Hukum Termodinamika
Hukum Termodinamika
TERMODINAMIKA
HUKUM NOL TERMODINAMIKA
Hukum ini menyatakan bahwa dua benda berada dalam kesetimbangan
panas jika tidak ada pertukaran kalor antara dua benda tersebut saat
keduanya disentuhkan. Kondisi ini hanya dapat dicapai jika suhu kedua
benda tersebut sama, sebab perpindahan kalor terjadi karena adanya
perbedaan suhu. Berkaitan dengan kesetimbangan panas, inilah inti dari
hukum ke nol termodinamika.
HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum I Termodinamika menjelaskan tentang energi yang ada dalam suatu sistem
dan dikenal sebagai hukum Kekekalan Energi. Dalam Hukum Kekekalan Energi,
energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat berubah bentuk, dari
bentuk satu ke bentuk lainnya.
Jadi, menurut Kelvin–Planck, tidak mungkin suatu mesin hanya memiliki sebuah reservoir. Selain itu,
tidak mungkin sebuah mesin memiliki efisiensi 100%. Meskipun ada, maka kalor dari lingkungannya
akan diubah seluruhnya menjadi usaha.
ENTROPI
Menurut termodinamika bahwa proses alami cenderung bergerak menuju ke keadaan
ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan sistem entropi.
Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari
keadaan awal hingga keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan
sistem semakin tidak teratur.
• Reversibel atau mampu balik adalah suatu proses dimana system dan semua bagian dari
sekelilingnya dapat kembali kepada keadaan – keadaannya yang awal setelah berlangsungnya
suatu proses.
• Irreversibel atau tak mampu balik adalah suatu proses dimana system dan semua bagian dari
sekelilingnya tidak dapat kembali tepat kepada keadaan – keadaannya yang awal setelah
berlangsungnya suatu proses.
• Entropi pada proses temperatur konstan
Apabila suatu system pada suhu mutlak T mengalami proses reversible
∆ 𝑆=𝑆 2 − 𝑆1
Ciri proses Reversible perubahan total entropi baik system atau lingkungan, perubahan entropi
proses irreversible . Proses irreversible selalu menaikan entropi seluruhnya.
∆ 𝑆=𝑚 .𝑐 . ln
𝑇2
𝑇1 ( ) ❑
BERBAGAI SIKLUS TERMODINAMIKA
1) Siklus Carnot
Siklus Carnot menggunakan dua proses, yaitu
isotermal dan adiabatik. Dari A ke B, terjadi
pemuaian volume atau ekspansi. Pada proses
ekspansi isotermal ini, sistem menyerap kalor
sebesar Q1. Sebaliknya, dari C ke D terjadi
pemampatan. Pada proses kompresi isotermal,
sistem melepaskan kalor sebesar Q2. Proses dari B
ke C merupakan ekspansi adiabatik dan proses dari
D ke A adalah proses kompresi adiabatik.
2) Siklus Otto
Siklus Otto menggunakan dua proses adiabatik dan dua proses
isokhorik. Proses dari A ke B dan C ke D merupakan proses adiabatik.
Adapun proses dari B ke C dan D ke A merupakan proses isokhorik. Pada
gambar tersebut, Q1 adalah kalor yang diterima sistem dan Q2 adalah
kalor yang dilepaskan sistem. Efisiensi siklus Otto dapat dituliskan
sebagai berikut.
3) Siklus Diesel
Siklus diesel menggunakan dua proses adiabatik, sebuah proses isobarik,
dan sebuah proses isokhorik. Proses dari A ke B dan C ke D merupakan
proses adiabatik. Proses dari B ke C adalah proses isokhorik. Adapun
proses dari D ke A adalah proses isobarik. Q1 adalah kalor yang diterima
sistem dan Q2 adalah kalor yang dilepaskan sistem.
2. MESIN
KALOR
a. Apakah Mesin Kalor itu?
Sistem peralatan yang dapat mengubah energi termal menjadi
usaha dinamakan mesin kalor.
Keterangan:
W ή = efisiensi mesin Carnot (%)
100%
Q1 W = usaha (J)
Q1 = kalor yang diserap (J)
Q2 Keterangan:
1 100% Q1 = kalor yang diserap (J)
Q1 Q2 = kalor yang dilepas (J)
Proses
pada
mesin
Carnot
.
2) MESIN OTTO
Siklus otto melibatkan dua proses, yaitu adiabatik dan isotermal.
Gas (campuran udara dan bahan bakar) masuk ke dalam silinder melalui katup masuk
sehingga piston bergerak turun.
Pada mesin diesel, gas yang masuk hanya merupakan udara biasa, bukan campuran udara bahan bakar
sehingga langkah isap dan langkah buang tidak ditemukan pada mesin ini.
Udara yang masuk akan dimampatkan secara adiabatik hingga suhunya cukup
tinggi.
Udara tersebut disatukan dengan minyak yang disemprotkan secara perlahan
pada keadaan
hampir isobar sehingga terjadi pembakaran dan piston bergerak.
3. Mesin Pendingin
Pendingin ruangan atau AC merupakan contoh mesin pendingin. Setiap mesin pendingin bekerja memindahkan kalor
dari lingkungan yang bersuhu rendah ke lingkungan bersuhu tinggi.
Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah bersuhu rendah T2. Kemudian,
sebagian besar kalor dibuang ke daerah bersuhu tinggi T1.
Untuk contoh mesin carnot ada beberapa bagian. Untuk mesin besar dan mesin kecil.
- Untuk mesin besar:
1. Mesin Kalor 3. Kereta api
2. Mesin jet 4. Kapal
- Untuk mesin kecil biasanya digunakan pada kehidupan sehari-hari misalnya:
3. Air Conditioner(AC) 3. Dispenser
4. Lemari es
4. Contoh Soal
Pada grafik P-V mesin Carnot berikut diketahui
reservoir suhu tinggi 600 K dan suhu rendah 600 K.
Jika usaha yang dilakukan mesin W, maka kalor yang
dikeluarkan pada suhu rendah adalah...
Pembahasan
Diketahui:
T1 = 600 K
T2 = 400 K
Ditanya: Q2 = ...