PEMBELAJARAN
PARADIGMA BARU
Unit Modul
DISAMPAIKAN OLEH :
DRS. NURMAN, M.Pd
FASILITATATOR SEKOLAH PENGGERAK
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
KONSULTAN PENDIDIKAN TUT WURI HANDAYANI SUMATERA UTARA
PEMBUKAAN
Perkenalan dan Ice breaking
Perkenalan:
● Fasilitator meminta semua peserta untuk melihat
sekeliling ruangan peserta dan memilih satu barang/benda
yang menarik perhatian dan membuat mood/perasaan
peserta menjadi lebih baik
● Benda tersebut bisa diambil dan ditunjukkan atau jika tidak
memungkinkan cukup disebutkan saja
● Cara berkenalannya adalah sebutkan nama, domisili
tempat tinggal, dan ceritakan tentang barang/benda yang
dipilih beserta alasannya, jika sudah selesai orang yang
baru saja berkenalan bisa menunjuk orang lain untuk
menjedi urutan selanjutnya dalam berkenalan
● Siklus ini dilakukan sampai semua peserta mendapat
giliran untuk berkenalan
Selamat datang!
Berikut adalah tujuan kita dari sesi ini:
TUJUAN
Di akhir sesi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan perubahan/penyesuaian kurikulum untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam konteks
satuan pendidikan
2. Menjelaskan alasan penting kurikulum perlu diadaptasi
di satuan pendidikan masing-masing
3. Memahami struktur kurikulum merdeka dan rencana
mempelajarinya lebih detil
AGENDA
● Mulai dari diri : ● Refleksi Terbimbing :
Menjawab pertanyaan pemantik Menjawab pertanyaan refleksi
● Eksplorasi konsep 1: ● Elaborasi Pemahaman:
Diskusi mengenai apa itu kurikulum dan Menjawab dan mengelaborasi pertanyaan
peran dan fungsinya pemantik
● Ruang kolaborasi 1: ● (Rencana) Aksi Nyata:
Diskusi mengenai perbedaan generasi murid Menyusun rencana belajar individu
● Eksplorasi Konsep 2: mengenai Kurikulum Merdeka
Diskusi mengenai alasan perubahan
kurikulum, adaptasi kurikulum dan struktur
kurikulum merdeka
● Ruang Kolaborasi 2:
Membuat karya visual bagaimana
melakukan adaptasi kurikulum
MULAI DARI
DIRI
Saya akan menampilkan pertanyaan pada sesi
kali ini, Bapak/Ibu silakan bisa menuliskan
jawabannya pada kolom chat yang tersedia,
beberapa perwakilan peserta akan saya
persilakan untuk menyampaikan jawabannya
secara langsung
Sebagai pendidik, selama ini, Apa yang
Bapak/Ibu gunakan sebagai panduan dalam
merencanakan perjalanan belajar murid?
Menurut Bapak/Ibu apa yang seharusnya
menjadi alasan terhadap berubahnya sebuah
kurikulum?
Dari pengalaman mengajar mana yang lebih
sering terjadi, menyelesaikan materi yang ada
atau mencapai tujuan yang ada di dalam
kurikulum? Jelaskan analisa Bapak/Ibu!
EKSPLORASI
KONSEP 1
Apa itu Kurikulum?
sampai hari ini, belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal.
Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar
murid.
Ada juga yang memaknai kurikulum sebagai “ jantung atau isi pendidikan”, yaitu ‘apa
saja yang akan murid pelajari’. Jika tidak ada jantung atau isi pendidikan, maka tidak
ada yang ‘memompa darah’ atau ‘kosong’.
Bahkan, ada juga yang menganggap kurikulum sebagai program pendidikan. Program
yang menyediakan pengalaman-pengalaman belajar untuk perubahan perilaku murid.
Apa itu Kurikulum? Secara umum, komponen-komponen
tersebut diklasifikasikan menjadi 3 hal yang
Ralph Tyler dalam bukunya “The basic digunakan di beberapa negara, yaitu;
principle of curriculum”, mengungkapkan
1. Tujuan pembelajaran/konten
setidaknya ada 4 komponen dalam kurikulum
2. Panduan pedagogi
yaitu,
3. Panduan asesmen
1. Tujuan
2. Konten Kerangka/komponen ini dapat kita gunakan
3. Metode/cara dalam mendesain kurikulum dan
4. Evaluasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan
murid.
Apa itu Kurikulum?
Ada dua hal utama yang ada pada kurikulum yang perlu digarisbawahi:
1. Kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan
2. Bagaimana cara mewujudkan/ mencapai kompetensi murid itu.
Maka, bahwa murid menjadi acuan/’core’ dari kurikulum itu sendiri sangatlah jelas. Dimana
‘kemerdekaan murid dalam belajar” lah sebagai ‘jantung’ desain/pengembangan
kurikulumnya.
Peran dan Fungsi Kurikulum
Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.
1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan sebagai kontrol sosial
Sementara fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.
Ruang Kolaborasi
Dalam setiap kelompok silakan diskusikan pertanyaan berikut ini:
1. Identifikasikan hal-hal yang berubah pada murid kita 10 tahun yang lalu dengan murid kita
saat ini dengan menganalisa:
- Cara mendapatkan informasi/belajar
- Cara mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
- Cara berkomunikasi
- Teknologi yang sering digunakan
- Cita-cita/pilihan profesi mereka
- Permainan yang mereka mainkan bersama
1. Bagaimana selama ini Bapak/Ibu merespon perubahan tersebut?
2. Ketika terjadi perubahan kurikulum bagaimana Bapak/Ibu menyikapinya?
Ruang Kolaborasi
Kesimpulan Sesi Ruang Kolaborasi:
Terkadang kita abai terhadap berubahnya keadaan dan menganggap pengalaman bertahun-tahun
kita sebagai guru selalu mampu mengantarkan keberhasilan murid. Padahal murid hidup pada
zaman/keadaan yang sudah berbeda. Cara berkomunikasi, cara belajar dan cara memandang diri
dan lingkungannya berbeda dengan keadaan yang kita alami pada jaman kita.
Pertanyaan selanjutnya:
1. Keterampilan dan kompetensi apa ya yang dibutuhkan murid-murid kita untuk berkontribusi
dalam lingkup lokal, nasional dan global dengan perubahan yang terjadi?
2. Kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan?
Alasan perubahan kurikulum
Proyeksi Pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD, kompetensi tidak hanya fokus pada aspek
kognitif, sikap, psikomotorik, tetapi juga ada value/nilai yang melengkapi kompetensi murid.
Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid
merupakan pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid untuk membangun kompetensi
transformatif murid dengan siklus belajar Antisipasi-Aksi-Refleksi menuju pemelajar sepanjang
hayat.
Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara:
Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus
berusaha secara kolaboratif. Misalnya: