Anda di halaman 1dari 41

K3 PENANGGULANGAN

KEBAKARAN

Danang Kurniawan
K3 Kebakaran

Pengertian K3

Dasar Hukum K3 Kebakaran

Teori & Fenomena Kebakaran

Unit Penanggulangan &


Sistem Proteksi Kebakaran
Jika terjadi KEBAKARAN
apa yang harus
dilakukan?
apakah hanya sekedar membuat jalur evakuasi ?
Dasar Hukum K3 Kebakaran
• UU NO 1 TH 1970 TTG KESELAMATAN KERJA (1)
• PERMENAKERTRANS NO 4 TH 1980 TTG SYARAT-SYARAT
PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN APAR (2)
• INSTRUKSI MENAKER NO 11 TH 1997 TTG PENGAWASAN
KHUSUS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• KEPMENAKER NO 186 TH 1999 TTG UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN (3)
• PERMENPU NO 26 TH 2008 TTG PERSYARATAN TEKNIS
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN
GEDUNG DAN LINGKUNGAN
• SURAT EDARAN MENAKER NO 13 TAHUN 2015 TTG
PENINGKATAN PEMBINAAN PENGAWASAN K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Tujuan
• Mempertahankan aset dan properti
• Mempertahankan keberlanjutan proses produksi dan kegiatan kerja
• Memenuhi Standar/aturan
• Perlindungan Lingkungan dan
masyarakat
Apakah API...?
Api adalah proses oksidasi dalam waktu
yang cepat, dan merupakan reaksi kimia
yang menghasilkan evolusi cahaya dan panas
dalam berbagai intensitas. Setiap
pembakaran yang merusak dan tidak
terkontrol, termasuk ledakan. (NFPA
Glossary of Terms, 2008).

Apakah KEBAKARAN...?
Api yang tidak dikehendaki dan tidak
dapat dikendalikan dan dapat menimbulkan
kerugian baik harta benda maupun korban
jiwa.
Proses terjadinya API

•Api hanya dapat terjadi dimana terdapat bahan yang bisa terbakar
(bahan mudah bakar), sumber penyalaan (panas atau energi
panas) dan oksigen (atau bahan oksidator) dari udara atau dari
sumber lain.
•Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam konsentrasi yang
memenuhi syarat maka timbullah reaksi oksidasi yang dikenal
sebagai proses pembakaran
TEORI SEGITIGA API
(triangle of fire)

Sumber : Manajemen kebakaran


(Soehatman Ramli, 2010)
TEORI BIDANG EMPAT KEBAKARAN
(tetrahedron of fire)
•Pada tahun-tahun sebelumnya dipercaya
bahwa proses terjadinya kebakaran
disebabkan oleh teori segitiga api. Kemudian
teori segitiga api dikembangkan dan
disimpulkan bahwa api terjadi karena 3
elemen yang telah disebutkan di teori
segitiga api dan ditambah oleh 1 elemen
yaitu reaksi berantai pembakaran. Tanpa
adanya reaksi berantai pembakaran maka
api tidak akan dapat hidup terus menerus
(Soehatman Ramli, 2010)
SUMBER PANAS

API
LISTRIK PENGELASAN
TERBUKA

REAKSI
MEROKOK ARSON/ ALAM
KIMIA
PEMBAKARAN
Proses penyalaan bahan bakar
DALAM SUHU NORMAL

Gasoline/bensin pada suhu


Ruangan sudah mengeluarkan
Uap yang cukup untuk terbakar

solar Bensin
TITIK NYALA (FLASH POINT)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup
mengeluarkan uap & menyala (terbakar sekejab) bila diberi
sumber panas yang cukup

TITIK BAKAR (FIRE POINT)


Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup untuk
mengeluarkan uap dan terbakar (menyala terus menerus) bila
diberi sumber panas.

SUHU PENYALAAN SENDIRI


(AUTO IGNITION TEMPERATURE)
Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa
adanya sumber panas dari luar. Pengertian ini adalah dimana
zat tersebut mendapat suhu yang tertinggi sehingga dia akan
menyala dengan sendirinya. Contoh
Bensin = 435 C
Kerosine = 228,9C
KLASIFIKASI KEBAKARAN National Fire Protection
Association (NFPA) 10 : 2022 ttg APAR

Permenaker No 4
th 1980 ttg APAR
MEDIA PEMADAM
JENIS MEDIA PEMADAM

1. JENIS CAIR : Air, Busa kimia, Busa mekanis , AF3.


2 . JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ), pasir tanah, fire blanket.
3. JENIS GAS : CO₂, HFC ( Clean Agent) halon & CFC free

Tujuan utama mengetahui media pemadaman kebakaran


adalah untuk :
* Mengenal berbagai jenis bahan / media pemadam api dengan
maksud untuk memahami ciri dari masing-masing media,
keunggulan dan kelemahannya
* Mampu memilih media yang tepat untuk suatu jenis/klasifikasi kebakaran
TEKNIK PEMADAMAN
KEBAKARAN
Teknik-teknik pemadaman api antara
lain :

- Cooling / Pendinginan
- Smothering / Isolasi
- Starvation / Stop Suplay
- Breaking Chain
Reaction
BAHAN BAKAR

COOLING/PENDINGINAN

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENYETOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
BAHAN BAKAR MEMECAHKAN RANTAI REAKSI

AI
OKSI RANT I
S
G EN REAK
KIMIA

Memadamkan API dengan APAR type Gas


Fenomena kebakaran
• Fenomena kebakaran atau gejala pada setiap
tahapan mulai awal terjadinya penyalaan
sampai kebakaran padam, dapat diamati
beberapa fase tertentu, yaitu :
• Sumber awal pencetus (source energy)
• Penyalaan tahap awal (initiation)
• Api berkembang lebih besar (Growth)
• Penyalaan api serentak (Flashover)
• Kebakaran mantap (Stedy/full development fire)
• Periode surut (Decay)
BACKDRAFT
Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada suatu ruangan tertutup
pada tahap kebakaran mulai surut dengan kondisi gas CO yang
belum terbakar cukup banyak dan oksigen kurang, sehingga
mengakibatkan kebakaran dan ledakan dari arah sumber
masuknya oksigen tersebut

Tanda-tanda backdraft :
• Panas Pintu dan pegangannya
• Asap dari celah/bukaan
• Asap masuk kembali melalui bukaan
• Suara mendesis atau raungan
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF

PEMADAMAN KEBAKARAN

PFIRE PUMP : jockey pump, main pump,


diesel pump

Sprinkler

head APAR

HYDRANT
BOX
Indoor
hydrant box /
outdoor
hydrant box

HYDRANT
PILAR
CONECTION
P GWT
GROUND WATER
TANK
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF
CAKUPAN :
• MEMBATASI BAHAN-BAHAN MUDAH
TERBAKAR
• STRUKTUR TAHAN API DAN
KOMPARTEMENISASI
• PENYEDIAAN SARANA EVAKUASI BAGI
PENGHUNI
• PENYEDIAAN KELENGKAPAN
PENUNJANG EVAKUASI
ALAT PEMADAM API RINGAN

Portable Fire Extinguisher


Permenaker No 04 Tahun 1980
Alat pemadam api adalah alat untuk memadamkan
kebakaran : untuk mencegah dan memadamkan kebakaran
masih kecil.

APAR  tabung dan isinya tidak melebihi 16 kg

APAB  tabung dan isinya lebih dari 16 kg


Penentuan kapasitas APAR
TANDA PEMASANGAN
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
Jenis media pemadam kebakaran
Klasifikasi Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Air Busa Powder Clean
Agent
Bahan padat seperti kayu VVV V VV VVV*)
Klas A Bahan berharga atau penting XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV VVV
Klas B Bahan gas X X VV VVV
Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV
Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :
VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat
VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
INSPEKSI APAR

Kapan ??
Bagaimana??
• Sekurang-kurangnya
1. Instruksi pengoperasian APAR
sebulan sekali pemeriksaan harus berada di depan atau di
dilakukan dan tanggal, atas APAR
nama petugas yang 2. Akses ke APAR tidak terhalang.
melakukan harus di catat 3. Petunjuk pengoperasian APAR
dapat di baca dengan jelas.
4. Setiap segel atau indikator
APAR tidak rusak dan hilang
5. Pengukur tekanan atau
Pressure APAR berada di
tekanan yang normal atau di
posisi hijau
6. APAR tidak korosi atau
DASAR HUKUM HYDRANT
1. NFPA-14
Standar untuk Instalasi Selang dan Pipa tegak.
2. NFPA-20
Standar untuk Instalasi Pompa Sentrifugal.
3. SNI 03-1735-2000
Tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
4. SNI 03-1745-2000
Tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa
tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan atau gedung.
SISTEM HYDRAN
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen 1 1/2 Inc

Komponen sistem Hidrant 1 1/2 Inc


- Sistem persediaan air (30-90 menit)
- Sistem Pompa
(Jockey, Utama & Cadangan)
2 1/2 Inc
- Jaringan pipa
- Kopling outlet / Pilar / Landing valve 2 1/2 Inc
- Slang dan nozle
- Sistem kontrol tekanan & aliran
Out door

Seamiest
Connection

RESERVOAR
JARAK ANTAR PIPA TEGAK MENURUT NFPA 20 & SNI 03-1745 - 2000

Rumus keb jumlah pipa


tegak
= luas bangunan / 1000 m2
PERSYARATAN PEMASANGAN HIDRAN
Permen PU No. 26 Tahun 2008

40

Anda mungkin juga menyukai