Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA

DINAS PENDIDIKAN
Jl. Bendungan Melayu No. 80, Koja, Jakarta Utara
SEKOLAH Telp. (021) 4350059 Fax. (021) 43901262
JAKARTA UTARA

Lembar Kerja Peserta Didik


(LKPD)

Nama : Putri Amalia Sitta Herman Hari/Tanggal


:
Kelas : XI-IPS Mapel : Geografi
No Pertanyaan Jawaban
1. Flora dan Fauna di dunia dan Indonesia perlu dilestarikan keberadaanya a) Suaka margasatwa adalah kawasan hutan suaka
untuk menjaga eksistensinya di bumi dan untuk menjaga keseimbangan alam yang mempunyai ciri khas berupa
ekosistem yang ada di bumi. Berkaitan dengan hal tersebu maka keanekaragaman dan atau memiliki keunikan jenis
Tuliskan yang dimaksud dengan beberapa Kawasan Berikut ini, yaitu : satwa yang membutuhkan perlindungan/
a) Suaka Margasatwa pembinaan bagi kelangsungan hidupnya terhadap
b) Cagar Alam habitatnya.
c) Cagar Biosfer b)Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam
d) Taman Nasional yang karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami.
c) Cagar Biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri
dari ekosistem asli, ekosistem unik, dan atau
ekosistem yang telah mengalami degradasi yang
keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan
dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan
pendidikan.
d) Taman nasional adalah kawasan pelestarian
alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA
*)Tuliskan lokasi wilayah konservasi tersebut dan fauna khas atau flora khas apa yang dilindungi di area konservasi tersebut
2 -Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatra)

Dengan luas 1.094.692 ha dan berada pada


ketinggian 3.404 mdpl. Taman ini menjadi salah
satu taman terpenting di wilayah Asia karena
keragaman habitatnya. Ribuan jenis tumbuhan
hidup di wilayah ini. Hutan hujan tropis yang
terbentuk dari pohon-pohon tinggi yang menjulang
tinggi dan membentuk kanopi hutan dan masih
banyak lagi. Kurang lebih 89 jenis spesies langka
dikembangbiakkan dan dilindungi di taman
nasional ini, diantaranya adalah orang-utan
Sumatra, badak Sumatra, harimau Sumatra,
beruang madu, gajah Sumatra, rangkong papan,
ajag, dan siamang.

- Cagar alam batu gajah


Cagar Alam Batu Gajah merupakan salah satu cagar
alam di Pulau Sumatera. Lokasinya terdapat di
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Cagar alam
ini dinamai ‘batu gajah’ lantaran di dalamnya
terdapat dua buah batu yang dipahat menyerupai
gajah. Batu berbentuk gajah (dan batu-batu
lainnya) ini konon merupakan tempat beribadah
bagi pemeluk agama Hindu di masa silam dan tetap
Gambar 2.1 Pulau Sumatera dikeramatkan hingga sekarang.
Cagar Alam Batu Gajah Simalungun ini menyimpan
berbagai kekayaan flora dan fauna. Berbagai jenis
tumbuhan yang terdapat di cagar alam ini antara
lain Tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. & de
Vriese), Pulai (Alstonia scholaris (L.) R. Br.), Aren
(Arenga pinnata (Wurmb) Merr.), berbagai jenis
Bambu (Bambussa sp), berbagai jenis tumbuhan
Paku, dan tetumbuhan lainnya.

Sedang berbagai fauna yang menghuni Cagar Alam


Batu Gajah Simalungun antara lain berbagai jenis
burung seperti, tekukur (Streptopelia chinensis),
pergam (Ducula sp), kutilang (Pycnonotus
aurigaster), berbagai jenis mamalia kecil seperti
musang, kera, babi hutan (Sus scrofa Linnaeus) dan
lain-lain.

- Cagar biosfer giam siak kecil


Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CG GSK-
BB) adalah sebuah lahan gambut raksasa yang
berkedudukan di Provinsi Riau: tepatnya di daerah
Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Siak.
merupakan rumah daripada 2 suaka margasatwa,
yakni Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Suaka
Margasatwa Bukit Batu. Spesies unggulan di sini
ialah gajah sumatra dan harimau sumatra.

- Suaka Margasatwa Balai Raja


Suaka Margasatwa Balai Raja terletak di Kecamatan
Mandau dan Pinggir Kabupaten
Bengkalis.Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau
Suaka Margasatwa Balai Raja berada di wilayah
kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam
Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi
Wilayah III.

POTENSI KAWASAN :

a. Flora : Meranti (Shorea Sp.), Balam (Palaquium


spp.), Bintangur (Calophyllum sp.), Kempas
(Koompasia malaccensis), Kelat (Eugenia
claviflora), Kulim (Scorodocarpus borneensis
Becc.), Giam (Cotylelobium spp), Rotan (Calamus
cirearus), Pandan (Pandanus sp.), Kantong Semar
(Genus Nepenthes).

b. Fauna: Gajah (Elephas maximus sumatranus),


Beruang Madu (Helarctos malayanus), Harimau
Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Kera Ekor
Panjang (Macaca fascicularis), Siamang
(Symphalangus/Hylobates syndactalu), Tapir
(Tapirus indicus), Biawak (Varanussp.), Enggang
(Buceros sp.)
3 A. Suaka Margasatwa Muara Angke

Suaka margasatwa Muara Angke adalah sebuah


kawasan konservasi di wilayah hutan bakau
(mangrove) di pesisir utara Jakarta. kawasan ini
termasuk wilayah Kelurahan Kapuk Muara,
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Tercatat sekitar 30 jenis tumbuhan dan 11 di
antaranya adalah jenis pohon, yang hidup di SMMA.
Pohon-pohon mangrove itu di antaranya adalah
jenis-jenis bakau , api-api , pidada , dan kayu buta-
buta . Beberapa jenis tumbuhan bakau lain yang
juga dapat ditemukan di kawasan ini seperti
ketapang dan nipah.
Gambar 2.2 Pulau Jawa
Selain jenis-jenis di atas, terdapat pula beberapa
jenis pohon yang ditanam untuk reboisasi. Misalnya
asam Jawa , bintaro , kormis , nyamplung dan waru
laut.

Suaka Margasatwa Muara Angke merupakan


tempat tinggal aneka jenis burung dan berbagai
satwa lain yang telah sulit ditemukan di wilayah
Jakarta lainnya. Jakarta Green Monster mencatat
seluruhnya ada 91 jenis burung, yakni 28 jenis
burung air dan 63 jenis burung hutan, yang hidup di
wilayah ini. Sekitar 17 jenis di antaranya adalah
jenis burung yang dilindungi.

Jenis burung yang sering dijumpai antara lain


adalah pecuk-padi kecil, cangak, kuntul, kareo padi ,
mandar batu , betet biasa, merbah cerukcuk ,
kipasan belang, remetuk laut dan lain-lain.
Beberapa di antaranya merupakan burung khas
hutan bakau seperti halnya sikatan bakau. Selain
itu, kawasan ini juga menjadi rumah bagi perenjak
Jawa.

Suaka Margasatwa Muara Angke juga dihuni oleh


beberapa jenis burung endemik, yang hanya ada di
Pulau Jawa. Misalnya cerek Jawa dan bubut Jawa.
Burung terancam punah lainnya yang menghuni
kawasan ini ialah bangau bluwok. Di Pulau Jawa,
bangau jenis ini diketahui hanya berbiak di Pulau
Rambut yang terletak tidak jauh dari Muara Angke.

Di samping jenis-jenis burung, di Suaka Margasatwa


Muara Aangke juga masih dijumpai kelompok-
kelompok liar monyet ekor panjang. Mereka hidup
berkelompok hingga belasan ekor yang terdiri dari
beberapa jantan dan betina. Makanan utamanya
ialah dedaunan muda dan buah-buahan hutan
bakau seperti buah pidada. Monyet ekor panjang
memiliki peranan yang penting di dalam Suaka
Margasatwa Muara Angke, karena membantu
penyebaran biji-bijian tumbuhan hutan. Biji-biji
yang tak dapat dicerna itu akan dikeluarkan
kembali bersama dengan fesesnya.

Jenis mamalia lain yang dapat ditemukan di Suaka


Margasatwa Muara Angke, akan tetapi jarang
terlihat, adalah berang-berang cakar-kecil.
Karnivora kecil pemakan ikan dan aneka hewan air
ini terutama aktif di malam hari.
Suaka Margasatwa Muara Angke juga menjadi
tempat hidup berbagai spesies reptilia seperti
biawak air, ular sanca kembang, ular sendok Jawa
alias kobra Jawa, ular welang, ular kadut belang,
ular cincin mas, ular pucukdan ular bakau. Menurut
informasi dari warga sekitar, diwilayah ini masih
ditemukan pula jenis buaya muara.

B. Cagar alam pananjung


Cagar Alam Pananjung adalah pusat
keanekaragaman hayati di Pangandaran dan
berfungsi sebagai ruang konservasi flora dan fauna
Indonesia

Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran


memiliki obyek dan daya tarik wisata yang beragam
dan bervariasi, khusus anda yang berwisata
bersama keluarga, area Taman Alam ini
memberikan nilai edukasi untuk anak-anak anda,
beberapa diantaranya adalah:
-Pantai Pasir Putih Timur dan Barat terdapat
hamparan terumbu karang yang ditumbuhi
beragam biota laut, di area ini sangat tepat untuk
sarana pendidikan maupun penelitian tentang Biota
Laut. Lokasi yang tepat untuk berenang, snorkelling
atau menyelam.
-Hutan Tanaman Jati dan Mahoni, anda bisa
mengobservasi/mengamati serta mengenali
tumbuhan jati dan mahoni
Vegetasi Pes-Caprae (merupakan formasi vegetasi
yang khas pada pasir/pantai yang didominasi oleh
tumbuhan kangkung laut (Ipomoea pescaprae)
- Hutan Pantai, dengan formasi Baringtonia
merupakan hamparan hutan pantai yang
didominasi oleh tumbuhan jenis Butun (Baringtonia
asiatica), Nyamplung (Callophylum innophylum),
Pandan Laut (Pandanus tectorius), Waru Laut
(Hibiscus tilliceus).
-Hutan Dataran Rendah, anda dapat mengamati
kondisi hutan dataran rendah yang didominasi oleh
jenis tumbuhan alam, mulai tumbuhan bawah
hingga pepohonan, epiphyta dan parasit.

Fauna Yang Dapat dijumpai di Taman Wisata Alam


Pananjung
Fauna yang dapat di temukan lebih dekat dengan
kita dan bebas liar adalah Kera (Macaca
fascicularis), Lutung (Trachipytecus auratus),
Landak (Hystrix bracyura), Trenggiling (Manis
Javanica), Rusa (Cervus Timorensis) dan Kancil
(Tragulus Javanicus).

Sedangkan untuk jenis burung, di kawasan ini anda


dapat menemui burung Tulumtumpuk (Magalaema
javensis), burung Kangkareng (Anthracoceros
convexus), Ayam Hutan (Gallus g varius), Tando
(Chynocephalus variegatus) dan juga Ular Sanca
(Phyton molurus)

C. Cagar Biosfer Blambangan terletak di antara


empat kabupaten di Jawa Timur yaitu Banyuwangi,
Jember, Situbondo, dan Bondowoso.
Cagar Biosfer Blambangan memiliki ragam
ekosistem darat dan laut yang berupa lanskap karst,
sabana, dan hutan alpine, subalpine, pegunungan,
dataran rendah, serta pesisir dan mangrove. Selain
itu juga memiliki padang lamun dan terumbu
karang.

D. Taman nasional ujung kulon


Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian
paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan taman
nasional ini pada mulanya meliputi wilayah
Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya
seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang dan
Pulau Panaitan. Kawasan taman nasional ini
mempunyai luas sekitar 122.956 Ha; (443 km² di
antaranya adalah laut), yang dimulai dari
Semenanjung Ujung Kulon sampai dengan
Samudera Hindia.

Flora
Beberapa jenis tumbuhan diketahui langka dan di
pulau jawa hanya terdapat di TN Ujung Kulon
antara lain: Batryohora geniculata, Cleidion
spiciflorum, Heritiera percoriacea, dan Knema
globularia. Banyak pula berbagai jenis tumbuhan
yang telah dimanfaatkan masyarakat baik untuk
kayu pertukangan, obat-obatan, tanaman hias
maupun pangan. Jenis-jenis yang telah
dimanfaatkan tersebut antara lain bayur
(Pterospemum javanicum) dan berbagai rotan
(Calamus sp.) sebagai bahan pertukangan; kayu
gaharu (Aquilaria malaccensis), Kayu cempaka
(Michelia campaca) dan kayu jambe (Areca
catechu) sebagai bahan obat-obatan; Anggrek
(Dendrobium sp.) sebagai tanaman hias; tangkil
(Gnetum gnemon) dan salak (Salacca edulis)
sebagai bahan pangan.

Hutan pantai umumnya dicirikan oleh adanya jenis-


jenis nyamplung (Calophyllum innophyllum), butun
(Barringtonia asiatica), Klampis Cina (Hemandia
peltata), ketapang (Terminalia catappa), cingkil
(Pongamia pinnata) dan lain-lain. Formasi hutan
pantai ini umumnya dikenal sebagai formasi
barringtonia dengan spesies yang kurang
beranekaragam dan nyamplung merupakan jenis
yang lebih khas tipenya. Formasi ini terdapat
sepanjang pantai Barat dan Timur Laut
Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang,
sepanjang pantai Utara dan teluk Kasuaris Pulau
Panaitan. Umumnya formasi ini hidup di atas pasir
karang dalam jalur sempit memanjang sepanjang
pantai dengan lebar 5 sampai 15 meter.

Fauna Sunting

Badak Jawa, Hewan khas dari Taman Nasional


Ujung Kulon dan termasuk hewan yang dilindungi
di tempat ini
Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam
jenis satwa liar baik bersifat endemik maupun
penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini
masih mampu menampung perkembangbiakan
berbagai populasi satwa liar. Beberapa jenis satwa
endemik penting dan merupakan jenis langka yang
sangat perlu dilindungi adalah Badak Jawa
(Rhinoceros sondaicus), Owa Jawa (Hylobates
moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing hutan
(Cuon alpinus javanicus).

Semenanjung Ujung Kulon pada saat ini merupakan


habitat terpenting dari Badak Jawa, yang
populasinya diperkirakan ada 50-60 ekor, serta
merupakan satu-satunya tempat di dunia di mana
secara alami Badak Jawa mampu berkembang biak
pada dekade terakhir ini. Di taman nasional ini
diperkirakan ada sekitar 30 jenis mamalia, yang
terdiri dari mamalia ungulata seperti Badak,
Banteng, Rusa, Kijang, Kancil, dan Babi Hutan,
mamalia predator seperti Macan Tutul, Anjing
Hutan, Macan Dahan, Luwak dan Kucing Hutan,
mamalia kecil seperti walang kopo, tando, landak,
bajing tanah, kalong, bintarung, berang-berang,
tikus, trenggiling dan jelarang. Di antaraPrimata
terdapat dua jenis endemik, yaitu Owa dan Surili.
Sedang jenis Primata lain adalah Lutung (Presbytis
cristata), Kukang (Nycticebus coucang) dan Kera
ekor panjang (Macaca fascicularis) mempunyai
populasi yang cukup baik dan tersebar di sebagian
kawasan.

Banteng (Bos javanicus) merupakan binatang


berkuku terbesar dan terbanyak jumlah
populasinya (± 500 ekor). Satwa ini hanya terdapat
di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje,
serta tidak dijumpai di Pulau Panaitan. Rusa
(Cervus timorensis) di Semenanjung Ujung Kulon
dan Gunung Honje terdapat dalam jumlah dan
penyebaran yang sangat terbatas,dan di Pulau
Peucang tedapat dalam jumlah yang sangat banyak,
dan di Pulau Panaitan menunjukan perkembangan
yang semakin banyak. Babi hutan (Sus scrofa),
muncak (Muntiacus muntjak) dan pelanduk
(Tragulus javanicus) relatif umum terdapat di
seluruh kawasan, tetapi celeng (Sus verrucosus)
hanya di jumpai di Semenanjung Ujung Kulon dan
Gunung Honje.
4 A).Taman Nasional Bukit Baka
TN. Bukit Baka– Bukit Raya; Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, (Sintang, Kasongan), Tercatat
817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139
famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae,
Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, dan
Ericadeae. Terdapat juga tumbuhan obat-obatan,
anggrek hutan, bunga Rafflesia (Raflesia sp.) yang
merupakan tumbuhan parasit terbesar dan juga
tumbuh di Gunung Kinibalu, Malaysia. Tumbuhan
endemik antara lain Symplocos rayae, Gluta
sabahan, Dillenia beccariana, Lithocarpus
coopertus, Selaginnella magnifica, dan Tetracera,
glaberrima. Keistimewaan lainnya dari taman
nasional Bukit Baka-Bukit Raya adalah
melimpahnya jenis-jenis dari suku Symplocaceae
seperti Symplocos adenophylla, Symplocos
crassipis, Symplocos laeteviridis, Symplocos rayae
dan Symplocos rubiginosa.Fauna : Diantaranya
yaitu beruang madu, kesadu, musang wisel, orang
utan (Pongo pygmaeus), lutung kelabu (Presbytis
cristata), lutung hitam (Presbytis melalophos),
kelasi/ lutung merah (Presbytis rubicunda), lutung
dahi putih (Presbytis frontata), owa ungko
Gambar 2.3 Pulau Kalimantan (Hylobates albibarbis), dan kelempiau (Hylobates
muelleri).
B). Taman Nasional Gunung Palung
TN. Gunung Palung; Kalimantan Barat, (Ketapang),
Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) adalah
sebuah taman nasional yang terletak di Kabupaten
Ketapang, Kalimantan Barat, sekitar 30 menit
penerbangan dari Pontianak. Luas taman nasional
ini adalah 90.000 hektar, yang terbentang di
5
A). Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung
biasa di singkat dengan “TN Babul” merupakan
taman nasional di Sulawesi yang terdapat di
Sulawesi Selatan.Taman nasional ini memiliki luas
43.750 Ha. Menurut administrasi pemerintahan
taman ini termasuk di dalam wilayah Kabupaten
Maros.

Flora

Hingga tahun 2017, terdapat 711 spesies tumbuhan


yang hidup di kawasan TN Babul yang telah
teridentifikasi. Enam diantaranya merupakan
tumbuhan yang dilindungi, yaitu dua spesies palem
(Livistona sp dan Livistona chinensis), Ebony
(Diospyros celebica), dan tiga spesies anggrek
(Phalaenopsis amboinensis, Dendrobium
macrophyllum, dan Ascocentrum miniatum

Pada area karst yang mengandung magnesium dan


batuan kapur terdapat jenis tumbuhan seperti
Nauclea orientalis, Leea aculata, Eugenia
acutangulate, Calophylum sp, Macaranga sp, Cassia
siamea, Mangifera sp, dan sebagainya. meskipun
begitu flora di ekosistem ini cukup terbatas.
Gambar 2.4 Pulau Sulawesi
Tumbuhan yang dapat ditemukan di hutan hujan,
antara lain bitti (Vitex cofassus), cendrana
(Pterocarpus indicus), kemiri (Alleurites
mollucana), bayur (Pterospermum celebicum),
nyato (Palaquium obtusifolium), aren (Arenga
pinnata), beringin (Ficus spp), dao (Dracontemelon
6 • Taman Nasional Komodo yang terletak di
Pulau Komodo, Gilimotong, Podan, dan Rinca
(Provinsi Nusa Tenggara Timur). Kawasan tersebut
beriklim muson dan kering, terdapat satu satunya
hewan purba yang masih hidup di dunia, yaitu
komodo (Varanus komodoensis).
• Taman Nasional Teluk Cendrawasih adalah
salah satu bukti, bila papua tidaklah habis sampai di
Raja Ampat saja. Taman Nasional ini memiliki
keindahan dan pesona yang tidak kalah dengan
lainnya. Taman Nasional Laut ini menjadi yang
terbesar di Indonesia. Selain itu, tempat ini juga
dinobatkan sebagai tempat menyelam terbaik di
Nusantara. Faunanya Ada kurang lebih 196 jenis
moluska dan 209 jenis ikan di dunia bawah laut,
Kura-kura, Penyu, Hiu dan lumba-lumba.
• Taman Nasional Lorentz adalah sebuah
taman nasional yang terletak di provinsi Papua,
Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 2,4 juta Ha;
Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia
Tenggara. Jenis-jenis satwa yang sudah
diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak
Gambar 2.5 Pulau Maluku- Papua
630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di
Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang
menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis
kasuari, empat megapoda, 31 jenis merpati, 30 jenis
kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung
madu, dan 20 jenis endemik di antaranya
cendrawasih ekor panjang (Paradigalla
caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis
monorthonyx). Satwa mamalia tercatat antara lain
babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii),
Selamat Mengerjakan^^

*) Untuk mengerjakan wilayah konservasi bisa bagi tugas dengan teman agar meringankan pengerjaan tugas kalian

Anda mungkin juga menyukai