Anda di halaman 1dari 20

Bagian Ilmu Radiologi Desember 2020

Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia

REFERAT
Myositis Ossificans

Nabil Sangga Buana


111 2018 2136

Pembimbing :
dr. Febie Irsandy, Sp.Rad
PENDAHULUAN

▪ Miositis osifikan dapat terjadi pada otot dan jaringan lunak disebabkan karena

terjadinya osifikasi yang abnormal.

▪ Penyakit ini jarang terjadi, tetapi dapat dideskripsikan dengan baik

berdasarkan gejala klinis, penampilan patologis dan radiologis.

▪ Miositis osifikan sering salah didiagnosis secara klinis dan secara histologi,

dianggap sebagai tumor jaringan lunak seperti osteosarcoma.

▪ Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang sehingga

dapat didiagnosis dengan tepat.


2
DEFENISI

▪ Miositis osifikan juga dikenal sebagai kalsifikasi heterofik atau ektopik,

adalah pembentukan tulang patologis yang terjadi pada jaringan lunak yang

biasanya tidak mengalami kalsifikasi.

▪ Terdapat dua bentuk, yaitu:

□ Miositis osifikan sirkumskripta, terjadi proses terlokalisasi dimana

munculnya tulang baru yang biasanya muncul setelah trauma (60%

hingga 75%).

□ Miositis osifikan progresif, juga dikenal sebagai fibrodysplasia


3

ossificans progressive (FOP) merupakan kelainan langka yang bersifat


EPIDEMIOLO
GI
▪ Kelompok yang paling sering terkena

adalah laki-laki usia muda yang atletis.

▪ Trauma ditemukan pada ± 50% kasus

dan pada keadaan paraplegia atau

quadriplegia, luka bakar, dan gangguan

neuromuscular lainnya.

▪ Insiden kasus sekitar 2% akibat

pengobatan tertutup pada dislokasi


4
panggul dan meningkat menjadi 34%
PATOMEKANISM
E

▪ Miositis osifikan memiliki 3


fase yang disebut dengan
zone phenomenon.

▪ Pola osifikasinya yaitu


peripheral dan sentripetal.

▪ Fase perkembangan myositis


osifikan adalah fase akut,
fase sub-akut, dan fase
lambat/maturasi.

5
GEJALA
KLINIS
Nyeri

Nyeri tekan

Pembengkakan lokal

Penurunan gerak ekstremitas

Tampak lesi yang bervariasi ± 3-6 cm

Sekitar 80% lokasi lesi berada di otot besar ekstremitas dan sering terjadi pada lokasi
yang terkena trauma. Pada orang yang lumpuh, tanpa adanya trauma, miositis osifikan
sering terjadi di sekitar lutut dan panggul. 6
DIAGNOSIS

(A) lesi miositis osifikan pada paha kanan, (B) gambaran radiologi miositis osifikan, (C) hasil
biopsi myositis osifikan

Diagnosis MO biasanya didasarkan pada pasien dengan riwayat trauma,


gejala klinis, dan temuan dari pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan
mikroskopis biopsi.
7
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS
1. Pemeriksaan radiografi standar tidak

menunjukkan adanya kelainan jika

dilakukan pada tahap awal. Namun jika

dilakukan dalam beberapa waktu akan

menunjukkan de novo patognomonik

osifikasi. Kalsifikasi biasanya muncul

pada 2-6 minggu setelah onset awal.


Foto AP femur anterolateral sinistra anak laki-
laki 9 tahun 8
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

Foto CT-Scan axial contrast-enhaced neck pasien laki-laki 38 tahun dengan


gejela nyeri leher

2. Pemeriksaan CT-Scan lebih sensitive dibandingkan radiografi untuk mendeteksi osifikasi dan

menunjukkan daerah pusat metaplastic perlemakan. Namun pada awal kalsifikasi dapat terjadi kesalahan

interpretasi sebagai bentuk enhancement. 9


PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

Foto CT-Scan axial posterior left arm pasien laki-laki 57 tahun. A) Axial CT-Scan hari ke-
16 menunjukkan slightly hypointense lesi dengan osifikasi pada bagian perifer. E)
menunjukkan hilangnya sebagian besar osifikasi. 10
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

Foto CT-Scan axial lumbar pasien anak


perempuan 15 tahun gejala riwayat
nyeri lumbar kronik, menunjukkan
tipikal massa MO pada regio otot
paraspinal, disertai osifikasi perifer
(arrow head) dan low-density pada
daerah sentral, mengindikasikan
transformasi metaplasia lipid (arrow).

11
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS
3. Pada pemeriksaan MRI, terlihat adanya

massa focus isointense hingga sedikit

hyperintense pada gambar T1-weighted

dibandingkan dengan otot dan hyperintense

pada gambar T2-weighted. Tampilan awal

bisa salah karena tepi kalsifikasi tidak

terlihat dengan baik, edema pada jaringan

lunak dapat melampaui tepi kalsifikasi.


MRI femur dextra anak laki-laki 17 tahun dengan
keluhan adanya massa pada paha kanan 12
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

MRI axial upper arm pasien perempuan 75 tahun dengan adanya massa di lengan atas. A)
Karakteristik signal pada axial, spin-echo, T1W sama dengan citra lemak normal kecuali
untuk daerah sentral yang hipointense. B) pada axial, turbo spin-echo, T2W, komponen
sentral lebih hyperintense dengan low signal pada daerah perifer. 13
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

4. Pemeriksaan USG, pemeriksaan paling sensitive pada tahap awal untuk menggambarkan zone

phenomenon. Peneliti Thomas dkk menunjukkan tiga konsentris dari hasil USG sesuai dengan zone

phenomenon:

• Zona pertama, bagian perifer tebanyak menunjukkan hipoechoic yang mengelilingi lesi dan

hiperemia.

• Zona kedua, bagian lebih tipis menunjukkan lesi hiperechoic dan osifikasi.

• Zona ketiga, bagian sentral menunjukkan hypoehoic dan komponen fibroblastic stroma sentral
14
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

Foto USG femur anterolateral sinistra pada

pasien anak laki-laki 9 tahun, pada hari ke-15

setelah onset, menunjukkan massa

intramuscular dengan sentral hypoechoic (star)

dan hyperechoic pada bagian perifer (arrow)

15
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS

Foto USG left arm posterior pada pasien

laki-laki 57 tahun, pada hari ke-16 setelah

onset, menunjukkan gambaran area

sentral hypoechoic (star) yang dikelilingi

hyperechoic pada bagian perifer (arrow)

yang menunjukkan area kalsifikasi

(arrowheads). Zona ketiga adalah daerah

paling perifer dan hypoechoic (large


16

arrow). Dikelilingi daerah yang hiperemi


PEMERIKSAAN
HISTOLOGI
Pemeriksaan biopsi yang terlalu dini pada myositis osifikan serta ketika

biopsi diambil hanya dari bagian sentral dapat mengarah pada diagnosis

histologis sarcoma yang keliru.


Gambaran histologi pada miositis osifikan lesi
matur menunjukkan matriks miksoid sentral
dengan fibroblast (zona pseudo-fibrosarkoma)
(gambar bintang) dikelilingi oleh tulang matur di
bagian perifer lesi (panah yang besar). Lesi tersebut
berbatas tegas (panah putih). Serat otot tampak di
sekitar lesi (panah hitam).
17
PENATALAKSANA
AN

• Terapi pada miositis osifikan sulit karena bergantung pada tahap

perkembangannya.

• Eksisi pembedahan hanya diindikasikan untuk lesi yang mengalami

penulangan secara komplit karena pengangkatan tulang yang belum

matang akan menimbulkan lesi rekuren.

• Menurut penelitian, terdapat persamaan antara paraosteoarthropati

dengan MO yang menunjukkan tanda inflamasi dan evolusi penyakit yang

ditandai pembentukan tulang heterotopic dengan jaringan lunak. Oleh 18

karena itu disarankan penggunaan NSAID untuk mengurangi


KESIMPULAN

Miositis osifikan merupakan osifikasi yang abnormal sehingga

terbentuk penulangan pada otot maupun jaringan lunak. Penyakit ini jarang

terjadi, tetapi dapat dideskripsikan dengan baik berdasarkan gejala klinis,

penampilan patologis, dan radiologis. USG sepertinya merupakan modalitas

yang paling sensitif dan memungkinkan diagnosis yang sangat dini oleh ahli

radiologi disertai riwayat pasien (trauma, gejala klinis) dan korelasi

historadiologi proses evolusi zonasi pada kasus MO. Pengobatan NSAID dini

juga dapat mencegah munculnya osifikasi pada MO dan dapat mencegah


19

pemeriksaan biopsi yang tidak perlu.


THANK
YOU!
20

Anda mungkin juga menyukai