Anda di halaman 1dari 35

Demokrasi Di Indonesia

OLEH:
NINA ANGGRAENI, SH.,MH
UIN RM SAID SURAKARTA
PENGERTIAN DEMOKRASI

 Secara etimologis, Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani


“demos” yang berarti rakyat dan “kratos/kratein” yang berarti
kekuasaan
 Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat berkuasa” (government by
the people)
 Demokrasi juga identik dengan teori kedaulatan rakyat
 Definisi demokrasi adalah negara yang sistem pemerintahannya
(kedaulatannya) berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat
PENDAPAT PARA AHLI

 Demokrasi menurut Aristoteles adalah sebuah kebebasan setiap


warga negara. Menurut Aristoteles, prinsip demokrasi adalah
kebebasan. Hal itu karena hanya melalui kebebasanlah, setiap
warga negara dapat saling berbagi sebuah kekuasaan di dalam
negaranya sendiri.
 Demokrasi menurut Abraham Lincoln adalah sebuah hal yang
didasari oleh rakyat. Abraham Lincoln menjelaskan bahwa
demokrasi adalah sebuah pemerintahan yang berasal dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
CIRI-CIRI DEMOKRASI

1. Memiliki Perwakilan Rakyat, Indonesia memiliki lembaga


legislatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang telah
dipilih melalui pemilihan umum. Sehingga urusan negara,
kekuasaan dan kedaulatan rakyat kemudian diwakilkan
melalui anggota DPR ini.
2. Keputusan Berlandaskan Aspirasi dan Kepentingan Warga
Negara, Seluruh Keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah
berlandaskan kepada aspirasi dan kepentingan warga
negaranya, dan bukan semata-mata kepentingan pribadi atau
kelompok belaka. Hal ini sekaligus mencegah praktek korupsi
yang merajalela.
CIRI-CIRI DEMOKRASI

3. Menerapkan Ciri Konstitusional, Hal ini berkaitan dengan


kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat. Dimana hal
tersebut juga tercantum dalam penetapan hukum atau undang-
undang. Hukum yang tercipta pun harus diterapkan dengan
seadil-adilnya.
4. Menyelenggarakan Pemilihan Umum, Pesta rakyat harus
digelar secara berkala hingga kemudian terpilih perwakilan
atau pemimpin untuk menjalankan roda pemerintahan.
5. Terdapat Sistem Kepartaian, Partai adalah sarana atau media
untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan adanya partai,
rakyat juga dapat dipilih sebagai wakil rakyat yang berfungsi
menjadi penerus aspirasi. Tujuannya tentu saja agar
pemerintah dapat mewujudkan keinginan rakyat.
TUJUAN DEMOKRASI

1. Kebebasan Berpendapat
2. Menciptakan Keamanan dan Ketertiban
3. Mendorong Masyarakat Aktif dalam Pemerintahan
4. Membatasi Kekuasaan Pemerintahan
5. Mencegah Perselisihan
MACAM- MACAM DEMOKRASI

1. Demokrasi Parlementer
2. Demokrasi Langsung
3. Demokrasi Tidak Langsung
4. Demokrasi Pancasila
5. Demokrasi Presidensial
DEMOKRASI PARLEMENTER

 Sistem demokrasi parlementer adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan


politik terletak pada parlemen atau badan legislatif yang terpilih oleh rakyat.
 Dalam demokrasi parlementer, rakyat memilih para anggota parlemen melalui
pemilihan umum, dan anggota parlemen tersebut kemudian membentuk
pemerintahan
 Ciri-ciri demokrasi parlementer:
1. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada DPR.
2. Kekuasaan legislatif di atas kekuasaan eksekutif
3. Presiden atau raja sebagai kepala negara hanya merupakan simbol belaka.
4. DPR bisa menjatuhkan kabinet dengan mosi tidak percaya
5. Tanggung jawab pemerintahan ada di tangan kabinet yang dipimpin oleh
perdana menteri.
 Demokrasi parlementer adalah salah satu bentuk sistem
pemerintahan yang umum di berbagai negara, termasuk Inggris,
Kanada, Jerman, dan banyak negara Eropa lainnya.
 Namun, penting untuk dicatat bahwa setiap negara dapat
memiliki variasi dan adaptasi khusus dari sistem demokrasi
parlementer sesuai dengan keadaan dan konstitusi mereka sendiri
2. DEMOKRASI LANGSUNG

 Demokrasi langsung atau demokrasi murni merupakan jenis


demokrasi dimana rakyatlah yang memiliki kekuasaan secara
langsung tanpa perwakilan, perantara atau majelis parlemen.
Demokrasi ini membutuhkan partisipasi luas dalam politik.
 Dalam demokrasi langsung, semua populasi orang dewasa hadir
dalam bentuk majelis, mengambil bagian dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kekuasaan
 Jika pemerintah harus mengesahkan undang-undang atau
kebijakan tertentu, peraturan tersebut kemudian akan
ditentukan oleh rakyat. Mereka memberikan suara pada suatu
masalah dan menentukan nasib negaranya sendiri.
3. DEMOKRASI TIDAK LANGSUNG
 Demokrasi tidak langsung disebut juga demokrasi perwakilan.
Dalam bentuk demokrasi ini, orang bukan secara langsung
mengambil bagian dalam pemerintahan, tetapi melalui perwakilan
yang dipilih.
 Demokrasi tidak langsung adalah ketika rakyat dapat memilih siapa
yang akan mewakili suara mereka di parlemen. Demokrasi ini
merupakan bentuk demokrasi paling umum di seluruh dunia.
 Penekanannya terletak pada perlindungan hak-hak tidak hanya
pada mayoritas rakyat di negara bagian, tapi juga minoritas.
 Dengan memilih perwakilan yang lebih berkualitas, minoritas
kemudian akan dapat menyuarakan keluhannya dengan cara yang
lebih efisien.
4. DEMOKRASI PANCASILA

 Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang saat ini berlaku


di Tanah Air.
 Demokrasi yang bersumber pada nilai-nilai sosial budaya bangsa
serta berasaskan musyawarah mufakat dengan memprioritaskan
kepentingan seluruh masyarakat atau warga Negara seperti yang
tercantum pada kelima sila pancasila.
 Seperti yang kita ketahui, Pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia yang memiliki makna kristalisasi berbagai
pengalaman hidup bangsa Indonesia yang telah membentuk
sikap, watak, perilaku, tata nilai, pandangan fisafat, moral, serta
etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
5. DEMOKRASI PRESIDENSIAL
 Presidensial (presidensiil) didefinisikan sebagai sistem
pemerintahan yang puncak kekuasaannya diduduki oleh
lembaga eksekutif atau presiden.
 Presiden dan cabang eksekutif pemerintah kemudian tidak
bertanggung jawab kepada legislatif, tetapi tidak dapat
membubarkan legislatif.
 Dalam sistem presidensial, presiden memiliki hak paling tinggi
sebagai kepala negara dan pemerintahan. Namun, ada dua
lembaga lain (legislatif dan yudikatif) yang perannya mengawasi
serta merumuskan UU negara yang nantinya dijalankan oleh
presiden.
 Negara-negara seperti Amerika Serikat, Argentina, dan Sudan
telah menggunakan jenis demokrasi ini.
DEMOKRASI DI INDONESIA

 Dalam UUD 1945, tidak penyebutan kata “Demokrasi” secara eksplisit


(tersurat), akan tetapi nilai-nilai demokratis termuat dalam Batang
Tubuh (Pasal2) UUD NRI Tahun 1945
 Nilai-nilai demokrasi misalnya dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 1
ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan undang-undang dasar
 Selain itu nilai-nilai demokrasi juga dapat dilihat dari ketentuan
pemilihan umum dalam pasal 22E UUD 1945 yang berasaskan “Luber
Jurdil” serta pemilihan kepala daerah secara demokratis
PERKEMBANGAN DEMOKRASI INDONESIA
Perkembangan demokrasi indonesia dapat dibagi dalam empat periode:
I. Periode 1945 1949 dengan sistem Demokrasi masa revolusi.
II. Periode 1949-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan
parlemen serta partai-partai
III. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan dominasi
presiden dan terbatasnya peran partai politik serta peran ABRI sebagai unsur
sosial-politik semakin meluas
IV. Periode 1966-1998, masa demokrasi era Orde Baru yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menunjukkan sistem presidensil
V. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila, demokrasi Konstitusional era
Reformasi dengan berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha
mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif,
legislatif dan yudisial
Periode 1945 1949 demokrasi masa
revolusi

 Pada periode ini sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila seperti


yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan karena negara dalam keadaan darurat dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan.
 Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi masih sangat terbatas
 Misalnya, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang pemula
berfungsi sebagai pembantu Presiden menjadi berubah fungsi
sebagai MPR. Sistem kabinet yang seharusnya Presidensial dalam
pelaksanaannya menjadi sistem Parlementer.
DEMOKRASI PARLEMENTER (1949-1959)
 Pada tahun 1949 Indonesia menjadi negara serikat (Republik
Indonesia Serikat)
 Pada masa ini indonesia dibagi dalam beberapa negara bagian.
 Selanjutnya RIS ditolak oleh rakyat Indonesia, sehingga pada
tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno menyatakan kembali
ke Negara Kesatuan dengan menggunakan UUD Sementara 1950.
 Periode ini menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)
sebagai landasan konstitusionalnya.
 UUDS 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer.
 Kepala pemerintahan adalah perdana menteri.
 Presiden hanya sebagai simbol kepala negara.
 Masa demokrasi parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena
hampir semua elemen demokrasi dalam perwujudannya dalam kehidupan politik dapat
ditemukan, antara lain:
1. pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi
dalam proses politik yang berjalan.
2. Kedua, akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat tinggi.
3. Ketiga, kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sebesar-besarnya
untuk berkembang secara maksimal.
4. Keempat, sekalipun pemilihan umum hanya sekali dilaksanakan (yaitu pada tahun 1955)
tetapi benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.
5. Kelima, masyarakat dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi sama
sekali.
6. Keenam, pada masa ini daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup bahkan otonomi
yang seluas- luasnya dengan azas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam
mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
 Kabinet pada sistem demokrasi parlementer ini selalu silih berganti, akibatnya
pembangunan tidak berjalan lancar.
 Selama periode ini berlangsung terjadi 7x perubahan kabinet.
 Masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongannya.
 Setelah berjalan selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa
UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Parlementer tidak cocok diterapkan di
negara ini.
 Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa serta menghambat pembangunan
untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
 Pelaksanaan sidang kontituante dari tahun 1956 sampai 1959 dengan tujuan
menghasilkan UUD baru belum juga terbetuk.
 Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit presiden 1959
Dekrit presiden 1959

 Pada sistem ini berlaku sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5


Juni 1959 yang berbunyi sebagai berikut:
• Pembubaran Konstituante
• Berlakunya kembali UUD 1945
• Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
 Dengan dekrit tersebut berakhir pula pemerintahn parlementer
Periode Demokrasi Terpimpin
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
 stilah demokrasi terpimpin pertama kali digunakan secara resmi dalam pidato Presiden
Sukarno pada 10 November 1956 pada pembukaan sidang konstituante di Bandung
 Pada masa demokrasi terpimpin telah menyimpang dari demokrasi rakyat
 Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya partai politik, perkembangan
pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsur sosial politik semakin meluas
 peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi lemah, begitu pula dengan
hak asasi manusia.
 Demokrasi Terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti-kebebasan pers, dan
sentralisasi kekuasaan makin dominan dalam hubungan antara pemerintah pusat dengan
daerah
 Banyak sekali tindakan menyimpang atau menyeleweng terhadap ketentuan UUD seperti pada
tahun 1960 Ir Soekarno sebagai Presiden membubarkan DPR hasil pemilu, padahal dalam
penjelasan UUD 1945 secara eksplisit ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenang
itu.
 Presiden Soekarno menjabat sebagai “Pemimpin Besar Revolusi”.
 Dengan demikian pemusatan kekuasaan ada di tangan Presiden.
 kehidupan partai politik di masa Demokrasi Terpimpin hampir tidak bisa
memainkan perannya dalam pentas perpolitikan nasional kala itu.
 Hal ini mungkin disebabkan oleh peran Soekarno yang amat dominan dalam
menjalankan pemerintahannya yang sangat otoriter saat Demokrasi Terpimpin.
 Terjadinya 15 pemusatan kekuasaan di tangan Presiden menimbulkan
penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang
puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965
(GSOS/PKI) yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.
 Berakhirnya pemerintahan Soekarno menjadi akhir dari berlakunya demokrasi
terpimpin di Indonesia .
Demokrasi dalam Pemerintahan Orde Baru
(1966-1998)
 Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah masa transisi antara tahun 1965 sampai tahun
1968 ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden RI.
 Era ini kemudian dikenal sebagai Orde Baru.
 Rakyat percaya terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto atas
dasar beberapa hal, yaitu:
1. Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru dipandang sebagai sosok pemimpin yang mampu
mengeluarkan bangsa Indonesia dari keterpurukan.
2. Soeharto berhasil membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi musuh
Indonesia pada masa ini.
3. Soeharto berhasil menciptakan stabilitas keamanan Indonesia pasca pemberontakan PKI
dalam waktu relatif singkat.
 Periode ini memberi pengharapan baru, terutama yang berkaitan dengan
perubahan-perubahan politik dari yang otoriter menjadi lebih
demokratik.
 Demokrasi pada periode ini disebut dengan label Demokrasi Pancasila.
 Demokrasi pancasila merupakan demokrasi yang menonjolkan sistem
presidensial
 Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945, dan TAP MPR
dalam rangka meluruskan penyelewengan terhadap UUD 1945 yang
terjadi pada masa demokrasi terpimpin.
 Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde Baru yang
bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen secara tegas dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan
dikembalikan fungsi lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan
amanat UUD 1945
Penyimpangan orde baru
 Dalam perkembangannya peran presiden justru semakin dominan terhadap lembaga-
lembaga itu.
 Tetapi harapan rakyat tidak sepenuhnya terwujud atas kepemimpinan Soeharto.
 Karena sebenarnya tidak ada perubahan subtantif dari kehidupan politik
Indonesia. Antara Orde Baru dan Orde lama sebenarnya sama-sama otoriter.
 Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden
merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia.
 Lembaga kepresidenan adalah pengontrol utama lembaga negara lain yang
bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun infrastruktur (LSM,
Partai Politik dan sebagainya).
 Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapa pun
seperti Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan
Panglima Tertinggi ABRI.
 Berdasarkan kondisi tersebut, pelaksanaan demokrasi Pancasila masih jauh dari
harapan.
 Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan
alat politik penguasa.
 Kenyataan yang terjadi, pelaksanaan Demokrasi Pancasila sama dengan
kediktatoran.
 Dalam pelaksanaannya, sebagai akibat dari kekuasaan dan masa jabatan Presiden
yang tidak dibatasi periodenya maka kekuasaan menumpuk pada Presiden,
sehingga terjadilah penyalahgunaan kekuasaan.
 Akibatnya adalah tumbuh suburnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Kebebasan berbicara dibatasi, praktik demokrasi menjadi semu, dan Pancasila
hanya dijadikan sebagai alat legitimasi politik.
 Lembaga negara berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah. Oleh karena itu,
lahirlah gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa yang menuntut reformasi
dalam berbagai bidang.
 Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri Soeharto sebagai
Presiden
Demokrasi pancasila Pada Masa Reformasi
(1999- sekarang)
 Kegagalan pemerintah orde baru membangun demokratisasi di Indonesia, mendorong seluruh
elemen masyarakat mengusulkan perlunya reformasi pemerintahan Indonesia.
 Dengan reformasi ini diharapkan munculnya sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
sebuah pemerintahan yang demokratik, yang diharapkan mampu mewujudkan cita-cita
keadilan sosial.
 Pasca reformasi, perwujudan demokrasi dalam pemerintahan mulai tampak dalam rotasi
kekuasaan.
 Hal ini dapat dilihat dari adanya pembatasan masa jabatan untuk seorang presiden hanya 2
periode masa jabatan, yang pada masa orde baru tidak jelas kapan dan berapa kali seseorang
boleh terpilih kembali sebagai presiden
 Meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi Negara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata
hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
 Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini adalah demokrasi
dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang dianggap tidak
demokratis, meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi negara dengan
menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan, dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
 Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR MPR
hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan wakil Presiden serta
terbentuknya lembaga lembaga tinggi yang lain. Dalam perkembangannya,
pemerintahan fokus pada pembagian kekuasaan antara Presiden dan Parpol
dalam DPR.
PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA

 Demokrasi pancasila : sistem demokrasi dilaksanakan dengan mengutamakan asas


musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama yang bersumber pada falsalah hidup
dan kepribadian bangsa indonesia.
 Dasar Falsafah Indonesia : Pancasila
ASAS– ASAS DEMOKRASI PANCASILA

Asas Kerakyatan: Asas Musyawarah:


Berdasarkan rasa Memberikan
cinta kita kepada kebebasan bagi
masyarakat dan rakyat untuk
cita-cita seluruh menyampaikan
bangsa. aspirasinya melalui
forum
permusyawaratan.
CIRI-CIRI DEMOKRASI PANCASILA
 Kedaulatan ada di tangan rakyat.
 Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
 Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
 Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
 Menghargai hak asasi manusia.
 Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat.
 Pemilu dilaksanakan secara luber.
 Tidak menganut sistem monopartai.
 Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
 Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan bersama
FUNGSI & TUJUAN DEMOKRASI PANCASILA

 dalam mengambil keputusan bangsa Indonesia menyesuaikan hidup


dan sikap berdemokrasi seharusnya, serta menjadikan seluruh
tertata tanpa lewat batas norma kesopanan.
 Memberi kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi Mencegah
perselisihan antar kelompok Menciptakan keamanan dan ketertiban
bersama Mendorong masyarakat aktif dalam pemerintahan
Membatasi kekuasaan pemerintahan
Contoh Pelanggaran Demokrasi

1. Korupsi
2. Kegagalan Presiden dalam menjalankan kekuasaan
3. Kesejahteraan masyarakat yang semakin rendah
4. Partai politik tidak menjalakan fungsinya
5. Ketidakstabilan Pemimpin nasional
6. KKN dan Birokrasi yang berbelit-belit
7. Money Politic
CARA MENGATASI MASALAH DEMOKRASI
PANCASILA
1. Seluruh pihak bersama sama menjaga ketertiban dan kelancaran
pelaksanaan pilkada
2. Semua warga saling menghargai pendapat
3. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan
4. Membutuhkan seorang pemimpin yang bijak dalam menyelesaikan segala
permasalahan yang terkait dengan demokrasi, adil dan jujur
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai