Anda di halaman 1dari 72

REKAYASA

KENDARAAN BERMOTOR
DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993
tentang Kendaraan dan Pengemudi

1) Rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta


tempelan, karoseri, bak muatan, dan modifikasi serta alat-alatnya wajib
memenuhi persyaratan teknis.
2) Sebagai bukti bahwa rancang bangun dan rekayasa telah memenuhi persyaratan
teknis, diberikan pengesahan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri.

Keputusan Menteri Nomor KM. 9 Tahun 2004


tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor

BAB VI
Tentang Penelitian Rancang Bangun dan Rekayasa
Kendaraan Bermotor
DEFINISI
Kendaraan adalah “suatu sarana angkut yang dapat bergerak di
jalan terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor”

Kendaraan Bermotor adalah “ kendaraan yang digerakkan oleh


peralatan teknik yang berada pada
kendaraan itu ”

Kendaraan tidak bermotor adalah “ kendaraan yang digerakkan


oleh tenaga orang atau hewan ”
PENGERTIAN RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
KENDARAAN BERMOTOR

Rancang  desain & konsep  suatu aktivitas merancang dan


medesain benda/peralatan

Bangun  bentuk benda (segi empat, bulat) → susunan atau


bentuk benda yang merupakan satu kesatuan yang
mempunyai fungsi tertentu

Rekayasa  Penerapan kaidah – kaidah ilmu rancang bangun


seperti perancangan, perhitungan teknis, gambar
desain, pembuatan konstruksi, kesesuaian landasan,
peralatan kerja, dan sistem manajemen yang
ekonomis dan efisien
 Teknik atau Rekayasa adalah penerapan ilmu dan
teknologi untuk merancang suatu bangunan menurut
tujuan/fungsi dari struktur rancangan
PRINSIP DAN PERTIMBANGAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM RANCANG BAGUN DAN REKAYASA KENDARAAN
BERMOTOR

Sebelum rancang bangun dan rekayasa kendaraan


dilakukan harus diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :

1. Prinsip – prinsip desain


2. Pemilihan bahan konstruksi
3. Persyaratan bahan untuk desain atau
kontruksi
PRINSIP – PRINSIP DESAIN

PERSYARATAN DESAIN
 pengetahuan teknis
 pengalaman perancang
 waktu efektif
 fasilitas kerja
 fasilitas Laboratorium
 fasilitas komputasi
DASAR PERTIMBANGAN
 harga produk
 kualitas material
 peralatan produksi
 keterampilan dalam pembuatan
 ketentuan regulasi
PERTIMBANGAN PEMILIHAN BAHAN KONTRUKSI

1. Kondisi pemakaian (in service condition) “


memilih/menentukan sifat – sifat material yang dipersyaratkan
terutama sifat kekuatan mekanis dan komposisi kimiawi
bahan/logam ”

2. Kerusakan/menurunnya sifat logam selama pemakaian diakibatkan


oleh pengaruh lingkungan, yaitu:
• korosi
• temperature

3. Biaya
• biaya fabrikasi
• biaya pemeliharaan
• biaya perbaikan
4.Proteksi
Pelapisan (coating) struktur konstruksi
PERSYARATAN BAHAN UNTUK
Sifat mekanisDESAIN ATAU KONTRUKSI

• kekuatan tarik
• keuletan
• ketangguhan, dll Sifat kimia
sifat tahan korosi

Karakteristik
• konduktivitas panas
• konduktivitas listrik
• struktur mikro, dll
ASPEK PERTIMBANGAN DALAM RANCANG BANGUN
DAN REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR

Terdapat beberapa aspek pertimbangan dalam rancang


bangun dan rekayasa kendaraan bermotor yang
didasarkan pada norma – norma teknologi antara lain :
aspek rancangan,yang harus diperhatikan
dalam aspek ini adalah :
• aerodinamis
• gambar desain
• ketentuan kontruksi
• pemilihan material
• ergonomi rancangan
• estetika
ASPEK PERTIMBANGAN DALAM RANCANG BANGUN
DAN REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR (lanjutan)

aspek pembuatan, yang harus


diperhatikan dalam aspek ini adalah:

 mengikuti rancangan yang telah disahkan


 perlengkapan peralatan utama dan bantu produksi
yang tepat
 tenaga kerja yang terampil (kualitas SDM)
 penggunaan material yang tepat
 Tahapan proses yang benar
ASPEK PERTIMBANGAN DALAM RANCANG BANGUN
DAN REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR (lanjutan)

aspek penggunaan, yang harus


diperhatikan dalam aspek ini adalah :
 sesuai dengan tujuan pembuatan
 kondisi lingkungan penggunaan kendaraan bermotor
 kesesuaian antara kapasitas dan kemampuan kendaraan
 prosedur perawatan yang benar dan teratur
 pengoperasian yang benar
 mengacu dengan kelas jalan yang dilalui
ASPEK PERTIMBANGAN DALAM RANCANG BANGUN
DAN REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR (lanjutan)

aspek perawatan, yang harus diperhatikan


dalam aspek ini adalah :
• perawatan harian
• perawatan berkala
• mengikuti pedoman sesuai pabrik pembuat
• menggunakan fasilitas bengkel dan peralatan yang memadai
• tenaga yang terampil
PROSES REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR
PRINSIP DESAIN KENDARAAN BERMOTOR
PROSEDUR, WAKTU, DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
RANCANG BANGUN DAN REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR

Penelitian rancang bangun dan rekayasa tidak dibatasi


jumlah untuk setiap tipenya dan diberlakukan terhadap :

a. rumah – rumah;
b. bak muatan;
c. kereta gandengan;
d. kereta tempelan; dan
e. kendaraan bermotor yang dimodifikasi berupa :
1) perubahan sumbu dan jarak sumbu
2) selain perubahan sumbu dan jarak sumbu
PROSEDUR
1. Persyaratan minimum perusahaan (pembuat/perakit/pengimpor/pemodifikasi)
sebelum mengajukan rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor adalah :

a. mengisi formulir permohonan;


b. menyampaikan data perusahaan;
c. meyampaikan data spesifikasi teknik kendaraan atau landasan
kendaraan bermotor
d. meyampaikan gambar teknik yang meliputi tampak utama, detail,
exploded view, sistem rem dan kelistrikan;
e. rekomendasi dari agen tunggal pemegang merek (ATPM) atau
Prinsipal bagi kendaraan bermotor yang domodifikasi sumbu;
f. perhitungan – perhitungan teknis kontruksi meliputi antara lain rem,
suspensi, axle, chassis, sub-frame dan ban bagi kendaraan bermotor yang
domodifikasi;
PROSEDUR (lanjutan)

2. Permohonan penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor diajukan


oleh perusahaan kepada Direktur Jenderal Perhubungan darat
3. Permohonan penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor
yang domodifikasi selain perubahan sumbu dan jarak sumbu ditujukan
kepada Dinas Provinsi sesuai domisili pemohon sebagai tugas dekonsentrasi
4. Permohonan penelitian rancang bangun dan rekayasa modifikasi kendaraan
bermotor harus memenuhi persyaratan tipe kendaraan bermotor
yang telah lulus uji tipe fisik kendaraan bermotor dan mendapatkan
pengesahan dari Direktur Jenderal Perhubungan darat
5. Permohonan penelitian rancang bangun dan rekayasa rumah – rumah dan
bak muatan harus memenuhi persyaratan menggunakan landasan
(chassis engine atau chassis cabin) yang telah diuji tipe dalam bentuk landasan
dan mendapatkan pengesahan dari Direktur Jenderal Perhubungan darat
PROSEDUR (Tambahan)

1. Bagi kendaraan yang diimpor maksimal 10 (sepuluh) unit untuk setiap


tipe diberikan kebebasan untuk memilih :

a. diuji tipe fisik kendaraan bermotor;atau


b. diteliti rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor

2. Kendaraan bermotor yang dibuat dan/atau dirakit didalam negeri maksimal


10 (sepuluh) unit untuk setiap tipe, dibebaskan dari uji tipe fisik dan wajib
dilakukan penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor
PROSEDUR (Tambahan)
lanjutan

3. Kendaraan bermotor yang diimpor dalam kadaan lengkap maksimal 10


(sepuluh) unit untuk setiap tipe dan memilih uji tipe melalui penelitian
rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor, maka landasan
kendaraan bermotor tersebut tidak perlu diuji tipe landasan

4. Kendaraan bermotor yang diimpor, dibuat, dan/atau dirakit lebih dari 10


(sepuluh) unit untuk setiap tipe, wajib dilakukan
uji tipe fisik kendaraan bermotor
WAKTU
Persetujuan
Persetujuan atau
atau penolakan
penolakan permohonan
permohonan penelitian
penelitian
rancang
rancang bangun
bangun dandan rekayasa
rekayasa yang
yang dilakukan
dilakukan
Direktorat
DirektoratJenderal
Jenderaldiberikan
diberikandalam
dalamjangka
jangkawaktu
waktu21
21
(Duapuluh
(Duapuluh Satu)
Satu) hari
hari kerja
kerja sejak
sejak permohonan
permohonan
diterima
diterimasecara
secaralengkap
lengkap
PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Setiap rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor


dilakukan penelitian dan penilaian serta pengesahannya oleh
Direktur Jenderal atau Dinas Provinsi atas nama Direktur
Jenderal sebagai tugas dekonsentrasi
2. Dinas Provinsi melakukan penelitian dan penilaian kesesuaian
antara fisik kendaraan bermotor dengan rancang bangun
dan rekayasa kendaraan bermotor yang disahkan oleh
Direktur Jenderal dan Dinas Provinsi atas nama Direktur Jenderal
PELAKSANAAN PENELITIAN (lanjutan)

3. Penelitian dan penilaian dilakukan dengan dengan pemeriksaan


fisik secara langsung terhadap setiap unit produksi/karoseri
kendaraan bermotor yang bersangkutan
4. Apabila dalam penelitian dan penilaian masih dijumpai
ketidaksesuaian antara fisik kendaraan bermotor
dengan desain rancang bangun dan rekayasa kendaraan
bermotor, wajib dilakukan perbaikan terhadap fisik
kendaraan bermotor tersebut
PELAKSANAAN PENELITIAN (lanjutan)

5. Penelitian dan penilaian fisik kendaraan bermotor minimal meliputi :


a. dimensi utama dan kontruksi kendaraan bermotor
b. kesesuaian material
c. kesesuaian landasan
d. bentuk fisik kendaraan bermotor
e. dimensi, konstruksi, posisi dan jarak tempat duduk
f. posisi lampu – lampu
g. jumlah tempat duduk
h. dimensi dan kontruksi bak muatan/volume tangki
i. peruntukan kendaraan bermotor
j. fasilitas tempat keluar darurat
PELAKSANAAN PENELITIAN (lanjutan)

6. Kendaraan bermotor yang telah memenuhi kesesuaian


fisikdibuatkan Berita Acara Hasil penelitian dan penilaian
fisik kendaraan bermotor
7. Berdasarkan berita acara tersebut pemohon
meregistrasikan tipe kendaraan bermotor dengan
membayar biaya registrasi sesuai ketentuan yang berlaku
8. Pengambilan sertifikat registrasi uji tipe dilakukan dengan
melampirkan Berita Acara Hasil penelitian dan penilaian
fisik kendaraan bermotor dan tanda bukti penyetoran
pembayaran registrasi
PELAKSANAAN PENELITIAN (lanjutan)

9. Sertifikat registrasi uji tipe untuk pengesahan rancang bangun


danrekayasa kendaraan bermotor dilampiri gambar utama
kendaraan bermotor, kereta gandengan atau kereta tempelan
dengan bentuk :

a. Tampak depan dan belakang


b. Tampak samping kiri dan kanan
c. Tampak atas
PELAKSANAAN PENELITIAN (lanjutan)

10. Surat Keterangan bebas uji berkala untuk pertama kali


tidak berlaku untuk Kendaraan yang dirakit/diimpor
berdasarkan pengesahan rancang bangun dan rekayasa
kendaraan bermotor
11. Untuk pengujian berkala pertama kali pemilik kendaraan
bermotor wajib membawa :

a. Sertifikat registrasi uji tipe; dan


b. STNK
PELAKSANAAN PENELITIAN (lanjutan)

12. Tidak dibenarkan melaksanakan pengujian berkala untuk


pertama kali bagi Unit Pelaksana Teknis Pengujian
Berkala Kabupaten/Kota apabila kendaraan bermotor
tersebut tidak dilengkapi dengan sertifikat uji tipe atau
sertifikat registrasi uji tipe
13. Unit pelaksana teknis pengujian berkala kendaraan bermotor
kabupaten/kota dalam setiap melaksanakan pengujian
berkala, wajib melakukan penelitian terhadap kesesuaian
antara fisik kendaraan bermotor dengan hasil uji tipe fisik
kendaraan bermotor atau hasil penelitian rancang bangun dan
rekayasa kendaraan bermotor yang telah disahkan oleh
Direktur Jenderal.
Teknik penyambungan
• Dalam rancang bangun kendaraan bermotor dan berbagai peralatan mesin selalu
dibutuhkan cara untuk menyambung.
1. Sambungan Las (Weld joint)
Untuk penyambungan dengan penampang tipis, pengelasan dampak memberikan
penghematan yang besar. Selain itu pengelasan dapat dilakukan dengan cepat.
2. Sambungan Baut (Bolt joint) dan keling (river t joint).
Sambungan baut dan keling merupakan cara penyambungan secara mekanis yang
banyak digunakkan. Sambungan keling lebih bersifat permanen sedangkan
sambungan baut bersifat mudah untuk dilepas.
3. Sambungan Lem (Adhesive bonding)
Sambungan lem ini biasa digunakkan untuk menyambung struktur yang tidak
membutuhkan kekuatan terhadap tekanan tinggi. Larena itu sambungan adhesive
ini harus digunakkan pada bagian yang apabila terjadi kegagalan tidak akan
membahayakan keselamatan penumpang maupun barang. Sambungan lem ini
digunakkan untuk menyambung karet, busa, plastik, kulit, dan juga logam.
KETENTUAN SERI PRODUKSI/VARIAN
KENDARAAN BERMOTOR

Seri produksi kendaraan bermotor yang dibuat dan/atau dirakit


dan/atau diimpor dan/atau dimodifikasi merupakan satu tipe
apabila seri produksi tersebut memiliki kesamaan ciri – ciri utama
antara satu dengan yang lain.

Kesamaan ciri – ciri utama yang dimaksud :

Jenis dan peruntukan kendaraan bermotor, terdiri dari :


1.sepeda motor;
2.mobil penumpang;
3.mobil bus;
4.mobil barang;
5.kendaraan khusus.
KETENTUAN SERI PRODUKSI/VARIAN
KENDARAAN BERMOTOR
Lanjutan…

Spesifikasi teknik utama, berupa :


1.motor penggerak:
- tipe/model motor
- konstruksi dasar
- jenis bahan bakar dan peralatan suplai
- volume silinder
- daya motor
- momen puntir motor
- letak
KETENTUAN SERI PRODUKSI/VARIAN
KENDARAAN BERMOTOR
Lanjutan…

2. sistem suspensi yang meliputi:


- coil spring
- leaf spring
- torsion bar
- air spring
- hydro pneumatic
3. jarak sumbu (wheel base)
4. lebar jejak
5. transmisi, terdiri dari :
- sistem operasi, manual/otomatis
- sistem penggerak, roda 4 digerakan 2 roda (4x2)/roda 4
digerakan 4 roda (4x4)
KETENTUAN SERI PRODUKSI/VARIAN
KENDARAAN BERMOTOR
Lanjutan…

6. Kerangka landasan, terdiri dari :


- Terpisah bodi
- menyatu dengan bodi (monocoque)
- semi monocoque
7. Jenis rem:
- Teromol
- cakram
- kombinasi cakram dan teromol

8. Sistem pengereman, terdiri dari:


- sistem kendali : hidrolis, pneumatis, hidro-pneumatis, mekanis
- peralatan bantu (booster) : tanpa dan dengan peralatan bantu
- sistem pengoperasian rem parkir : stik, centre level, tekanan kaki
Apabila salah satu atau lebih dari ciri – ciri utama yang dimaksud
berbeda, maka seri produksi kendaraan yang dimaksud
ditetapkan sebagai seri yang berbeda/varian

Seri produksi kendaran yang dimaksud tersebut wajib


melakukan uji tipe

Besar daya motor dan momen puntir diberikan toleransi sebesar 5%


Istilah – istilah dalam Rancang Bangun dan Rekayasa
Kendaraan Bermotor

Sudut Pergi

FOH WB ROH

Panjang Total
Istilah – istilah dalam Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Bermotor (lanjutan)

FOH (Front Overhang) “ Jarak dari sumbu roda depan sampai


bagian ujung terdepan kendaraan termasuk bumper ”
WB (Wheel Base) “ Jarak antara garis tengah axle depan dengan
axle belakang/jarak antara sumbu ”
ROH (Rear Overhang) “Jarak dari sumbu roda belakang sampai
bagian ujung terbelakang kendaraan termasuk bumper ”
Sudut Pergi (Angle of Departure) “ Sudut antara landasan jejak
dengan garis yang dibentuk atas garis tengah dari roda ke titik pertama
singgungan (yaitu bumper deflector, knalpot, fender atau komponen
lainnya, tidak termasuk plat nomor) ”
Istilah – istilah dalam Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Bermotor (lanjutan)

Lebar Total

Lebar Total
Lebar total (Overall Width) “ lebar kendaraan termasuk
bumper, molding, tonjolan dan lain – lain : diukur disisi
terluar ”

Tinggi Total

Tinggi total (Overall Height) “


Tinggi kendaraan diukur dalam
kondisi tanpa beban ”
Istilah – istilah dalam Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Bermotor (lanjutan)

JBB (Jumlah berat yang diperbolehkan)/GVW (Gross Vehicle Weight) :


“ Jumlah berat yang diperbolehkan adalah berat maksimum kendaraan
bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya ”

JBI (Jumlah berat yang diizinkan)/GPW (Gross Permissible Weight) :


“ Jumlah berat yang diizinkan adalah berat maksimum kendaraan bermotor
berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui ”
Parameter JBB/JBKB
• Spesifikasi Teknis Kendaraan:
 Ratio Daya Mesin vs JBB Minimum
– 4.5 kW / Ton JBB – PP 44 Tahun 1993
– 5.5 kW / Ton JBB khusus untuk kendaraan penarik (tractor head) – KM 14
Tahun 2007
 Ketentuan Dimensi Kendaraan
– Lebar bak muatan terbuka maksimum adalah lebar ban terluar pada sumbu
kedua atau sumbu belakang kendaraan ditambah maksimum 50 milimeter
pada sisi kiri dan kanan, serta nilai tersebut tidak lebih besar dari lebar kabin
ditambah 100 milimeter pada sisi kiri dan kanan;
– Tinggi bak muatan dihitung bedasarkan perbandingan daya angkut dan massa
jenis, panjang dan lebar bak;
– Tinggi bak muatan tertutup diukur dari permukaan tanah maksimum 4.200
mm atau maksimum 1,7 kali lebar total kendaraan bermotor;
• Kekuatan Ban
Rata – rata 3 ton / ban
PERHITUNGAN DAYA ANGKUT

Dalam melakukan rekayasa dan rancang bangun perlu untuk


memperhitungkan daya angkut, agar ketentuan – ketentuan yang
mengatur terpenuhi terutama mengenai dimensi kendaraan bermotor.
Batasan – batasan perhitungan daya angkut mempertimbangkan:
1.MST tidak boleh melebihi kelas jalan
2.JBI tidak boleh melebihi JBB
3.MST tidak boleh melebihi kemampuan ban
4.Jumlah reaksi sumbu tidak boleh melebihi kemampuan daya mesin
Istilah – istilah dalam Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Bermotor (lanjutan)

JBKB (Jumlah Berat Kombinasi yang diperBolehkan)/GCW (Gross Combination Weight) :


“ Jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan adalah berat maksimum rangkaian kendaraan
bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya ”

JBKI (Jumlah Berat Kombinasi yang diizinkan)/GPCW (Gross Permissible Combination Weight)
:
“ Jumlah berat kombinasi yang diizinkan adalah berat maksimum rangkaian kendaraan
bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui ”

Kereta gandengan adalah “ suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang
seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan
bermotor ”

Kereta tempelan adalah “ suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang
dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor
penariknya ”
Istilah – istilah dalam Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Bermotor
(lanjutan)

Konfigurasi Sumbu

Konfigurasi  jumlah/susunan

Sumbu  gandar roda atau poros penggerak

Roda pada satu sumbu adalah roda tunggal atau roda ganda atau
beberapa roda yang dipasang simetris atau pada dasarnya simetris
terhadap bidang membujur tengah kendaraan, walaupun roda-roda
tersebut tidak dipasang pada satu sumbu yang sama
DIMENSI UTAMA KENDARAAN
BERMOTOR
a. Lebar max. 2.500 mm
b. Tinggi max. 4.200 mm atau tidak melebihi 1,7 x lebar kendaraan
(Pengangkut Peti Kemas),
c. Tinggi max. 3.750 mm atau tidak melebihi 1,5 x lebar kendaraan (selain
pengangkut peti kemas)
Catatan : Sedang dalam konsep Peraturan Dirjen HubDat
a. Panjang max. 12.000 mm (kend. Tunggal)
b. Panjang max. rangkaian kendaraan bermotor dan kereta tempelan atau
kereta gandengan 18.000 mm.
c. Rear over hang (ROH) 62,5 % x jarak sumbu
d. Front over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbu
e. Sudut pergi (departure angle) bagian belakang bawah kendaraan min. 8°
dari permukaan jalan.
Kekuatan Jalan/Kelas Jalan
• jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat
dilalui Kendaraan Bermotor dengan muatan sumbu terberat
10 (sepuluh) ton. Lebar kendaraan maksimal 2.500 mm,
panjang maksimal 18.000 mm, dan tinggi 4.200 mm

• jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan


lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan
muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton. Lebar kendaraan
maksimal 2.500 mm, panjang maksimal 12.000 mm, dan
tinggi 4.200 mm
Kekuatan Jalan/Kelas Jalan
Lanjutan...

• jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan


lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton. Lebar
kendaraan maksimal 2.100 mm, panjang maksimal 9.000
mm, dan tinggi 3.500 mm

• jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui


kendaraan bermotor dengan muatan sumbu terberat 10
(sepuluh) ton. Lebar kendaraan maksimal 2.500 mm,
panjang maksimal 18.000 mm, dan tinggi 4.200 mm
HUBUNGAN KONFIGURASI SUMBU, KELAS JALAN,
MST (MUATAN SUMBU TERBERAT) dan
JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG DIZINKAN)
untuk KENDARAAN PENARIK dan KERETA TEMPELAN
GAMBAR MST MAKSIMAL JBKI
KONFIGURASI KELAS
No
SUMBU JALAN
TAMPAK SAMPING TAMPAK ATAS Sb I Sb II Sb III Sb IV Sb V Sb VI MAX KETERANGAN

II 6T 10 T 9T 9T 34 T
1 1.2-22 - - SUSPENSI BIASA
III 6T 8T 7,5 T 7,5 T 29 T

1 2 3 4

II 6T 9T 9T 9T 9T 42 T
- SUSPENSI BIASA
III 6T 7,5 T 7,5 T 7,5 T 7,5 T 36 T

SUMBU 2,3,4,5
II 6T 10 T 10 T 10 T 10 T 46 T
- MENGGUNAKAN AIR BAG
2 1.22-22 III 6T 8T 8T 8T 8T 38 T
SUSPENSION
1 2 3 4 5
SUMBU 4 dan 5
II 6T 9T 9T 10 T 10 T 44 T
- MENGGUNAKAN AIR BAG
III 6T 7,5 T 7,5 T 8T 8T 37 T
SUSPENSION

II 6T 9T 9T 7T 7T 7T 45 T
Suspensi Biasa
III 6T 7,5 T 7,5 T 6T 6T 6T 39 T

II 6T 10 T 10 T 10 T 10 T 10 T 56 T Sb 2, 3, 4, 5, 6 = Air Bag
III 6T 8T 8T 8T 8T 8T 46 T Suspension + Steering Axle

3 1.22-222 Sb 1, 2, 3 = suspensi biasa


II 6T 9T 9T 10 T 10 T 10 T 54 T
1 2 3 4 5 6 Sb 4, 5, 6 = Air Bag
III 6T 7,5 T 7,5 T 8T 8T 8T 45 T
Suspension + Steering Axle

 Sb 2, 3 : Air Bag
Suspension
II 6T 10 T 10 T 10 T 10 T 10 T 56 T
 Sb 4, 5, 6 : Air Bag
III 6T 8T 8T 8T 8T 8T 46 T
Suspension + Steering
Axle
HUBUNGAN KONFIGURASI SUMBU, KELAS JALAN,
MST (MUATAN SUMBU TERBERAT)
dan JBI (JUMLAH BERAT YANG DIZINKAN)

KONFIGURASI GAMBAR KONFIGURASI SUMBU KELAS MST MAKSIMAL JBI


No
SUMBU SAMPING ATAS JALAN Sb I Sb II Sb III Sb IV Sb V MAX KETERANGAN

6T 6T 9T 9T - 30 T Suspensi Biasa

Sb 2,3,4: Air Bag


II 6T 7T 10 T 10 T - 33 T
Suspension

6T 7T 9T 9T - 31 T Sb 2 : Air Bag Suspension


5 1.1.22
1 2 3 4 6T 6T 7,5 T 7,5 T - 27 T Suspensi Biasa

Sb 2,3,4: Air Bag


III 6T 7T 8T 8T - 29 T
Suspension

6T 7T 7,5 T 7,5 T - 28 T Sb 2 : Air Bag Suspension

6T 6T 7T 7T 7T 33 T Suspensi Biasa

Sb 2,3,4,5 = Air Bag


II 6T 7T 8T 8T 8T 37 T
Suspension

6T 7T 7T 7T 7T 34 T Sb 2 : Air Bag Suspension


6 1.1.222
6T 6T 6T 6T 6T 30 T Suspensi Biasa
1 2 3 4 5 Sb 2, 3, 4, 5 = Air Bag
III 6T 7T 7T 7T 7T 34 T
Suspension

6T 7T 6T 6T 6T 31 T Sb 2 : Air Bag Suspension

6T 7T 7T 7T - 27 T Suspensi Biasa
II
Sb 2,3,4: Air Bag
6T 8T 8T 8T - 30 T
Suspension
7 1.222
1 2 3 4 6T 6T 6T 6T - 24 T Suspensi Biasa
III
Sb 2,3,4: Air Bag
6T 7T 7T 7T - 27 T
Suspension
HUBUNGAN KONFIGURASI SUMBU, KELAS JALAN,
MST (MUATAN SUMBU TERBERAT) dan JBKI
(JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG DIZINKAN) untuk

KENDARAAN PENARIK dan KERETA TEMPELAN

KONFIGURASI GAMBAR KELAS MST MAKSIMAL JBKI


No
SUMBU TAMPAK SAMPING TAMPAK ATAS JALAN Sb I Sb II Sb III Sb IV Sb V Sb VI MAX KETERANGAN

II 6T 10 T 10 T 10 T 36 T
1 1.2 + 2.2 - - -
III 6T 8T 8T 8T 30 T

1 2 3 4
PINTU DAN TEMPAT DUDUK MOBIL BUS

Keterangan :
a. Lebar pintu keluar dan/atau masuk sekurang-kurangnya 1200 mm
b. Jarak antara tempat duduk dengan tempat duduk didepannya sekurang-
kurangnya 650 mm yang diukur dari sisi depan sandaran tempat duduk
ke sisi belakang sandaran tempat duduk di depannya.
c. Kemiringan sandaran tempat duduk yang dipasang adalah 75º
DIMENSI MOBIL BUS
UNTUK BAGIAN - BAGIAN LAINNYA
Ket: - satuan mm
TINGGI KABIN: - ukuran minimal
- tempat penumpang 0,17 m2

400

400

1700 1500

dilengkapi tempat berdiri tidak dilengkapi tempat berdiri


Dimensi lanjut Lainnya
Lay out Kursi 650

400

350
GANG WAY

Keterangan:
Satuan:mm
Ukuran minimal
TEMPAT KELUAR DARURAT
- Pintu (L=430 mm)
- Jendela (P X L = 600 mm X 430 mm)
- Jumlah tergantung jumlah tempat duduk :
* Jumlah 1 sisi kanan-kiri untuk jumlah tempat duduk < 26
* Jumlah 2 sisi kanan-kiri untuk jumlah tempat duduk 27-50
* Jumlah 3 sisi kanan-kiri untuk jumlah tempat duduk 50-80
* Jumlah 4 sisi kanan-kiri untuk jumlah tempat duduk > 80

Ketentuan Jalan Keluar Darurat:


- dapat dibuka/dirusak/dilepas dengan mudah & cepat serta tidak

runcing
- diberi tanda dengan tulisan & cara membuka
- dilengkapi dengan alat pemukul
- tempatnya di sisi kiri dan kanan bangunan dalam

KACA
* depan (Laminated / kaca pengaman berlapis)
* samping (tempered / kaca pengaman diperkuat)
* belakang (laminated / tempered)
ANGKUTAN BARANG CURAH
o DASAR : Surat Dirjen Hubdat No. AJ.307/2/7/DRJD/2003 tanggal
8 Juli 2003 tentang Ketentuan mengenai Angkutan Barang Curah
o Tinggi bak maksimum ditentukan berdasarkan konfigurasi sumbu
dan JBI kendaraan yaitu sebagai berikut :

No. Konf. Sumbu JBI Tinggi Bak Max


1. 1.1 s/d 4.500 kg 550 mm
2. 1.2 s/d 7.500 kg 700 mm
s/d 13.000 kg 850 mm
3. 1.22 s/d 21.000 kg 1000 mm
o Tinggi bak dihitung dari lantai bak sampai tinggi dinding
samping paling bawah.
o Apabila tinggi dinding bak paling depan lebih rendah dari
jendela kabin belakang maka harus dipasang terali besi di
jendela kabin tersebut.
LAMPU DAN PERLENGKAPAN TAMBAHAN
KENDARAAN BERMOTOR

Keterangan :
a. Tambahan peralatan (kaca spion, dll) tidak boleh menonjol keluar lebih dari 250 mm dari body
terluar
b. Lampu-lampu dipasangkan setangkup dan sama tinggi dan tidak lebih dari 1.250 mm diatas
tanah
c. Lampu dipasang tidak melebihi 400 mm dari sisi terluar kendaraan.
d. Untuk kendaraan yang mempunyai lebar lebih dari 2100 mm harus dipasang 2 buah lampu
putih atau kuning di sisi kiri atas dan kanan atas.
KETENTUAN TAMBAHAN
 Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.402/8/7/DRJD/08 t anggal 31 Januari
2008 tentang Pembuatan Kendaraan Sesuai Peruntukkannya, bahwa
landasan kendaraan yang digunakan pada produksi karoseri harus sesuai
dengan peruntukkannya.
 Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.006/2/2/DRJD/2007 t anggal 31 Agustus
2007 tentang Pemasangan Pengarah Angin (Cab Roof Deflector), bahwa :

- Kendaraan jenis box dan traktor head untuk dipasang pengarah


angin;
- Ketinggian pengarah angin yang dipasang pada bagian atas kabin
diupayakan sejajar atau sama dengan tinggi box atau kontainer
serta tidak melebihi tinggi total kendaraan.
 Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.306/11/17/DRJD/07 tgl 21 November
2007 tentang Penggunaan K.B. Pengangkutan Mobil (Car Carrier), dan
Surat Dirjen No. HK.402/5/6/DRJD/07 tgl 7 Nov 2007 tentang Pelanggaran
Dimensi K.B. Pengangkut Sepeda Motor, bahwa : dimensi K.B.
pengangkut mobil/sepeda motor harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
PERSYARATAN TAMBAHAN KHUSUS UNTUK MOBIL BUS
INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
KENDARAAN BERMOTOR

Kendala yang dihadapi :


1.mentaati peraturan tentang dimensi, perlengkapan, dan susunan
kendaraan dalam SK rancang bangun sedang di sisi lain harus memenuhi
permintaan konsumen;
2.meningkatnya kuantitas permintaan pasar yang berakibat menurunnya
kualitas;
3.keahlian sumber daya manusia yang masih rendah;
4.kurangnya pembinaan dari instansi terkait (Kemenhub & Kemenperin);
5.Belum adanya standarisasi.
ERGONOMI
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi – informasi mengenai
sifat – sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu system kerja sehingga orang
dapat hidup dan bekerja pada system itu dengan baik,
yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan itu, dengan efektif, aman dab nyaman.
Perbandingan antara manusia dengan mesin :

No. Masalah Manusia Mesin


1. Kecepatan Lambat Cepat
2. Tenaga Kira-kira 2 Daya Kuda (DK) Dapat diatur dengan baik,
untuk 10 detik, 0,5 DK untuk bisa besar dan tetap
beberapa detik, dan 0,2 detik
untuk pekerjaan terus-menerus
3. Keseragaman Tidak dapat dipercaya, perlu Cocok untuk pekerjaan –
dimonitor dengan mesin pekerjaan rutin, berulang
dan perlu ketepatan
4. Kegiatan Kompleks Satu saluran Banyak saluran
5. Ingatan Bisa mengingat segala macam, Baik untuk memproduksi
dengan pendekatan dari sesuatu yang sudah
berbagai sudut baik untuk ditentukan dan bisa
menentukan dasar – dasar menyimpan ingatan dalam
pikiran maupun strategi jangka pendek
6. Berfikir Induktif baik Deduktif baik
Perbandingan antara manusia dengan mesin :

No. Masalah Manusia Mesin


7. Hitung – menghitung Lambat dan sangat mungkin Cepat dan tepat, tetapi tidak memiliki
melakukan kesalahan, tetapi kemampuan untuk koreksi
cukup kemampuan untuk koreksi
8. Kemampuan mengindera  menerima rangsangan dari  dapat menjadi indra penambah
berbagai energy untuk seperti kemampuan menangkap
kemudian mengolahnya gelombang
bersama-sama untuk  dapat dibuat tidak peka terhadap
kemudian memberikan reaksi rangsangan – rangsangan dari
 dipengaruhi oleh kondisi luar
lingkungan (temperature,
kelambanan, kebisingan dan
getaran) yang melampaui
batas
9. Reaksi terhadap beban Degradasi Kerusakan tiba – tiba
berlebihan
10. Kepintaran Dapat menyesuaikan sesuatu Tidak ada, hanya bisa memutuskan ya
yang tak teduga atau tak dapat atau tidak
diduga. Dapat meramal,
menginterpolasi dan estrapolasi
dan membuat keputusan
11. Kecakapan manipulasi Sangat besar Khusus
Masing – masing perbedaan kemampuan di atas
bisa saling melengkapi, dan adalah tugas para
perancang (Manusia) untuk menyeimbangkannya.
Syarat – syarat minimal yang harus dipenuhi industri rancang bangun dan rekayasa
kendaraan bermotor agar hasil produknya berkualitas baik untuk dapat bersaing di
era pasar bebas, sekurang – kurangnya :
1.Peralatan kerja yang lengkap;
2.Kualitas sumber daya manusia;
3.Pemakaian material kerja sesuai standar;
4.Proses produksi memenuhi satandar minimal industri.
COMPETENCY
Load Simulation Test.
Static and Dynamic Test.
Inspection (Non Destructive Test,
Corrosion, Replica Technic).
Measurement and stress Analysis.
Calibration and Certification.
Engineering Design and
Manufacturing.
System Engineering and Control.
Research and Development.
Consultancy and Technical Training
Pengembangan Tek. Persinyalan
KA Aplikasi PEMFC (Proton
(Proton Exchange
Rusnas
Membrane Fuel Cell)
Cell) dalam Fuel Engine
Cell Vehicle (FCV) Marlip

Rancang bangun EFT untuk laju komsumsi


BBM, selain untuk kendaraan bermotor juga
untuk genset dan boiler dengan
pengehamatan 5% - 10%
UJI DINAMIKA KENDARAAN BERMOTOR
KERJASAMA DNG DEPPERINDAG TROUBLE SHOOTING KINERJA
KENDARAAN BERMOTOR

UJI KINERJA KENDARAAN DG


BERBAGAI JENIS BHN BAKAR

UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR


SESUAI STANDARD ECE 83-04

Uji Percepatan/ Akselerasi

Uji Jarak Pengereman

UJI KEND. BERMOTOR RODA 4


KERJASAMA DENGAN INDUSTRI
OTOMOTIF, DEPHUB & KLH
Uji Running-in (500 km) Uji performance dan ketahanan
Mesin 100 jam

2002 2003 2004


UJI KINERJA BAHAN BAKAR OTOMOTIF

Kerjasama dengan ITB, IPB, PPKS, EPG :


Pemanfaatan bahan bakar non BBM
(BBG, Biodiesel, gasohol,
Peluncuran
untuk bahan bakar kendaraan bermotor penggunaan
Biodiesel pada Bis
jemputan BPPT

Pengujian komposisi
campuran pada mesin hydra

Hasil teknologi blending additive


Pengujian komposisi
campuran pada mesin hydra

Teknologi Blending additive (2 Klaim paten


Untuk Blending additive (alkyl peroxide & alkyl
nitrate) untuk mesin diesel beban tetap dan tidak
uji emisi pada Isuzu panther dengan
Bahan bakar B30, gasohol dan BBG tetap
menggunakan
prosedur ece 15-04, (Dg ITB, PPKS &
EPG)

2001 2002 2003 2004


TEKNOLOGI OTOMOTIF RAMAH LINGKUNGAN, BTMP
Pengkajian dan pengembangan sistem bahan bakar hibrida pada
kendaraan bermotor , sebagi batu loncatan pengembangan otomotif
yang ramah lingkungan
Gambar 6 Emisi CO Solar Dan Campuran MES-Solar
0.14

0.12

0.10 Solar

CO (%)
ME 20%
0.08
ME 30%
0.06 ME 40%

0.04

0.02
600 1200 1800 2400 3000 3600 4200 4800
Putaran Mesin (rpm) Pengkajian teknologi mesin hibrida 2006-
2007

Hasil uji emisi kendaraan bermotor


dengan beberapa campuran biodiesel

Pengembangan teknologi mesin dual fuel

Pengujian kinerja dan emisi kendaraan Uji emisi kendaraan bermotor sesuai
bermotor menggunakan bahan bakar standar ECE 83-04 sebagai bagian dari
biofuel (biodiesel dan bioetanol) proses uji tipe.

Anda mungkin juga menyukai