Anda di halaman 1dari 55

PENGANTAR

KESELAMATAN
TRANSPORTASI DARAT
KUPANG, 28 MEI 2013

PUSAT PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN DARAT


Jl. Salemba Tengah II/1 – Jakarta Pusat
Telp. 3107879, 3908237 Fax. 3147975
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI
BIDANG KESELAMATAN JALAN
Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Keselamatan Transportasi Darat,
meliputi :
1. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian
anggaran pada Bidang Keselamatan, Teknik Sarana dan
Prasarana Darat,
2. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang
Keselamatan, Teknik Sarana dan Prasarana Darat,
3. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Seksi pada
Bidang Keselamatan, Teknik Sarana dan Prasarana Darat,
4. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di bidang
Keselamatan, Teknik Sarana dan Prasarana Darat,
5. Penyelenggaraan Koordinasi dengan Instansi/pihak terkait di
Bidang Keselamatan, Teknik Sarana dan Prasarana Darat,
6. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Keselamatan,
Teknik Sarana dan Prasarana Darat .
VISI DAN MISI
KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT
• Visi
“Keselamatan Transportasi Darat Untuk Semua”

• Misi
1. Lebih meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
2. Meningkatnya keselamatan pengguna transportasai
darat,
3. Meningkatnya standar sarana dan prasarana jalan, sungai dan
penyeberangan,
4. Mengembangkan system manajemen keselamatan transportasi
darat yang lebih baik,
5. Mengembangkan pola kemitraan dalam meningkatkan keselamatan.
PENGANTAR KESELAMATAN
TRANSPORTASI JALAN
• Keselamatan transportasi jalan adalah suatu bentuk usaha/cara
untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan
menggunakan alat angkut tertentu melalui media atau lintasan
tertentu dari lokasi/tempat asal lokasi/tempat tujuan perjalanan.

• Masalah keselamatan transportasi jalan (Road safety) di Indonesia


masih kurang mendapat perhatian dari masyarakat maupun
pemerintah. Padahal dengan meningkatnya jumlah kendaraan
bermotor sementara kapasitas jalan relatif tetap akan
meningkatkan probabilitas suatu kendaraan terlibat kecelakaan.
Misi utama dari road map to zero accident adalah memperbaiki
citra keamanan dan keselamatan transportasi dan kecelakaan-
kecelakaan itu harus dikurangi sampai titik terendah.
KATEGORI KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS
(BERLAKU INTERNASIONAL)
• Mati berarti korban suatu kecelakaan lalulintas
meninggal dalam waktu paling lambat 30 hari sejak
terjadinya kecelakaan lalulintas tersebut.
• Luka berat berarti korban suatu kecelakaan dirawat
inap di rumah sakit karena harus operasi, mengalami
luka dalam, gegar otak, dan yang serupa beratnya.
Dari 3(tiga) kejadian kecelakaan
sepeda motor, satu kejadian pasti
Kecelakaan Bandar Lampung
mengakibatkan kematian 8 orang meninggal

Kecelakaan di tol Kecelakaan di


Cikampek km 69 Pekan Baru
9 Orang Meninggal 17 Orang
Meninggal
PERMASALAHAN
1. Semakin rendahnya
kesadaran tertib berlalu
lintas, (jumlah pelanggaran
2.960.165 kejadian,
kenyataan ini juga dapat
dilihat dilapangan terutama
dipersimpangan ber APILL
kendaraan masih saling
mendahului)
PERMASALAHAN

2. Rendahnya disiplin
pengemudi angkutan,
(jumlah pelanggaran
dan laka terhadap
angkutan umum)

MANA JAGA JARAKNYA,


KONSENTRASI DOOONG
a. Bidang Prasarana dan Lalu Lintas
1) Kondisi Jalan dan Jembatan
2) Perlintasan Sebidang
3) Banyaknya Daerah Rawan Kecelakaan Yang Belum
Ditangani
4) Rambu dan Marka Jalan
b. Bidang Sarana
1) Kelaikan Kendaraan Bermotor
2) Jembatan Timbang

Fungsi utama dari Jembatan Timbang adalah


untuk pengendalian muatan kendaraan
bermotor, sehingga kurang efektifnya fungsi
jembatan timbang/unit pelaksana
penimbangan kendaraan bermotor di jalan
dapat menimbulkan menurunnya tingkat
keselamatan lalu lintas akibat muatan lebih.

KASUS AMBARAWA :
TRUK KELEBIHAN MUATAN TIDAK KUAT
MENANJAK SEHINGGA MELUNCUR TURUN
MENABRAK RUMAH SEDANG HAJATAN
DENGAN KORBAN MENINGGAL DUNIA
SEBANYAK 17 ORANG
3) Fasilitas Keselamatan Pada Kendaraan Bermotor
Fasilitas tanggap darurat pada kendaraan umum antara lain pemecah kaca,
pemadam kebakaran, pintu darurat dan alat-alat petunjuk tulisan tanggap
darurat, terutama pada kendaraan bus umum masih perlu disosialisasikan,

PECAHKAN KACA DALAM


KEADAAN DARURAT
4) Desain dan Teknologi Kendaraan Bermotor
upaya untuk mengantisipasi adalah mendorong pengusaha untuk
mengimpor dan mendesain kendaraan bermotor yang memenuhi
standar keselamatan yang disesuaikan dengan kondisi prasarana
yang terdapat di Indonesia.

5) Pemeliharaan Kendaraan Bermotor


PELANGGARAN DIMENSI KENDARAAN
PELANGGARAN DIMENSI KENDARAAN
(TINGGI BAK MUATAN)
PELANGGARAN DIMENSI KENDARAAN
(REAR OVER HANG)
ISUE GOLBAL KESELAMATAN JALAN

GLOBAL NASIONAL
• KORBAN MENINGGAL • KORBAN MENINGGAL
DUNIA RATA-RATA SATU RATA-RATA 32
JUTA PER TAHUN AKIBAT ORANG/HARI
KECELAKAAN • MUNGKIN SUDAH DAPAT
• 75% TERJADI NEGARA DIKATAGORIKAN ENDEMI
BERKEMBANG • KERUGIAN SEKITAR 30,82
• KERUGIAN MENCAPAI 2% TRILIUN RUPIAH ATAU
GDP (US $ 100 MILYAR) SEKITAR 2.17% DARI GDP
INDONESIA
ISUE GLOBAL KESELAMATAN JALAN

1990 2020
Penyakit atau Kerugian Penyakit atau Kerugian
1. Infeksi Radang Pernafasan 1. Penyakit Jantung
2. Penyakit Diare 2. Tekanan pada Katup Tunggal Utama
3. Kondisi Perinatal 3. Kecelakaan Lalu Lintas
4. Tekanan pada Katup Tunggal 4. Penyakit pada Cerebro Vaskuler
Utama
5. Penyakit Jantung 5. Chronic obstraktive pulmonary diease

6. Penyakit pada Cerebro 6. Infeksi Radang Pernafasan


Vaskuler
7. TBC 7. TBC
8. Campak 8. Perang
9. Kecelakaan Lalu Lintas 9. Penyakit Diare
10 Kelainan sejak Lahir 10 HIV
.
Sumber WHO
AKAR MASALAH GEJALA

EDUKASI/KOMPETENSI Pelanggaran Peraturan


PENGEMUDI Pengendaraan Kec. Tinggi

PENEGAKAN HUKUM Pengendara Weaving


Angka Kecelakaan Tinggi
Pengemudi Bis ugal-ugalan
SISTEM MANAJEMEN DATA
Minimnya Program Keselamatan
Isu Safety tidak menarik bagi Politisi
DANA KESELAMATAN
Program Penanganan menjadi sulit
Kecelakaan Bis antarkota tinggi
KOLABORASI
Peran Asuransi: Jasa Raharja

PDO tinggi
FUNGSI PRASARANA JALAN
Program Patung Polisi/KTL

Korban Fatal, Keparahan Tinggi


SISTEM EMERGENCY
Pejalan Kaki Turun ke Jalan
STANDAR DAN KELAIKAN Mixed Traffic
KENDARAAN
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

• Faktor Jalan

• Faktor Kendaraan

• Faktor Manusia

• Faktor Lingkungan
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

1. Faktor Jalan

INI JALAN APA KOLAM


IKAN ???

Simpang empat Pangururan


tanpa Apil & Rambu serta
Marka
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

2. Faktor Kendaraan

Walau roda sudah miring Kendaraan tidak sesuai


beban tetap lebih peruntukannya
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN
3. Faktor Manusia (Human Error)
Pentingnya
menggunakan
sabuk
pengaman

Pejalan kaki
tidak
menyeberang
pada zebra cross
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN (LANJUTAN)

4. Faktor Lingkungan
• Kondisi alam yang tidak mendukung (gangguan alam)
misalnya tanah longsor, banjir dll
• Cuaca yang kurang mendukung, misalnya : hujan,
malam hari, berkabut, dll
• Jarak pandang henti yang terhalangi oleh sesuatu,
misalnya pohon, pedagang kaki lima, dll
Accident Factors

Faktor
manusia
(95%)
65%

24%

Faktor jalan 2,5% 1,5% 4%


(28%) 2,5%

Faktor kendaraan (8%)


TERIMA KASIH
PENGENALAN FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
Untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai
jalan, jalan wajib dilengkapi dengan :
• rambu-rambu;
• marka jalan;
• alat pemberi isyarat lalu lintas
• alat pengendali dan alat pengaman pemakai jalan;
• alat pengawasan dan pengamanan jalan;
• fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan
angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar
jalan.
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
A. MARKA JALAN
Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi
untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu
lintas. Marka terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Marka Membujur adalah tanda yang sejajar dengan sumbu jalan;
2. Marka Melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan;
3.Marka Serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak termasuk dalam
pengertian marka membujur atau marka melintang, untuk menyatakan suatu
daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas kendaraan;
4.Marka Lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan
peringatan, perintah dan larangan untuk melengkapi atau menegaskan maksud
yang telah disampaikan oleh rambu atau tanda lalu lintas lainnya;
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
B. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS
Rambu adalah alat yang utama dalam mengatur,
memberi peringatan dan mengarahkan lalulintas.
Rambu yang efektif harus persyaratan sebagai
berikut :
• Memenuhi suatu kebutuhan tertentu
• Dapat terlihat dengan jelas
• Memaksakan perhatian
• Menyampaikan suatu maksud yang jelas dan
sederhana
• Perintahnya dihormati dan dipatuhi secara penuh
oleh para pemakai jalan
• Memberikan waktu yang cukup untuk
menanggapinya/bereaksi
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
Berdasarkan fungsinya rambu-rambu dibedakan menjadi 4 (empat) macam
yaitu :
1. Rambu Peringatan
Tujuan
Memberikan peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya. Ditempatkan sekurang-kurangnya 50 meter sebelum tempat
berbahaya.
Warna
Warna dasar rambu peringatan adalah kuning dengan lambang atau
tulisan berwarna hitam.
Empat persegi panjang Empat bujur sangkar
Bentuk
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
2. Rambu Larangan
Tujuan
Menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.
Ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai.
Warna
Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambing atau tulisan
berwarna hitam atau merah.
Bentuk
Segi delapan Segitiga Persegi
Silang Lingkaran
sama sisi sama sisi panjang

DILARANG MENDAHULUI
DARI SEBELAH KIRI
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
3. Rambu Perintah
Tujuan
Menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan.
Ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai.
Warna
Warna dasar rambu perintah berwarna biru dan lambing atau tulisan
berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir
perintah.
Bentuk Lingkaran
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
4. Rambu Petunjuk

Tujuan
Menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat,
pengaturan serta fasilitas tertentu bagi pemakai jalan. Ditempatkan
sedemikian rupa sehingga mempunyai daya guna sebesar-besarnya dengan
memperhatikan keadaan jalan dan kondisi lalulintas.
Warna
1. Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas
wilayah suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata
serta tempat khusus dinyatakan dengan warna dasar biru.

2. Rambu petunjuk pendahulu jurusan dan rambu penegas jurusan


yang menyatakan petunjuk arah antara lain kota, daerah/wilayah, serta
rambu yang menyatakan nama jalan dinyatakan dengan warna
dasar hijau denganlambang dan/atau tulisan warna putih.
3. Khusus rambu petunjuk jurusan kawasan dan objek wisata
dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan lambing dan/atau
tulisan warna putih
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
Bentuk
1.Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum empat
persegi panjang

2. Rambu petunjuk pendahulu jurusan dan rambu penegas jurusan yang


menyatakan petunjuk arah
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
3. Rambu petunjuk jurusan kawasan dan objek wisata
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
C. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS
Definisi
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat peralatan teknis yang
menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau
kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.
Jenis
1. Lampu 3 (tiga) warna, untuk mengatur lalulintas
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)
2. Lampu 2 (dua) warna, untuk mengatur kendaraan
dan/atau pejalan kaki

3. Lampu 1 (satu) warna, untuk memberikan peringatan


bahaya bagi pengguna jalan
FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN
(LANJUTAN)

D. FASILITAS PENERANGAN JALAN

E. FASILITAS PUTARAN
KELAIKAN SARANA

A. PERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK JALAN KENDARAAN BERMOTOR.


Definisi
Persyaratan teknis adalah persyaratan tentang susunan,
peralatan, perlengkapan, ukuran, bentuk, karoseri, pemuatan,
rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukkannya,
emisi gas buang, penggunaan, penggandengan dan
penempelan kendaraan bermotor, sedang yang dimaksud
dengan persyaratan laik jalan adalah persyaratan minimum
kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar
terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya
pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu
dioperasikan di jalan.
KELAIKAN SARANA
Persyaratan
1. Rangka Landasan.

2. Motor Penggerak
KELAIKAN SARANA

3. Sistem Pembuangan
4. Penerus Daya
5. Sistem Roda
6. Sistem Suspensi
7. Alat Kemudi
8. Sistem Rem
9. Lampu-Lampu Dan Alat Pemantul Cahaya
10. Komponen Pendukung
11. Badan Kendaraan Bermotor
12. Peralatan Dan Perlengkapan Kendaraan.
13. Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta
Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri Dan Bak Muatan Serta
Komponen-Komponennya.
14. Dimensi Kendaraan
PENGUKURAN TINGKAT KECELAKAAN
1. ANGKA KECELAKAAN BERDASAR POPULASI

a. Angka Kematian Berdasarkan Populasi (Population-Based Accident Rates)

B  100.000
R
P

Dengan R = angka kematian per 100.000 populasi


B = jumlah kematian lalu lintas dalam setahun
P = populasi dari daerah

b. Angka Kematian Berdasarkan Registrasi (Death Rate Base On Registration)

B  10.000
R 
M

Dengan R = angka kematian/ 10.000 registrasi kendaraan


B = jumlah kematian lalu lintas dalam setahun
M = jumlah registrasi kendaraan motor
PENGUKURAN TINGKAT KECELAKAAN
(LANJUTAN)
2. ANGKA KECELAKAAN BERDASAR PEROLEHAN
a. Angka Kecelakaan Berdasar Kendaraan-km Perjalanan (Accident Base Rate On Vehicle-mile of Travel)

C  100.000.000
R
Dengan :
V
R = angka kecelakaan/100.000.000 vehicle-km
C = jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka atau kecelakaan total) dalam setahun

b. Angka Kecelakaan pada Bagian Jalan (Laka per 1 juta vehicle-km)

A  1.000.000
Rcs 
365  T  V  L
Dengan
Rsc = Angka kecelakaan pada bagian jalan (dlm kecelakaan per 1 juta vehicle-km)
A = jumlah kecelakaan selama periode yang dianalisis
T = waktu periode selama periode yang dianalisis
V = vehicle-kilometer
L = panjang dari bagian jalan (dalam kilometer)
PENGUKURAN TINGKAT KECELAKAAN
(LANJUTAN)
3. Indeks Keparahan (Severity Index)

SI = F/A
Dengan :
SI = Severity Index;
F = banyaknya kecelakaan fatal setahun;
A = jumlah seluruh kecelakaan pada ruas jalan setahun.
MENURUT JUMLAH KECELAKAAN
YANG TERLIBAT

1) Kecelakaan Tunggal

2) Kecelakaan Ganda
MENURUT DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT
• Angle : Tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang
berbeda, tidak berlawanan, kecuali pada sudut kiri ;

• Rear-End : kendaraan menabrak dari belakang kendaraan lain yang


bergerak searah pada jalur yang sama ;

• Sideswipe : kendaraan yang menabrak kendaraan lain dari samping


ketika berjalan pada arah yang sama atau pada arah yang
berlawanan ;

• Head-on : tabrakan antara kendaran yang berjalan pada arah yang


berlawanan (depan – depan) ;

• Backing : tabrakan terjadi jika salah satu atau lebih bergerak


mundur ;
• Tabrakan lainnya.
SKETSA KLASIFIKASI TABRAKAN
MENURUT KEADAAN KORBAN
The National Safety Council keadaan korban sbb :

 Fatal Accident : kecelakaan yang mengakibatkan


sedikitnya satu orang meninggal ;
 A–Type Injury Accident : kecelakaan yang menyebabkan
luka yang mengeluarkan banyak darah, anggota badan
terganggu fungsinya atau koraban disusung dengan
tandu ;
 B-Type Injury Accident : kecelakaan yang mengakibatkan
luka memar atau luka lecet ;
 C-Type Injury Accident : kecelakaan yang tidak
mengakibatkan luka terbuka tetapi korban mengeluh sakit
;
 Property Damage Only Accident : kecelakaan yang hanya
mengimbulkan kerusakan harta benda.
DAERAH RAWAN KECELAKAAN
Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang sering terjadi kecelakaan atau
daerah tersebut sering mengakibatkan/menimbulkan terjadinya
kecelakaan, mungkin dikarenakan karena tidak adanya perlengkapan jalan
di daerah tersebut, mungkin juga karena geometri jalan yang tidak tepat
sehingga sering terjadi suatu kecelakaan. Penanganan daerah rawan
kecelakaan terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Black Spot
dilakukan apabila di suatu lokasi sudah terjadi minimal 5 kali kecelakaan pada
titik yang sama dalam kurun waktu 5 tahun.
2. Black Section
dilakukan apabila pada suatu ruas jalan terjadi kecelakaan pada titik-titik
yang berbeda, biasanya di sebabkan oleh geometri jalan, alinyemen
atau radius putar jalan yang salah.
3. Black Area
dilakukan apabila pada suatu lokasi sering terjadi kecelakaan pada suatu
titik yang berbeda.
TAHAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN
Prosedur yang Dilakukan pada Lokasi Rawan
Kecelakaan

Fase Identifikasi Identifikasi Lokasi Rawan Kecelakaan

Diagnosis Masalah-Masalah Tabrakan


Fase Investigasi
Pemilihan Tindakan Penanganan

Perangkingan Prioritas Tindakan Penanganan dan


Mempersiapkan Rencana Rancangan Kegiatan
Fase Pelaksanaan
Program
Pembuatan Program Kegiatan dan Implementasi
Tindakan

Implementasi Tindakan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai