Anda di halaman 1dari 20

TOPIK : PERENCANAAN PEMBELAJARAN

MODUL: KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN (SD, SMP, SMA/K)


VISI MISI & BUDAYA SATUAN PENDIDIKAN
Visi dan Misi Satuan Pendidikan
Oleh : Ihromi Partomuan Lubis

Sekolah mempunyai kewenangan untuk merumuskan kurikulum diawali dengan merumuskan


visi dan misi.

Visi adalah cita-cita bersama untuk jangka waktu tertentu yang dirumuskan berdasarkan
masukan dari seluruh warga sekolah. Sedangakan Misi adalah cara-cara yang dilakukan oleh
sekolah dalam upaya mencapai visi tersebut. Kurikulum Operasional bersifat fleksibel dan
Dinamis artinya satuan pendidikan dapat mengembangkan sesuai karakteristik dan kebutuhan
selama selaras dengan kerangka dasar yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Visi dan misi yang merupakan salah satu komponen utama dalam kurikulum operasional di
satuan pendidikan menjadi acuan dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Semua warga sekolah
wajib berkomitmen untuk menerapkan nilai-nilai visi dan misi dalam kegiatan sehari-hari.
Untuk itu, penyusunan visi misi ini menjadi kunci dan harus melalui tahap analisis
karakteristik satuan pendidikan serta memerlukan refleksi berkala sekitar 4-5 tahun sekali
untuk memastikan bahwa visi dan misi masih relevan.
Karakteristik satuan pendidikan adalah keadaan yang menggambarkan keunikan sekolah
dalam hal murid, sosial, budaya, guru dan tenaga kependidikan. Untuk SMK, karakteristik
melingkupi satuan pendidikan dan program keahliannya.
Untuk melakukan analisis lingkungan belajar, kita perlu memperhatikan :

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan visi dan misi,
yaitu :

Saat melakukan analisis lingkungan belajar pastikan visi, misi dan tujuan tidak bertentangan
dengan kerangka kurikulum yang ditetapkan oleh pusat, yakni :
1. Tujuan Pendidikan Nasional
2. Profil Pelajar Pancasila
3. Struktur Kurikulum
4. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
5. Capaian Pembelajaran
Cara menyusun visi-misi :
1. Ajukan wawancara atau survei untuk mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya.
2. Analisis jawaban wawancara dan cari keterkaitan satu dengan yang lain. Kumpulkan
persamaan dan rumuskanlah dalam satu kalimat visi.

Setelah kalimat visi tersusun, maka kita lanjutkan menyusun misi sekolah dengan cara :
1. Temukan indikator-indikator dalam kalimat visi
2. Membuat kalimat aksi sebanyak-banyaknya dari indikator visi
3. Kumpulkan dan analisa semua kalimat aksi yang telah dibuat
4. Rumuskan ke dalam kalimat sederhana

Tips menyusun visi :


1. Sesuaikan pertanyaan untuk peserta didik dengan tahapan perkembangan atau belajarnya.
2. Tenaga kependidikan kadang tidak melihat dirinya sebagai pendidik. Berikan pengantar
bahwa bekerja di satuan pendidikan adalah pendidik, apapun perannya.
3. Untuk wakil orang tua, perlu cermat memilih perwakilan agar representatif (orang tua baru
dan lama, orang tua kritis terhadap tujuan pendidikan untuk peserta didik dan paham alasan
memilih satuan pendidikan tersebut)
Tips menyusun misi :
1. Untuk membuat kalimat aksi yang jelas, gunakan kata kerja operasional yang bersifat
umum yang bisa diterjemahkan menjadi pernyataan spesifik.
Contoh :
1. Menjadi satuan pendidikan yang menginspirasi perubahan
2. Menginisiasi aksi-aksi nyata dalam rangka mendidik masyarakat mengenai cara hidup
ramah lingkungan
Pada praktiknya, semua warga sekolah wajib berkomitmen untuk menerapkan nilai-nilai visi
dan misi.
Lingkungan Belajar yang Nyaman
Oleh: Siti Maria Ulpah
Guru Sekolah Menengah Atas

Lingkungan belajar yang nyaman dan aman dapat membantu murid mencapai kompetensinya
secara optimal. Kenyamanan ini untuk menciptakan pembelajaran murid yang berkualitas.
Satuan pendidikan dan guru berperan dalam menciptakan lingkungan tersebut. Beberapa
variabel yang mendukung terciptanya lingkungan belajar sekolah yang nyaman :
1. Mengubah pandangan dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
2. Memahami bahwa perlakuan dan persepsi guru terhadap murid itu penting
3. Keterlibatan semua pihak sangat penting, dalam artian kita mengikutsertakan semua warga
sekolah dalam setiap kegiatan.
4. Budaya sekolah perlu kita perhatikan dalam membangun lingkungan belajar yang nyama.
Budaya sekolah merupakan pola asumsi-asumsi dasar, nilai, norma dan keyakinan yang
dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah. Untuk menentukan budaya sekolah,
perwakilan seluruh warga sekolah berkumpul untuk berdiskusi. Pemikiran atau asumsi
dasar warga sekolah akan dikumpulkan dan dianalisis, kemudian ada nilai dan norma yang
kita yakini bersama.
5. Kita perlu saling memahami dan menghargai pemikiran dan nilai-nilai yang diyakini semua
orang.
6. Selalu pertimbangkan keragaman situasi dan karakter murid.
7. Menerapkan dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila di lingkungan sekolah.
MERUMUSKAN ATP DAN TP

Merumuskan ATP dan TP (PPKn)


Oleh : Ihromi Partomuan Lubis
Wakil Kepala Sekolah Menengah Atas

Yang perlu dipersiapkan dalam merumuskan ATP dan TP :


1. Panduan Umum Merumuskan ATP dan TP
2. Dokumen CP salah satu mata pelajaran
3. Buku dan alat tulis atau aplikasi spreadsheet
4. Kelompok diskusi yang terdiri dari guru yang mengajar pada satu fase
5. Dokumen visi dan misi sekolah
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran atau ATP disusun untuk membantu murid mencapai
Capaian Pembelajaran (CP) secara bertahap. Saat merumuskan ATP akan lebih baik jika kita
menggunakan pendekatan desain mundur. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
membantu guru mendesain ATP.
1. Memahami Rasional, Tujuan, & Karakteristik mata pelajaran.
Pemahaman akan ketiga hal tersebut akan menjadi fondasi dan kerangka berpikir kita
dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran.
2. Menguraikan Capaian Pembelajaran.
Setiap CP untuk 1 fase akan memuat dua hal, yaitu (1) kompetensi yang diharapkan dalam
setiap elemen mata pelajaran, (2) konten esensial yang menjadi roda untuk mencapai
kompetensi. Kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
digambarkan sebagai sebuah kesatuan yang termuat dalam Capaian Pembelajaran.
Contoh pada mata pelajaran PPKn.
Ada 4 elemen PPKn :
 Elemen Pancasila
 UUD Republik Indonesia Tahun 1945
 Bhinneka Tunggal Ika
 NKRI
Setiap elemen berkaitan dengan materi atau konten esensial dan memuat kompetensi yang
diharapkan dalam satu fase. Pada setiap elemen terkandung kompetensi yang berkaitan
dengan pemahaman filosofi bangsa dan penguatan karakter.
3. Menentukan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Setelah menguraikan CP, selanjutnya kita bagi kompetensi-kompetensi tersebut ke dalam
jenjang kelas satu fase dan alokasi waktunya. Tujuannya untuk membentuk sebuah ATP.
Perhatikan total alokasi waktu mdalam 1 tahun dan elemen-elemen mapel PPKn saat
menentukan alokasi waktu.
Untuk satu kompetensi elemen Pancasila, dapat ditargetkan di satu kelas atau dibagi dalam
tingkat yang berbeda, yaitu kelas 7, 8 atau 9. Dengan pertimbangan seperti kompleksitas
atau tahapan perkembangan murid. Hal ini diserahkan kepada guru masing-masing yang
paling memahami kebutuhan muridnya.
4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Pikirkanlah pemahaman bermakna yang relevan bagi murid kita.
5. Mennetukan rencana asesmen
Tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan harus diukur melalui indikator pencapaian
kompetensi yang murid tunjukkan.
6. Menentukan metode pengajaran
MODUL: MEMBUAT DAN MEMODIFIKASI MODUL AJAR SMP
Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik

PEMBELAJAARAN YANG EFEKTIF ADALAH PEMBELAJARAN YANG DAPAT


MEMBERIKAN MAKNA BAGI KEHIDUPAN MURIDNYA DIDUNIA NYATA. JUGA
MENGGUGAH RASA INGIN TAHU MURID UNTUK BELAJAR LEBIH LANJUT.
1. Bagaimana merumuskan pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik
Pemahaman bermakna dapat membantu kita menjelaskan manfaat pemelajaran dan
tujuan mempelajari sebuah materi ajar
Sebagai pendidik kita berharap jika murid mengetahui tujuan mereka mempelajari
sebuah materimaka motivasi intrisik mereka pun akan tumbuh sementara pertanyaan
pemantik merupakan pertanyaan yang seharusnya mampu dijawab murid seteleh
mereka mempelajari materi ajar.
Pertanyaan pemantik dapat berupa 1 pertanyaan untuk 1 unit materi bisa juga
berbeda-beda pada setiap pertemuannyabergantung dengan konsep yang sedang
dipelajari yang penting pertanyaan pemantik yang dibuat memenuhi kriteria.
Pertanyaan pemantik merupakan rangkaian pertanyaa mengenai hal paling penting
dalam suatu topik pembelajaran. Pertanyaan ini diturunkan dari pemahaman
bermakna dan didiskusikan Bersama murid murid sebelum memulai topik atau kelas
pertanyyaan pemanti ini digunakan utk mencapai pemahaan bermakna. Pemahaan
bermakna ini adalah pemahaman yang kita ingin murid-murid capai setelah
mempelajari topik tertentu.
Contoh pertanyaan pemantik pada mapel IPAS difase B YAITU MATERI
PERUBAHAN WUJUD ZAT
TAHAP 1. Menuliskan semua ide yang terlintas dipikiran terkait topik pelajaran.
Maka kita menuliskan semua ide yang berkaitan dengan perubahan wujud zat
misalnya;
Air menjadi uap bila dipanaska
Air menjadi es bila didinginkan atau ide-ide lain seperti
- Membuat es batu adalah perubahan wujud benda
- Kapur baris bisa menyublin
- Air yang dimasak terlalu lama dipanci bisa habis karena menguap
- Kalua hujan kaca terlihat mengembun
TAHAP 2. Merumuskan pertanyaan pemantik dengan kriteria
1. Berupa pertanyaan terbuka ,dapat dan penting diperdebatkan dikelasbersama
muridmurid tanpa melakukan proses mencari tahu sebelumnya
2. Merupakan inti dan topik pembelajaran.
3. Melakuka pertanyaan baru di benak murid dan memikat ketergantungan
mereka untuk mempelajari topik pembelajaran.
4. Membahas hal yang konseptual atau memiliki pemahaman filosofis.
Dengan pertanyaan tadi kita dapat membuat pertanyaan esensisl untuk topik
perubahan wujut zat seperti contoh berikut:
Pertanyaan pemantik Pertanyaan bukan pemantik
1. Mengapa kita butuh benda 1. Bagaiman proses air menjadi
berubah wujud (misalnya es
air menjadi gas atau
menjadi es
2. Bagaiman hubungan antara Apakah suhu mempengaruhi
suhu dengan perubahan perubahan bentuk benda.
wujud benda?
3. Apa pentingnya bagi kita Apa bentuk perubahan wujud benda
mengetahui fakta bahwa dikehidupan sehari-hari?
benda berubah wujud.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan pemantik kenapa menurut WIGGINS
DAN Mc Tighe dalam bukunya Underestending by Desain menyatakan
bahwa setiap pertanyaan semacam mencari jawaban resmi dan benar sesuai
dengan buku teks. Pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban dan
penyelidikan yang mendalam dan pertanyaan seperti ini akan mempersingkat
proses penyelidikan yang sebetulnya diperlukan sebagai pemahaman
mendalam. Setelah mendapatkan pertanyaan pemantik ibu dan bapak dapat
melakukan tahap3;
Tahap 3
1. Menyusun pemahaman bermakna denan pertanyaan
a. Setelah mempelajari topik ini apa yang bisa dipahami oleh murid
b. Setelah memahami topik ini murid diharapkan bsa melakukan apa?
Contoh
Pemahaman bermakna Bukan pemahaman bermakna
1 murid-murid dapat memahami 2.murid murid dapat memahami
bahwa benda bisa berubah bahwa air bila dipanaskan akan
wujud,dan proses perubahan berubah menjadi uap
wujud ini penting digunakan
untuk membantu kehidupan
sehari hari
2. Bukan pertanyaan bermakan karena tidak dapat menjawab kedua
pertanyaan kunci diatas.
Wiggins dan McTighe dalam bukunya
The Understanding by Design
Pemahaman bermakna merupakan kalimat lengkap yang mencerminkan
kesimpulan dan dapat diperoleh hanya melalui proses terpadu yang mana
murid dibantu untuk membuat ,mengenali atau memverivikasi
kesimpulan bukan hanya diajar atau disampaikan begitu saja pada murid
murid .
Pada pelaksanaanya ,tahap ini tidak harus dikerjakan secara berurutan
baru masuk ke pertanyaan pemantik,boleh saja dilakukan tergantung
mana yang paling memydahkan proses merumuskan pertanyaan
pemantik dan pemahaman bermakna ini tidak selalu mudah mengingat
capaian pembelajaran yang beragam dari tiap mata pelajran agar dapat
memahami berikut contohnya
Misalkan kita mengajar materi Aljabar kita harus tahu utk apa ilmu
aljabar di gunakan ternyata ilmu itu banyak di gunakan oleh para insinyur.
Seandanya ada diantara muridkita yang bapaknya insinyur kitab isa minta
bantuan untuk menjelaskan manfatnya ternyata aljabar bisa digunakan
untuk membuat rumus rumus perhitungan proyek infrastruktur.misalnya
untuk menghitung kapasitas produksi sebuah buldoser. Caranya adalah

Kapasitas alatx factor efesiensi

Jarak gusur + kecepatan maju + waktu ganti perseneling


Nilai-nilai yang dihasilkan diganti dengan variable untuk membuat rumus
perhitunganyang merupakan inti dari ilmu aljabar karena itu denganilmu
aljabar kitab isa menghitung lama penggunaan bulldozer dari situ kita
dapat mengetahui durasi penyewaan bulldozer yang tepat.Untuk
membuat anggaran biaya pengerjaan proyek yang efektif. Agar kita
mengetahui lebih mendalamtentang pembelajaran bermakna dapat
berdiskusi dengan sesame rekan berkolaborasi dengan praktisi langsung
atau berkolaborasi dengan orang tua murid komuitas,instuisi dal lain-lain
dengan mengetahui makna tujuan yang dipelajari maka urid murid akan
menjadi lebih rispek terhadap ilmu tersebut juga terbuka dengan ragam
propesi yang ada didunia professional.
MODUL: MERANCANG ASESMEN PEMBELAJARAN
 Indikator Pencapaian Kompetensi
Bagaimana guru mengetahui tujuan pembelajaran sudah tercapai? Apa
indikatornya ?
Selesai membahas 1 materi, biasanya menggunakan latihan soal di buku teks
untuk uji pemahaman, kemudian dilanjut dengan kuis, kalau nilai anak-anak bagus
berarti sudah tercapai. Memberikan kebebasan kepada anak, mereka bisa mengerjakan
tugas yang sudah saya buat dengan caranya masing-masing, jika kompetensi yang akan
dicapai menceritakan kembali, mereka bisa mengerjakan dalam bentuk komik, puisi, lagu
atau video lalu kalau mereka harus bekerja dalam kelompok biasanya di kelompokkan
berdaasarkan minat dan kemampuan literasi mereka. Kalau materinya memungkinkan,
biasanya saya bikin proyek, misalnya proyek mandiri atau proyek kolaborasi, tapi
disesuaikan lagi dengan waktunya, kalau tidak cukup biasanya dengan kuis saja. Cara apa
yang bisa dilakukan di kelas untuk mengukur ketercapain tujuan pembelajaran? Kita
dapat melihat cara yang dilakukan dari ketiga cara diatas
Sebagai pendidik kita memiliki capaian pembelajaran (CP) sebagai acuan
kompetensi akahir d suatu fase, capaian pembelajaran ini kemudian diturunkan menjadi
tujuan pembelajaran (TP) yang bertahap, lalu bagaimana untuk memastikan bahwa TP
sudah tercapai? Disinilah perlu kita memenentukan indicator keberhasialan atau indicator
pencapaian kompetensi. Indicator pencapai kompetensi diturunkan dari tujuan
pembelajaran. Contohnya : Tujuan Pembelajaran untuk mata pelajaran SD difase A
berikut, kemudian kita turunkan menjadi indicator berikut yaitu yang pertama
mengelompokkan gambar dan menentukan bersisa atau tidak kemudaia dua menentukan
bilangan ganjil atau bilangan genap dari sebuah bilangan, indikator tersebut kemudian
diukur dengan assessment bisa berupa formatif atau sumatif dengan menenutkan indikator
akan memudahkan kita dalam menentukan alat ukur saat merancang asesmen
pembelajaran, setelah menentukan indikator, kita perlu merancang metode pengajaran
yang akan dipakai untuk mencapai indikator tersebut , misalanya melalui aktivitas
kelompok menggunakan alat bantu , presentasi dan diskus, kemudian latihan mandiri.
Dalam satu tujuan pembelajaran bisa saja diturunkan menjadi beberapa indikator
yang merupakan langkah mencapai suatu kompetensi misalnya dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, tujuan pembelajarannya adalah pelajar mampu menulis teks
argumentasi dengan menggunakan dalil dan bukti yang berasal dari pengamatan,
pengalaman, dan rujuan yang diketahuinya. Tentunya murid tidak serta merta langsung
bisa menulis teks argumentasi, ada beberapa kemampuan yang harus dicapai dahulu
sebelum menulis teks argumentasi yaitu : 1. Mampu membedakan fakta dan opini dalam
teks,, 2. Memahami mengenai struktur dan kebahasaan teks argumentasi, 3. Mampu
mengembangkan kerangka berfikir argumentasi, dan 4. Mampu menulis teks argumentasi
dengan merujuk pada fakta yang menyakinkan. Jika dilihat dari tujuan capaian
pembelajaran yang nomer 4 merupakan indikator yang mencerminkan ketercapaian
tujuan pembelajaran, sedangkan nomer 1 sampai 3 merupakan indikator pendukung
sebelum tujuan pembelajaran. Seperti contoh sebelumnya, setelah menentukan indikator
kita merancang metode pembelajaran untuk mencapai indikator tersebut, misalnya
melalui debat, mempelajari contoh teks argumentasi, diskusi, riset mandiri, dan praktik
menulis selanjutnya sebagai guru kita tentuknya ingin mengusai sebuah kompetensi
apakah sudah mahir atau masih perlu bimbingan lalu apa tandanya sudah mahir? Untuk
membantu melhat kondisi murid maka kita dapat membuat sebuah kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran fungsinya untuk merefleksi proses pembelajaran dan mendiagnosis
tingkat kompetensi murid bukan menjadi standar minimum kompetensi yang perlu
dicapai murid, setiap murid bisa saja berasa pada kriteria pencapaian yang berbeda, kita
kembali lagi pada contoh di bahasa Indonesia saat melakukan asesmen terhadapa
indikator tersebut kita bisa membagikan kedalam tingkat pencapaian misalnya mahir,
cakap, layak, dan berkembang.
Pengelompokan ini kemudian dibuat menjadi rubik misaknya ada beberapa aspek
yang mau dukur dari hasil menulis teks argumentasi yaitu gagasan, organisasi dan
struktur teks serta bahasa, kemudian dibuatlah masing-masing kriteria untuk setiap aspek
ini, dikatakan mahir jika gagasan dapat dipahami pembaca, memiliki nide pendukung
yang kuat, penulis mengikuti PUEBI dan struktur teks lengkap. Kemudian dikatakan
berkembang jika gagasan masih sulit dipahami oleh pembaca, penulis belum mengikuti
PUEBI dan hanya memuat 2 bagian dari struktur teks. Masing-masing kriteria diatas kita
lengkapi sehingga menjadi rubik yang utuh, dengan begitu kita dpat memiliki data atau
informasi tingkat penguasaan muridnya kriteria tersebut bisa berupa data kualitatif, bisa
juga menjadi angka kuantitatif seperti niali produk, nilai kuis, nilai praktik dan
sebagainya bergantung pada karakteristik tujuan pembelajaran, aktifitas pembelajaran dan
asesmen yang dilaksanakan. Saat kita melakukan asesmen sangat mungkin murid
memiliki kemampuan yang berbeda ditiap aspek misalnya untuk aspek gagasan murid
mencapai tingkat capaian mahir tapi dalam teksnya masih menemukan tulisan dan ejaan
yang belum sesuai dengan PUEBI.
Data-data diatas perlu kita dokumentasikan dengan baik contohnya dalam bentuk
catatan anecdotal, sehingga kita dapat menentukan tindak lanjut yang sesuai. Salah satu
tidak lanjut yang dapat dilakukan adalah mendampingi murid dan diberikan umpan balik
langsung oleh guru atau tindak lanjut lewat asesmen teman sebaya, dimana murid saling
bertukar tulisan dan memberikan umpan balik. Data tingkat kompetensi penguasaan
murid terhadap tujuan pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik dapat menjadi
bahan refleksi dan evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Misal: kita
mendapatkan data mayoritas murid berada pada kriteria berkembang dan layak, ini bisa
menunjukan bahwa metode belajar yang dilakukan belum efektif, bagaimana ibu dan
bapak guru? Apakah sudah memahami mengenai indikator dan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran? Yuk kita ulas kembali apa yang sudah kita pelajari, bermula dari CP
turunkan menjadi ATP dan TP Kemudian TP dibuat dalam Indikator-Indikator
Pencapaian, Indikator diukur dengan Asesmen yaitu bisa Formatif atau Sumatif, Indikator
yang paling mencerminkan dibuatkan dikretia ketercapaianya, kriteria ini menjadi alat
guru melihat tingkat kompetensi, bukan menjadi kompetensi minimum, data yang
diberikan menjadi bahan refleksi dan evaluasi guru, untuk itu sekarang mari ibu dan
bapak guru siapkan kembali ATP yang sudah dibuat pada materi sebelumnya dan
mencoba untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensinya.
 Merancang Asesment Pembelajaran SMP
Bagaimana merancang Asesmen pada jenjang SMP?
Kita ingat kembali materi Merumuskan ATP dan TP SMP yang didalamnya
membahas produk akhir dari proses pembelajaran, produk akhir ini adalah asesmen
sumatif yang bertujuan untuk mengevaluasi di akhir proses pembelajaran, sebagai contoh
mkita akan menggunakan mata pelajaran PPKN Fase D, kelas VIII, Asesmen yang
dirancang adalah asesmen sumatif , ibu dan bapak guru juga bisa mencoba atau
membuatnya menjadi asesmen formatif, ada bergam produkakhir pembelajaran murid
yang dapat kita rancang asesmennya. Seperti bermain peran, video, prodcast, poster,
infografis, puisi, dan lain sebagainya, lantas bagaimana cara merancang asesmentnya?
Asesmen sumatif dapat dilakukan guru pada drama dengan menggunakan rubrik
penilaian yang diisi oleh guru atau juga teman sebaya. Dengan metode penilaian sebaya,
murid dilibatkan untuk mengevaluasi pembelajarannya sehingga murid mempunyai rasa
memiliki terhadap proses pembelajaran tersebut dengan begitu kompetensi murid yang
diharapkan pun dapat tercapai sesuai Tujuan Pembelajaran atau TP

Bagaimana merancang rubric penilaian untuk mengukur kompetensi murid?


Mari kita coba membuat rubric penilaian, ada beberapa aspek dalam rubrik yang
dapat kita nilai untuk membantu membuat rubrik penialian, kita ingat kembali materi tentang
indikator ketercapaian kompetensi, kita tentukan terlebih dahulu indikator ketercapaian
kompetensinya yaitu menampilkan drama mencerminkan sikap atau perilaku masyarakat
Indonesia yang sesuai dengan pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa, dari indikator
tersebut kita dapat menggunakananya menjadi aspek penilaian berikut: pertama ide naskah,
kedua keterkaitan dengan nilai-nilai pancasila, ketiga kostum, keempat kesesuaian peran
kelima musikalitas, setelah itu mari kita buat tingkatan capaian dari setiap aspek penialai.
Aspek dan tingkat capaian dapat dikembangkan oleh ibu dan bapak guru sesuai
dengan indikator ketercapain kompetensi. Setiap indikator bisa saja berbeda aspek penilaian
dan jumlah tingkatan capaiannya dalam membuat rubrik, lalu bagaimana agar guru dan murid
dapat meniali penampilan drama dengan mudah? Lanhkah yang perlu disiapkan sangat mudah
sekali, kita hanya perlu menyiapkan lembar penialian drama, berikut ini adalah contoh lembar
penilainnya:

Pada lembar diatas murid dapat memberikan nilai secara kuantitatif dengan berpedoman pada
aspek dan tingkat capaian rubric, ibu dan bapak guru, ada beberapa hal yang kita lakukan
dalam merancang asesmen. Yaitu yang pertama menetukan Tujuan Pembelajaran yang akan
diukur , kedua menurunkan menjadi indikator pencapaian kompetensi, ketiga menentukan alat
ukur sesuai dengan produk akhir, keempat membuat dan menyiapkan alat ukur, kelima
menurunkan indikator menjadi aspek dan tingkat capaian jika alat ukur berbentuk rubric,
keenam membuat dan menyiapkan lembar pengisian penilaian baik oleh guru maupun murid
jika menggunakan penialaian sebaya, setelah mengetahui materi merancang asesmen jenjang
smp, ibu dan bapak guru bisa langsung mulai mebuat rancangan asesmen sesuai dengan
rumusan yang telah dibuat.
MODUL: MERUMUSKAN MODUL AJAR
Modul Ajar
Kurikulum merdeka belajar memposisikan murid sebagai central dalam pembelajaran,
sehingga dalam penyusunan modul ajar disesuaikan dengan kebutuhan murid. Modul ajar
merupan rencana pelaksanaan pembelajaran dan hampir sama dengan RPP namun modul ajar
lebih lengkap.
Berikut komponen Modul ajar
1. Fase capaian pembelajaran
2. Jumlah JP
3. Mode belajar
4. Tujuan pembelajaran
5. Dimensi profil pelajar pancasila
6. Pengetahuan/ keterampilan prasyarat
7. Pemahaman bermakna
8. Komponen pengetahuan
9. bahan ajar
10. pertananyaan pemantik
11. Indikator keberhasilan
12. Sarana dan prasarana
13. Rencana asesmen
14. asesmen formatif: teknik asesmen
15. Alat ukur/rbrik
16. Asesmen sumatif
17. Saran dan prasarana
18. Rencian kegiatan
19. Lampiran
Lampiran berisi lembar aktifitas, rubrik penilain , bahan ajar lain sebagai tambahn
materi yang lebih rinci.

Modul ajar harus memenuhi kriteria:


1) Esensial
2) Menarik, bermakna dan menantang
3) Relevan dan berkontekstual
4) Berkesinambungan

Modul ajar dapat dimodifikasi dengan berkolaborasi dengan guru satu mapel ,
pembagian peran dengan rekan guru satu fase dan dalam penyusunan modul jara
harus dengan berpegang pada 6 dimensi profil pelajar pancasila agar terbangun secara
konsisten.

Memodifikasi modul ajar SMP ( Bahasa Indonesia)


Ada 2 pilihan Dalam merancang modul ajar yaitu:
1. Membuat modul ajar
2. Memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan oleh kemendikbud ristek.
Video ini berisi contoh praktik memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan oleh
kemendikbud ristek menjadi modul ajar yang sesuai dengan konteks satuan masing masing.
Modifikasi dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi muridnya, sarana dan prasarana
sekolah.
Hal yang dipelajari saat memilah modul ajar:
1. Apakah selaras dengan rencana yang sudah dibuat saat penyusunan ATP?
2. Apakah cook dengan kondisi murid?
3. Apakah sarana dan prasarana tersedia di sekolah?
4. Adakah yang perlu atau bisa di modifikasi?
Kelebihan atau hal yang dapat diaplikasikan dari modul ajar tersebut,
1. Tujuan pembelajaran dan produk akhir selaras dengan perencanaannya
2. Kegiatan dalam modul bisa jadi penguatan profil pelajar pancasila
3. Metode pembelajaran sesuai dengan misi sekolahnya
4. Metode pembuatan teks argumentasi dalam modul dapat menggali pemikiran kritis
murid
5. Tersedia asesmen diagnosis yang bias dicoba
6. Ada kegiatan interaktif yang akan menarik minat muridnya
7. Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran bisa digunakan untuk kondisi muridnya
8. Terdapat kegiatan tambahan bagi murid
Bagian dari modul ajar yang tidak dapat di aplikasikan
1. Model pembelajarannya daring sedangkan kebutuhannya untuk kegiatan luring
2. Tidak tersedia fasilitas multimedia
3. Durasi waktu perpertemuan berbeda dengan durasi di sekolahnya
4. Ada kegiatan riset mandiri yang tidak bisa diaplikasikan untuk semua muridnya
karena hambatan fasilitas
5. Tidak tersedia sumber belajar media internet dikelas
6. Bentuk LKS membutuhkan fasilitas computer untuk setiap murid
Modifikasi terkait konten isi
1. Guru sebagai pengguna dan yang mengaplikasikan modul ajar
2. Murid sebagai pihak yang mengikuti kegiatan
Membuat dan memodifikasi modul ajar SMP (PPKN)
Komponen modul ajar yang sudah terpenuhi dan yang belum terpenuhi. Komponen modul
ajar yang belum terpenuhi adalah kompetensi awal atau prasyarat, kompetensi prasyarat
adalah kompetensi yang didapatkan dari hasil asesmen diagnostic yang kita lakukan di awal
yaitu :
1. Tujuan pembelajaran
2. Alokasi waktu
3. Indicator pencapaian keberhasilan
4. Asesmen formatif dan sumatif
5. Pemahaman bermakna
6. Kompetensi awal
7. Target peserta didik
Kompetensi awal atau prasyarat untuk mencapai CP pada modul ini adalah
1. Pemahaman murid terkait sila pancasila dari sila 1 sampai dengan sila 5
2. Pemahaman murid tentang makna ideology dan pandangan hidup
3. Pemahaman murid tentang nilai nilai pancasila dalam keseharian peserta didik
Dimensi profil pelajar apa saja yang dilatihkan pada modul ajar ini:
1. Berakhlaq mulia: peserta didik mengaplikasikan norma norma yang berlaku di
masyarakat
2. Bernalar kritis: peserta didik memperoleh informasi yang kemudian di analisisnya
3. Kreatif: peserta didik nenghasilkan drama yang menggambarkan perilaku masyarakat
yang sesuai dengan pancasila sebagai pandangan hidup
Komponen modul ajar PPKN
1. Tujuan pembelajaran
2. Profil pelajar pancasila
3. Model pembelajaran
4. Durasi waktu
5. Sarana dan prasarana
6. Kompetensi awal/prasyarat
7. Pertanyaan pemantik
8. Pemahaman bermakna
9. Alur kegiatan
10. Lembar belajar murid
11. Rencana asesmen
12. Refleksi siswa
13. Refleksi guru
REFLEKSI DALAM PEMBELAJARAN SMP - SMA/K
Refleksi sebagai Bagian dari Pembelajaran di SMP
Kegiatan refleksi perlu menjadi bagian dari pembelajaran sehari hari dan kegiatan refleksi harus
dibangun dam menjadi bagian dari pembelajaran di kelas .refleksi bukan karena ada waktu
tetapi kita perlu mengadakan waktu untuk melakukan refleksi dengan demikian murid dapat
belajar dari proses pelajarannya untuk pemelajaran selanjutnya.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat memasukan refleksi dalam kegiatan pembelajaran;
1. Bagaimana membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid?
2. Kapan refleksi dilakukan?
3. Bagaimana guru memfasilitasi muridnya berefleksi?
1. Bagaimana Membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid tentunya
perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan murid kita. Pada jenjang SMP
atau fase D Murid diharapkan dapat melakukan reflaksi untuk memonitor
kemajuan belajar, meprediksi tantangan pribadi dan akademik yang akan muncul
berdasarkan pengalamanya dan mempertimbangkan strategi belajar yang sesuai
intinya adalah mengaitkan hasil refleksinya kedalam proses belajar sehingga
bentuk pertanyaan bisa mengacu kepada capaian diatas.misalnya

Metode : Metode apa yang paling membantumu memahami topik ini


Kemampuan “ Kemampuan apa yang meningkat atau baru kamu dapatkan saat
melakukan projek ini”

Target “ Apa target yang mau kamu capai pada pembelajaran selanjutnya?”
Rencana “ Apa yang akan kamu lakukan untuk mencapai target tersebut?”
Bantuan “ Bantuan apa dari guru yang kamu butuhkan untuk mencapai target
tersebut?
Naik kejenjang SMA atau SMK atau fase E dan F murid diharapkan dapat melakukaan
refleksi terhadap umpan balik dari teman,guru danorang dewsa lainyatemasuk merefleksikan
informasi informasi karir yang akan dipilihnya intinya adalah murid mampu mengaitkan hasil
refleksi untuk menunjang karirnya nanti jadi bentuk pertanyaanya dapat dibuat agar
menggiring murid dapat melakukan analisis
*karakteristik . “Tiga hal yang mencerminkan diri saya dari hasil proyek ini yaitu...
*Ketrampilan “ Saat mengerjakan proyek ini ,ketrampilan p yang bermanfaat untuk karir
yang ingin kmu tekuni nanti adakah yang ingin kamu pelajari lebih banyak?
*Mencari umpan balik
“Bagaimana pendapat teman kelompok tenttang dirimu saat bekera dalam kelompok?”
Memanfaatkan Umpan Balik
“ Dari umpan balik teman, apa yang kamu pelajari
Mengenahi kelemahan dan kekuatan dirimu?”
Mengembangkan Diri
“ Adakah yang ingin kamu perbaiki dari kelemahan tersebut ?”
Tahapan atau perkembangan pada setiap fase inilahyang menjadi acuan kita dalam membuat
pertanyaan refleki tentunya pertanyaan refleksi juga dapat dikaitkan dengan materi yang
dipelajari di kelas misal mengaitkan pertanyaan refleksi dengan aksi yang bisa dilakukan
untuk menjaga lingkungan sekitarnya saat mempelajari tentang pemanasan global tahapan lur
perkembangan pada setiap fase inilah yang menjadi acuan kita dalam membuat pertanyaan
refleksi .Guru juga dapat memanfaatkan respon murid terhadap pertanyaan refleksi untuk
menjadi ppertimbangan dalam merencanakan kegiatan belajar di kelas misalnya respon
mereka saat menjawab hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran atau bantuan apa
yang mereka harapkan dari gurunya.
Hasil refleksi ini bisa menjadi pertimbangan kita dalam membuat strategi pengajaran di kelas.
Setelah membuat pertnyaan lalu kapan refleksi dilakukan? Sebenarnya tidak ada ketentuan
baku kapan refleksi dilakukan. Dikembalikan lagi kepada tujun dari refleksi itu
sendiri .Misalnya saat melakukan refleksi sebagai bagian dari pembelajaran .Kita
mengharapkan murid dapat melihat kembaliproses belajar yang dialaminya dan hasil yang
mereka berikanberarti refleksi dapat dilakukan ketika proses sedang berjalan dan diakhiri saat
sudah ada hasil pembelajaran yang dibuatmisalnya
- Diakhir unit pembelajaran
- Setelah melkukan asesmen formatif
- Setelah pembagian hasil tes atau asasemen sumatif
- Diakhir proyek

Walaupun pertanyaan sudah kita siapkan bisa saja murid belum melakukan refleksi dengan
mendalam terlebih untuk murid yang belum terbiasa melakukan refleksi. Lalu bagaimana
guru memfasilitasinya untuk merefleksi adalah memberikan pertanyaan yang memandu
misalnya ibu danbapak guru mengajak muridnya refleksi diakhir suatu unit pembelajaran
kemudian salah satu murid kesulitan menjawab pertanyaan refleksi mengenai metode belajar
yang paling cocok dengan dirinya. Ibu dab bapak guru dapat membantu memberikan
pertanyaan tambahan secara lisan seperti
Metode apa yang paling membantumu mamahami topik? Apakah membaca atau menonton
vidio? Atau kita dapat menciptakan suasana yang mendukung refleksi memerlukan
keterbukaan murid bukan sebaliknya jika kita masih memposisikan penghukuman atau
pembuatan rasa bersalah akan susah membuat murid terbuka untuk refleksi murid cenderung
takut dan khawatir disudutkan. Mari kita ingat kembali topik positif disiplin restitsi juga
merupakan proses refleksi jadi lingkungan belajar yang kontruktif dan budaya positif disipin
penting untuk mendukung kebiasaan refleksi. S ebaiknya kita tidak memaksa murid untuk
menunjukan hasil refleksinya ingat bahwa konsumen utama dari proses refleksi adalah diri
sendiri. Murid punya hak untuk menjaga privasi dari hassil refleksinya kita juga perlu
memilah pertanyaan pertanyaannya yng cukup disimpan oleh murid dalam buku jurnal
pribadinya atau pertanyaan yang bisa didokumentasikan dan dijadikan portofolio kelas dan
yang terakhir kita mampu mengenalinya fase kemampun murid berada bisa jadi murid yang
kemampuanya di fase E yang kemampuan refleksinya di fase D atau bahkan C jika ini terjadi
kita dapat memfasilitasikan dengan pertanyaan refleksi yang sesuai dengan kemampuanya
dan kita bimbing agar bisa mencapai kemampuan sesuai fasenya.

Anda mungkin juga menyukai