KRITIK SENI

F. X. Widaryanto, SST., MA

MATRIKULASI

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

LATAR BELAKANG

Sekolah Rakyat Pangudi Luhur (1962)

Seminari Kecil Mertoyudan (1963

SMP Pangudi Luhur Yogyakarta (1965)

SMA Kolese De Britto (1968)

LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN TINGGI

Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta

(BA, 1978)

Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta

(S-1, 1985)

University of Illinois, UrbanaChampaign USA

(MA, 1992)

UNIVERSITY OF WISCONSIN DAN UNIVERSITY OF MICHIGAN

PENGAJAR TAMU

Sal Murgiyanto Dance Troup

TAIWAN

MAKNA DI BALIK VISUAL

KHOMAKAMPUNG SEBELAH KI JLITHENG RAMARI-MARI WAYANG

WATERBOWL REHEARSAL
ADA OSSOLA

Klaus Obermaier & Ars Electronica Futurelab

APPARATION

INSTALASI DIGITAL FALCONE ART SONIA

HUANG YI & LOGICO-STUDIO

SPIN 2010

METAEKOLGI SARDONO W. KUSUMO

Kedudukan dan Peran dalam Budaya

KEDUDUKAN/S PERAN/ROLE TATUS sebagai

sebagai sisi yang bersifat sisi yang bersifat DINAMIS
STATIS

STATUS KRITIKUS SENI

Ascribed Status

Achieved Status

TUGAS, KEWAJIBAN, DAN PERAN KRITIKUS

MENURUT NORTHROP FRYE

Sebagai perintis pendidikan dan pembentuk tradisi budaya suatu masyarakat. Peran kritikus yang utama adalah sebagai pendidik masyarakat dan ikut mencoba memberikan rumusan bentuk budaya masyarakatnya.

Sebab, kata Frye, seni itu bisu dan kritik yang berbicara.

KRITIKUS SENI BERBICARA

KRITIKUS SENI

SUBYEK ESTETIK atau

BENTUK WUJUD BENDA SENI

PUBLIK SENI

KRITIKUS SENI
mampu membawa pembaca menemukan nilai-nilai, khususnya nilai bentuk signifikan dalam karya seni ikut merumuskan bentuk budaya seni dan budaya umum masyarakatnya"

MASYARAKAT SENI

WUJUD MASYARAKAT SENI INDONESIA

KARYA SENI

KONTEKS SOSIAL

SENIMAN/PEKERJA SENI

PUBLIK SENI

SENIMAN INDONESIA
ASAL-USUL

PROFESI

PENDIDIKAN

SENIMAN INDONESIA

KONSEP SENI

REKRUITMEN

PUBLIK SENI DI INDONESIA

ASAL-USUL

IDEOLOGI SOSIAL

PENDIDIKAN

PUBLIK SENI DI INDONESIA

KELAS SOSIAL

GENDER

MORALITAS

POLA UMUM MASYARAKAT INDONESIA

GOLONGAN SOSIAL

PENGARUH LUAR ATAS MASYARAKAT

PERAN DAN KEDUDUKAN

MASYARAKAT INDONESIA

IDEOLOGI KELAS SOSIAL

TRADISI DAN SEJARAH

MASYARAKAT SENI MENURUT ARNOLD HAUSSER

MS BUDAYA ELIT MS POPULER

MASYARAKAT SENI (MS)

MS MASSA

MS RAKYAT

MASYARAKAT(1970) BUDAYA ELIT MENURUT EDUARD KIMMAN

BERPENDIDIKAN TINGGI STABIL STATUS SOSIALNYA PENGHASILAN CUKUP GEMAR MEMBACA

MASYARAKAT BUDAYA ELIT

KETIDAKJELASAN
MSYARAKAT BUDAYA ELIT

SENIMANNYA SENDIRI

TUNTUTAN PERSYARATAN

KRITIKUS SENI
WARGA KAUM INTELEKTUAL

KETAJAMAN ANALISIS

KRITIKUS SENI

PENGALAMAN SENI YANG LUAS DAN BERAGAM

KEPEKAAN ESTETIK YANG TINGGI

PENGETAHUAN SEJARAH BUDAYA DAN SENI YANG ARIF

PERSYARATAN KRITIKUS

Seniman (pelaku maupun pencipta)

Penikmat atau pemirsa

Empat Pilar Seni Pertunjukan

Pengelola atau penyelenggara pertunjukan

Kritikus Seni

REGENERASI?

PENDIDIK PENELITI SENI

MEMBANTU MEMAHAMI PENGALAMAN ARTISTIK, KEGAIRAHAN, DAN PENCERAHANJIWA YANG DIPEROLEH DARI SEBUAHTONTONAN SENI

KRITIK SENI perlu

untuk
MEMBANTU PENCERMATAN PERUBAHAN BUDAYA DAN GEJOLAK SOSIAL YANG SEDANG TERJADI

PENGLIHATANNYA YANG LEBIH TELITI DAN TERLATIH

PIKIRAN YANG CERDAS DAN PERASAAN YANG PEKA

SENI SEBAGAI HIBURAN

PERSPEKTIF MASYARAKAT

UNGKAPAN KREATIF INDIVIDUAL SENIMANNYA

PENYAMPAIAN NILAI HIDUP

ALAT PROPAGANDA PENGUASA

SARANA BAGIAN PENTING KOMUNIKASI UPACARA AGAMA DENGAN TUHAN

Swanlake Akrobat

Nilai Waktu

Ritual Penyembuhan

Rejang Dewa

Propaganda Mobil

Rain Coloring Forest

KONDISI DI INDONESIA

KEBANYAKAN DESA KOTA BESAR SARANA HIBURAN UPACARA

EKSPRESI ESTETIK INDIVIDU LANGKA

TUGAS KRITIKUS TARI

SAL MURGIYANTO

LEBIH SEBAGAI PENDIDIK YANG MEMBERIKAN INFORMASI YANG BERGUNA BAGI SENIMAN MAUPUN PUBLIK

TUGAS KRITIKUS TARI

MALBORG KIM

DAPAT MEMBERIKAN PENCERAHAN KEPADA SEBANYAK-BANYAKNYA ORANG DAN DALAM BAHASA YANG PALING MUDAH DIMENGERTI

TUGAS KRITIKUS TARI

MENERANGI PEMAHAMAN PENONTON DAN INTENSI SENIMAN SERTA BUKAN MERUPAKAN AJANG MEMAMERKAN PENGETAHUAN SENI PENULIS DENGAN JARGON-JARGON DAN TERMINOLOGI YANG SULIT

MENUNJUKKAN KEUNIKAN/KELEMAHAN PERTUNJUKAN BAGI SENIMAN PELAKU ATAU SENIMAN PENCIPTA

JOSEPH MARGOLISH KRITIKUS PADA DASARNYA ADALAH GURU. KOMENTAR MEREKA TERHADAP KARYA SENI MEMILIKI DAYA UNTUK MEMPENGARUHI, MEMBERI INSTRUKSI, MENARIK PERHATIAN, MEMBERI INDIKASI, MEMBERI SARAN KUAT, MENGINGATKAN, MENGOREKSI, DAN RIBUAN FUNGSI SEJENIS LAINNYA

PAKAR FILSAFAT

TUGAS KRITIKUS TARI

BEKAL SEORANG KRITIKUS

TEKNIK
TEKNIK MENGAMATI PERTUNJUKAN DAN MENULISKAN HASIL PENGAMATAN UNTUK PUBLIKASI TEKNIK MENGKOMUNIKASIKAN PIKIRAN, PENGALAMAN, INTERPRETASI, DAN PANTAUAN ESTETIK DALAM TULISAN

PENGETAHUAN
ASAL-USUL ATAU SEJARAH PERKEMBANGAN TARI GAYA GENRE REPERTOAR DAN TEMA CERITA STRUKTUR KOREOGRAFI LATAR BUDAYA, SOSIAL, DAN AGAMA PENGETAHUAN TENTANG TOKOH TARI, PENATA TARI, YANG BERKAITAN DENGAN GENRE, WILAYAH DAN NEGARANYA

LOGIKA
SIKAP KRITIS DAN BERPIKIRAN LOGIS INFORMASI TIDAK DITERIMA APA ADANYA

TAK HARUS PATUH TANPA MEMPERTANYAKAN

MEMBANGUN ARGUMENTASI DAN ALASAN LOGIS ATAS SARAN DAN PENILAIAN ESTETIS

KEPEKAAN RASA

MENYENTUH RASA BARU ATAU MENAMPILKAN KEUNGGULAN TEKNIK ATAU KEBAGUSAN WUJUD LAHIR

Ketiga bekal dasar ini, technos, logos, dan pathos, harus dikembangkan sebagai bagian dari kepekaan naluri seorang kritikus