Anda di halaman 1dari 21

A.

Muthi Andy Suryadi

IMUNOPROFILAKSIS IMUNISASI Tanpa Imunisasi : 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal krn penyakit campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal krn batuk rejan, 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus, setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio, dll Imunisasi yg dilakukan dgn memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak thd penyakirpenyakit tertentu.

Imunisasi suatu cara untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

Imunisasi suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, utk mencegah penyakit.
Imunisasi dasar pemberian imunisasi awal pada bayi yg baru lahir sampai usia satu tahun utk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan.

Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak pra sekolah. TUJUAN UMUM Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara lain: a. Difteri, b. Tetanus, c. Pertusis (batuk rejan), d. Measles (campak), e. Polio, dan f. Tuberculosis.

TUJUAN KHUSUS Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi, Tercapainya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar, Tercapainya ETN (Eliminasi Tetanus Neonatorum), artinya menurunkan kasus TN sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun, Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak turun.

Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis-B, Mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin) untuk mendapatkan imunisasi TT (Tetanus Toxoid), Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi DPT, Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas II s/d kelas VI untuk mendapatkan imunisasi TT, anak-anak SD kelas II dan kelas III mendapatkan vaksinasi TT.

IMUNISASI AKTIF Merupakan kekebalan tubuh yang didapat dari tubuh itu sendiri, dimana tubuh membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun. Vaksin yang dibuat hidup dan mati. - Vaksin yang hidup mengandung bakteri atau virus yang tidak berbahaya, tetapi dapat menginfeksi tubuh dan merangsang pembentukan antibodi. - Vaksin yang mati dibuat dari bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang dihasilkannya yang dibuat tidak berbahaya dan disebut toxoid.

IMUNISASI PASIF Merupakan pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus. Dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke janinnya melalui plasenta, selain itu imunitas dapat pula ditransfer dari ibu kepada bayi melalui ASI.

Vaksin-vaksin pada imunisasi dasar: Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine ) Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, DepKes menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan. Hepatitis B Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B mrupakn upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya.

Vaksin-vaksin pada imunisasi dasar: DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus) Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu. Polio Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi (PPI) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi. Campak Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.

Merupakan gabungan beberapa antigen tunggal mjd satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda. Misal: vaksin kombinasi DPT/ Hb adlh gabungan antigen-antigen D-P-T dengan antigen Hb utk mencegah penyakit difteria, pertusis, tetanus, dan Hb

Alasan pembuatab vaksin kombinasi : Kemasan vaksin kombinasi lebih praktis dibandingkan dengan vaksin monovalen, sehingga mempermudah pemberian maka dapat lebih meningkatkan cakupan imunisasi Mengurangi frekwensi kunjungan ke fasilitas kesehatan sgg mengurangi biaya pengobatan Mengurangi biaya pengadaan vaksin Memudahkan penambahan vaksin baru ke dalam program imunisasi yang telah ada Untuk mengejar imunisasi yang terlambat Biaya lebih murah

TUBERCULOSIS Tuberculosis yakni penyakit yg disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis & Mycobacterium bovis, yg pada umumnya sering mengenai paruparu, tetapi dapat juga mengenai organ-organ lainnya, seperti selaput otak, tulang, kelenjar superfisialis dan lain-lain. Seseorang yg terinfeksi M. tuberculosis tdk sll mjd sakit tuberculosis aktif. Beberapa minggu (2-12 minggu) setelah infeksi maka terjadi respon imunitas selular.

DIFTERI Difteri yaitu suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated desease dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Seseorang anak dapat terinfeksi difteria pada nasofaringnya dan kuman tersebut kemudian akan memproduksi toksin yang menghambat sintesis protein selular dan menyebabkan destruksi jaringan setempat dan terjadilah suatu selaput/ membran yang dapat menyumbat jalan nafas.

TETANUS Tetanus yaitu penyakit akut, bersifat fatal, gejala klinis disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri Clostridium tetani yang umumnya terjadi pd anak-anak. CAMPAK (MEASLES) Campak yaitu penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan gejala panas, batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem, diikuti dengan erupsi makulopapular yang menyeluruh.

POLIO Polio yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh virus poliomyelitis pada medula spinalis yang secara klasik dapat menimbulkan kelumpuhan, kesulitan bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Gejalanya ditandai dgn menyerupai influenza, seperti demam, pusing, diare, muntah, batuk, sakit menelan, leher dan tulang belakang terasa kaku.

HEPATITIS B Hepatitis B yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis-B (VHB) yang dapat menyebabkan kematian, biasanya tanpa gejala, namun jika infeksi terjadi sejak dalam kandungan akan menjadi kronis, seperti pembengkakan hati, sirosis dan kanker hati, jika terinfeksi berat dapat menyebabkan kematian.

Imunisasi kadang dapat mengakibatkan ES pertanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat. BCG Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. Stelah 2 3 mgg kemudian pembengkakan mjdi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil. POLIO dan HEPATITIS Jarang dan belum pernah dilaporkan adanya timbul ES. CAMPAK Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 4 10 hari sesudah penyuntikan.

DPT Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tdk memberikan perlindungan dan Imunisasi tidak perlu diulang.

TETANUS TOXOID Efek samping TT untuk ibu hamil tidak ada. Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.

Anda mungkin juga menyukai