High
Conservation Value Forest (HCVF) atau High Conservation Value Area (HCVA )

Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) adalah suatu Kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal
di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi insitu dan eks-situ, khususnya bagi tumbuhan, yang
penyerbukan dan/atau pemencaran bijinya harus dibantu satwa dengan struktur dan komposisi vegetasinya dapat
mendukung kelestarian satwa penyerbuk dan pemencar biji

Lanskap/Bentang Alam yang Memiliki Kekhususan Geologis dan Geomorfologis Bentang Alam/Lanskap yang
memiliki kekhususan geologis dan geomorfologis adalah areal dengan ciriciri unik dalam hal fisik dan referensi
khusus
Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial

Ekosistem Lahan Basah


a. ekosistem unik atau khas dan/atau
berbagai
macam tipe vegetasi
b. habitat burung air dan/atau burung migran
c. habitat jenis terancam punah, endemik,
dan/atau dilindungi
d. tempat pencadangan air bersih bagi
kawasan
sekitarnya; dan/atau
e. nilai ekonomi, ilmiah, spiritual/budaya dan
jasa ekosistem lainnya
Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial

Koridor
a. vegetasi alami atau simpul vegetasi
yang dapat menghubungkan dua
ekosistem baik secara ekologis atau
secara fisik;
b. jalur habitat bagi satwa liar
terancam punah, endemik,
dan/atau dilindungi; dan/atau
c. potensi konflik manusia dan satwa
liar yang tinggi
Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial

Lanskap/Bentang Alam yang Memiliki


Kekhususan Geologis dan
Geomorfologis
a. memiliki tutupan hutan utuh dan atau
bervegetasi alami
b. memiliki fungsi ilmiah sebagai obyek penelitian
dan penyelidikan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan
c. berfungsi sebagai daerah imbuhan air tanah yang
mampu menjadi media meresapkan air
permukaan ke dalam tanah; dan/atau
d. berfungsi sebagai media penyimpan air tanah
secara tetap (permanen) dalam bentuk akuifer
yang keberadaannya mencukupi fungsi hidrologi

Karst Sangkulirang-Mangkalihat (korankaltim.com)


Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial

Taman Kehati
a. berada di luar (bukan) kawasan hutan
b. status kepemilikan atau penguasaan yang sah
secara hukum (Clear) dan tidak sedang
dipersengketakan hak kepemilikan,
penguasaannya maupun pengelolaannya (Clean)
c. dinyatakan oleh pemilik secara tertulis dan
memiliki kekuatan hukum bahwa lahan tersebut
dipastikan peruntukannya untuk taman kehati
melalui surat penetapan
d. diutamakan berada pada ketinggian 400-600
meter di atas permukaan laut
e. diutamakan dekat dengan sumber air; dan
f. memiliki luas tertentu sesuai dengan tipe, luas,
dan jumlah jenis tumbuhan utama Taman Kehati
Kota dan Kabupaten

Foto: magelangekspres.disway.id
Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial
ABKT

a. keanekaragaman hayati tinggi


b. elemen bentang alam yang penting bagi
berlangsungnya dinamika proses ekologi alami
c. ekosistem khas, langka, rentan dan terancam
d. penyedia jasa ekosistem
e. fungsi sosial terkait dengan pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat local
f. fungsi budaya bagi masyarakat hak ulayat dan
terkait kearifan lokal dalam pemanfaatan
sumber
daya dan lingkungan; dan/atau
g. stok karbon tinggi.
Pengelolaan Kawasan
Ekosistem Esensial
 Pengelola KEE adalah pihak yang memiliki izin,
bukti kepemilikan atau penguasaan atas lahan
atau kewenangan pengelolaan meliputi:
pemegang haka, pemegang izin, UPTD dan atau
pengelola lain yang telah ditunjuk sesuai
peraturan perundang-undangan
 Pengelola KEE ditetapkan oleh Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya
 Pengelolaan KEE dilakukan dengan menyusun
Rencana aksi Perlindungan KEE, menyusun
Rencana Kegiatan Perlindungan KEE dan
melaksanakan perlindungan KEE
 Perlindungan KEE dilakukan melalui kegiatan
Perlindungan Ekosistem Esensial, Pengawetan
Keanekaragaman Hayati, Pemulihan Ekosistem,
dan Pemanfaatan Secara Berkelanjutan
Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Ekosistem
Esensial dalam PermenpanRb No. 74 tahun 2020 tentang
Jabatan Fungsional PEH
No Sub Unsur Butir Kegiatan Pelaksana Kegiatan
1 Pemolaan dan Informasi Konservasi Menyiapkan bahan Evaluasi Kesesuaian Fungsi (EKF) kawasan Penyelia
Alam konservasi
2 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Menyiapkan bahan rancangan atau desain inventarisasi potensi Mahir
Kawasan kawasan
Melakukan inventarisasi potensi kawasan dan sumberdaya hutan Pemula
Melaksanakan identifikasi potensi sumberdaya hutan Mahir/Penyelia
3 Pemulihan ekosistem kawasan Melakukan identifikasi pemulihanekosistem Kawasan Konservasi Mahir
konservasi Melakukan pemulihan ekosistem kawasan konservasi Mahir
Menyiapkan bahan kajian pemulihan ekosistem Mahir
Membantu pemulihan terumbu karan Penyelia
4 Pemanfaatan dan pengawetan Membantu pelaksanaan pengawetan keanekaragaman hayati Pemula
tumbuhan dan satwa liar Mengumpulkan bahan pengawetan keanekaragaman hayati Terampil
Menyiapkan bahan pengawetan keanekaragaman hayati Mahir
Menyusun bahan rekomendasi pengawetan keanekaragaman Penyelia
hayati
Membantu pelaksanaan pemanfaatan keanekaragaman hayati Pemula
Mengumpulkan bahan pemanfaatan keanekaragaman hayati Terampil
Menyiapkan bahan pemanfaatan keanekaragaman hayati Mahir
Menyusun bahan rekomendasi pemanfaatan keanekaragaman Penyelia
hayati
Membantu pelaksanaan verifikasi pemanfaatan keanekaragaman Mahir
hayati
Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi dan
Ekosistem Esensial dalam PermenpanRb No. 74
tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional PEH
No Sub Unsur Butir Kegiatan Pelaksana
Kegiatan
Terampil
5 Pembinaan kawasan ekosistem Mengumpulkan bahan idenfitikasi kawasan ekosistem Pemula
esensial esensial
Menyiapkan Bahan Penyusunan Dokumen kawasan Terampil
ekosistem esensial
Menyiapkan Bahan Rumusan Kelembagaan Mahir/Penyelia
Ahli
1 Pemulihan ekosistem kawasan Menganalisis dokumen pemulihan ekosistem Kawasan Muda
konservasi Konservasi
Melakukan pemulihan ekosistem terumbu karan Muda
 
2 Pembinaan ekosistem esensial Melakukan identifikasi KEE Pertama
Menyusun Dokumen Pengelolaan KEE Muda
Merusmuskan kelembagaan ekosistem esensial Madya
Melakukan pembinaan kawasan ekosistem esensial Muda
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai