Anda di halaman 1dari 4

I. Latar Belakang I.1 Alasan Pemilihan Topik I.

2 Definisi Topik Product design merupakan suatu proses akan perancangan produk, baik suatu produk yang baru atau pengembangan produk yang sudah ada, dimaksudkan untuk menjaga perusahaan supaya tidak masuk kedalam fase decline. Melalui paper ini, penulis mencoba untuk melihat bagaimana product life cycle, pengembangan produk dan konsep desain yang di lakukan oleh LEGO. I.3 Deskripsi Singkat Perusahaan LEGO adalah sebuah perusahaan swasta yang berbasis di Billund, Denmark. Perusahaan ini masih dimiliki oleh keluarga Kirk Christiansen yang didirikan itu pada tahun 1932. Tahun 1934, Christiansen meresmikan perusahaan yang mempekerjakan enam atau tujuh orang-orang. Pada Tahun 1947, Christiansen, melihat suatu potensi material baru dalam memproduksi mainannya yaitu plastik. Di tahun yang sama ia membeli mesin injeksi cetakan plastik pertama dan LEGO mulai menghasilkan mainan baik dalam bentuk kayu tradisional dan plastik. Kemudian Tahun 1950 tempat kerja Christiansen telah digantikan oleh suatu pabrik kecil, dengan jumlah karyawan yang tumbuh menjadi 140, dan perusahaan telah mampu mengembangkan sistem bisnis yang sukses dengan mampunya menjual mainan LEGO ke pengecer di seluruh Denmark Tahun demi tahun pengembangan-pengembangan akan konsep mainan terus berlanjut. Tahun 1958 adanya suatu penambahan bentuk pada balok yang kemudian hal ini dipatenkan. Selanjutnya LEGO mulai merambah dunia internasional dengan memasarkan produknya di Norwegia, Swedia bahkan ke Jerman yang pada saat itu sedang membangun ulang perekonomiannya yang hancur akhibat perang dunia ke II. Berdasarkan sejarah perusahaan-perusahaan, kalau LEGO bisa diterima di Jerman berarti LEGO dapat diterima diseluruh dunia. Dalam bisnisnya yang berfokus pada mainan, LEGO turut terlibat dalam pengembangan kreativitas anak melalui bermain dan belajar. Produk mainan yang dihasilkan oleh LEGO, saat ini sudah berada di lebih dari 130 negara. Grup LEGO memiliki sekitar 9.000 karyawan, dan itu adalah produsen mainan ketiga terbesar di dunia. Konsep dan pengembangan produk menjadi suatu hal yang utama perusahaan yang berkantor pusat di Billund, Denmark. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tim pengembangan, yang mana orang-orang yang tergabung dalam tim ini adalah orang berasal dari berbagai negara dan sudah terlatih dalam sekolah desain dan seni. Dengan pengembangan yang dilakukan, saat ini Lego sudah memiliki berbagai macam kategori produk yaitu (1) pre-school products, (2) Bricks & More, (3) Play Themes, (4) Licensed Products, (5) Lego Mindstorm, (6) Lego Education, (7) Combining board games and Lego Play, (8) Digital Offering Offline LEGO games dan online LEGO universe. Dalam proses desain dan pengembangan produknya LEGO juga didukung oleh teknologi-teknologi yang sudah terkini seperti Computer Aided Design dan Computer Aided Manufacturing (CAD/CAM). II. Literatur review yang berhubungan dengan topic : Text book dan Jurnal [Teori Product Life Cycle] [Teori Product Developmetn]

[Teori Issue Product Design] [Teori ethical, environmental-friendly desain and sustainability] III. Implementasi pada perusahaan Product Life Cycle Selayaknya mahkluk hidup yang lahir, hidup dan kemudian mati, suatu produk pun akan mengalami fase-fase tersebut. Sebuah produk akan diciptakan, tumbuh berkembang dan kemudian habis masanya. Teori mengenai daur hidup produk menyebutkan terdapat empat tahapan hidup suatu produk yaitu (1) introduction, (2) growth, (3) mature, (4) decline. Daur hidup akan produk tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang cepat namun juga bisa dalam waktu yang lama. Sebagai contoh surat kabar harian, produk ini mempunyai daur hidup yang cukup cepat. Daur hidup yang dimiliki hanya dalam hitungan jam. Hal ini dikarenakan dalam setiap jamnya suatu berita dalam surat kabar akan semakin usang. Jadi jika sudah terdapat kabar terbaru akan berita tersebut, maka daur hidup akan surat kabar tersebut pastilah akan berasa pada tahap penurunan. Begitu pula dengan produk yang dimiliki oleh LEGO, pastinya akan melewati fase-fase introduction, growth, mature dan decline. Difase perkenalan, LEGO memunculkan suatu konsep mainan plastic-brick. Namun dengan semakin banyaknya kompetitor yang terus mengembangkan dan menduplikasi ide serta konsepnya, membuat mainan ini berada diluar mode dengan lebih cepat. Kondisi ini mampu memperlihatkan posisi LEGO yang mulai masuk ke dalam fase penurunan. Product Development Melihat kondisi tersebut LEGO kemudian melakukan pengembangan akan produknya untuk dapat mampu bertahan. Pada tahun 1950an product development yang dilakukan oleh LEGO antara lain dengan mengubah interlocking system pada LEGO brick. Product development yang dilakukan oleh lego tidak hanya berhenti disitu saja, antara lain dengan memuncul LEGO TECHNIC series. Kemudian juga LEGO melakukan kombinasi dengan movies, games dengan menciptakan suatu figur dengan menggunakan lego. Hal ini membuat LEGO mampu membawa suatu kategori baru dalam dunia mainan yaitu constraction, suatu kombinasi antara mainan konstruksi dengan action figure. Konsep dan pengembangan produk menjadi hal yang utama di LEGO. Terlihat dengan adanya tim kreatif di LEGO yang terdiri dari 120 desainer yang mewakili sekitar 15 kewarganegaraan yang berbeda. Sebagian besar desainer telah dilatih di sekolah-sekolah desain atau seni di berbagai belahan dunia. Salah satu proses pengembangan produknya dilakukan dengan cara membuat suatu produk yang berpatokan pada tingkat kebutuhan dan kemampuan anakanak, hal ini bertujuan agar mampu menstimulasi daya kreativitas dan imajinasi anak-anak secara optimal. Hal lainnya, LEGO juga bekerja sama dengan Media Laboratory milik Massachusetts Institute of Technology di Amerika, yang kemudian menghasilkan suatu produk untuk sektor pendidikan dan merintis terciptanya computer-controlled LEGO robots. Dalam melakukan pengembangan produknya LEGO membagi dalam kelompokkelompok kerja, yang mana nantinya tiap-tiap kelompok akan mempresentasikan ide akan pengembangan yang mereka miliki. Dalam proses penggembangan

tersebut mereka dibantu dengan menggunakan dua metode yaitu LEGO design DNA dan LEGO design practice. Kedua metode ini mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan produk, yaitu dari dimulainya pencarian ide hingga pada tahap user testing. Issue for Product Design Mengenai proses desainnya, dilakukan dengan cara tradisional dan juga dibantu 3D CAD. Hal ini untuk membantu development team dalam menterjemahkan konsep desain mereka menjadi konsep dalam bentuk virtual dan 3D. Sehingga konsep desain mereka dapat dilihat bagaimana bentuk jadinya nanti. Selain itu juga dapat meningkatkan kecepatan jika perlu dilakukannya modifikasi dari pada harus membuat bentuk fisiknya. Penggunaan 3D CAD ini juga nantinya akan memudahkan dalam berkomunikasi dengan tim-tim dari departemen yang lainnya. Karena akan dapat mempermudah dalam pembuatan desain packaging, membuat instruksi perakitan, atau bahkan bisa menjadi asset untuk digunakan dalam website dan produksi animasi. Selain itu LEGO juga menggunakan CAM sebagai pendukung penggunaan CAD yang mereka miliki. Salah satu instrument CAM yang mereka gunakan dalam desain produknya adalah adanya mesin cetak 3D. Mesin ini digunakan untuk mencetak konsep desain 3D yang telah dibuat. Dengan kata lain teknologi yang mereka gunakan adalah CAD/CAM. Penggunaan CAD/CAM ini memberikan manfaat bagi LEGO,antara lain kualitas akan produk yang lebih baik, waktu dalam melakukan desain jadi lebih cepat, ketersediaaan database akan produk dan juga pengurangan biaya. Tahapan dalam melakukan desain akan produknya dimulai dengan (1) pencarian ide, kemudian dilanjutkan dengan (2) melakukan sketsa dan melakukan percobaan pembuatan dengan menggunakan brick, (3) menggunakan CAD/CAM tools untuk menciptakan prototypenya dan (4) terakhir melakukan testing produk. Ethics, Environmentally-Friendly Design, and Sustainability Dalam melakukan desain produk, perusahaan semestinya ikut mendukung terciptanya stabilitas lingkungan. Kepedulian akan hal ini akan dapat menciptakan suatu nilai tambah akan produk perusahaan tersebut. Dengan melakukan konsep Design4Planet, membuktikan kepedulian LEGO dalam menciptakan stabilitas lingkungan. Konsep ini berfokus pada kenyataan bahwa suatu desain produk memegang bagian penting akan solusi terhadap tantangan dari lingkungan dimana desain dan bahan baku mempunyai efek terhadap lingkungan yang tinggi dalam rantai nilainya. Dalam Design4Planet tersebut LEGO mengintegrasikan kepedulian terhadap lingkungan dengan standar kerja mereka yang kaitannya dengan desain produk. Visi ini secara langsung terhubung dengan prinsip untuk ikut merawat alam. Salah satu contohnya dengan mengurangi jumlah limbah hasil produksi mereka. Design4Planet yang dilakukan oleh LEGO menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Kepedulian yang terwujud dalam Design4Planet tersebut dimulai dari tahapan desain, produksi hingga penghancuran akan prroduknya. Berikut 5 kegiatan dalam Design4Planet yang dilakukan oleh LEGO: a. Material chemistry

Tindakan ini berada pada tahapan desain, karena disini dilakukan evaluasi terhadap material yang digunakan, yang bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan yang mempunyai efek yang tidak diinginkan terhadap lingkungan. Hal ini kemudian akan diintegrasikan terhadap proses desain produk yang berfokus pada keamanan produk, kualitas tinggi, kesesuaian dengan hukum, kendala teknis dan logistic, dan menemukan tingkat ekonomisnya. b. Environmental certification Tindakan ini berada pada tahapan produksi, dimana mencoba menghasilkan suatu produk yang mampu memenuhi standar sertifikasi lingkungan, yaitu membuat desain yang ramah lingkungan. c. Reduced and compostable print and packaging Dalam tindakan ini memenuhi tahapan desain dan produksi. Dimana dilakukan pemilihan bahan untuk kemasan dan cetak, yaitu dengan menggunakan sumber daya yang ramah lingkungan, selain itu juga mengurangi besar ukuran box dalam pengepakannya. d. Design for disassembly Bahan baku akan produknya dapat digunakan untuk membuat suatu produk baru. Hal ini akan membuat produk menjadi ramah lingkungan. Tindakan yang dilakukan ini berada pada tahap produksi. e. Return solutions Kemudian yang terakhir adalah dalam tahapan penghancuran, yaitu dengan membantu konsumen yang ingin tidak ingin menggunakan atau menghancurkan produk dengan memperhatikan kemungkinan yang terbaik bagi lingkungan. Design4Planet yang dimiliki oleh LEGO sesuai dengan Life Cycle Assessment (LCA) yang merupakan bagian dari ISO 14000 mengenai standar managemen lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi efek lingkungan yang disebabkan oleh suatu produk. Selain itu tindakan yang dilakukan oleh LEGO secara garis besar untuk mendapatkan suatu desain yang sesuai dengan etika dan ramah terhadap lingkungan. Serta sudah memenuhi enam pedoman dalam ethical and environmental-friendly design. IV. Kesimpulan dan Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai