Anda di halaman 1dari 3

Aplikasi Konsep Hukum Kekekalan Energi Mekanik Total dalam Kehidupan Sehari-hari

1.Buah Jatuh Bebas dari Pohonnya Dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering melihat buah jatuh bebas dari pohonnya (misalnya, buah mangga atau kelapa). Ketika buah jatuh dari pohon ke tanah,seperti yang telah di jelaskan sebelumnya terjadi konversi energi dari bentuk energi potensial menjadi energi kinetik. Energi potensial (EP makin berkurang sedang energi kinetik (EK) makin bertambah, tetapi energi mekanik (EM =EP+EK) adalah konstan di posisi mana saja ( asalakn gaya hambatan udara di abaikan). Perubahan energy potensial menjadi energi kinetik pada kasus benda jatuh bebas, di mana berlaku hukum kekekalan energi mekanik dapat Anda uji di laboratorium dengan menggunakan peralatan ticker timer. 2. Melempar Bola Vertikal ke Atas Konversi antara energi kinetik menjadi energi potensial atau kebalikannya terjadi ketika Anda melemparkan sebuah bola basket vertikal ke atas. Saat mulai melempar bola, Anda memberi bola energi kinetik. Begitu bola naik, energi kinetik berkurang sedang energi potensial bertambah karena ketinggiannya bertambah, tetapi energi mekanik adalah konstan di posisi mana saja (asalkan gaya hambatan udara di abaikan). Ketika bola mencapai titik tertingginya, kecepatan bola menjadi nol , yang berarti energi kinetik bola juga nol. Jadi, di titik tertinggi ini seluruh energi kinetik awal yang Anda berikan pada bola seluruhnya telah diubah menjadi energi potensial. Selanjutnya bola bergerak turun, yang berarti energi potensial makin berkurang, tetapi bola memperoleh tambahan energi kinetik dengan bertambahnya kecepatan, sehingga energi mekanik tetap. Saat bola Anda tangkap kembali, energi potensial bola nol (terhadap tanganmu) dan seluruhenergi kinetik pada awal pelemparan telah diperoleh kembali. Jika hambatan udara pada bola kita abaikan maka energi kinetik bola saat Anda tangkap sama dengan energi kinetik bola saat Anda lempar. 3. Anak Bermain

Ketika mengawali permainan ayunan, anak harus melakukan usaha untuk memindahkan dirinya dari posisi keseimbangan ayunan di titik terendah C ke titik tertinggi A. Begitu anak membebaskan dirinya, ayunan mulai bergerak dari A ke C,energi potensial berkurang dengan berubahnya ketinggian anak, tetapi anak memperoleh energi kinetik dengan bertambahnya kecepatan. Dalam proses konversi energi ini asalkan hambatan udara di abaikan maka energi mekanik tetap. Saat di B anak memiliki energi potensial dan energi kinetik. Tepat di titik terendah C seluruh energi potensial di A telah di ubah menjadi energi kinetik. Karena itu di C, energi kinetik maksimum sedang energi potensial nol ( acuan energi potensial adalah titik terendah C). Karena di C anak memiliki energi kinetik maka anak bergerak naik dari C ke titik terjauh D di sebelah kiri. Ketika bergerak naik ini terjadi proses kebalikannya, energi kinetik anak berkurangnya kecepatan, tetapi energi potensial bertambah dengan bertambahnya ketinggian anak. Tepat dititik terjauh D seluruh energi kinetik di C telahdi ubah menjadi energi potensial. Karena itu di D, energi potensial maksimum sedang energi kinetik nol. Jika hambatan udara di abaikan maka energi potensial di A, yang berarti tempat D sama tinggi dengan A. 4. Lompat Galah Aplikasi kekekalan energi mekanik yang melibatkan energi potensial elastik dapat Anda lihat pada permainan olahraga lompat galah. Mula-mula pelompat mengerahkan energi kimia dalam tubuhnya untuk berlari sambil memegang ujung galah dengan kedua tangannya. Disini terjadi konversi dari energi kinetik pelompat yang berlari. Tepat dibelkang palang, pelompat yang sedang berlari menancapkan ujung galah lainnya ke dalam sebuah soket yang terdapat di tanah. Energi kinetik pelompat di simpan sementara dalam galah yang membengkok sebagai energi energi potensial elastik galah. Ketika galah melurus, energi potensial elastik galah dikembalikanke pelompat, sebagian sebagai energi potensial gravitasi ( dapat menaikkan ketinggian pelompat sampai 6 meter dari tanah) dan sebagian lagi sebagai energi kinetik untuk melontarkan pelompat dengan kecepatan awal tertentu saat ia melepaskan pegangannya pada galah. Begitu ia melepaskan pegangan pada galah, pelompat menempuh lintasan parabola. Ia akan bergerak melengkung naik dahulu dengan kelajuan yang makin berkurng karena energi kinetik lontarannya sebagian berubah menjadi energi potensial gravitasi pelompat. Karena itu setelah lepas dari galah, ia masih bergerak naik untuk mencapai ketinggian maksimumnya, yang di atur tepat vertikal di atas palang. Selanjutnya pelompat akan terlontar ke bawah menempuh lintasan melengkung turun karena energi potensial gravitasinya diubah ke energi kinetik. Sesaat sebelum menyentuh tanah semua energi potensial gravitasi pelompat terhadap tanah yang dimilikinya pada ketinggian maksimumnya telah di ubah seluruhnya menjadi energi kinetik

Jika semua hambatan dan gesekan diabaikan maka energy kimia yang semula dikerahkan oleh pelompat yang berlari akan sama dengan energy potensial gravitasi pelompat di titik tertingginya dan juga sama dengan energy kinetic pelompat sesaat sebelum mendarat di tanah. Ini membuktikan berlakunya hokum kekekalan energy mekanik.
Salah satu aplikasi hukum kekekalan energi mekanik dalam kehidupan

sehari-hari adalah pada permainan bilyar. Misalnya, bola bilyar A menumbuk bola bilyar B yang sedang diam. Pada peristiwa tumbukan bola bilyar dianggap tidak ada energi yang hilang jadi panas dan tidak ada gaya gesekan sehingga hukum kekekalan energi mekanik berlaku. Karena energi potensial semua bola sama sebelum dan sesudah tumbukan, maka energi kinetik kedua bola bilyar sebelum dan sesudah tumbukan sama besar. Jadi, ketika bola A kehilangan sejumlah energi kinetik, maka bola B akan menerima tambahan energi kinetik sebesar energi kinetik yang hilang dari bola A.

Anda mungkin juga menyukai