Anda di halaman 1dari 17

MENGANALISIS

TERBENTUKNYA NKRI
Sejarah Indonesia XI BAB II : Indonesia Merdeka
Dipresentasikan Oleh Kelompok 2
ANGGOTA KELOMPOK
ALDINO GINAGAN MELKY EBOY
Anggota 1 Anggota 2

JENNI PERINTAN
Ketua

AUFI NUR ALIYAH RATU PRA DWI


Anggota 3 Anggota 4
PENDAHULUAN
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, terdapat momen yang menjadi
tonggak penting dalam pembentukan identitas dan keberadaan negara kita:
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui materi ini,
kita akan menyelami jejak sejarah yang membangun pondasi kokoh bagi NKRI,
mulai dari akar-akarnya yang dalam hingga langkah-langkah penting dalam
proses pembentukannya. Dengan pendekatan analitis yang mendalam, kita akan
menjelajahi momen-momen krusial seperti pengesahan Undang-Undang Dasar
1945 hingga pembentukan struktur pemerintahan dan badan-badan negara. Mari
kita bersama-sama menapaki perjalanan yang membangkitkan semangat
kebangsaan dan penghargaan akan perjuangan para pendahulu kita dalam
membentuk NKRI.*
SEJARAH DAN LATAR
BELAKANG PENGESAHAN UUD
1945Pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi titik penting dalam sejarah Indonesia,
melambangkan perjuangan bangsa untuk merdeka dari kolonialisme. Melalui proses panjang
dan rumit, nilai-nilai demokrasi, kedaulatan rakyat, dan persatuan terwujud dalam dokumen
tersebut.

Pengesahan ini pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menandai kelahiran resmi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang tidak hanya mengatur struktur
pemerintahan, tetapi juga menciptakan kerangka kerja bagi kehidupan sosial, politik, dan
ekonomi masyarakat.

Dengan dampak yang mendalam, UUD 1945 menginspirasi pembentukan sistem hukum
yang adil dan menjadi fondasi bagi perlindungan hak asasi manusia, sementara juga
mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan nilai-nilai tersebut untuk masa depan
yang kokoh bagi bangsa Indonesia.
PROSES PENGESAHAN UUD 1945
Proses pengesahan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mencerminkan perjuangan panjang dan kolaboratif bangsa
Indonesia dalam meraih kemerdekaan dan membangun negara yang merdeka dan demokratis. Setelah proklamasi
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan
kemudian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terlibat dalam perumusan konstitusi baru. Diskusi intensif
di antara tokoh-tokoh bangsa seperti Soekarno dan Mohammad Hatta memunculkan kesepakatan mengenai pokok-
pokok pikiran UUD 1945. Pada 18 Agustus 1945, sidang PPKI menyetujui UUD 1945, yang diawali dengan pidato
proklamasi Soekarno.

Pengesahan UUD 1945 ini secara resmi menetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka,
dengan dokumen ini menjadi landasan konstitusi bagi pembangunan negara yang baru. Proses ini menjadi tonggak
bersejarah dalam sejarah Indonesia, menandai akhir dari masa penjajahan dan awal dari perjalanan bangsa Indonesia
menuju kedewasaan politik dan kestabilan.
PERUBAHAN DAN
PENYESUAIAN DALAM UUD
1945
Perubahan dan penyesuaian dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) merefleksikan dinamika serta kebutuhan
zaman yang berkembang di Indonesia. Sejak pertama kali disahkan pada 18 Agustus 1945, UUD 1945 telah mengalami
beberapa perubahan yang mengikuti perkembangan sosial, politik, dan ekonomi di dalam negeri.

Beberapa perubahan signifikan termasuk amendemen tahun 1999 yang mengubah sistem pemerintahan dari presidensial
menjadi presidensial-parlementer, serta penambahan amendemen terkait hak asasi manusia, demokrasi, dan otonomi
daerah.

Perubahan-perubahan ini mencerminkan semangat reformasi dan komitmen untuk memperkuat demokrasi, memajukan
perlindungan hak asasi manusia, dan memberikan kesempatan partisipasi yang lebih luas kepada rakyat dalam proses
politik dan pembangunan negara. Dengan demikian, UUD 1945 terus beradaptasi dan berkembang sesuai dengan tuntutan
zaman, menjaga relevansinya sebagai landasan konstitusi yang kuat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PEMILIHAN PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN PERTAMA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia merupakan langkah bersejarah dalam pembentukan pemerintahan Indonesia
pasca kemerdekaan. Pemilihan ini dilakukan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tahun 1945, dalam suasana politik yang masih sarat dengan tantangan dan ketegangan
akibat perang kemerdekaan melawan penjajah Belanda. Proses pemilihan ini melibatkan diskusi dan negosiasi intensif di antara anggota-
anggota BPUPKI dan PPKI, serta tokoh-tokoh politik dan nasional yang terlibat. Setelah melalui tahapan pemilihan yang teliti, Ir.
Soekarno terpilih secara bulat sebagai Presiden pertama Indonesia, sedangkan Drs. Mohammad Hatta terpilih sebagai Wakil Presiden
pertama Indonesia

Keduanya kemudian secara resmi dilantik pada tanggal 18 Agustus 1945, pada hari yang sama dengan pengesahan Undang-Undang
Dasar 1945. Pelantikan ini menjadi momen bersejarah yang menandai dimulainya periode kepemimpinan resmi negara Indonesia yang
merdeka. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta memainkan peran penting dalam membentuk fondasi politik, ekonomi, dan sosial
negara, sambil menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal yang menguji keberanian dan ketahanan bangsa. Dengan demikian,
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia tidak hanya merupakan proses administratif semata, tetapi juga simbol dari
semangat kebangsaan dan tekad bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan membangun negara yang adil dan sejahtera.
PERAN PPKI DALAM PEMILIHAN
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) memegang peran sentral dalam proses pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Sebagai badan yang dibentuk untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia, PPKI bertanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan pemilihan
tersebut. PPKI terdiri dari berbagai tokoh politik dan nasional yang memiliki otoritas dalam
menetapkan prosedur dan ketentuan pemilihan, serta memastikan transparansi dan keadilan dalam
proses tersebut. Anggota PPKI berperan sebagai pemilih yang memberikan suara mereka untuk calon
Presiden dan Wakil Presiden.

Selain itu, PPKI juga bertugas untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi diskusi serta negosiasi di
antara anggota-anggotanya untuk mencapai kesepakatan bersama dalam menetapkan Presiden dan
Wakil Presiden yang akan memimpin negara baru yang merdeka. Dengan demikian, peran PPKI
dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia sangatlah signifikan dalam
membentuk pemerintahan awal negara Indonesia dan meneguhkan kedaulatan bangsa.
SEJARAH PEMBENTUKAN DEPARTEMEN DAN
PEMERINTAHAN DAERAH
Pada awal kemerdekaan Indonesia, upaya pembentukan departemen dan pemerintahan daerah menjadi krusial dalam
membangun struktur administratif yang efektif. Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Presiden
Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta membentuk Kabinet Negara Indonesia pertama pada 19 Agustus 1945.
Kabinet ini bertujuan untuk mengkoordinasikan kegiatan pemerintah dalam menjalankan fungsi administratif, eksekutif,
dan legislatif.

Dalam tahap awal, belum terdapat departemen-departemen seperti yang kita kenal saat ini. Namun, terdapat Badan-
badan atau Lembaga-lembaga pemerintah yang dibentuk untuk mengelola urusan tertentu. Contohnya, Departemen
Penerangan yang bertugas menyampaikan informasi kepada rakyat tentang berita dan kebijakan pemerintah, yang
dipimpin oleh Amir Sjarifuddin.

Tujuan utama pembentukan departemen dan pemerintahan daerah adalah untuk mengelola sektor-sektor khusus dalam
pemerintahan, seperti pertahanan, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain, guna memastikan jalannya pemerintahan yang
efektif dan efisien. Selain itu, pembentukan departemen bertujuan untuk mendukung pembangunan nasional dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
SEJARAH PEMBENTUKAN DEPARTEMEN DAN
PEMERINTAHAN DAERAH
Pembentukan 12 departemen dari hasil sidang awal kemerdekaan Indonesia merupakan bagian penting dari upaya awal dalam membangun struktur pemerintahan yang
kokoh dan efektif. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta membentuk Kabinet Negara Indonesia
pertama pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet ini bertujuan untuk mengoordinasikan kegiatan pemerintah dalam menjalankan fungsi administratif, eksekutif, dan legislatif.

Pada tahap awal pembentukan kabinet, terdapat 12 departemen yang dibentuk untuk mengelola berbagai sektor penting dalam pemerintahan. Beberapa departemen tersebut
antara lain:
1. Departemen Dalam Negeri
2. Departemen Luar Negeri
3. Departemen Pertahanan dan Keamanan
4. Departemen Keuangan
5. Departemen Penerangan
6. Departemen Kehakiman
7. Departemen Sosial
8. Departemen Perhubungan
9. Departemen Kesehatan
10. Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
11. Departemen Perburuhan
12. Departemen Perdagangan dan Perindustrian
PEMBAGIAN WILAYAH NKRI
Pada tingkat pemerintahan daerah, terjadi pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi pada bulan Agustus
1945. Pembentukan pemerintahan daerah ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan pemerintahan di tingkat lokal
dan mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Hasil Keputusan Panitia Kecil tentang pembagian wilayah NKRI
menajadi delapan provinsi, yaitu sebagai berikut

1.Jawa Tengah
2.Jawa timur
3.Borneo
4.Sulaweai
5.Maluku
6.Sunda Kecil
7.Sumatra
8.Jawa Barat
SEJARAH PEMBENTUKAN
BADAN-BADAN NEGARA
Pada awal kemerdekaan Indonesia, pembentukan berbagai badan negara menjadi langkah penting dalam
membangun fondasi administratif dan pemerintahan yang efektif. Salah satu badan yang dibentuk adalah Kabinet
Negara Indonesia yang pertama, yang dikepalai oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Kabinet ini bertugas mengkoordinasikan kegiatan pemerintah dalam menjalankan fungsi-fungsi administratif,
eksekutif, dan legislatif. Selain itu, pada tahun 1945, dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), yang kemudian berkembang menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

BPUPKI dan PPKI memiliki peran sentral dalam menyusun dasar-dasar negara Indonesia, termasuk
pembentukan Undang-Undang Dasar 1945 dan penentuan presiden serta wakil presiden pertama. Selain itu, pada
tahap awal kemerdekaan, dibentuk pula Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang bertugas memberikan saran dan
pertimbangan kepada pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Seluruh badan-badan ini
merupakan langkah awal dalam membangun struktur pemerintahan yang kokoh dan memastikan jalannya roda
pemerintahan di Indonesia pasca-kemerdekaan.
SEJARAH PEMBENTUKAN BADAN-BADAN NEGARA
Pada awal kemerdekaan Indonesia, proses pembentukan badan-badan negara menjadi langkah penting dalam membangun fondasi
administratif negara yang baru merdeka. Langkah awal ini dimulai sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, di mana
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta membentuk Kabinet Negara Indonesia pertama pada 19 Agustus 1945. Kabinet
ini bertugas mengkoordinasikan fungsi administratif, eksekutif, dan legislatif.

Seiring dengan itu, terbentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 April 1945, yang
kemudian berkembang menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI dan PPKI memiliki peran sentral dalam
menyusun dasar-dasar negara Indonesia, termasuk pembentukan Undang-Undang Dasar 1945 dan pemilihan presiden serta wakil
presiden pertama.

Pada bulan Agustus 1945, pemerintah pusat juga menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi. Pembentukan
pemerintahan daerah ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan pemerintahan di tingkat lokal dan mendekatkan pelayanan publik
kepada masyarakat.

Selain itu, terbentuk pula Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada bulan November 1945, yang bertugas memberikan saran dan
pertimbangan kepada pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. DPA terdiri dari berbagai tokoh terkemuka Indonesia
pada waktu itu.

Pembentukan badan-badan negara tersebut merupakan upaya awal Indonesia dalam membangun struktur pemerintahan yang kokoh dan
efektif, sesuai dengan semangat kemerdekaan. Meskipun pada awalnya belum sempurna, namun langkah-langkah ini menjadi landasan
bagi pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan yang lebih kompleks di masa mendatang, seiring dengan perkembangan dan
kebutuhan negara.
SEJARAH PEMBENTUKAN KNIP
(KOMITE NASIONAL INDONESIA
PUSAT)
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk pada 19 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sebagai lembaga legislatif sementara, KNIP bertugas merumuskan undang-undang sementara dan memberikan nasihat kepada
Presiden dan Kabinet dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan negara yang baru merdeka. Anggota KNIP dipilih melalui
sidang umum yang dihadiri oleh wakil-wakil dari berbagai daerah di Indonesia, yang mewakili berbagai golongan masyarakat dan
partai politik yang ada pada saat itu. Soepomo terpilih sebagai Presiden KNIP yang pertama.

Peran KNIP sangat signifikan dalam pembentukan negara Indonesia pada masa awal kemerdekaannya. Salah satu tugas pertama
KNIP adalah menyusun Undang-Undang Dasar sementara, yang menjadi landasan konstitusi bagi negara Indonesia. Proses
penyusunan undang-undang ini melibatkan diskusi dan perdebatan yang intens di antara anggota KNIP, yang berusaha
mencerminkan semangat dan cita-cita bangsa Indonesia yang baru merdeka. Selain itu, KNIP juga memberikan nasihat kepada
pemerintah dalam berbagai masalah pemerintahan, termasuk urusan dalam negeri dan hubungan luar negeri.

Meskipun KNIP hanya berdiri sementara, peranannya sangat penting dalam membentuk fondasi negara Indonesia yang baru
merdeka. Dengan melaksanakan tugas-tugasnya, KNIP membantu mengawal proses pembangunan negara dan meneguhkan
kedaulatan Indonesia di mata dunia internasional. Keberadaannya sebagai badan legislatif sementara memberikan dasar yang kuat
bagi pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan yang lebih permanen di masa mendatang.
SEJARAH PEMBENTUKAN BKR
(BADAN KEAMANAN RAKYAT)
BKR (Badan Keamanan Rakyat) didirikan pada tanggal 29 Agustus 1945, sebagai respon terhadap kebutuhan akan keamanan dalam
rangka menjaga stabilitas dan keamanan negara yang baru merdeka. Pembentukan BKR diprakarsai oleh Letnan Kolonel Abdul Haris
Nasution, seorang perwira militer yang memiliki pengalaman dalam pergerakan kemerdekaan. BKR didirikan sebagai badan militer
yang bertanggung jawab atas keamanan dalam negeri, menggantikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang sebelumnya dibentuk
pada saat proklamasi kemerdekaan.
01
BKR berperan dalam menjaga ketertiban dan keamanan di berbagai wilayah di Indonesia, melawan pihak-pihak yang mencoba
mengganggu kedaulatan negara, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, BKR juga aktif dalam mengorganisir rakyat untuk
berpartisipasi dalam upaya pertahanan negara, termasuk dalam bentuk penggalangan sukarelawan dan pembentukan pasukan gerilya.

Pembentukan BKR menjadi langkah penting dalam membangun fondasi pertahanan negara yang kuat dan independen. Meskipun
pada awalnya struktur dan organisasinya belum begitu teratur, namun keberadaan BKR menjadi awal dari pembentukan angkatan
02
bersenjata nasional yang professional dan modern di masa mendatang. BKR juga menjadi cikal bakal bagi berbagai lembaga
pertahanan dan keamanan yang kemudian terbentuk di Indonesia, seperti TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan POLRI (Kepolisian
Republik Indonesia). Dengan demikian, BKR memainkan peran yang penting dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara
Indonesia pada masa awal kemerdekaannya.
KESIMPULAN DAN PESAN
Kesimpulan dari presentasi ini adalah bahwa proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan
sebuah perjalanan sejarah yang penuh dengan tantangan dan perjuangan. Dengan melalui serangkaian proses, mulai dari
pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 hingga pembentukan Badan-badan Negara seperti KNIP dan BKR, Indonesia berhasil
mengukuhkan kedaulatannya sebagai negara merdeka. Pengesahan UUD 1945 dan pemilihan Presiden serta Wakil Presiden
pertama menandai langkah awal dalam pembangunan pemerintahan yang demokratis dan representatif bagi rakyat. Sementara
itu, pembentukan departemen dan pemerintahan daerah menggarisbawahi komitmen Indonesia dalam membangun administrasi
negara yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Melalui presentasi ini, kita dapat melihat bagaimana setiap
langkah dalam proses pembentukan NKRI memiliki dampak yang mendalam, baik dalam konteks internal maupun eksternal,
serta bagaimana fondasi-fondasi yang dibangun pada masa itu masih menjadi landasan bagi negara Indonesia yang kita kenal
saat ini. Dengan memahami sejarah ini, kita dapat menghargai perjuangan para pendahulu kita dan membangun masa depan
yang lebih baik untuk bangsa dan negara.
TERIMA KASIH
Sampai Jumpa Di Pertemuan Berikutnya

Dipresentasikan oleh Kelompok 2 XI MIA 1

Anda mungkin juga menyukai