Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA

PERMAINAN SKATEBOARD

Disusun oleh:

Rika Dyanita Sari (18070795008)

Husnul Khotimah (18070795013)

Anggita Intan K. D (18070795052)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN SAINS
2019
KAJIAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA
PERMAINAN SKATEBOARD

1. Pendahuluan
Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengatahuan Alam (sains). Oleh karena itu
hakekat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakikat sains. Beberapa saintis
mencoba mendefinisikan sains sebagai berikut. Menurut Bube, sains adalah pengetahuan
tentang alam yang diperoleh melalui interaksi dengannya, sedangkan menurut Dawson,
sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh
keingintahuan akan alam di sekelilingnya dan keinginan untuk memahami, menguasai,
dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan (Sumaji dkk, 1998: 161). Euwe Van Den
Berg (Supriyadi, 2007: 3) menyatakan bahwa IPA fisika adalah ilmu eksperimental
dalam artian kebenaran teori IPA Fisika selalu diuji dengan percobaan-percobaan dalam
rangka menelusuri kebenaran ilmiah dari teori IPA Fisika tersebut. Untuk memudahkan
memahami fisika perlu diterapkan pembelajaran yang kontekstual. Sehingga kajian pada
topik ini yaitu kajian Hukum Kekealan energi mekanik pada permainan skateboard.
Kekekalan energi mekanik adalah salah satu materi yang terdapat dalam pelajaran fisika
dan dapat kita temui pada kehidupan sehari-hari.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi energi totalnya
tetap. Dengan kata lain, energi adalah kekal. Fakta ini dikenal sebagai hukum alam.
Sesuai hukum kekekalan energi, energi dapat berubah bentuk, tetapi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan pada kondisi biasa. Hukum ini berlaku untuk sistem
tertutup, yakni energi tidak memasuki atau meninggalkan sistem itu. Misalkan hukum
kekekalan energi diterapkan kepada ayunan. Dapatkah kamu memperkirakan apakah
ayunan bergerak maju mundur selamanya? Kamu tahu hal ini tidak terjadi. Ayunan
melambat dan akhirnya berhenti. Kemana perginya energi tersebut?. Gesekan dan
hambatan udara selalu bekerja pada ayunan dan penunggangnya, yang juga dialami oleh
pemain skate. Gaya-gaya tersebut menyebabkan energi mekanik ayunan berubah menjadi
energi panas. Pada setiap gerakan ayunan, suhu ayunan, penunggangnya, dan udara di
sekitarnya bertambah sedikit. Jadi energi mekanik tidak hilang, tetapi berubah menjadi
energi panas.
Pemain skateboard dengan setengah lingkaran memanfaatkan dua prinsip
konservasi fisika utama: konservasi energi dan momentum sudut. Mari kita mulai dengan
konservasi energi. Energi dapat dipecah menjadi dua kategori utama: energi kinetik dan
energi potensial. Energi kinetik dikaitkan dengan gerakan dan sebanding dengan kuadrat
kecepatan suatu benda — dalam hal ini pemain skateboard. Energi potensial berbeda
tergantung pada kekuatan apa yang dirasakan pemain skateboard, tetapi dalam hal ini
kekuatan itu adalah gravitasi. Dengan gravitasi, energi potensial sebanding dengan
seberapa tinggi dari permukaan tanah pemain skateboard adalah: semakin tinggi pemain
skateboard, semakin banyak energi potensial yang dimilikinya. Gagasan kunci di balik
konservasi energi adalah bahwa jumlah total energi kinetik dan potensial tidak pernah
dapat berubah, tetapi masing-masing dapat diubah menjadi yang lain.
Biasanya, pemain skateboard akan mulai dari platform tinggi di dekat bagian
atas lingkaran setengah. Ini memberinya sejumlah besar energi potensial pada titi
tertinggi, tetapi tidak ada energi kinetik sejak berhenti. Ini juga berarti jumlah energinya
sama dengan energi potensinya. Sekarang, pemain skateboard melompat turun di
papannya dan mulai menggulung setengah lingkaran. Dia kehilangan energi potensial
tetapi menambah kecepatan — ini menunjukkan bahwa energi potensinya telah berubah
menjadi energi kinetik. Ketika dia mencapai bagian bawah setengah-lingkaran, dia telah
kehilangan semua energi potensial tetapi memiliki banyak energi kinetik dalam bentuk
kecepatan tinggi. Pemain skateboard kemudian dapat menggunakan kecepatan ini untuk
memperbesar sisi lain dari setengah lingkaran dan meluncur ke udara untuk melakukan
trik. Pemain skateboard mungkin tampak menentang gravitasi ketika mereka terbang
tinggi di atas setengah lingkaran, tetapi mereka sebenarnya mengambil keuntungan dari
prinsip fisika tertentu yang membantu mereka mencapai ketinggian seperti itu.

2. Landasan Teori
Energi mekanik terdiri dari enegi potnsial dan enrgi kinetik. Teorema usaha-energi
kinetic menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya total pada sebuah benda
sama dengan perubahan energi kinetik benda. Apabila gaya total melakukan usaha
positif maka energi kinetik bertambah.
Wtotal = ∆K =K2 – K1 = 𝟏𝟐 𝒎𝒗𝟐𝟐 𝟏𝟐 − 𝒎𝒗𝟐𝟏
Apabila hanya gaya konsrvatif saja yang bekerja pada sebuah benda seperti pada
kasus benda jatuh bebas, maka gaya total sama dengan gaya konservatif. Pernyataan
teorema usaha-energi kinetik bias diubah menjadi usaha total atau usaha yang
dilakukan oleh gaya konservatif sama dengan perubahan energy kinetic. Apabila gaya
konservatif melakukan usaha positif maka energi kinetik bertambah. Sebaliknya jika
gaya konservatif melakukan usaha negatif maka energi kinetik berkurang.
WC = ∆K =K2 – K1 = 𝟏𝟐 𝒎𝒗𝟐𝟐 𝟏𝟐 − 𝒎𝒗𝟐𝟏
Usaha yang dilakukan oleh gaya konserfatif pada sebuah benda sama dengan negative
perubahan energy potensial benda. Apabila gaya konservatif melakukan usaha positif
maka energy potensial berkurang dan sebaliknya apabila gaya konservatif melakukan
usaha negatif maka energy potensial bertambah.
WC = -∆U = - ( U2 – U1 ) = - m g (h2-h1) = m g h2 + m g h1 = m g h1 + m g h2
Jadi pada pembahasan persamaan diatas disapatkan kesimpulan bahwa terdapat
keterkaitan antara usaha yang dilakukan oleh gaya konserbatif pada suatu benda
dengan perubahan energi kinetik dan energi potensial benda tersebut.
WC = WC
∆K = ∆U
Persamaan ini merupakan pernyatan matematis dari hukum kekekalan energi
mekanik. Hukum kekekalan energy mekanik menyatakan bahwa jika hanya gaya
konservatif yang bekerja pada sebuah benda maka energy mekanik awal sama dengan
energi mekanik akhir.
3. Aplikasi
Seorang anak sedang bermain skateboard. Dengan menganggap pemain dan
skateboardnya adalah sebuah partikel, pusatnya bergerak melewati lintasan yang
berbentuk seperempat lingkaran dengan jari-jari R, massa total pemain dan skateboard
25, 0 Kg. Ia mulai bergerak dari keadaan diam, dan diasumsikan tak ada gaya gesek.
Tentukan laju pada akhir lintasan.

Gambar.1 (a) Pemain skateboard menuruni lintasan melingkar tanpa gesekan. Energi
mekanik total konstan (b) Diagram beban pemain dan skateboard di berbagai titik pada
lintasan
Penyelesaian:
 Kita tidak dapat menggunakan persamaan gerak dengan percepatan konstan,
percepatan tidak konstan karena kemiringan berkurang ketika pemain turun. oleh
karena itu, kita akan menggunakan pendekatan energi. Karena tidak ada gesekan
maka hanya terdapat gaya normal yang diberikan oleh lintasan selain gaya berat
yang dihasilkan oleh pemain. Meskipun gayaa-gaya ini terjadi sepanjang lintasan,
gaya ini melakukan nol kerja karena gaya normal tegak lurus dengan kecepatan
pemain disetiap titik. Oleh karena itu 𝑊 = 0 dan energi mekanik total akan
kekal.
 misalnya kita ambil titik 1 sebagai awal dan titik 2 pada dasar lintasan, anggap y
= 0 pada dasar lintasan. Kemudian 𝑦1 = 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑦2 = 0. Pemain mulai bergerak
dari keadaan diam diatas lintasan sehingga 𝑣1 = 0. Maka besaran energi adalah
Diketahui:
 𝑲𝟏 = 𝟎
 𝑲𝟐 = 𝟎
 𝑼𝟏 = 𝒎𝒈𝑹
 𝑼𝟐 = 𝟎
Dari hukum kekekalan energi,
𝑲𝟏 + 𝑼𝟏 = 𝑲𝟐 + 𝑼𝟐
𝟏
𝟎 + 𝒎𝒈𝑹 = 𝟐 𝒎𝒗𝟐𝟐 + 𝟎
𝒗𝟐 = √𝟐𝒈𝑹
Laju akan tetap sama jika pemain jatuh secara vertical dari ketinggian R, dan tidak
tergantung massanya. Sebagai contoh menarik, ambil R = 3,00 m. Maka
𝒎
𝒗𝟐 = √𝟐(𝟗, 𝟖𝟎 𝒔𝟐 )(𝟑, 𝟎𝟎 𝒎) = 7,67 m/s
Contoh ini menunjukkan secara aturan umum mengenai peraturan gaya di setiap
persoalan yang menggunakan konsep energi: yang penting bukanlah hanya bagaimana
gaya bekerja, tetapi apakah gaya tersebut melakukan kerja. Jika gaya tidak melakukan
kerja, seperti gaya normal pada contoh ini, maka gaya normal tidak akan muncul pada
persamaan. 𝐾1 + 𝑈1 + 𝑊𝑙𝑎𝑖𝑛 = 𝐾2 + 𝑈2

4. Kesimpulan
Kak ucha, anggi dan kak rika

5. Contoh Soal
Kak rica…………………………..

Anda mungkin juga menyukai