KAWASAN
KONSERVASI
Disampaikan pada Penyegaran Muatan Teknis
Jabatan Pengendali Ekosistem Hutan
10 November 2022
KONSERVASI
Produksi
KAWASAN
KONSERVASI
Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan
ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya, yang juga berfungsi
sebagai wilayah system penyangga kehidupan
Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan
dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Taman buru adalah kawasan hutan yang di
tetapkan sebagai tempat wisata berburu
KAWASAN KONSERVASI
Kawasan
Konservasi
Kawasan
Kawasan Taman
Pelestarian
Suaka Alam Buru
Alam
Taman Taman
Cagar Suaka Taman
Wisata Hutan
Alam Margasatwa Nasional
Alam Raya
Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka
Alam (KSA) dan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA)
Definisi
Kriteria
Penyelenggaraan
(perencanaan, perlindungan,
pengawetan, pemanfaatan dan
evaluasi kesesuaian fungsi)
KAWASAN SUAKA ALAM
Suaka
Cagar Alam
Margasatwa
(CA)
vs (SM)
TN ke-55
Agustus 2022
Taman Nasional Moyo
Satonda di Kabupaten
Sumbawa dan Kabupaten
Dompu Provinsi NTB.
Luasnya kurang lebih
31.200,15 Ha.
[1] Perlindungan
pencegahan, penanggulangan, dan pembatasan kerusakan yang
disebabkan oleh manusia, ternak, alam, spesies invasif, hama, dan
penyakit;
Melakukan penjagaan kawasan secara efektif
[2] Pengawetan
2.1. pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa beserta habitatnya
2.2. penetapan koridor hidupan liar
2.3. pemulihan ekosistem
2.4. penutupan kawasan
KSA dan KPA dievaluasi secara periodik setiap 5 (lima) tahun sekali atau sesuai kebutuhan
Mekanisme alam dilakukan dengan menjaga dan melindungi ekosistem agar proses pemulihan
ekosistem dapat berlangsung secara alami
Rehabilitasi dilakukan melalui penanaman atau pengkayaan jenis dengan jenis tanaman asli atau
pernah tumbuh secara alami di lokasi tersebut
Restorasi dapat dilakukan melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan, penanaman, pengkayaan
jenis tumbuhan dan satwa liar, atau pelepasliaran satwa liar hasil penangkaran atau relokasi satwa
liar dari lokasi lain
Regulasi Evaluasi Kesesuaian Fungsi
Kawasan dan Pemulihan Ekosistem
1. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.49/Menhut-II/2014 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian
Alam
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.94/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Jenis Invasif;
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.48/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemulihan Ekosistem Pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam
4. Peraturan Dirjen KSDAE Nomor: P. 12/KSDAE-Set/2015 tentang Pedoman Tata Cara
Penanaman dan Pengkayaan Jenis Dalam Rangka Pemulihan Ekosistem Daratan Pada
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
5. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor:
P.13/KSDAE-Set/2015 tentang Pedoman Pemantauan dan Penilaian Keberhasilan
Pelaksanaan Pemulihan Ekosistem Daratan Pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar KSA
dan KPA
Regulasi
Peraturan Pemerintah Nomor P. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2015 tentang
Perubahan Atas PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA
Peraturan MenLHK Nomor: p.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 tentang
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui:
a. pengembangan desa konservasi
b. pemberian akses untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok tradisional
atau pemanfaatan tradisional
c. fasilitasi kemitraan antara pemegang izin pemanfaatan hutan dengan masyarakat;
dan/atau
d. pemberian izin pengusahaan jasa wisata alam
PEMANFAATAN KAWASAN SUAKA ALAM
CA SM
a. penelitian dan pengembangan ilmu
a. penelitian dan pengembangan
pengetahuan;
ilmu pengetahuan;
b. pendidikan dan peningkatan
b. pendidikan dan peningkatan
kesadartahuan konservasi alam
kesadartahuan konservasi alam
c. penyerapan dan/atau
c. penyerapan dan/atau
penyimpanan karbon, pemanfaatan
penyimpanan karbon; dan
air serta energi air, panas, angin
d. pemanfaatan sumber plasma serta wisata alam terbatas; dan
nutfah untuk penunjang
d. pemanfaatan sumber plasma
budidaya
nutfah untuk penunjang budidaya
PEMANFAATAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
Taman Taman
Taman Hutan Wisata
Nasional Raya Alam
a. penelitian dan pengembangan ilmu a. penyimpanan dan/atau penyerapan
a. penelitian dan pengembangan
pengetahuan dan teknologi; karbon, pemanfaatan air , energi air,
ilmu pengetahuan;
angin, panas matahari, panas bumi,
pendidikan dan peningkatan b. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan
b. dan wisata alam;
kesadartahuan konservasi konservasi;
b. penelitian dan pengembangan ilmu
alam; c. koleksi kekayaan keanekaragaman hayati; pengetahuan;
c. penyimpanan dan/atau d. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, c. pendidikan dan peningkatan
penyerapan karbon, pemanfaatan air, energi air, angin, panas kesadartahuan konservasi alam;
pemanfaatan air, energi matahari, panas bumi dan wisata alam;
air,angin, panas matahari, d. pemanfaatan sumber plasma nutfah
panas bumi dan wisata alam; e. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar dalam untuk penunjang budidaya;
rangka menunjang budidaya dalam bentuk e. pembinaan populasi dalam rangka
d. pemanfaatan tumbuhan dan penyediaan plasma nutfah; penetasan telur dan/atau
satwa liar;
f. pemanfaatan tradisional oleh masyarakat pembesaran anakan yang diambil
e. pemanfaatan sumber plasma setempat; dan dari alam; dan
nutfah untuk penunjang f. pemanfaatan tradisional oleh
budidaya; g. pembinaan populasi melalui penangkaran
masyarakat setempat.
dalam rangka pengembangbiakan satwa atau
f. pemanfaatan tradisional oleh perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam
masyarakat setempat. lingkungan yang semi alami
Kemitraan Konservasi
(Kemkon)
Foto: :wikiwand.com
Kegiatan Kemitraan Kemkon
Pemanfaatan
Pemungutan Budidaya Perburuan Wisata alam
trasisisional sumber
HHBK tradisional tradisional terbatas
daya perairan
Regulasi
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun Konservasi
Keanekaragaman Hayati di Daerah
Peraturan Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2012 tentang Taman
Keanekaragaman Hayati
Peraturan Dirjen KSDAE Nomor P.8/KSDAE/BPE2/KSA.4/9/2016 tentang
Pedoman Penentuan Koridor Hidupan Liar Sebagai Ekosistem Esensial
Peraturan Dirjen KSDAE Nomor: P.1/KSDAE/BPE2/KSA.4/2/2021 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Efektivitas Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial
Peraturan Dirjen KSDAE Nomor: P.8/KSDAE/SET.3/KUM.1/11/2020 tentang
Petunjuk Teknis Inventarisasi dan Verifikasi Kawasan Dengan Nilai
Keanekaragaman Hayati Tinggi di Luar KSA, KPA dan TB
Tipologi Kawasan Ekosistem Esensial
Ekosistem Lahan Basah, adalah suatu wilayah genangan atau wilayah penyimpanan air, yang memiliki karakteristik
daratan dan perairan
Koridor hidupan liar yang (Koridor) adalah areal atau jalur baik alami maupun buatan yang menghubungkan dua
atau lebih habitat yang berada di dalam dan di luar Kawasan Hutan kecuali Kawasan Suaka Alam, Kawasan
Pelestarian Alam dan Taman Buru
Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT ) adalah areal yang memiliki nilai penting bagi konservasi keanekaragaman
hayati dan ekosistem, jasa ekosistem, fungsi sosial, dan fungsi budaya bagi masyarakat termasuk High
Conservation Value Forest (HCVF) atau High Conservation Value Area (HCVA )
Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) adalah suatu Kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal
di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi insitu dan eks-situ, khususnya bagi tumbuhan, yang
penyerbukan dan/atau pemencaran bijinya harus dibantu satwa dengan struktur dan komposisi vegetasinya dapat
mendukung kelestarian satwa penyerbuk dan pemencar biji
Lanskap/Bentang Alam yang Memiliki Kekhususan Geologis dan Geomorfologis Bentang Alam/Lanskap yang
memiliki kekhususan geologis dan geomorfologis adalah areal dengan ciriciri unik dalam hal fisik dan referensi
khusus
Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial
Koridor
a. vegetasi alami atau simpul vegetasi
yang dapat menghubungkan dua
ekosistem baik secara ekologis atau
secara fisik;
b. jalur habitat bagi satwa liar
terancam punah, endemik,
dan/atau dilindungi; dan/atau
c. potensi konflik manusia dan satwa
liar yang tinggi
Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial
Taman Kehati
a. berada di luar (bukan) kawasan hutan
b. status kepemilikan atau penguasaan yang sah
secara hukum (Clear) dan tidak sedang
dipersengketakan hak kepemilikan,
penguasaannya maupun pengelolaannya (Clean)
c. dinyatakan oleh pemilik secara tertulis dan
memiliki kekuatan hukum bahwa lahan tersebut
dipastikan peruntukannya untuk taman kehati
melalui surat penetapan
d. diutamakan berada pada ketinggian 400-600
meter di atas permukaan laut
e. diutamakan dekat dengan sumber air; dan
f. memiliki luas tertentu sesuai dengan tipe, luas,
dan jumlah jenis tumbuhan utama Taman Kehati
Kota dan Kabupaten
Foto: magelangekspres.disway.id
Kriteria Kawasan
Ekosistem Esensial
ABKT