Visi adalah cita-cita bersama untuk jangka waktu tertentu yang dirumuskan berdasarkan
masukan dari seluruh warga sekolah. Sedangakan Misi adalah cara-cara yang dilakukan oleh
sekolah dalam upaya mencapai visi tersebut. Kurikulum Operasional bersifat fleksibel dan
Dinamis artinya satuan pendidikan dapat mengembangkan sesuai karakteristik dan kebutuhan
selama selaras dengan kerangka dasar yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Visi dan misi yang merupakan salah satu komponen utama dalam kurikulum operasional di
satuan pendidikan menjadi acuan dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Semua warga sekolah
wajib berkomitmen untuk menerapkan nilai-nilai visi dan misi dalam kegiatan sehari-hari.
Untuk itu, penyusunan visi misi ini menjadi kunci dan harus melalui tahap analisis
karakteristik satuan pendidikan serta memerlukan refleksi berkala sekitar 4-5 tahun sekali
untuk memastikan bahwa visi dan misi masih relevan.
Karakteristik satuan pendidikan adalah keadaan yang menggambarkan keunikan sekolah
dalam hal murid, sosial, budaya, guru dan tenaga kependidikan. Untuk SMK, karakteristik
melingkupi satuan pendidikan dan program keahliannya.
Untuk melakukan analisis lingkungan belajar, kita perlu memperhatikan :
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan visi dan misi,
yaitu :
Saat melakukan analisis lingkungan belajar pastikan visi, misi dan tujuan tidak bertentangan
dengan kerangka kurikulum yang ditetapkan oleh pusat, yakni :
1. Tujuan Pendidikan Nasional
2. Profil Pelajar Pancasila
3. Struktur Kurikulum
4. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
5. Capaian Pembelajaran
Cara menyusun visi-misi :
1. Ajukan wawancara atau survei untuk mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya.
2. Analisis jawaban wawancara dan cari keterkaitan satu dengan yang lain. Kumpulkan
persamaan dan rumuskanlah dalam satu kalimat visi.
Setelah kalimat visi tersusun, maka kita lanjutkan menyusun misi sekolah dengan cara :
1. Temukan indikator-indikator dalam kalimat visi
2. Membuat kalimat aksi sebanyak-banyaknya dari indikator visi
3. Kumpulkan dan analisa semua kalimat aksi yang telah dibuat
4. Rumuskan ke dalam kalimat sederhana
Lingkungan belajar yang nyaman dan aman dapat membantu murid mencapai kompetensinya
secara optimal. Kenyamanan ini untuk menciptakan pembelajaran murid yang berkualitas.
Satuan pendidikan dan guru berperan dalam menciptakan lingkungan tersebut. Beberapa
variabel yang mendukung terciptanya lingkungan belajar sekolah yang nyaman :
1. Mengubah pandangan dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
2. Memahami bahwa perlakuan dan persepsi guru terhadap murid itu penting
3. Keterlibatan semua pihak sangat penting, dalam artian kita mengikutsertakan semua warga
sekolah dalam setiap kegiatan.
4. Budaya sekolah perlu kita perhatikan dalam membangun lingkungan belajar yang nyama.
Budaya sekolah merupakan pola asumsi-asumsi dasar, nilai, norma dan keyakinan yang
dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah. Untuk menentukan budaya sekolah,
perwakilan seluruh warga sekolah berkumpul untuk berdiskusi. Pemikiran atau asumsi
dasar warga sekolah akan dikumpulkan dan dianalisis, kemudian ada nilai dan norma yang
kita yakini bersama.
5. Kita perlu saling memahami dan menghargai pemikiran dan nilai-nilai yang diyakini semua
orang.
6. Selalu pertimbangkan keragaman situasi dan karakter murid.
7. Menerapkan dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila di lingkungan sekolah.
MERUMUSKAN ATP DAN TP
Pada lembar diatas murid dapat memberikan nilai secara kuantitatif dengan berpedoman pada
aspek dan tingkat capaian rubric, ibu dan bapak guru, ada beberapa hal yang kita lakukan
dalam merancang asesmen. Yaitu yang pertama menetukan Tujuan Pembelajaran yang akan
diukur , kedua menurunkan menjadi indikator pencapaian kompetensi, ketiga menentukan alat
ukur sesuai dengan produk akhir, keempat membuat dan menyiapkan alat ukur, kelima
menurunkan indikator menjadi aspek dan tingkat capaian jika alat ukur berbentuk rubric,
keenam membuat dan menyiapkan lembar pengisian penilaian baik oleh guru maupun murid
jika menggunakan penialaian sebaya, setelah mengetahui materi merancang asesmen jenjang
smp, ibu dan bapak guru bisa langsung mulai mebuat rancangan asesmen sesuai dengan
rumusan yang telah dibuat.
MODUL: MERUMUSKAN MODUL AJAR
Modul Ajar
Kurikulum merdeka belajar memposisikan murid sebagai central dalam pembelajaran,
sehingga dalam penyusunan modul ajar disesuaikan dengan kebutuhan murid. Modul ajar
merupan rencana pelaksanaan pembelajaran dan hampir sama dengan RPP namun modul ajar
lebih lengkap.
Berikut komponen Modul ajar
1. Fase capaian pembelajaran
2. Jumlah JP
3. Mode belajar
4. Tujuan pembelajaran
5. Dimensi profil pelajar pancasila
6. Pengetahuan/ keterampilan prasyarat
7. Pemahaman bermakna
8. Komponen pengetahuan
9. bahan ajar
10. pertananyaan pemantik
11. Indikator keberhasilan
12. Sarana dan prasarana
13. Rencana asesmen
14. asesmen formatif: teknik asesmen
15. Alat ukur/rbrik
16. Asesmen sumatif
17. Saran dan prasarana
18. Rencian kegiatan
19. Lampiran
Lampiran berisi lembar aktifitas, rubrik penilain , bahan ajar lain sebagai tambahn
materi yang lebih rinci.
Modul ajar dapat dimodifikasi dengan berkolaborasi dengan guru satu mapel ,
pembagian peran dengan rekan guru satu fase dan dalam penyusunan modul jara
harus dengan berpegang pada 6 dimensi profil pelajar pancasila agar terbangun secara
konsisten.
Target “ Apa target yang mau kamu capai pada pembelajaran selanjutnya?”
Rencana “ Apa yang akan kamu lakukan untuk mencapai target tersebut?”
Bantuan “ Bantuan apa dari guru yang kamu butuhkan untuk mencapai target
tersebut?
Naik kejenjang SMA atau SMK atau fase E dan F murid diharapkan dapat melakukaan
refleksi terhadap umpan balik dari teman,guru danorang dewsa lainyatemasuk merefleksikan
informasi informasi karir yang akan dipilihnya intinya adalah murid mampu mengaitkan hasil
refleksi untuk menunjang karirnya nanti jadi bentuk pertanyaanya dapat dibuat agar
menggiring murid dapat melakukan analisis
*karakteristik . “Tiga hal yang mencerminkan diri saya dari hasil proyek ini yaitu...
*Ketrampilan “ Saat mengerjakan proyek ini ,ketrampilan p yang bermanfaat untuk karir
yang ingin kmu tekuni nanti adakah yang ingin kamu pelajari lebih banyak?
*Mencari umpan balik
“Bagaimana pendapat teman kelompok tenttang dirimu saat bekera dalam kelompok?”
Memanfaatkan Umpan Balik
“ Dari umpan balik teman, apa yang kamu pelajari
Mengenahi kelemahan dan kekuatan dirimu?”
Mengembangkan Diri
“ Adakah yang ingin kamu perbaiki dari kelemahan tersebut ?”
Tahapan atau perkembangan pada setiap fase inilahyang menjadi acuan kita dalam membuat
pertanyaan refleki tentunya pertanyaan refleksi juga dapat dikaitkan dengan materi yang
dipelajari di kelas misal mengaitkan pertanyaan refleksi dengan aksi yang bisa dilakukan
untuk menjaga lingkungan sekitarnya saat mempelajari tentang pemanasan global tahapan lur
perkembangan pada setiap fase inilah yang menjadi acuan kita dalam membuat pertanyaan
refleksi .Guru juga dapat memanfaatkan respon murid terhadap pertanyaan refleksi untuk
menjadi ppertimbangan dalam merencanakan kegiatan belajar di kelas misalnya respon
mereka saat menjawab hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran atau bantuan apa
yang mereka harapkan dari gurunya.
Hasil refleksi ini bisa menjadi pertimbangan kita dalam membuat strategi pengajaran di kelas.
Setelah membuat pertnyaan lalu kapan refleksi dilakukan? Sebenarnya tidak ada ketentuan
baku kapan refleksi dilakukan. Dikembalikan lagi kepada tujun dari refleksi itu
sendiri .Misalnya saat melakukan refleksi sebagai bagian dari pembelajaran .Kita
mengharapkan murid dapat melihat kembaliproses belajar yang dialaminya dan hasil yang
mereka berikanberarti refleksi dapat dilakukan ketika proses sedang berjalan dan diakhiri saat
sudah ada hasil pembelajaran yang dibuatmisalnya
- Diakhir unit pembelajaran
- Setelah melkukan asesmen formatif
- Setelah pembagian hasil tes atau asasemen sumatif
- Diakhir proyek
Walaupun pertanyaan sudah kita siapkan bisa saja murid belum melakukan refleksi dengan
mendalam terlebih untuk murid yang belum terbiasa melakukan refleksi. Lalu bagaimana
guru memfasilitasinya untuk merefleksi adalah memberikan pertanyaan yang memandu
misalnya ibu danbapak guru mengajak muridnya refleksi diakhir suatu unit pembelajaran
kemudian salah satu murid kesulitan menjawab pertanyaan refleksi mengenai metode belajar
yang paling cocok dengan dirinya. Ibu dab bapak guru dapat membantu memberikan
pertanyaan tambahan secara lisan seperti
Metode apa yang paling membantumu mamahami topik? Apakah membaca atau menonton
vidio? Atau kita dapat menciptakan suasana yang mendukung refleksi memerlukan
keterbukaan murid bukan sebaliknya jika kita masih memposisikan penghukuman atau
pembuatan rasa bersalah akan susah membuat murid terbuka untuk refleksi murid cenderung
takut dan khawatir disudutkan. Mari kita ingat kembali topik positif disiplin restitsi juga
merupakan proses refleksi jadi lingkungan belajar yang kontruktif dan budaya positif disipin
penting untuk mendukung kebiasaan refleksi. S ebaiknya kita tidak memaksa murid untuk
menunjukan hasil refleksinya ingat bahwa konsumen utama dari proses refleksi adalah diri
sendiri. Murid punya hak untuk menjaga privasi dari hassil refleksinya kita juga perlu
memilah pertanyaan pertanyaannya yng cukup disimpan oleh murid dalam buku jurnal
pribadinya atau pertanyaan yang bisa didokumentasikan dan dijadikan portofolio kelas dan
yang terakhir kita mampu mengenalinya fase kemampun murid berada bisa jadi murid yang
kemampuanya di fase E yang kemampuan refleksinya di fase D atau bahkan C jika ini terjadi
kita dapat memfasilitasikan dengan pertanyaan refleksi yang sesuai dengan kemampuanya
dan kita bimbing agar bisa mencapai kemampuan sesuai fasenya.