RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT & KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT Dewi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 40

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT &

KONSEP DASAR TIMBULNYA


PENYAKIT
Rr Dewi Ngaisyah, SKM, MKM
KONSEP TIMBULNYA
PENYAKIT
KONSEP PENYEBAB PENYAKIT
Model kausalitas Henle-Koch
(postulat Koch)
1. Agen tersebut selalu dijumpai pada setiap
kasus penyakit yang diteliti (necessary cause),
pada keadaan yang sesuai.
2. Agen tersebut hanya mengakibatkan penyakit
yang diteliti, tidak mengakibatkan penyakit
lain (spesifitas efek).
3. Jika agen diisolasi sempurna dari tubuh, dan
berulang-ulang ditumbuhkan dalam kultur
yang murni, ia dapat menginduksi terjadinya
penyakit (sufficient cause).
Necessary condition (perlu)
Keadaan yang dibutuhkan untuk
terjadinya penyakit

Sufficient condition (cukup)

Keadaan yang cukup membuat


terjadinya penyakit
Penyebab penyakit

Faktor Penyakit
Langsung

Faktor Step 1 Step 2 Disease

Tidak langsung
Kausasi Majemuk

• Keyakinan teoritik menyebutkan


bahwa pada umumnya penyakit
memiliki lebih dari 1 penyebab.
• Pada penyakit non-infeksi, tak ada
satu faktor pun dapat
mengakibatkan penyakit secara
sendiri
1. Segitiga epidemiologik atau
triad

Agen Agen Pejamu

Lingkungan

Pejamu Lingkungan
Agen
Agens ( bibit penyakit) adalah suatu substansi atau
elemen tertentu yang kehadiran atau tidaknya dapat
menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan penyakit.
1. Agen biologik
2. Agen kimia
3. Agen nutrisi
4. Agen fisik
Agen Biologik Agen kimia
1. Protozoa 1.Pestisida
2. Bakteria 2. Food-additives
3. Virus 3. Obat-obatan
4. Jamur 4. Asbes
5. Logam berat
Merkuri, Kadmium, Timbal
6. Bahan-bahan kosmetik
Agen nutrisi
Karbohidrat: berlebihan  obesitas
Lemak: berlebihan  hiperlipidemia
Protein: kekurangan  protein energi malnutrisi
Vitamin:
 Defisiensi vitamin A  Rabun senja
 Defisiensi vitamin C  Skorbut
Agen fisik
Panas
 menimbulkan luka bakar
Terang cahaya
 Gangguan daya lihat mata
Objek
Air, makanan, tanah, udara
Faktor pejamu (host)
Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat
dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi
terjadinya penyakit (Faktor biologis dan perilaku)
Faktor Biologis meliputi usia, jenis kelamin, status
gizi, mekanisme daya tahan tubuh, keturunan dan ras.
Faktor Perilaku meliputi status perkawinan, pekerjaan
dan kebiasaan hidup
Faktor lingkungan
Lingkungan (environment) adalah agregat dari seluruh kondisi
dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan suatu organisme (lingkungan fisik, biologis dan
sosial)
Lingkungan Fisik adalah linkungan alamiah yang terdapat
disekitar manusia, misalnya cuaca, musim, geografis, dan
struktur geologi
Lingkungan Biologis adalah semua bentuk kehidupan yang
berada disekitar manusia, misalnya hewan, tanaman, dan
mikroorganisme.
Lingkungan sosial adalah lingkungan yang muncul sebagai
akibat adanya interaksi antara manusia, misalnya sosial budaya,
norma, nilai dan adat istiadat
Keadaan tidak berpenyakit

Agen Agen Pejamu

Lingkungan

Pejamu Lingkungan
Keadaan berpenyakit
P

A A P

L L

P
A = Agen
A A P
P = Pejamu
L L L = Lingkungan
Keadaan berpenyakit
P

A
Jumlah agen
bertambah banyak
 timbul penyakit
L
Jumlah agen
bertambah
banyak, karena
perubahan
lingkungan
Keadaan berpenyakit
A

P Kerentanan
(suseptibel)
L pejamu
bertambah berat
 daya tahan
Kerentanan (suseptibel) berkurang 
pejamu bertambah berat timbul penyakit
karena perubahan
lingkungan
2. JARING-JARING SEBAB AKIBAT
Keadaan biologik
awal
Promotor 1
Promotor 2 Inhibitor 1
Promotor 3
Akibat I
Promotor 1
Promotor 2 Inhibitor 2

Promotor 3
Akibat II
Promotor 1
Promotor 2 Inhibitor 3
Promotor 3
Akibat III
(manifestasi Klinik
Berbagai faktor yang memunculkan
diabetes pada saat dewasa
3. Model Roda

Lingkungan Lingkungan
Biologik sosial

Host Inti Genetik

Lingkungan
Fisik
Riwayat Alamiah Penyakit
Definisi: Riwayat perjalanan atau proses terjadinya
suatu penyakit dari awal sampai akhir
Sehat: Suatu keadaan seimbang, dimana faktor-
faktor yang berada di dalamnya berada dalam
keadaan seimbang
Sakit: Suatu keadaan yang timbul bila
keseimbangan tsb diatas diganggu/ terganggu oleh
suatu kekuatan (force) yang disebabkan oleh satu
faktor atau lebih
Periode penyakit
Tahap Prepatogenesis
Tahap Patogenesis
Tahap prepatogenesis
Interaksi pejamu,
agen dan lingkungan
Masa Inkubasi
Penyakit Masa Inkubasi Penyakit Masa Inkubasi
Botulism 12-36 minggu Campak 10 hari
Chikenpox 2-3 minggu Meningitis 2-10 hari
Selesma 12-72 jam Gondong 12-26 hari
Konjungtivitis 1-3 hari Pedikulosis 2 minggu
Difteri 2-5 hari Pneumonia 1-3 hari
Disentri amoeba 2-4 minggu Poliomiaaxxelitis 3-21 hari
Gonorea 2-5 hari Rabies 2-8 minggu
Hepatitis 45-160 hari Rubela 8-10 hari
Herpes simpleks 2 minggu Keracunan 6-72
Influenza 1-3 hari makanan
(salmonela)
Tahap patogenesis
 Masa Inkubasi
 Masa Penyakit Dini
Pejamu sudah sakit, tetapi
ringan dan masih beraktifitas
 Masa penyakit lanjut:
 Penderita tidak dapat melakukan
aktivitas, dan memerlukan
perawatan
 Masa akhir penyakit:
 Sembuh sempurna
 Sembuh dengan cacat
 Carrier
 Kronis
 Meninggal dunia
Gambar Riwayat Alamiah Penyakit
UPAYA PENCEGAHAN
Primordial Prevention
(Pencegahan Tingkat Awal)
Menghindari obesitas
Menghindari rokok
Perilaku hidup bersih dan sehat
Mengindari bahan pengawet, pewarna
Makan bergizi seimbang
Istirahat cukup
Olah raga teratur
Primary Prevention
(Pencegahan Tingkat Pertama)

Pendidikan kesehatan
Imunisasi
PSN-3M
Konsul genetika
Sterilisasi alat
Memakai sarung tangan
Memaki masker
Secondary Prevention
(Pencegahan Tingkat Kedua)

Diagnosis awal
Pengobatan cepat dan tepat
Screening (pencarian penderita dengan gejala umum)
Tertiary Prevention

Mencegah penyakit agar tidak bertambah parah


Mencegah: kematian, kecacatan
Rehabilitasi: fisik, mental, sosial
KRITERIA PENYEBAB PENYAKIT
1. Kekuatan hubungan

 Makin kuat hubungan paparan dan


penyakit, makin kuat pula keyakinan bahwa
hubungan tersebut bersifat kausal.

Contoh: Resiko relativ penyakit kanker pada


perokok vs bukan perokok sebesar 9;
Resiko relativ penyakit kanker pada perokok
berat vs bukan perokok 20
2. Konsistensi

 Makin konsisten dengan riset lainnya


yang dilakukan pada populasi dan
lingkungan berbeda, makin kuat pula
keyakinan hubungan kausal.
Inkonsistensi tidak bisa dianggap non-
kausal, karena bisa terjadi karena
adanya fluktuasi acak maupun bias
dalam pelaksanaan riset.
2. Konsistensi
Contoh: Merokok telah lama
dihubungkan dengan kejadian kanker
paru pada paling tidak 29 penelitian
retrospektif dan 7 penelitian prospektif.

Catatan: Kadang-kadang terdapat alasan


yang bagus mengapa penelitian yang
sama mempunyai hasil yang berbeda.
Contoh, satu studi meneliti paparan
pada tingkat yang rendah sedangkan
yang lain pada tingkat yang lebih tinggi.
3. Kronologi waktu
 Faktor penyebab harus mendahului penyakit.

 Satu-satunya kriteria menurut Hill dimana setiap


orang setuju.
 Jenis studi prospektif memberikan gambaran yang
tepat mengenai hubungan temporal antara
paparan dan penyakit.

Contoh: Sebuah studi kohort prospektif pada


kelompok perokok dan bukan perokok yang pada
awal pengamatan sehat kemudian diikuti untuk
melihat kejadian penyakit kanker paru.
4. Tingkatan biologi

 Hubungan “dose-response” antara paparan


dan penyakit. Individu yang tingkat paparan
yang tinggi mempunyai resiko terkena
penyakit lebih tinggi pula.

Contoh: Angka kematian akibat kanker paru


meningkat sejalan dengan jumlah rokok yang
dikonsumsi.
5/6. Masuk akal / Keterkaitan

 Banyak studi epidemiologi telah


mengidentifikasikan hubungan “cause-effect”
sebelum mekanisme biologi ditemukan.
 Contoh: zat karsinogenik dalam asap
tembakau ditemukan setelah adanya studi
epidemiologi yang menerangkan hubungan
antara merokok dan kanker.
7. Experiment
 Intervensi awal peneliti yang memodifikasi
paparan melalui pencegahan, pengobatan,
atau operasi diharapkan mengurangi
kejadian penyakit.

Contoh: Program penghentian merokok


menghasilkan penurunan angka kanker
paru.
8. Analogy

 Apakah hubungan yang mirip telah


diobservasi dengan paparan dan atau
penyakit lainnya?

Contoh: Efek Thalidomide dan Rubella pada


janin memberikan analogi efek yang sama
dari zat-zat yang mirip terhadap janin.

Anda mungkin juga menyukai