Anda di halaman 1dari 13

INVESTASI ASING LANGSUNG DAN

DIVERSIFIKASI SAHAM
INTERNASIONAL
Edelheid Yuliana Veren Atanus
INVESTASI ASING LANGSUNG
Investasi langsung diluar negeri merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan multinasional untuk
meningkatkan kemampuan laba dan menaikkan kekayaan pemegang saham. Direct Foreign Investment adalah investasi
langsung yang mencerminkan investasi dalam aset-aset rill di negara asing. DFI dapat memberikan manfaat dalam
menaikkan pendapatan atau mengurangi biaya dengan beberapa cara :
• Menghadirkan sumber – sumber permintaan baru.
• Memungkinkan perusahaan MNC mengeksploitasi pasar-pasar dimana laba superior dimungkinkan.
• Memungkinkan MNC untuk mengambil peluang dari skala ekonomi.
• Memungkinkan MNC untuk memanfaatkan faktor produksi luar negeri.
• Memudahkan MNC untuk menggunakan bahan baku luar negeri.
• Memungkinkan MNC untuk memanfaatkan teknologi luar negeri.
• Memungkinkan MNC untuk mengeksploitasi keunggulan monopolistik.
• Menjadi cara bagi MNC untuk bereaksi terhadap fluktuasi nilai tukar.
• Menjadi cara bagi MNC untuk bereaksi terhadap restriksi-restriksi perdagangan
• Menjadi cara bagi MNC untuk melakukan diversifikasi internasional
MANFAAT DARI DIVERSIFIKASI
INTERNASIONAL.
Diversifikasi internasional adalah strategi bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperluas bisnisnya ke
pasar internasional. Strategi ini melibatkan ekspansi ke
negara lain, baik dengan cara ekspor, investasi langsung atau
aliansi strategis.
Sebagai contoh bayangkan sebuah perusahaan AS sedang
berencana berinvestasi dalam sebuah proyek baru yang akan
berlokasi di AS atau Inggris. Setelah selesai investasi proyek
tersebut akan bernilai 30% dari total dana yang
diinvestasikan perusahaan (termasuk dirinya sendiri).
Asumsikan bahwa investasi berjalan, dana perusahaan
(yaitu,70% lainnya) semua berlokasi di AS. Karakteristik dari
proyek yang diusulkan berlokasi di Inggris ataupun AS untuk
periode 5 tahun ke depan akan ditunjukkan dalam tabel
berikut.
Jika perusahaan ingin menilai kelayakan dari tiap proyek yang diusulkan berbasis karakteristik risiko dan
pengembalian hasil estimasi tadi dengan menggunakan horizon investasi 5 tahun serta return on investment (ROI)
setelah pajak tahunan dari bisnis berjalan diperkirakan 20%, variabilitas pengembaliannya diperkirakan 0,10 maka
perusahaan dapat mengestimasi kinerja dari investasi secara keseluruhan dengan mengasumsikan terlebih dahulu
bahwa proyek yang berlokasi di AS.
Kemudian perusahaan dapat mengulang analisa yang sama pada proyek di Inggris. Hal tersebut tidak berbeda dengan
membandingkan dua portofolio. Portofolio pertama mengandung 70% dana yang diinvestasikan dalam bisnis berjalan
di AS, ditambah 30% dana yang diinvestasikan dalam proyek baru yang juga berlokasi di AS. Portofolio kedua
mengandung 70% dana yang diinvestasikan dalam bisnis berjalan di AS, tetapi 30% dana lainnya diinvestasikan
dalam proyek baru di Inggris, jadi 70% dari masing-masing portofolio identik. Perbedaannya terletak pada lokasi dan
30% dana sisa.
Jika proyek baru berlokasi di AS, maka tingkat pengembalian setelah pajak (r p) bagi perusahaan secara
keseluruhan adalah
= 21,5%
Ket:
70% dana yang diinvestasikan dalam bisnis berjalan
20% perkiraan tingkat pengembalian dari bisnis yang berjalan
30% dana yang diinvestasikan dalam proyek
25%perkiraan tingkat pengembalian dari proyek baru di AS
21,5% perkiraan tingkat pengembalian bagi perusahaan secara keseluruhan

Korelasi antar tingkat pengembalian dari proyek baru dengan tingkat pengembalian dari bisnis berjalan juga
harus diperhitungkan, karena terdapat dua investasi maka dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
Dimana:
dan : mewakili presentase dana yang diinvestasikan masing-masing dalam investasi A dan investasi B .
dan : masing-masing mewakili standar deviasi dari pengembalian dari investasi A dan investasi B
: koefisien korelasi antara pengembalian dari investasi A dn pengembalian dari investasi B

Persamaan ini kita aplikasikan pada contoh sebelumnya. Pertama hitunglah varians dari perusahaan secara
total, jika proyek baru berlokasi di AS.

Jika proyek berlokasi di Inggris, maka variablitias pengembaliannya akan berbeda karena standar deviasi dari
pengembalian dan koefisien korelasinya dengan pengembalian dari bisnis berjalan juga berbeda.
Diversifikasi internasional dapat memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, antara lain: Meningkatkan
pendapatan dan profitabilitas, Menurunkan risiko dan Memperluas pangsa pasar. Diversifikasi internasional dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

 Ekspor.
 Investasi langsung.
 Aliansi strategis.

Beberapa contoh perusahaan Indonesia yang menerapkan diversifikasi internasional adalah: PT Unilever
Indonesia Tbk, PT Astra International Tbk dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Diversifikasi internasional
merupakan strategi yang kompleks dan membutuhkan perencanaan yang matang. Perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi dan politik di negara tujuan, peraturan perdagangan
internasional, dan budaya setempat
Analisa Risiko Pengembalian dari Proyek Internasional

Analisa risiko pengembalian dari proyek-proyek internasional adalah proses penilaian risiko dan pengembalian dari proyek yang
diusulkan atau sedang berlangsung di luar negeri. Analisa ini penting bagi perusahaan multinasional (MNC) untuk membuat keputusan
investasi yang tepat.
Analisa risiko pengembalian proyek internasional dapat membantu MNC untuk: Mengidentifikasi risiko yang mungkin dihadapi oleh
proyek, Mengevaluasi probabilitas dan dampak dari masing-masing risiko, Mengukur risiko dari proyek dan Membandingkan risiko dan
pengembalian dari proyek dengan tingkat risiko dan pengembalian yang diinginkan. Terdapat beberapa langkah dalam menganalisa risiko
pengembalian proyek sebagai berikut:
 Identifikasi risiko.
 Penilaian risiko.
 Pengukuran risiko.
 Evaluasi risiko.
Portofolio dari semua proyek mencerminkan MNC secara agregat, dari prespektif konseptual, strategi penciptaan proyek global
MNC dapat dikaji menggunakan gambar kurva
Kurva ini memperlihatkan bahwa:
• Proyek A memiliki perkiraan pengembalian yang paling
tinggi diantara semua proyek.
• Dengan mengkombinasikan proyek A dengan beberapa
proyek lain, perkiraan pengembalian rata-rata bagi MNC
dapat menurun. Risiko juga dapat menurun secara
substansial (menjadi jauh lebih kecil dan tidak lagi memiliki
pengaruh yang signifikan).
• Tapal-batas dari portofolio proyek efisien. Portofolio yang
memiliki karakteristik risiko pengembalian optimal dimana
tidak ada proyek tunggal yang mampu mengungguli dalam
portofolio ini. Sebuah perusahaan multinasional akan lebih
baik jika tapal batas bergerak semakin ke kiri, karena
mencerminkan penurunan risiko.
• Portofolio proyek ini mengungguli proyek individual karena
adanya diversifikasi
Keputusan-Keputusan Pasca Implementasi DFI.

Keputusan-keputusan pasca implementasi DFI adalah keputusan-keputusan yang diambil setelah DFI telah diimplementasikan.
Keputusan-keputusan ini dapat berupa keputusan-keputusan yang bersifat strategis, taktis, maupun operasional. Secara umum, keputusan-
keputusan pasca implementasi DFI dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
 Keputusan-keputusan terkait evaluasi pelaksanaan DFI
Keputusan ini bertujuan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan DFI. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode, seperti survei, wawancara, atau analisis data. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan DFI di masa
depan.
 Keputusan-keputusan terkait perbaikan pelaksanaan DFI
Keputusan ini bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan DFI yang masih belum optimal. Perbaikan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti mengubah regulasi, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, atau menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai.
 Keputusan-keputusan terkait pengembangan DFI
Keputusan ini bertujuan untuk mengembangkan DFI agar dapat mencapai tujuan yang lebih luas. Pengembangan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti memperluas cakupan penerima manfaat, menambah jenis kegiatan yang dibiayai, atau meningkatkan nilai
tambah dari kegiatan yang dibiayai.
Diversifikasi Saham Internasional.

Saham perusahaan dipengaruhi oleh negara, dimana perusahaan tersebut domisili. Pasar saham merefleksikan kondisi ekonomi yang
sedang berjalan dari suatu negara. Pasar saham tidak bergerak bersama satu sama lain. Hal ini berbeda dengan portofolio domestik yang
sahamnya bergerak dalam arah yang sama dan laju yang hampir sama. Investor dapat melakukan diversifikasi ke pasar saham
internasional menggunakan 4 pendekatan yaitu:
1. Pembelian saham asing secara langsung. Saham asing dapat dibeli dari bursa saham luar negeri, maka investor membutuhkan jasa
perusahaan pialang namun cara ini tidak efisien karena adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham. Metode lain yang
dapat digunakan adalah dengan membeli saham perusahaan asing yang dijual pada bursa efek lokal, karena jumlah saham asing yang
terdaftar pada bursa efek lokal biasanya terbatas, metode ini juga memiliki kelemahan dalam meraih manfaat diverisifikasi
internasional secara penuh.
2. Investasi dalam saham perusahaan multinasional. Seperti seorang investor yang memiliki portofolio saham yang baik, maka sebuah
perusahaan multinasional dapat mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi penjualan internasional. Dengan demikian, sebuah
perusahaan multinasional dapat menciptakan stabilitas arus kas yang serupa dengan portofolio saham yang terdiversifikasi secara
internasional. Jika saham perusahaan multinasional menyerupai portofolio saham internasional, maka saham tersebut akan sensitif
terhadap pasar saham dari negara tempat perusahaan beroperasi
Untuk menilai sensitivitas dari harga saham perusahaan multinasional, investor dapat menggunakan model regresi berikut:

Dimana:
: presentase perubahan harga saham MNC secara rata-rata
: titik potong
: pergerakan indeks harga saham lokal
hingga : indeks harga saham luar negeri
: variabel kesalahan.
3. American Depository Receipt (ADR). ADR merupakan sertifikat yang mewakili pemilikan atas saham asing. Terdapat lebih dari 1.000
ADR yang tersedia di AS dan umumnya diperdagangkan dalam pasar over-the-counter karena sebagian besar ADR tidak
diperdagangkan secara aktif, harga juga tidak dilaporkan terus menerus , tetapi akan hal ini akan berubah di masa depan karena ADR
populer.
4. Reksadana Internasional (IMF). Reksadana internasional adalah portofolio saham dari berbagai negara dan mampu menurunkan risiko
daripada reksadana domestik karena mengandung sekuritas asing. Sama seperti reksadana domestik, IMF juga populer karena
rendahnya investasi yang dibutuhkan untuk berinvestasi dalam reksadana, adanya keahlian yang dimiliki manajer portofolio dan
tingginya diversifikasi yang didapatkan oleh portofolio yang mengandung banyak saham.
THANK YOU
FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai