Anda di halaman 1dari 26

SPONDILOSIS CERVICAL

Farah Atsilla (1102015072)

Pembimbing: dr. Indra Kelana, Sp.Rad


Pendahuluan

■ Spondilosis terjadi akibat degenerasi discus intervertebralis yang bisa memburuk


seiring bertambahnya usia.
■ Spondilosis atau yang juga dikenal sebagai spinal osteoarthritis dapat terjadi pada
daerah manapun di tulang belakang: cervical (neck), thoracic (upper, mid back),
lumbar (low back) or lumbosacral (low back/sacrum). Sebagian besar pasien
dengan spondilosis tidak memerlukan spine surgery.
■ Seiring bertambahnya usia dan ditambah dengan efek dari aktivitas sehari-hari,
dapat menyebabkan diskus kehilangan bentuk, ukuran, dan tinggi. Perubahan
struktural ini dapat mengurangi jumlah ruang discus intervertebralis dan kemudian
memengaruhi pergerakan normal facet joints. Selain itu, osteofit yang berkembang
dapat menjepit akar saraf tulang belakang dan menyebabkan radang dan nyeri.
Anatomi Vertebra

■ 33 columna vertebralis: 7 columna vertebra cervical, 12


columna vertebra thoracal, 5 columna vertebra lumbal, 5
columna vertebra sacral, dan 4 columna vertebra coccygeal.
■ Canalis spinalis dibentuk di bagian anterior oleh discus
intervertebralis atau corpus vertebra, di lateral oleh
pediculus, di posterolateral oleh facet joint dan di posterior
oleh lamina atau ligament.
Anatomi Discus Intervertebralis

■ Diskus intervetebralis adalah lempengan kartilago yang berbentuk sebuah bantalan


di antara dua tulang belakang.
■ Terdiri dari nucleus pulposus, annulus fibrosus, dan 2 cartilaginous end plate.
Definisi Spondilosis Cervical

Spondilosis cervical (osteoarthritis vertebra)


didefinisikan sebagai penyempitan canalis spinalis
dan neural foraminal sekunder akibat dari perubahan-
perubahan degeneratif. Hal ini merupakan penyakit
degeneratif tulang belakang yang paling sering
ditemukan, mempengaruhi sekitar 95% pasien pada
usia 65 tahun.
Epidemiologi Spondilosis Cervical

■ Sejak 1 September 2016 hingga 31 Agustus 2017 didapati 266 kunjungan dan
diantaranya 30 pasien spondilosis cervical tersebut memiliki indikasi dan telah
dilakukan tindakan operasi.
■ Dari 30 pasien spondilosis cervical tersebut didapati sebanyak 17 pasien (56,7%)
perempuan dan 13 pasien (43,3%) laki-laki.
■ Mayoritas pasien berumur diantara 41-70 tahun, sebanyak 22 pasien (72,7%),
dengan usia termuda adalah 21 tahun dan usia tertua 90 tahun.
Patofisiologi Spondilosis Cervical

Penurunan kemampuan Gangguan penyaluran


Peningkatan volume
arteri yang menyuplai nutrisi dan pembuangan
discus intervertebralis
nutrisi untuk discus sisa metabolisme

Timbul osteofit dan Terganggunya proses Penumpukan sisa


penyempitan discus difusi sehingga terjadi metabolisme dan
intervertebralis gangguan nutrisi matriks penurunan konsentrasi air
Diagnosis Spondilosis Cervical
- Myeloradikulopati.
- Nyeri dan parestesia kepala, leher, dan bahu.
Manifestasi Klinis
- Gangguan motorik: Menulis, mengancing baju.
- Gangguan sensorik: Glove Sensory Loss.

- Lokasi, durasi, dan kualitas nyeri.


- VAS (Visual Analog Scale).
Anamnesis
- Faktor yang memperingan atau memperberat nyeri.
- Distribusi nyeri.

- Penonjolan tulang, spasme otot, trigger point.


- Neck Compression Test.
Pemeriksaan Fisik
- L’Hermites Sign.
- Gangguan gaya berjalan.
Radiologi: X-Ray

■ X- ray terbaik untuk:


1. Memperlihatkan ketidakstabilan dinamis dengan posisi fleksi-ekstensi.
2. Posisi sagital pada X-rays cervical posisi berdiri dapat menentukan prognosis.
3. X-rays dapat digunakan untuk menutupi kekurangan MRI, CT cervical jauh lebih baik.
a) Membedakan kalsifikasi diskus atau osteofit dari “soft discs”.
b) Membedakan OPLL (Ossification of Posterior Longitudinal Ligament) bentuk
penebalan ligamentum longitudinal posterior.
c) Abnormalitas tulang: Fraktur, lesi litik tulang.
Gambaran yang mungkin didapatkan pada pemeriksaan Radiologi adalah sebagai
berikut:
■ Penyempitan ruang diskus intervertebralis
■ Perubahan kelengkuangan vertebrae dan penekanan saraf
■ Osteofit/Spur formation di anterior ataupun posterior vertebrae
■ Pemadatan corpus vertebrae
■ Porotik (lubang) pada tulang
■ Vertebrae tampak seperti bambu (Bamboo Spine)
■ Celah sendi menghilang
Penyempitan DIV dan Osteofit.

Pandangan lateral (A) terdapat osteofit kecil di


anterior pada C3-4, C4-5 dan C5-6, adanya
penyempitan sendi pada C4-5 dan sclerosis ringan
pada endplate. Hipertrofi uncovertebral joint pada C4-
5 dan C5-6. (B) Hilangnya kurva lordotik normal,
terdapat penyempitan antar vertebrae, sklerosis end-
plate, dan pembentukan osteofit pada C4-C5 dan C5-
C6, serta hipertropi uncovertebral joint pada level
yang sama.
Radiologi: CT Scan

■ CT scan bisa menggambarkan penebalan kanalis, tapi tidak memberikan informasi


yang adekuat untuk jaringan lunak (diskus, ligament, medulla spinalis dan serabut
saraf).
■ Berbeda dengan MRI, CT/myelography bersifat invasif (membutuhkan LP) dan
melibatkan radiasi pengion serta tidak memberikan informasi tentang perubahan
dalam parenkim tulang belakang.
CT Scan Cervical (A) Gambaran Sagital. Lordosis
normal. Penyempitan minimal pada ruang antar
vertebrae pada C5-6 dan C6-7, sclerosis end
plate dan pembentukan osteofit anterior. (B)
Gambaran Aksial. Pembentukan osteofit yang
extensive dan hipertropi uncovertebral joint
kanan. Kompresi pada aspek anterior thecal sac
dan cervical cord, terdapat spinal stenosis.
Radiologi: MRI

■ MRI memberikan informasi tentang kanalis spinalis, dan abnormalitas intrinsic


medulla (demyelinisasi, syringomyelia, atrofi medulla spinalis, edema). MRI juga
memberikan gambaran kemungkinan diagnosis lain (Chiari malformasi, tumor
medulla spinalis).
■ Pemeriksaan Radiologi (MRI maupun Xray) dapat menentukan Grading menurut
Kellgren, adapun kunci parameter grading ini berupa osteofit, tinggi diskus
intervertebralis dan sclerosis dari end plate vertebrae
Grade 0 (normal)
■ Tidak ada perubahan degeneratif
Grade 1 (minimal/awal)
■ Pembentukan osteofit minimal di anterior
■ Tidak ada pengurangan dari tinggi diskus intervertebralis
■ Tidak ada sklerosis pada end plate
Grade 2 (ringan)
■ Pembentukan osteofit anterior yang jelas
■ Sedikit pengurangan tinggi diskus intervertebralis (<25%)
■ Tampak sedikit sklerosis pada end plate
Grade 3 (sedang)
■ Pembentukan osteofit anterior yang jelas
■ Penyempitan sedang pada ruang diskus intervertebralis (25-75%)
■ Sklerosis pada end plate dan sklerosis pada osteofit terlihat jelas
Grade 4 (berat)
■ Pembentukan osteofit yang besar dan multipel
■ Penyempitan yang berat pada ruang diskus intervertebralis (>75%)
■ Sklerosis pada end plate yang ireguler
A: Midsagital T2 menunjukkan autofusi (A) dan cara
kuantitatif untuk mengukur protrusi horizontal
diskus posterior. B: Radiografi lateral menunjukkan
autofusi (A) antara C5-C6. C: Sagittal T2
menggambarkan perubahan nucleus pulposus
menjadi jaringan fibrosa. Degeneratif grade 1
retrolistesis dari C4-5.

(A) MRI Aksial T2 memperlihatkan kompresi


akar saraf ventral (ASV) pada foramen
intervertebral foramen C6-7. (B) MRI aksial T2
menggambarkan kompresi horn anterior (HA)
pada daerah paramedial dari kanalis spinalis
pada level C6-7. (C) MRI aksial T2
menggambarkan kompresi pada baik HA
maupun ASV setentang level intervertebra
C5-6.
Tatalaksana Spondilosis Cervical
Untuk mengurangi nyeri: NSAID,
Farmakologi
analgesik, pelemas otot.

Terapi Dingin: Saat fase akut.


Rehabilitasi Medik Terapi Panas: Fase sub-akut dan kronis.
Traksi cervical.
Terapi leher.

Bedah
Kesimpulan
■ Spondilosis adalah kondisi dimana terjadi perubahan degeneratif pada sendi
intervertebralis antara corpus dan diskus. Spondilosis cervical merupakan suatu
kondisi proses degenerasi pada diskus intervertebralis dan jaringan pengikat
persendian antara ruas-ruas tulang belakang.
■ Pada pemeriksaan penunjang radiologi, dapat didapatkan penemuan osteofit
dan/atau penyempitan diskus intervertebralis sebagai tanda spondilosis cervical.
Pada pemeriksaan penunjang MRI, dapat ditentukan grading spondilosis, yaitu dari
grade 0 sampai grade 4.
■ Terdapat dua golongan tatalaksana, yaitu non-operatif dan operatif. Selain itu,
pasien juga dapat diberi terapi medikamentosa seperti obat-obatan NSAID atau
antiradang, analgesik, dan pelemas otot. Selain itu, apabila perlu dokter dapat
menganjurkan pasien untuk menggunakan cervical collar.
Referensi

■ Snell RS, Dharma A, Mulyani MMC. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran
(Clinical Anatomy for Medical Students). Jakarta: EGC; 2006.
■ Premkumar K. Anatomy and Physiology. New York: Lippincott Williams & Wilkins;
2004.
■ Mullin J, Daniel S, Edward B. Overview of Cervical Spondylosis Pathophysiology and
Biomechanic. World Spinal Column Journal; 2011; 2.
■ Greenberg MS. Handbook of Neurosurgery. New York: Thieme; 2016.
■ Asgari S. Cervical Spondylotic Myelopathy. New York: Churchill Livingstone; 1996.
■ Crandall PH, Batzdorf U. Cervical Spondylotic Myelopathy. J Neurosurg; 1966; 25.
■ Ebersold MJ, Pare MC, Quast LM. Surgical Treatment for Cervical Spondylotic
Myelopathy. J Neurosurg; 1995; 82.
■ Mattei TA, Carlos RG, Jeronimo BM, et al. Cervical Spondylotic Myelopathy:
Pathophysiology, Diagnosis, and Surgical Techniques. International Scholarly
Research Network; 2011.
■ Sarah J, Raj DR. Cervical Spondylosis Patophysiology, Natural History, and Clinical
Syndromes of Neck Pain, Radiculopathy, and Myelopathy. Iknowledge; 2015; 36.
■ Rao R. Neck Pain, Cervical Radiculopathy, and Cervical Myelopathy:
Pathophysiology, Natural History, and Clinical Evaluation. Instr Course Lect; 2003;
52.
■ Abdul GS. Degenerative Disorder of the Cervical Spine in: Neurosurgery Lecture
Note. Medan: USU Press; 2012.
■ Ridha D. Spondylosis Cervical. Medan: USU Press; 2017.
■ Van Zundert J, Harney D, Joosten EA, et al. The Role of the Dorsal Root Ganglion in
Cervical Radicular Pain: Diagnosis, Pathophysiology, and Rationale for Treatment.
Reg Anesth Pain Med; 2006.
■ Roguski M, Benzel EC, Curran JN, et al. Post-Operative Cervical Sagittal Imbalance.
Spine Phila Pa; 2014.
■ Mummaneni PV, Kaiser MG, Matz PG, et al. Pre-Operative Patient Selection with
MRI, CT, and EEG. J Neurosurg: Spine; 2009; 11.
■ Green C, Butler J, Eustace S, Poynton A. Imaging Modalities for Cervical Spondylotic
Stenosis and Myelopathy. Hindawi Publishing Corporation; 2012.
■ Nouri A, Allan RM, David M, Michael GF. MRI Assessment of Degenerative Cervical
Myelopathy: A Review of Structural Changes and Measurement Techniques.
Neurosurgical Focus; 2016; 40(6).
■ Rupesh Namdev, et al. Cervical Degenerative Spondylosis (Grading). Radiopaedia; 2017.
■ Tzalonikou M, et al. Degenerative Disk Disease of the Cervical Spine: Spectrum of
Imaging Findings. Electronic Presentation Online System; 2014; 10.
■ Darren RL, Alex H, Frank PC, Patrick FO. Cervical Spondylotic Myelopathy:
Pathophysiology, Clinical Presentation, and Treatment. HSSJ; 2011; 7.
■ Sjamsjulhidayat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC; 2004; 2.

Anda mungkin juga menyukai